Anda di halaman 1dari 28

TUGAS P-DRUG FARMASI

LOWER URINARY TRACT INFECTION

Disusun oleh
Dila Apriliani Zein

22010115210040

Zahrotun Nadliroh

22010115210164

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG
2016

KEADAAN PASIEN
Keluhan Utama :
Terasa terbakar saat buang air kecil dan frekuensi buang air kecil sering
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sarah Ramsey, wanita 26 tahun datang ke klinik Dokter Keluarga di Seattle, dengan keluhan
nyeri saat berkemih, frekuensi buang air kecil sering, dan urgensi berkemih. 3 hari yang lalu
pasien datang ke klinik dengan keluhan yang sama dan diberikan terapi Trimethoprimsulfamethoxazole DS, 1 tablet dua kali sehari.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Selama 8 bulan terakhir terdiagnosa infeksi saluran kemih sebanyak tiga kali dan diobati dengan
TMP-SMX.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu pasien menderita DM
Riwayat Seksual:
Pasien tidak merokok tapi terkadang mengkonsumsi marijuana dan ETOH. Pasien telah
berhubungan seksual aktif sejak 9 bulan yang lalu dengan satu pasangan dan biasa menggunakan
kondom sebagai kontrasepsi.
Obat-obatan:
Disangkal
Alergi:
Disangkal

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluh nyeri pada saluran kemih dan rasa seperti terbakar saat berkemih, seperti nyeri
ringan pada suprapubic. Riwayat penyakit demam, menggigil, mual, nyeri punggung disangkal.
Tidak ditemukan keluarnya cairan dari uretra dan vagina.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Wanita 26 tahun dengan keadaan umum baik
Tanda Vital
TD 110/160 mmHg

Nadi: 68x/menit

RR: 18x/menit

Suhu: 36,8oC

BB: 57 kg

TB: 167 cm

Kepala, telinga, mata, hidung, tenggorokan


Pupil isokor, pemeriksaan funduskopi retinopati (-/-), nystagmus (-/-), membran timpani intak
Kulit
Tidak ditemukan lesi
Leher/Nodul limfa
Supel tanpa lymphadenopaty
Respirasi
Auskultasi dalam batas normal
Cardiovaskular
Reguler, S1 dan S2 tanpa murmur

Punggung
nyeri tekan costoveterbae (-)
Abdomen
Supel, nyeri tekan (-), BU (+) normal, organomegali (-)
Pelvis
Lesi dan cairan dari vagina (-); Riwayat haid terakhir 2 minggu lalu; nyeri ringan pada
suprapubik
Extremitas
ROM panggul penuh
Neuro
Syaraf kranialis II-XII normal; Refleks normal (+2); Fungsi sensorik dan motorik normal
LABORATORIUM
Analisis urin (hasil pemeriksaan 3 hari yang lalu):
Warna kuning, berbuih, pH 5.0, sel darah putih 10-15 sel/LPB, sel darah merah 1-5 sel/LPB,
protein 10mg/dl, pemeriksaan darah; glukosa (-); leukosit esterase (+); nitrit (+); bakteria (+++)
Kultur urin
Tidak dilakukan
ASSESMEN
Acute uncomplicated cystitis; tidak respon terhadap terapi antibiotik empiris

P-DRUG

Golongan
BETALAKTAM

Kemanjuran
FARMAKOKINETIK:

Keamanan
Efek Samping:

Kecocokan
Kontra Indikasi:

Absorpsi: Adanya makanan


akan menghambat absorpsi,
tetapi beberapa diantaranya
dihambat
secara
tidak
bermakna. Beberapa jenis
beta laktam yang diabsorpsi
pada
pemberian
oral
dipengaruhi besarnya dosis
dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna.
Absorpsi amoksisilin di
saluran cerna jauh lebih
baik daripada ampisilin,
karena
penyerapannya
terhambat oleh adanya
makanan
di
lambung,
sedang amoksisilin tidak.
Distribusi:
Beta-laktam
didistribusi luas dalam
tubuh. Kadar obat yang
memadai dapat tercapai
dalam hati, empedu, ginjal,
usus, limfe dan semen,
tetapi dalam CSS sukar
dicapai
(kecuali
pada
beberapa obat sefalosporin
generasi ketiga).
Metabolisme:
Biotransformasi umumnya
dilakukan oleh mikroba
berdasarkan
pengaruh
enzim penisilinase dan
amidase.
Proses
biotransformasi oleh hospes
tidak bermakna.
Ekskresi:
Umumnya
diekskresi melalui proses
sekresi di tubuli ginjal, yang
dapat
dihambat
oleh

