GOUT ARTHRITIS
Oleh:
dr. Salvitri Puspa Aryago
Pendamping:
dr. Bambang Wahyu Nugroho
Wahana:
Puskesmas Prabumulih Barat
PORTOFOLIO
Kasus-1
Topik : Gout Arthritis
Tanggal (Kasus) : 28 Juni 2016
Presenter
: dr. Salvitri Puspa Aryago
Tanggal Presentasi : 15 Juli 2016
Pendamping : dr. Bambang Wahyu N
Tempat Presentasi : Puskesmas Prabumulih Barat
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Diagnostik
Bayi
Manajemen
Anak
Remaja
Masalah
Dewasa
Lansia
Neonatus
Deskripsi : Perempuan, Ny. Ayunah 67 tahun, Gout Arthritis
Tujuan : Tatalaksana Gout Arthritis
Bahan Bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus
Cara membahas
Pustaka
Diskusi
Data
Nama : Ny. A
Umur: 50 tahun
Pasien:
Agama: Islam
Bangsa: Indonesia
Nama Puskesmas: Prabumulih Barat Telp :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pekerjaan: IRT
Pustaka
Istimewa
Bumil
Audit
Pos
No. Reg : -
Terdaftar sejak :
Keadaan umum tampak sakit sedang, dengan keluhan utama nyeri sendi ibu jari
kaki kanan sejak 3 hari yang lalu , disertai bengkak kemerahan serta kekakauan
pada sendi tersebut. Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas dan hanya menyerang satu
sisi dan berulan. Terdapat riwayat konsumsi makanan yang mengandung asam
urat tinggi. ubuh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan antalgic gait . pada status
lokalis
didapatkan
terutama, pada
sendi
(-)
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
3 hari yang lalu pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi . Mula-mula nyeri pada ibu jari
kaki kanan yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan hanya pada sendi ibu jari
kaki kanan dan tidakmenjalar. .Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan
terasa panas.. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak
terpengaruh aktivitas.
1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan dan kekakuan pada sendi ibu jari tersebut,
Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada sisi yang lain. Pasien mengakui tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam
dan banyak makan udang . Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami
keluhan serupa tetapi pada kaki kiri, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri
yang yang diberi dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada
sendi kambuh kembali dan sembuh setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Keluhan
saat ini merupakan keluhan yang ke 3 sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien juga tidak mengeluhkan nyeri dan kaku di pagi hari yanglebih dari 1 jam. BAK
dan BAB tidak ada keluhan. BAK berpasir(-), BAK berdarah (-). Pasien mengaku tidak
memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku tidak
menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan seafood. Pasien kemudian
berobat ke puskesmas.
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
5. Riwayat Pekerjaan : IRT
6. Lain-lain :
-
Riwayat konsumsi makanan tinggi purin berupa jeroan, ikan teri (+)
Riwayat konsumsi makanan tinggi koelsterol berupa kuning telur santan (+)
Daftar Pustaka:
1. Resmisari T, Liena, editors. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC; 2007. p.250
2. Tehupeiory ES. Artritis Pirai (Artritis Gout). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
3.
4.
5.
6.
7.
Hasil Pembelajaran
1. Definisi dan Epidemiologi
2. Etiologi dan Patofisiologi Gout Arthritis
3. Penegakan diagnosis Gout Arthritis
4. Penatalaksanaan Gout Arthritis
1. Subjektif :
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh nyeri sendi ibu jari kaki kanan yang
semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan hanya pada sendi ibu jari kaki kanan dan
tidak menjala. Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan terasa panas.. Nyeri
dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh
aktivitas.nyeri disertai bengkak kemerahan dan kekakuan pada sendi ibu jari tersebut,
nyeri hanya pada satu sisi, tidak ada riwayat cidera sebelumnya. Terdapat riwayat
konsumsi udang dalam jumlah banyak. Keluhan saat ini merupakan keluhan yang ke 3
sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri berkurang jika mengkonsumsi obat dari dokter. Nyeri
tidak lebih dari satu jam. Terdapat riwayat tidak menjaga pola makan, serta gemar
makan daging, jeroan dan seafood. Keluhan tersebut dicurigai disebabkan oleh gout
arthritis kronik eksaserbasi akut.
2. Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik (generalis dan neurologis) mendukung diagnosis gout
arthritis . Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan penemuan:
Gejala klinis berupa, Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut, terjadi
peradangan secara maksimal dalam satu hari, kemerahan di sekitar sendi yang
meradang sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki), terasa sakit atau
Pada pemeriksaan fisik (status lokalis) ditemukan Oedem pada dorsum pedis
terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra tampak hiperemis
mengkilat nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra, dan
keterbatasan gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri.
