1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mungkin benar kata mereka. Disaat engkau menahan luka namun masih
mempedulikannya. Atau disaat engkau gagal memilikinya namun masih mampu
tersenyum dan berucap, ku turut berbahagia. Mungkin itulah cinta.
Tapi sampai kapan? Sampai kapan engkau bias membohongi semua orang dengan
senyum ceriamu, tapi tidak dengan hatimu. Engkau bisa menutup kebohongan
dengan wajah tegarmu, tapi tidak dengan titik air mata yang terbendung itu.
Bersabarlah, cukup sekali saja. Kuatkan, jangan biarkan ia terbelenggu. Karena
Allah telah menyiapkan hati yang lain untukmu. Bila suatu hari nanti kesempatan
itu dating lagi, jangan biarkan ia pergi dengan orang yang lebih berani
menghalalkan dirinya. Perjuangkan cintamu, hingga kata Qabiltu terucap.