Reaksi alergi berupa syok anafilaktik,


urtikaria,
serum
sickness
angioedem,
pruritus.
Kejang
pada
pasien
dengan gangguan ginjal,
neuropeni, diare, muntah,
mual,
nekrosis
ginjal granulositopenia, disfungsi trombosit.

Hipersensitivitas
terhadap
antibiotik
golongan betalaktam
Perhatian khusus:
Insufisiensi ginjal
Neonatus
Hamil
dan
menyusui

probenesid.
Kegagalan
fungsi
ginjal
sangat
memperlambat
ekskresi
penisilin sehingga dosis
obat
umumnya
harus
dikurangi
pada
pasien
insufisiensi
ginjal.
Akumulasi umumnya tidak
terjadi karena peningkatan
biotransformasi di hepar.
FARMAKODINAMIK
Merupakan golongan obat
antimikrobial yang sangat
berguna
dan
memiliki
persamaan struktur dan
mekanisme kerja, yaitu
menghambat
sintesis
peptidoglycan pada dinding
bakteri. Merupakn grup
antibiotik
yang
terdiri
beberapa sub grup yaitu
penicillin yang sangat aktif
terutama terhadap kokus
gram positif, penghambat lactamase
(-lactame
inhibitor) seperti asam
klavulanat yang digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
penicillin
dalam melawan organisme
penghasil
-lactame,
cephalosporins yang terbagi
atas generasi.
Farmakodinamik dari lactame
menghambat
sintesis dinding sel yang
menghambat
asetilasi
transpeptidase untuk sintesis
peptidoglikan
melalui
penicillin binding proteins.
Peptidoglycan merupakan
komponen utama pada
dinding bakteri, dimana
pada bakteri gram positif
terdiri dari 50-100 lapisan
molekul
peptidoglycan

NITRO
FURANT
OIN

sedangkan
gram
gram
negative hanya mengandung
satu atau dua lapisan
molekul
peptidoglycan.
Walaupun hanya terdiri dari
1-2 lapisan molekul, tetapi
pada bakteri gram negative
terdapat membrane luar
yang terdiri dari lapisan
lipopolisakarida yang tak
ada pada bakteri gram
positif. Penisilin tidak dapat
menembus
perlindungan
bakteri diantaranya biofilm
dan bakteri yang mampu
invasi ke sel host.
FARMAKOKINETIK:
Nitrofurantoin
diabsorbsi
dengan
baik
setelah
ditelan tetapi
dengan
cepat dimetabolisme dan
diekskresikan
dengan cepat
sehingga
tidak memungkinkan kerja
antibakteri sistemik. Di
dalam ginjal, obat ini
diekskresikan ke dalam
urin
baik
dengan
filtrasi
glomerulus
maupun
dengan sekresi
tubulus.
Nitrofurantoin
memberikan warna coklat
pada urin.
FARMAKODINAMIK:
Bersifat bakteriostatik atau
bakterisida, tergantung dari
dosis obat, dan efektif
untuk melawan banyak
organisme
gram positif
dan
gram
negatif,
terutama
terhadap
E.
coli.
Pada fungsi ginjal
yang normal, obat akan
cepat dieliminasi
karena
waktu paruhnya
yang
singkat yaitu 20 menit;

