Anda di halaman 1dari 18

Presentasi Kasus dan Portofolio

GOUT ARTHRITIS

Oleh:
dr. Salvitri Puspa Aryago
Pendamping:
dr. Bambang Wahyu Nugroho
Wahana:
Puskesmas Prabumulih Barat

KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2016

PORTOFOLIO
Kasus-1
Topik : Gout Arthritis
Tanggal (Kasus) : 28 Juni 2016
Presenter
: dr. Salvitri Puspa Aryago
Tanggal Presentasi : 15 Juli 2016
Pendamping : dr. Bambang Wahyu N
Tempat Presentasi : Puskesmas Prabumulih Barat
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Diagnostik
Bayi

Manajemen
Anak
Remaja

Masalah
Dewasa

Lansia

Neonatus
Deskripsi : Perempuan, Ny. Ayunah 67 tahun, Gout Arthritis
Tujuan : Tatalaksana Gout Arthritis
Bahan Bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus
Cara membahas

Pustaka
Diskusi

Presentasi dan Diskusi

Data

Nama : Ny. A

Umur: 50 tahun

Pasien:

Alamat: Patih Galung

Agama: Islam
Bangsa: Indonesia
Nama Puskesmas: Prabumulih Barat Telp :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:

Email

Pekerjaan: IRT

Pustaka
Istimewa
Bumil

Audit
Pos
No. Reg : -

Terdaftar sejak :

Keadaan umum tampak sakit sedang, dengan keluhan utama nyeri sendi ibu jari
kaki kanan sejak 3 hari yang lalu , disertai bengkak kemerahan serta kekakauan
pada sendi tersebut. Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas dan hanya menyerang satu
sisi dan berulan. Terdapat riwayat konsumsi makanan yang mengandung asam
urat tinggi. ubuh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan antalgic gait . pada status
lokalis

didapatkan

Oedem pada dorsum pedis

terutama, pada

sendi

metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra tampak hiperemis mengkilat nyeri tekan


dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra, dan keterbatasan gerakan
aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri.
Dari pemeriksaan penunjang didaptkan peningkatan kadar serum asam urat
yang meningkat yakni 10 mg/dL
2. Riwayat Pengobatan :

(-)
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
3 hari yang lalu pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi . Mula-mula nyeri pada ibu jari
kaki kanan yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan hanya pada sendi ibu jari
kaki kanan dan tidakmenjalar. .Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan
terasa panas.. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak
terpengaruh aktivitas.
1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan dan kekakuan pada sendi ibu jari tersebut,
Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada sisi yang lain. Pasien mengakui tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam
dan banyak makan udang . Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami
keluhan serupa tetapi pada kaki kiri, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri
yang yang diberi dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada
sendi kambuh kembali dan sembuh setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Keluhan
saat ini merupakan keluhan yang ke 3 sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien juga tidak mengeluhkan nyeri dan kaku di pagi hari yanglebih dari 1 jam. BAK
dan BAB tidak ada keluhan. BAK berpasir(-), BAK berdarah (-). Pasien mengaku tidak
memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku tidak
menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan seafood. Pasien kemudian
berobat ke puskesmas.
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
5. Riwayat Pekerjaan : IRT
6. Lain-lain :
-

Riwayat konsumsi makanan tinggi purin berupa jeroan, ikan teri (+)

Riwayat konsumsi makanan tinggi koelsterol berupa kuning telur santan (+)

Riwayat konsumsi obat-obatan tertentu secara rutin disangkal

Daftar Pustaka:
1. Resmisari T, Liena, editors. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC; 2007. p.250
2. Tehupeiory ES. Artritis Pirai (Artritis Gout). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,

3.
4.
5.
6.
7.

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5


thed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.2557
Price,Sylvia.A dan Wilson,Lorraine.M. Gout. In: PATOFISIOLOGI. Edisi 6.
Jakarta : EGC:2005.p.1402-4
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. 5th ed. Jakarta : Interna Publishing; 2009.
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
EGC; p. 317.
Price,Sylvia.A dan Wilson,Lorraine.M. Gout. In: PATOFISIOLOGI.Edisi
6.Jakarta : EGC:2005.p.1402-4
Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier;
2004. P. 729-30.