3.
ibu jari kaki kanan sejak 3 hari yang lalu, disertai bengkak kemerahan serta kekakuan
pada sendi ibu jari kaki kanan. Nyeri dirasakan hanya pada satu sisi, nyeri tidak
dipenguhi aktivitas. Terdapat riwayat konsumsi udang dalam jumlah banyak. Keluhan
ini merupakan keluahan berulang.
Pada pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik (status lokalis) ditemukan Oedem
pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra tampak
hiperemis mengkilat nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra,
dan keterbatasan gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri.
Untuk menegakkan diagnosis gout arthritis digunakan kriteria diagnosis The
American Rheumatism Association,
Adanya kristal urat yang khas dalam cairan
sendi.
Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi
menyeluruh.
Pada kasus ini, memenuhi 8 kriteria The American Rheumatism Association,
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini didiagnosis sebagai Gout
arthritis kronik eksaserbasi akut
Diagnosis banding gout arthritis berdasarkan keluhan utama adalah reumathoid
arthritis dan osteoarthritis.
Penyingkiran diagnosis banding reumathoid arthritis didapatkan nyeri sendi
hanya pada satu sisi dan tidak simetris. Sendi yang terlibat adalah sendi kecilnyeri tidak
dipengaruhi aktivitas sehingga diagnosis osteoarthritis dapat disingkirkan.serta pada
pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan kadar serum asam urat. Dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang merujuk diagnosis pasien adalah gout
arthritis.
4. Plan :
Diagnosis : Gout Arthritis kronik eksaserbasi akut
Non-farmakologis
Tingkatkan asupan cairan minimal 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari
Farmakologis
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. A
Umur
: 67 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Patih Galung
Status
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri sendi ibu jari kaki kanan sejak 3 hari yang lalu
Keluhan tambahan.
Riwayat kebiasaan
-
Riwayat konsumsi makanan tinggi purin berupa jeroan, ikan teri (+)
Riwayat konsumsi makanan tinggi koelsterol berupa kuning telur santan (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
Gait
: Antalgic gait
Gizi
: cukup
Suhu Badan
: 36,8C
Nadi
: 90 x/m
Paru-paru
Pernapasan
: 20 x/m
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Berat Badan
: 56 kg
: 155 cm
Genitalia
: tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap
: Wajar, kooperatif
Perhatian : Ada
Status Lokalis
Look/Inspeksi
Oedem pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 dextra
tampak hiperemis mengkilat.
Feel/Palpasi
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 dextra
Move/Gerak
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendi MTP 1, karena
sangat nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
USG
DIAGNOSIS KERJA
Gout Arthritis kronik eksaserbasi akut
DIAGNOSA BANDING
-
Reumathoid Arthritis
Osteoarthritis
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis
Tingkatkan asupan cairan minimal 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari
Farmakologis
PROGNOSIS
Vital
: Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Gout Artritis (pirai) adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit
gangguan
metabolit
yang
terjadi
karena
deposisi
kristal
monosodium
urat
pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat dalam cairan ekstraseluler. Menurut
pengertian Depkes (1992), gout artritis adalah peradangan akibat adanya endapan kristal
asam urat pada sendi dan jari.
EPIDEMIOLOGI
Gout
Artritis
lebih
sering
terjadi
pada
laki-laki
dewasa
ketimbang
akan terjadi setelah pubertas. Sedangkan pada wanita akan terjadi setelah menopause.
Gout cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu pembuangan asam urat lewat urine.Sementara pada pria, asam uratnya
cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen
tersebut.
ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit Gout adalah kelainan metabolik akibat dari faktor-faktor resiko
yaitu intake berlebihan, produksi berlebih dan ekskresi yang berkurang dari asamurat.
Berdasarkan hal tersebut
Gout Sekunder.
1. Gout Primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat.
2. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obatobat tertentu
PATOFISIOLOGI
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Namun normalnya 90%
dari hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantine akan digunakan
kembali untuk dibentuk kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan GMP oleh
adenine fosforibosiltransferase (APRT) dan hipoxantin guanine fosforibosiltransferase
(HGPRT). Hanya sisanya yang akan diubah menjadi xantine, dan selanjutnya menjadi
asam urat oleh xantine oxidase. Asam urat memiliki kelarutan yang semakin rendah pada
suhu yang rendah dan pH yang rendah.Ini merupakan alas an mengapa gout bisa terjadi
pada hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penderita banyak terjadi akibat asupan purin yang banyak
(seperti juga pada kasus pasien ini) seperti mengonsumsi jeroan, kaldu daging, ikan,
kerang, dll. Sehingga dalam jangka lama kristal natrium urat akan berulang kali
mengendap. Sedangkan pada kasus yang jarang, hiperurisemia juga dapat disebabkan
oleh defisiensi HGPRT parsial sehingga perbandingan metabolit nukleotida yang
digunakan kembali menurun, dan karena itu asam urat akan lebih banyak dibentuk.