Efek samping:
Kontraindikasi:
- Toksisitas Langsung: - Pada
gagal
Anoreksia,
mual
ginjal, kadar
dan
muntah
di
dalam
merupakan
efek
urintidak
samping utama
cukup
untuk
- Neuropati dan anemia
kerja
hemolitik terjadi pada
antibakteri,
individu
dengan
tetapi
kadar
defisiensi
dalamdarah
glukosa-6-fosfat
yang
tinggi
dehidrogenase.
dapat
- Reaksi
Alergi
:
menyebabkan
Berbagai rash pada
keracunan.
kulit, infiltrasi
ke
paru-paru,
dan
reaksi hipersensitif lain

tetapi obat ini dapat


menumpuk pada serum
jika
terjadi
gangguan
saluran
kemih.
Pseudomonas aeruginosa
resisten
terhadap
nitrofurantoin,
Resistensi
klinis
muncul
secara
lambat. Tidak ada restisten
silang
di
antara
nitrofurantoin dan obat
antimikroba lain.
Mekanisme kerja tidak
diketahui,
diduga
menghamabat
sistem
enzim bakteria termasuk
siklus asam trikarboksilat.
Aktivitas sangat diperkuat
pada pH 5,5 atau kurang.
TRIME
FARMAKOKINETIK:
TOPRIM- Diabsorbsi baik dari saluran
SULFAME Gastrointestinal dan cukup
TOKSAZ
berkaitan dengan protein.
OL
Waktu paruhnya adalah 812
jam.
Trimethoprim
memiliki volume distribusi
yang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
Sulfamethoxazole
karena
Trimethoprim lebih bersifat
larut dalam lipid daripada
Sulfamethoxazole.
Dieksresikan
sebagai
metabolit
yang
tidak
mengalami
perubahan
kedalam urin. Pada dosis
kecil, cenderung aman
digunakan pada pasien
dengan kelainan fungsi
ginjal.
FARMAKODINAMIK:
Menghambat
tahap-tahap
sintesis protein folat dan
asam nukleat dari bakteri,
sehingga memberikan efek
baktersidal, dan juga dapat

Efek samping :
Trimetoprimsulfametoksazol
dapat
menyebabkan
atau
mempercepat timbulnya :
- megaloblastosis,
- leucopenia,atau
trombositopenia.
- Pada penggunaan rutin,
kombinasi
ini
tampaknya
menunjukkan sedikit
toksisitas. Sekitar 75%
efek merugikan ini
melibatkan kulit seperti
kemerahan
- Sakit Kepala
- Mual dan muntah
merupakan
reaksi
gastrointestinal yang
paling sering
- diare jarang terjadi
- pada pasien AIDS
dapat terjadi demam,
eritema,
leukopenia,
dan diare

Kontraindikasi :
- Penderita
dengan
gangguan
fungsi
hati
berat,
insufisiensi
ginjal, wanita
hamil, wanita
menyusui, bayi
prematur atau
bayi
berusia
dibawah
2
bulan
- Penderita
anemia
megaloblstik
yang
terjadi
karena
kekurangan
folat
- Penderita
dengan
Hipersensitif
pada
obat
golongan sulfa,
trimethoprim

mencegah resistensi dan


bekerja secara sinergis.
Durasi efek peroral adalah
2-4 jam sedangkan secara
intravena lebih singkat yaitu
: 0,5- 1 jam
FLUOROK
UINOLON

FARMAKOKINETIK
Efek samping
Absorbsi
- mual
dan
hilang
Fluorokuinolon
diserap
nafsu makan
dengan baik melalui saluran - sakit kepala, vertigo,
cerna.
dan
insomnia,
Distribusi
Halusinasi.
Kejang
Fluorokuinolon didistribusi
dan delirium
dengan
baik kedalam - aritmia Ventrikel
berbagai jarinigan tubuh dan Dapat Menimbulkan hiper
cairan
dan
mencapai atau hipoglikemia .
konsentrasi tinggi di banyak
jaringan, seperti ginjal, hati,
empedu, prostat, uterus dan
tuba falopi serta tulang.
Metabolisme
Kebanyakan fluorokuinolon
dimetabolisme di hati
Eksresi
Fluorokuinolon
diekskresikan melalui ginjal
lewat urin
FARMAKODINAMIK
Mekanisme Kerja
Fluorokuinolon
bekerja
dengan mekanisme yang
sama dengan kelompok
kuinolon
terdahulu.
Fluorokuinolon
baru
menghambat topoisomerase
II (= DNA girase) dan IV
pada
kuman.
Enzim
topoimerase II berfungsi
menimbulkan relaksasi pada
DNA yang mengalami
positive
supercoiling
( pilinan positif yang
berlebihan ) pada waktu
transkripsi
ada
proses

