2. Cacar Ular
Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular. Cacar ular adalah nama
awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi penyakit cacar air
(varisela) yang pernah
diderita seseorang sebelumnya.
Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster
untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah sembuh,
virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita,
melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf
tepi penderitanya. Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu muncul
kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.
Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang
memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan daya
tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang.
Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang
penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.
Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi demam
dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya
sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya
sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang
menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari
bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi
tubuh. Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini,
maka ada yang menemakannya cacar ular. Sebenarnya gelembung ini bisa
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling
sering adalah dari punggung kebagian dada.
Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua sisi tubuh, dan kedua
ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya. Mitos ini tidaklah tepat, namun ada unsur
benarnya juga. Yang jelas, deretan
gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja. Bila
sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat,
dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk.
Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang
bisa berakibat fatal. Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai
pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem
kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita
HIV/AIDS.
3. Cacar Monyet
Istilah cacar monyet memang relatif tidak sepopuler istilah cacar
lainnya yang telah disebutkan di atas. Penyakit ini nama ilmiahnya
adalah impetigo bulosa, atau ada pula yang menamakan impetigo
vesikulo-bulosa. Berbeda dengan jenis cacar lainnya yang disebabkan
karena infeksi virus, cacar monyet ini disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus.
Secara klinis, penderita tidak mengalami demam ataupun gejala umum
seperti pada cacar air ataupun herpes zoster. Gejala yang didapatkan
Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster.
Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi
pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk
menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa
bertahan sampai 10 tahun.
Penyakit Campak
Penyakit campak atau morbili (bahasa Latin), measless (bahasa Inggris) merupakan penyakit
yang sangat mudah menular, sifatnya akut (tiba-tiba) yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.. Kuman penyebab
penyakit campak ini ialah virus campak (genus morbili) golongan Paramyxovirus. Virus ini
terdapat dalam darah, air seni dan cairan pada tenggorokan.
- Bercak koplik
- Nyeri otot
- Mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah
telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40 C, 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam
yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan
merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi
yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah
memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
4. Kebutaan
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan lain yang
mungkin perlu dilakukan: pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Ig M anti
campak, pemeriksaan komplikasi campak : enteritis, ensephalopati, bronkopneumoni.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya
mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama
diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Untuk anak berusia
di bawah 5 tahun, agar diberikan vitamin A bersama dengan vaksin campak. Vitamin A dapat
melindungi anak dari kemungkinan kebutaan atau bahkan kematian yang disebabkan komplikasi
akibat penyakit campak.
Penyakit Herpes
Herpes, demikianlah kalangan medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air
pada dasar peradangan. Penyakit herpes sejenis penyakit berjangkit yang disebabkan oleh virus
herpesviridae. Ia merupakan penyakit yang berjangkit melalui hubungan seks, dan
berkemungkinan menjangkiti anak yang baru dilahirkan jika ibu mempunyai penyakit ini semasa
melahirkan .Tidak terdapat obat untuk mengobati penyakit ini. Obat yang ada hanya mengurangi
serangan Herpes serta mengurangi penyebaran virus herpes.
Macam-macam Penyakit Herpes
1. Herpes simpleks (genitalis)
Herpes genital merupakan penyakit kulit akut pada genital dan bibir akibat terinfeksi virus
Herpes Simpleks tipe 2 dan 1 (VHS 1 dan VHS 2). Kelainan kulit ditandai dengan vesikel
berkelompok diatas kulit kemerahan dan sembab, pada area mukokutan dan disertai rasa nyeri.
Herpes simpleks sering menyerang selaput lendir, baik pada selaput lendir mulut maupun pada
selaput lendir kemaluan. Herpes genitalis merupakan penyakit yang ditularkan akibat hubungan
seksual
2. Herpes zoster
Herpes zoster merupakan penyakit yang terjadi oleh karena reaktivasi dari virus Varicella zoster
yang mengenai kulit dan mukosa dengan lesi berupa erupsi vesikular yang pada umumnya
bersifat dermatomal dan unilateral. Ciri khas dari herpes zoster ini adalah lesi yang berlokasi dan
terdistribusi hampir selalu unilateral, tidak melewati garis tengah tubuh dan biasanya terbatas
pada daerah yang dipersarafi oleh ganglion sensorik. Sehingga penyakit ini muncul pada
penderita yang sebelumnya pernah terinfeksi Varicela meskipun sudah berlangsung puluhan
tahun. Herpes zoster, lebih suka menyerang dikulit. Anehnya lagi, penyakit ini hanya menyerang
salah satu sisi bagian tubuh. Tempat mangkalnya disekitar dada, leher atau pinggang sisi kiri saja
atau sisi kanan saja.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat
infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau
terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya
tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar
air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat
herpes zoster.
Pengobatan
Cara pengobatan herpes yaitu dengan memberikan obat antiviral. Obat itu bertujuan untuk
meringankan rasa sakit. Penderita biasanya juga mendapatkan obat anti nyeri dan panas, serta
obat luar seperti bedak dan salep, juga zat pendukung seperti vitamin. Penyakit herpes tidak
dapat disembuhkan. Pengobatan hanya berperan agar virus tersebut ditekan sehingga tidak aktif
kembali dan membentuk semacam kristal di dalam tubuh, dan menunggu kesempatan untuk
muncul lagi. Infeksi herpes yang kambuh tersebut tidak separah seperti infeksi herpes yang
pertama, karena pada tubuh penderita sudah terdapat antibodi.
Komplikasi
Rasa sakit yang pada saat buang air besar (dysuria)
Susah buang urin (urinary retention)
Meningoencephalitis (jarang)
mulanya ruam ini muncul di belakang telinga, muka, lalu seluruh badan
dalam 3 hari, kemudian memudar dan perlahan menghilang. Nah ruam
kulit pada anakmu muncul ketika anak masih demam tinggi atau setelah
demamnya turun? Kalau ruam kulit muncul setelah panas turun, mungkin
bukan campak melainkan roseola infantum, penyakit yang disebabkan oleh
human herpes virus Keduanya sama-sama infeksi virus tidak ada
obatnya samasekali tidak membutuhkan antibiotika karena antibiotika
tidak membunuh virusMinum banyak, amati anak, jaga jangan sampai
dehidrasi. Apakah menular? Apakah itu campak atau infeksi virus lainnya,
yang namanya penyakit infeksi ya menular ini merupakan salah satu
alasan pembuatan vaksin pada penyakit infeksi yang berat. Untuk kasus
seperti anakmu, imunisasi campak tidak perlu diulang. Imunisasi ulangan
campak diberikan dalam bentuk kombinasi imunisasi
campak-gondongan-rubela (MMR) pada usia 15 bulan, dilanjutkan MMR kedua
pada usia 6 tahun.