Hasil Pembelajaran
1. Definisi dan Epidemiologi
2. Etiologi dan Patofisiologi Gout Arthritis
3. Penegakan diagnosis Gout Arthritis
4. Penatalaksanaan Gout Arthritis
1. Subjektif :
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh nyeri sendi ibu jari kaki kanan yang
semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan hanya pada sendi ibu jari kaki kanan dan
tidak menjala. Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan terasa panas.. Nyeri
dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh
aktivitas.nyeri disertai bengkak kemerahan dan kekakuan pada sendi ibu jari tersebut,
nyeri hanya pada satu sisi, tidak ada riwayat cidera sebelumnya. Terdapat riwayat
konsumsi udang dalam jumlah banyak. Keluhan saat ini merupakan keluhan yang ke 3
sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri berkurang jika mengkonsumsi obat dari dokter. Nyeri
tidak lebih dari satu jam. Terdapat riwayat tidak menjaga pola makan, serta gemar
makan daging, jeroan dan seafood. Keluhan tersebut dicurigai disebabkan oleh gout
arthritis kronik eksaserbasi akut.
2. Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik (generalis dan neurologis) mendukung diagnosis gout
arthritis . Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan penemuan:

Gejala klinis berupa, Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut, terjadi
peradangan secara maksimal dalam satu hari, kemerahan di sekitar sendi yang
meradang sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki), terasa sakit atau

membengkak serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal


pertama, hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL
dan pada wanita lebih dari 6 mg/dL), pembengkakan sendi secara asimetris (satu
sisi tubuh saja), serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.

Pada pemeriksaan fisik (status lokalis) ditemukan Oedem pada dorsum pedis
terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra tampak hiperemis
mengkilat nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra, dan
keterbatasan gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri.

3.

Pemeriksaan penunjang didapatkan kadar serum asam urat 10 mg/dL


Assessment :
Seorang perempuan berumur 67 tahun berobat ke puskesmas dengan nyeri sendi

ibu jari kaki kanan sejak 3 hari yang lalu, disertai bengkak kemerahan serta kekakuan
pada sendi ibu jari kaki kanan. Nyeri dirasakan hanya pada satu sisi, nyeri tidak
dipenguhi aktivitas. Terdapat riwayat konsumsi udang dalam jumlah banyak. Keluhan
ini merupakan keluahan berulang.
Pada pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik (status lokalis) ditemukan Oedem
pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra tampak
hiperemis mengkilat nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra,
dan keterbatasan gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri.
Untuk menegakkan diagnosis gout arthritis digunakan kriteria diagnosis The
American Rheumatism Association,
Adanya kristal urat yang khas dalam cairan
sendi.
Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi

reaksi radang pada sinovia, tulang rawan,


bursa, dan jaringan lunak)terbukti mengandung

kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi


dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di
bawah ini:
Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis
akut

Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu


hari
Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang
kurang dari 4)
Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari
kaki) terasa sakit atau membengkak
Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi
metatarsophalangeal pertama
Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari
natrium urat) di kartilago artikular (tulang

rawan sendi) dan kapsula sendi


Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah
pria lebih dari 7,5 mg/dL dan pada wanita lebih
dari 6 mg/dL)
Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi
tubuh saja)
Serangan arthritis akut berhenti secara

menyeluruh.
Pada kasus ini, memenuhi 8 kriteria The American Rheumatism Association,
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini didiagnosis sebagai Gout
arthritis kronik eksaserbasi akut
Diagnosis banding gout arthritis berdasarkan keluhan utama adalah reumathoid
arthritis dan osteoarthritis.
Penyingkiran diagnosis banding reumathoid arthritis didapatkan nyeri sendi
hanya pada satu sisi dan tidak simetris. Sendi yang terlibat adalah sendi kecilnyeri tidak
dipengaruhi aktivitas sehingga diagnosis osteoarthritis dapat disingkirkan.serta pada
pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan kadar serum asam urat. Dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang merujuk diagnosis pasien adalah gout
arthritis.
4. Plan :
Diagnosis : Gout Arthritis kronik eksaserbasi akut
Non-farmakologis

Kompres hangat pada daerah yang sakit

Pembatasan makanan tinggi purin ( 100-150 mg purin/hari.