Kontra indikasi
- pasien dengan
riwayat
tendon pecah.
- pasien dengan
epilepsi atau
gangguan
kejang
lainnya.
- wanita hamil
dan
ibu
menyusui
pasien
dengan
dengan
riwayat
hipersensitif atau
alergi
terhadap antibiotik
golongan
fluorokuinolon

replikasi
DNA.
Topoisomerase IV berfungsi
dalam pemisahan DNA baru
yang terbentuk setelah
proses
replikasi
DNA
kuman selesai
EFEK SYSTEM ORGAN
Saluran Cerna
mual, dan rasa tidak enak
diperut.
Susunan Saraf Pusat
Yang paling sering terjadi
adalah Sakit kepala dan
Pusing. Bentuk yang jarang
timbul ialah Halusinasi.
Kejang dan delirium
Hepatotoksisitas
Efek samping ini jarang
terjadi
Kardiotoksisitas
Akumulasi kalium dalam
miosit, akibatnya terjadi
aritmia Ventrikel (torsades
de pointes)
Melihat dari farmakodinamiik, farmakokinetik, efek samping, indikasi, dan kontra indikasi maka
terpilih terapi antibiotik adalah golongan Floroquinolon
P-Drug
GENERASI I
Nalidix acid
Sedian :
Tablet oral 500
mg
Pipemidic acid
Sedian :
Tablet oral 400 mg
GENERASI II

Kemanjuran
1 6 jam

1 12 jam

Kemanjuran

Keamanan

Kecocokan

Biaya

Efek samping :
mual, muntah,
ruam kulit,
urtikaria
Efek samping :
Gangguan
pencernaan,
alergi

Tidak ada
perbedaan

Rp. 58.085

Tidak ada
perbedaan

Rp.143.990

Keamanan

Kecocokan

Biaya

Ciprofloxacin
Tablet 250 mg,
500 mg, 750 mg

3-5 jam

Infus 200 mg,


400 mg I

- Gangguan
saluran cerna :
Mual,muntah,di
are dan sakit
perut
- Gangguan
susunan saraf
pusat : Sakit
kepala,pusing,ge
lisah,insomnia
dan euforia
- Reaksi
hipersensitivitas
: Pruritus dan
urtikaria
- Peningkatan
sementara nilai
enzim
hati,terutama
pada pasien
yang pernah
mengalami
kerusakan hati

Aktivitas antibiotik
Gram
negatif yang lebih
aktif
daripada generasi I
dan beraktivitas
sedang sehngga
baik terhadap
bakteri gram positif
Kontra indikasi :
- Penderita yang
hipersensitivitas
terhadap
siprofloksasin dan
derivat quinolone
lainnya

Tablet
250 mg x 2 x
10 (Rp.
102.000)
500 mg x 2 x
10 (Rp.
217.300)
Larutan Infus
200 mg/100
mL x 1 (Rp.
185.450)

- tidak dianjurkan
pada wanita hamil
atau
menyusui,anakanak pada masa
pertumbuhan,karena
pemberian dalam
waktu yang lama
dapat menghambat
pertumbuhan tulang
rawan.
- Pada penderita
epilepsi dan
penderita yang
pernah mendapat
gangguan SSP
hanya digunakan
bila manfaatnya
lebih besar
dibandingkan
dengan risiko efek
sampingnya.

