Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mohammad Iqbal Arifuddin

Kelas : D3 Elektronika A
NRP

: 1103161006

RESISTOR
Resistor merupakan komponen dasar pada elektronika yang selalu digunakan dalam
setiap rangkaian elektronika. Hal ini dikarenakan resistor bisa berfungsi sebagai pengatur
atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Sehingga dengan
adanya resistor,arus listrik dapat didistribusikan sesuai kebutuhan. Resistor termasuk
komponen pasif. satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol (Omega).Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R".
pada umumnya resistor terbuat dari bahan karbon, namun ada beberapa jenis resistor yang
ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm.
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor) Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah,
jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.
Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu
rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor) Yaitu resistor yang nilainya dapat berubahubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai
resistor dapat kita
tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur
besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya
nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.
Contohnya adalah potensiometer
3.

Resistor NTC dan PTC. NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor
yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC
(Positive
Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah besar bila
temperaturnya menjadi dingin.

4. Resistor LDR LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kodekode warna
sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor mempunyai bentuk
fisik seperti tabung dan mempunyai dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat

lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini berfungsi untuk mengetahui besar
resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti
pada table berikut

Tabel nilai warna pada cincin resistor

Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke arah
cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada pada badan resistor yang paling
pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi cincin yang pertama
agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa
toleransi dari resistor tersebut. Kalau kita telah bisa menentukan mana cincin yang pertama

selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya. Jumlah cincin yang melingkar pada resistor
umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau
20% memiliki 3 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1%
atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Cincin pertama
dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin terakhir adalah
faktor pengalinya.
Spesifikasi yang diperlukan dalam memilih resistor pada suatu rangkaian adalah
nilai resistensi dan watt nya. Semakin kecil nilai toleransinya, semakin baik kualitas
resistornya. Karena resistor bekerja dengan di aliri arus listrik, maka akan terjadi disipasi
daya berupa panas. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, bisa menunjukkan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Rangkaian resistor
Resistor dapat dirangkai secara seri dan pararel. Rangkaian resistor secara seri akan
mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar. Sedangkan rangkaian resistor secara
pararel akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin kecil.

KAPASITOR
Kapasitor merupakan komponen untuk menyimpan muatan atau energi listrik.
Kapasitor terdiri dari dua keping logam(konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat
(isolator). Penyekat atau isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik. Zat dielektrik
yang berfunsi untuk menyekat kedua komponen tersebut berguna untuk membedakan jenisjenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik,
antara lain kertas, mika, plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam
rangkaian elektronika, kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga
api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat
menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang gelombang
pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power Supply).
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan
listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik),
sedangkan untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik).
Dalam penerapannya, kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata
tegangan yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator)
dan masih banyak lagi penerapan lainnya.

Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara muatan, q, pada tiap
keping dengan beda potensial V, diantara kedua keping. Kapasitas hanya bergantung pada
faktor-faktor geometri dan bahan dielektrik. Kapasitas tidak bergantung pada muatan q atau

beda potensial V. Satuan SI dari kapasitas adalah coulomb per volt, diberi nama farad. 1 farad
= 1 coulomb/volt
Dalam jangka waktu lama, kapasitor yang dimuati pasti penuh. Keadaan ini disebut
keadaan tunak (mantap). Pada keadaan tunak, kapasitor adalah terbuka (open) dan arus listrik
tak dapat mengalir melalui cabang rangkaian yang mengandung kapasitor. Kapasitas
kapasitor keping sejajar sebanding dengan luas keping dan berbanding terbalik dengan jarak
pisah antarkeping.
Secara skematis sebuah kapasitor keping sejajar dapat digambarkan seperti pada
gambar berikut

Jenis-jenis kapasitor
Ada beberapa jenis kapasitor yaitu :
1. kapasitor kertas
Kapasitor kertas terdiri dari dua lembar kertas timah panjang yang berfungsi sebagai
keping-keping konduktor. Kertas timah ini digulung pada sebuah silinder yang
diantaranya diberi dielektrik kertas. Jadi, kertas berfungsi sebagai bahan dielektrik
diantara kedua pelat. Kapasitor ini memiliki kapasitas sebesar 1,0 F.
2.

kapasitor elektrolit
Kapasitor elektrolit terdiri dari dua lembar kertas alumunium sebagai keping
konduktor dan alumunium oksida sebagai bahan penyekat. Keping (+) disebut anoda
dan keping () disebut katoda. Kutub (+) kapasitor harus dihubungkan ke kutub (+)
suplai dc dan kutub () harus dihubungkan ke kutub (-). Kapasitor memiliki kapasitas
sebesar 100 000 pF.

3. kapasitor variable
Kapasitor variable digunakan untuk memilih frekuensi gelombang pada radio
penerima. Kapasitor ini memiliki dua kumpulan keping-keping logam sejajar sebagai
konduktor yang dipisahkan oleh udara sebagai bahan dielektrik. Kumpulan keping
yang satu ditahan tetap dan kumpulan pelat yang lain dapat diputar sehingga nilai
kapasitornya dapat berubah. Kapasitor ini memiliki kapasitas sebesar 500 pF.

INDUKTOR
Induktor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang terdiri dari susunan
lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan. Inductor dapat menimbulkan medan
magnet jika dialiri arus listrik . medan magnet yang di timbulkan tersebut dapat menyimpan
energy dalam waktu yang relative singkat. Inductor berdasar pada hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan
Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya
terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika.
Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan
untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor. Satuan-satuan
turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry
(H). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian
Elektronika adalah huruf L.

Simbol Induktor
Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya

Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.

Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek induktor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.

Jenis-jenis Induktor
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :

Air Core Inductor


jenis induktor yang menggunakan inti dengan bahan udara. Induktor jenis ini bisa
disebut juga induktor tanpa inti.

Iron Core Inductor


jenis induktor yang memiliki inti dengan bahan besi. Besarnya inti besi yang
digunakan pada sebuah induktor sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan

Ferrite Core Inductor


jenis induktor yang menggunakan inti berbahan ferit. Induktor yang satu ini banyak
dijumpai di rangkaian-rangkaian elektronika yang cukup rumit.

Torroidal Core Inductor


jenis induktor yang memiliki bentuk melingkar atau O menyerupai bentuk cincin atau
bentik donat. Induktor jenis ini biasanya ada pada rangkaian televisi.

Laminated Core Induction

jenis induktor dengan inti yang terdiri dari beberapa jenis logam. Beberapa jenis
logam tersebut disambung secara paralel dengan sekat berbahan isolator.
Variable Inductor

Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat
diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan bahan ferit.
Fungsi Induktor
Fungsi-fungsi Induktor diantaranya

Menyimpan arus listrik dalam medan magnet


Penapis atau filter frekuensi

Menahan arus bolak-balik (AC)

Meneruskan arus searah (DC)

Pembangkit getaran

Melipatgandakan tegangan

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :

Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi


Transformator (Transformer)

Motor Listrik

Solenoid

Relay

Speaker

Microphone

Anda mungkin juga menyukai