Kontrol Berat Badan

Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.

Diet rendah protein yang bersumber hewani

Diet rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.

Tingkatkan asupan cairan minimal 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari

Tidak mengkonsumsi alkohol, termasuk tape dan brem

Olahraga ringan secara teratur

Farmakologis

Natrium Diklofenak tab 2x50 mg

Allopurinol tab 1x100 mg

LAPORAN KASUS

IDENTIFIKASI

Nama

: Ny. A

Umur

: 67 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Patih Galung

Status

: Menikah

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri sendi ibu jari kaki kanan sejak 3 hari yang lalu
Keluhan tambahan.

Bengkak dan kemerahan pada sendi ibu jari kaki kanan


Riwayat perjalanan penyakit
3 hari yang lalu pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi . Mula-mula nyeri pada ibu jari
kaki kanan yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan hanya pada sendi ibu jari
kaki kanan dan tidakmenjalar. .Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan
terasa panas.. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak
terpengaruh aktivitas.
1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan dan kekakuan pada sendi ibu jari tersebut,
Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada sisi yang lain. Pasien mengakui tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam
dan banyak makan udang . Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami
keluhan serupa tetapi pada kaki kiri, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri
yang yang diberi dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada
sendi kambuh kembali dan sembuh setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Keluhan
saat ini merupakan keluhan yang ke 3 sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien juga tidak mengeluhkan nyeri dan kaku di pagi hari yanglebih dari 1 jam. BAK
dan BAB tidak ada keluhan. BAK berpasir(-), BAK berdarah (-). Pasien mengaku tidak
memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku tidak
menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan seafood. Pasien kemudian
berobat ke puskesmas.
Riwayat penyakit dahulu:
-

Riwayat darah tinggi (-)

Riwayat Diabetes Melitus (-)

Riwayat kebiasaan
-

Riwayat konsumsi makanan tinggi purin berupa jeroan, ikan teri (+)

Riwayat konsumsi makanan tinggi koelsterol berupa kuning telur santan (+)

Riwayat konsumsi obat-obatan tertentus ecara rutin disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran

: GCS E:4, M:6, V:5

Gait

: Antalgic gait

Gizi

: cukup

Suhu Badan

: 36,8C

Nadi

: 90 x/m

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Jantung

: HR:80x/m, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru

: vesikuler(+), ronkhi(-), wheezing (-)

Pernapasan

: 20 x/m

Hepar

: tidak teraba

Lien

: tidak teraba

Berat Badan

: 56 kg

Anggota Gerak : lihat status neurologikus


Tinggi Badan

: 155 cm

Genitalia

: tidak diperiksa

Status Psikiatrikus
Sikap

: Wajar, kooperatif

Perhatian : Ada

Ekspresi Muka: Wajar


Kontak Psikis : Ada

Status Lokalis
Look/Inspeksi
Oedem pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra
tampak hiperemis mengkilat.

Feel/Palpasi
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra
Move/Gerak
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendi MTP 1, karena
sangat nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

Pemeriksaan kadar serum asam urat


Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 28 Juni 2016 10 mg/dL

Eusinofil Sedimen Rate (ESR)

Pemeriksaan specimen Urine 24 jam

Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut

USG

DIAGNOSIS KERJA
Gout Arthritis kronik eksaserbasi akut
DIAGNOSA BANDING
-

Reumathoid Arthritis

Osteoarthritis

PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis

Kompres hangat pada daerah yang sakit

Pembatasan makanan tinggi purin ( 100-150 mg purin/hari.

Kontrol Berat Badan

Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.