Ofloxacin

5-7 jam
Tidak ada

Tidak ada

Tablet
200 mg x 3 x

Tablet 200 mg,


300 mg, 400 mg

perbedaan

perbedaan

Suntikan 200
mg/200 mL

10 (Rp.
191.400)
400 mg x 5 x 6
(Rp. 373.500)

GENERASI III

Kemanjuran

Keamanan

Kecocokan

Levofloksasin

Dosis
maksimal
dalam plasma
akan dicapai 12 jam setelah
pemberian oral

Efek samping:
Kontra indikasi :
Diare, mual,
- Pasien
vaginitis,
hipersensitif
kembung,
terhadap
pruritus, ruam,
Levofloxaci
sakit perut,
n, antibiotik
moniliasis
golongan
kelamin, pusing,
quinolon
dispepsia,
atau
insomnia,
komponen
penyimpangan
obat ini.
rasa, muntah,
- Pasien
anoreksia,
epilepsi
gelisah,
Pasien
sembelit, edema,
dengan
kelelahan, sakit
riwayat
kepala,
gangguan
peningkatan
tendon yang
keringat,
berhubungan
leukorrhea,
dengan
malaise, gugup,
pemberian
gangguan tidur,
fluoroquinol
tremor,
on.
urtikaria.
- Anak-anak
atau remaja
dalam masa
pertumbuha
n
- Wanita
hamil
- Wanita

Biaya
Tablet 500mg
@ Rp. 1.200
Vial 5 mg/mL x
100 mL x 1 @
Rp. 114.400

menyusui
Sparfloxacin

5 jam

GENERASI IV

Kemanjuran

Moksifloksasin
Tab 400 mg

1-2 jam

Tidak ada
perbedaan
Keamanan

Tidak ada
perbedaan
Kecocokan

200 mg x 6 (Rp
120.000)
Biaya

Efek samping :
Kontraindikasi :
- Mulut
- gangguan
400mg x 5 (Rp
kering
fungsi hati 42.000)
- Glosititis
berat
- diabetes
- Konstipa
mellitus
si
- memiliki
- Palpitasi
riwayat
- Efek
perpanjanga
yang
n
interval
sering
QT,
terjadi
bradikardia,
adalah
memiliki
mual,
riwayat
muntah
aritmia
- diare
simtomatik ,
yang cair
gagal
dan
jantung
berdarah
dengan
- gelisah,
penurunan
halusinas
fraksi ejeksi
i,
ventrikular
depresi,
kiri,
insomnia
gangguan
, mimpi
elektrolit,
buruk
pemberian
- neuropat
bersama
i
dengan obat
periferal
yang
- Fluoroqu
diketahui
inolon
dapat
dapat
memperpanj
menyaba
ang QT
bkan
artropati,
merusak
kartilago
yang
sedang
tumbuh
dan tidak

boleh
diberika
n pada
pasien
kurang
dari 18
tahun.

P-drug
Fluorokuinolon Generasi I
Nalidix acid
Pipemidic acid
Fluorokuinolon Generasi II
Ciprofloxacin
Ofloxacin
Fluorokuinolon Generasi III
Levofloxacin
Sparfloxacin
Fluorokuinolon Generasi IV
Moksifloksasin

Suitability
(20%)

Efficacy
(30%)

Safety (30%)

(6x20%)
(6x20%)

(4x30%)
(4x30%)

(6x30%)
(6x30%)

(8x20%)
(6x20%)

(9x20%)
(8x20%)

(9x30%)
(8x30%)

(9x30%)
(8x30%)

(7x20%)
(5x20%)

(9x20%)
(8x20%)

(9x30%)
(8x30%)

(8x30%)
(7x30%)

(7x20%)
(7x20%)

(8x20%)

(8x30%)

(7x30%)

(8x20%)

Cost (20%)

Dari hasil analisis di atas dengan mempertimbangankan Suitability, Efficacy, Safety, dan Cost,
maka terpilih:
First choice P-drug : Ciprofloxacin
Second choice P-drug : Ofloxacin
Third choice P-drug : Levofloxacin
Untuk pertimbangan lebih lanjut serta lebih meyakinkan first choice P-drug yaitu Ciprofloxacin,
maka perlu dibandingkan termasuk harga dari masing-masing obat Ciprofloxacin tersebut.
Perbandingan yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut:
Suitability
(20%)

Efficacy
(30%)

Safety
(30%)

Ciprec 500 caplet 500 mg

(9x20%)

(9x30%)

(9x30%)

Cetafloxo caplet 500 mg

(9x20%)