Karena kelarutannya yang rendah pada cairan synovial dan pada suhu rendah, serta
karena jari lebih dingin daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering mengendap di ujung
sendi terutama kaki (mikrotofi). Keadaan-keadaan tertentu seperti obesitas dan alkohol,
juga dapat meningkatkan metabolisme nukleotida adenine sehingga memudahkan
pengendapan kristal.
Serangan gout terjadi jika kristal urat (mungkin sebagai akibat dari trauma)
secara tiba-tiba dilepaskan dari mikrotofi, yang kemudian akan dikenali sistem imun
sebagai antigen. Hal ini menyebabkan aktivasi komplemen.Aktivasi C1q melalui jalur
klasik menyebabkan aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan Hageman
faktor (Faktor XII) yang penting dalam reaksi kaskade koagulasi. Ikatan partikel dengan
C3 aktif (C3a) merupakan proses opsonisasi sehingga selanjutnya dapat difagositosis
dan dihancurkan oleh neutrofil dan makrofag. Aktivasi komplemen C5 (C5a)
menyebabkan peningkatan aktivitas proses kemotaksis sel neutrofil yang lalu akan
memfagositosis kristal dan jika diikuti dengan pemecahan neutrofil maka kristal urat
yang telah difagosit akan dilepaskan kembali sehingga mempertahankan proses
tersebut.Selain itu juga terjadi vasodilatasi, serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF yang
dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Hal ini menyebakan pembengkakan sendi yang
sangat nyeri dan berwarna merah dengan serangan pertama biasanya mengenai sendi ibu
jari kaki.
DIAGNOSIS
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association, kriteria
diagnostic untuk gout artritis adalah:
1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
2. Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan,
bursa, dan jaringan lunak)terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan
kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3. Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di bawah ini:
a. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
b. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
c. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)
d. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
e. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
f. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama
g. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
h. Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
i. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL dan pada
wanita lebih dari 6 mg/dL)
j. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
k. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria 1 dan/atau kriteria 2 dan/atau 3.
Kadar asam urat normal tidak menjamin seorang pasien tidak terkena gout artritis.
Perjalanan penyakit Gout ini dibagi menjadi 3 tahap:
1. Tahap Akut
Pada tahap Acute ini terjadi pembengkakan dan nyeri yang meningkat, biasanya pada
sendi
ibu
jari
kaki
pada
persendian
Metatarsophalangeal.
Rasa
sakit
biasanyameningkat dalam 2x24 jam dan akan hilang dengan sendirinya. Bengkaknya
bersifat unilateral, tidak simetris, dan akan terjadi peradangan lokal. Pada tahap ini
jangan diberikan obat anti asam urat.
2. Tahap Interkritik
Tahap Interkritik ini sifatnya asimptomatis, berarti tidak terdapat gejala-gejala pada
masa ini.Hal ini bisa berlangsung 2 sampai 7 tahun lamanya.Namun,bias timbul
gejala apabila dipengaruhi fluktuasi asam urat. Kebanyakan orang mengalami
serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.Maka
pada tahap ini dapat diberikan obat anti asam urat.
3. Tahap Kronik
Tahap terakhir ini adalah tahap dengan timbunan asam urat yang makin
bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.Pada tahap inilah
tofi terbentuk akibat insolubilitas asam urat.Rasa sakit kembali
4. ada tetapi dengan intensitas nyeri yang tidak seperti fase akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita
7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi
asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah
kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil
pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada
pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang
cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah
asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda.Angka
leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
normal yaitu 5000-10.000/mm3.
Meningkat
selama
serangan
akut.
Peningkatan
kecepatan
sedimen
rate
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet
selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitive gout..
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
TATALAKSANA
1. Non-farmakologis
a. Kompres hangat pada daerah yang sakit
b. Pembatasan makanan tinggi purin ( 100-150 mg purin/hari.
c. Kontrol Berat Badan
d.
Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b.
KOMPLIKASI
1.
Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
7. Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier;
2004. P. 729-30.