Diet rendah protein yang bersumber hewani

Diet rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.

Tingkatkan asupan cairan minimal 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari

Tidak mengkonsumsi alkohol, termasuk tape dan brem

Olahraga ringan secara teratur

Farmakologis

Natrium diklofenak tab 2x 50 mg (fase akut)

Allopurinol tab 1x 100 mg

PROGNOSIS
Vital

: Dubia ad bonam

Functional : Dubia ad bonam


Sanationam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Gout Artritis (pirai) adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit
gangguan

metabolit

yang

terjadi

karena

deposisi

kristal

monosodium

urat

pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat dalam cairan ekstraseluler. Menurut
pengertian Depkes (1992), gout artritis adalah peradangan akibat adanya endapan kristal
asam urat pada sendi dan jari.
EPIDEMIOLOGI
Gout

Artritis

lebih

sering

terjadi

pada

laki-laki

dewasa

ketimbang

perempuan.Prevalensi GA di Amerika Serikat adalah 13.6/1000 pria dan 6.4/1000


perempuan. Hal ini dikarenakan, pada kondisi normal peningkatan kadar urat serum pria

akan terjadi setelah pubertas. Sedangkan pada wanita akan terjadi setelah menopause.
Gout cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu pembuangan asam urat lewat urine.Sementara pada pria, asam uratnya
cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen
tersebut.
ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit Gout adalah kelainan metabolik akibat dari faktor-faktor resiko
yaitu intake berlebihan, produksi berlebih dan ekskresi yang berkurang dari asamurat.
Berdasarkan hal tersebut

Gout dibedakan menjadi dua sifat yaitu, Gout Primer dan

Gout Sekunder.
1. Gout Primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat.
2. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obatobat tertentu
PATOFISIOLOGI
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Namun normalnya 90%
dari hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantine akan digunakan
kembali untuk dibentuk kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan GMP oleh
adenine fosforibosiltransferase (APRT) dan hipoxantin guanine fosforibosiltransferase
(HGPRT). Hanya sisanya yang akan diubah menjadi xantine, dan selanjutnya menjadi
asam urat oleh xantine oxidase. Asam urat memiliki kelarutan yang semakin rendah pada
suhu yang rendah dan pH yang rendah.Ini merupakan alas an mengapa gout bisa terjadi
pada hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penderita banyak terjadi akibat asupan purin yang banyak
(seperti juga pada kasus pasien ini) seperti mengonsumsi jeroan, kaldu daging, ikan,
kerang, dll. Sehingga dalam jangka lama kristal natrium urat akan berulang kali
mengendap. Sedangkan pada kasus yang jarang, hiperurisemia juga dapat disebabkan
oleh defisiensi HGPRT parsial sehingga perbandingan metabolit nukleotida yang
digunakan kembali menurun, dan karena itu asam urat akan lebih banyak dibentuk.

Karena kelarutannya yang rendah pada cairan synovial dan pada suhu rendah, serta
karena jari lebih dingin daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering mengendap di ujung
sendi terutama kaki (mikrotofi). Keadaan-keadaan tertentu seperti obesitas dan alkohol,
juga dapat meningkatkan metabolisme nukleotida adenine sehingga memudahkan
pengendapan kristal.
Serangan gout terjadi jika kristal urat (mungkin sebagai akibat dari trauma)
secara tiba-tiba dilepaskan dari mikrotofi, yang kemudian akan dikenali sistem imun
sebagai antigen. Hal ini menyebabkan aktivasi komplemen.Aktivasi C1q melalui jalur
klasik menyebabkan aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan Hageman
faktor (Faktor XII) yang penting dalam reaksi kaskade koagulasi. Ikatan partikel dengan
C3 aktif (C3a) merupakan proses opsonisasi sehingga selanjutnya dapat difagositosis
dan dihancurkan oleh neutrofil dan makrofag. Aktivasi komplemen C5 (C5a)
menyebabkan peningkatan aktivitas proses kemotaksis sel neutrofil yang lalu akan
memfagositosis kristal dan jika diikuti dengan pemecahan neutrofil maka kristal urat
yang telah difagosit akan dilepaskan kembali sehingga mempertahankan proses
tersebut.Selain itu juga terjadi vasodilatasi, serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF yang
dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Hal ini menyebakan pembengkakan sendi yang
sangat nyeri dan berwarna merah dengan serangan pertama biasanya mengenai sendi ibu
jari kaki.
DIAGNOSIS
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association, kriteria
diagnostic untuk gout artritis adalah:
1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
2. Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan,
bursa, dan jaringan lunak)terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan
kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3. Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di bawah ini:
a. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
b. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
c. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)
d. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang

e. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
f. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama
g. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
h. Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
i. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL dan pada
wanita lebih dari 6 mg/dL)
j. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
k. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria 1 dan/atau kriteria 2 dan/atau 3.
Kadar asam urat normal tidak menjamin seorang pasien tidak terkena gout artritis.
Perjalanan penyakit Gout ini dibagi menjadi 3 tahap:
1. Tahap Akut
Pada tahap Acute ini terjadi pembengkakan dan nyeri yang meningkat, biasanya pada
sendi

ibu

jari

kaki

pada

persendian

Metatarsophalangeal.

Rasa

sakit

biasanyameningkat dalam 2x24 jam dan akan hilang dengan sendirinya. Bengkaknya
bersifat unilateral, tidak simetris, dan akan terjadi peradangan lokal. Pada tahap ini
jangan diberikan obat anti asam urat.
2. Tahap Interkritik
Tahap Interkritik ini sifatnya asimptomatis, berarti tidak terdapat gejala-gejala pada
masa ini.Hal ini bisa berlangsung 2 sampai 7 tahun lamanya.Namun,bias timbul
gejala apabila dipengaruhi fluktuasi asam urat. Kebanyakan orang mengalami
serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.Maka
pada tahap ini dapat diberikan obat anti asam urat.
3. Tahap Kronik
Tahap terakhir ini adalah tahap dengan timbunan asam urat yang makin
bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.Pada tahap inilah
tofi terbentuk akibat insolubilitas asam urat.Rasa sakit kembali
4. ada tetapi dengan intensitas nyeri yang tidak seperti fase akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan serum asam urat

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita
7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi
asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah
kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil
pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada
pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang
cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah
asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda.Angka
leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
normal yaitu 5000-10.000/mm3.

2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)

Meningkat

selama

serangan

akut.

Peningkatan

kecepatan

sedimen

rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di


persendian.
3. Urin specimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet
selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal

aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitive gout..
5. USG

Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
TATALAKSANA
1. Non-farmakologis
a. Kompres hangat pada daerah yang sakit
b. Pembatasan makanan tinggi purin ( 100-150 mg purin/hari.
c. Kontrol Berat Badan
d.

Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.

e. Diet rendah protein yang bersumber hewani


f. Diet rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
g. Tingkatkan asupan cairan minimal 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari
h. Tidak mengkonsumsi alkohol, termasuk tape dan brem
i. Olahraga ringan secara teratur
2. Farmakologi
a.

Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)

b.

Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :


Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).

KOMPLIKASI
1.

Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.

2.

Hipertensi dan albuminuria.

3.

Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Resmisari T, Liena, editors. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:


EGC; 2007. p.250
2. Tehupeiory ES. Artritis Pirai (Artritis Gout). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5
thed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.2557
3. Price,Sylvia.A dan Wilson,Lorraine.M. Gout. In: PATOFISIOLOGI. Edisi 6.
Jakarta : EGC:2005.p.1402-4
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. 5th ed. Jakarta : Interna Publishing; 2009.Murray RK, Granner DK,
5. Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
EGC; p. 317.
6. Price,Sylvia.A dan Wilson,Lorraine.M. Gout. In: PATOFISIOLOGI.Edisi
6.Jakarta : EGC:2005.p.1402-4

7. Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier;
2004. P. 729-30.

Anda mungkin juga menyukai