(9x30%)

(9x30%)

p-drug

Cost (20%)
(3x20%)
(Rp 240.000)
(4x20%)
(Rp 211.595)

Ciproflocaxin tablet 500 mg

(9x20%)

(9x30%)

(9x30%)

(9x20%)
(Rp 4.800)

Dari hasil perbandingan ketiga macam bentuk sediaan obat Ciprofloxacin tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk sediaan obat terpilih (drug of choice) adalah Ciprofloxacin tablet
500 mg.
Pengenalan Obat Pilihan
Zat Aktif: yang dipilih golongan fluorokuinolon generasi II yaitu Ciprofoxacin tablet dengan
dosis 500 mg, dan penggunaan 2 x sehari tablet.
Lama pemberian: untuk kasus UTI diberikan selama 3 hari

Dokter: Zahrotun Nadliroh


SIP.: 22010115210164
Alamat: Jl. Bulusan, TembalangPraktek: 19.00-21.00
Telp: (024) 732567
Semarang, 21 Agustus 2016
R/Ciprofloxacin mg 500 tab. no. III
S o.12.h tab a.c.

Pro: Ny. Sarah (26 th)


Alamat: Semarang

Informasi, instruksi, dan peringatan lain:


1. Obat diminum 2 kali sehari tablet setiap 12 jam, diminum sebelum makan, dan harus
dihabiskan. Setelah obat habis (setelah 3 hari), datang kontrol kembali ke dokter.
2. Setelah minum obat mungkin akan mengalami mual, muntah, rasa tidak enak di perut,
sakit kepala, dan pusing
3. Apabila setelah meminum obat tersebut mengeluh gatal-gatal dan muncul kemerahan
pada kulit, maka konsumsi obat dihentikan dan segera ke dokter
4. Apabila keluhan dirasakan memberat maka segera datang kembali ke dokter

DISKUSI
Identifikasi Masalah
1a. Apa temuan klinis dan laboratorium yang sesuai dengan diagnosis acute uncomplicated
lower UTI (sistitis) pada pasien ini?
Temuan Klinis dan Laboratorium:

Dari anamnesis didapatkan keluhan disuria, frekuensi dan urgensi, nyeri uretral dan panas
saat berkemih, nyeri suprapubik. Dari riwayatnya pasien juga tidak memiliki sakit
Diabetes Mellitus.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya nyeri suprapubik
Dari pemeriksaan laboratorium urinalisis didapatkan warna kuning, keruh, pH 5,0; WBC
10-15 sel/LPB; RBC 1-5 sel/LPB, tanda perdarahan, dan ditemukan banyak bakteri
Dari temuan-temuan tersebut maka dapat didiagnosis sebagai acute uncomplicated lower UTI
(sistitis).
1b. Bagaimana diagnosis cystitis dengan ddnya uretritis(akibat chlyndamisin trachomatis,
nesseria gonorrhea, atau herpes simples virus) atau vaginitis (akibat chandida ato trichomonas
spesies)?
Diagnosis cystitis
Anamnesis : frekuensi mengeluarkan urine lebih sering disertai dengan rasa nyeri di suprapubik
dan hamaturi, jarang disetai dengan demam, mual, muntah, badan lemas.
Pemeriksaan fisik : nyeri tekan di suprapubik
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan urine warna keruh, berbau pada urinalisis terdapat piuria, hematuria, dan
bekteriuria.
Kultur urine mengetahui jenis kuman penyebab infeksi
Uretritis
Anamnesis : dysuria dan tanda tanda descar uretral, sering kencingdan keluarnya discar tubuh
seropurulen, demam, muntah, mual, rasa gatal dan sakit pada organ intim, rasa sakit pada sendi,
muncul ruam ditelapak tangan, sakit pada tenggorokan.
Pemeriksaan fisik : pada uretritis akibat gonorea didapatkan discar tubuh seropurulen.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan kultur duh tubuh kuman spesifik seperti gonokocal,
trichomonas vaginalis dan candida albicans
Vaginitis

Anamnesis keluar cairan berwarna putih dari vagina, gatal di bibir vagina, nyeri , riwayat
berhubungan seksual (+)
Pemeriksaan fisik nyeri tekan suprapubik, discharge (kuning kehijauan, mucupurulen) dan
erythema pada vulva dan uretra, dinding vagian erosi (+), eritem (+)
Pemeriksaan penujang Microskopis clue cells, motile protozoa, KOH tes
1c. Apa terapi non-farmakologis yang bermanfaat dalam pencegahan uncomplicated UTI?
Terdapat beberapa cara mencegah terjadinya uncomplicated UTI, antara lain:

Asupan cairan yang banyak

Menghindari atau mengendalikan faktor-faktor predisposisi seperti diabetes mellitus,


senggama, penggunaan diafragma, kondom, spermisida, dan terapi esterogen

Mencuci alat kelamin setelah melakukan senggama

1d. Patogen apa yang menyebabkan acute uncomplicated cystitis pada pasien dan seberapa
sering patogen ini menjadi penyebab?

inflamasi
mukosa
buli
akut
lokal
buli
sering
infeksi
Mikroorganisme
oleh
bakteria.
penyebab
infeksi
Colli,
Proteus,
Enterococcus,
dan
Stapylococcus
yang
aureus
terutama
melalui
uretra.
mudah
Sistitis
terjadi
akut
jika
tubuh
menurun,
yaitu
pada
atau
trauma
diabetes
melitus
saat
senggama.
sistitis
daripada
uretra
wanita
pria
karena
lebih
Disamping
itu
getah
cairan
pria
prostat
pada
sehingga
relatif
terhadap
saluran
kemih.
infeksi
paling
sedikit
10
%
mengalami
wanita
pernah
selama
hidupnya
dan
kurang
satu
lebih
tahun
5
%tahan
pernah
ini.
buli
Inflamasi
mempunyai
buli
juga
pada
disebabkan
bahan
oleh
detergen
yang
dicampurkan
dalam
air
untuk
ke
rendam
duduk,
disemprotkan
vulva,
atau
obat
pada
ini
obatan
yang
terapi
kanker
buli
20
buli.
sistitis
pengeluaran
kemih
dimasukkan
Sistitis
akut
adalah
Sistitis akut adalah inflamasi akut pada mukosa buli buli yang sering disebabkan olrh

infeksi oleh bakteria. Mikroorganisme penyebab infeksi ini terutama adalah E. Colli,

Enterococcus, Proteus, dan Stapylococcus aureus yang masuk ke buli buli terutama melalui
uretra. Sistitis akut mudah terjadi jika pertahanan lokal tubuh menurun, yaitu pada diabetes
melitus atau trauma lokal minor seperti pada saat senggama.

Wanita sering mengalami sistitis daripada pria karena uretra wanita lebih pendek daripada pria.
Disamping itu getah cairan prostat pada pria mempunyai sifat bakterisidal sehingga relatif tahan
terhadap infeksi saluran kemih. Diperkirakan bahwa paling sedikit 10 20 % wanita pernah
mengalami serangan sistitis selama hidupnya dan kurang lebih 5 % dalam satu tahun pernah
mengalami serangan ini. Inflamasi pada buli buli juga disebabkan oleh bahan kimia, seperti
detergen yang dicampurkan ke dalam air untuk rendam duduk, deodoran yang disemprotkan
pada vulva, atau obat obatan yang dimasukkan intravesika untuk terapi kanker buli buli.
Faktor penyebab sistitis
1

Obstruksi pengeluaran kemih

2
3
4
5
6

Obstruksi prostat
Obstruksi leher kandung kemih
Striktur uretra
Katup uretra
Kateter menetap kandung kemih
Koitus ( sisititis bulan madu perempuan )
Sistolitiasis
Divertikulum kandung kemih
Fistel vesikovagina

Gambaran klinis
Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa buli buli menjadi kemerahan ( eritema ), edema, dan
hipersensitivitas sehingga jika buli buli terisi urine, akan mudah terangsang untuk segera
mengeluarkan isinya, hal ini menimbulkan gejala frekuensi . Kontraksi buli buli akan
menyebabkan rasa sakit / nyeri di daerah suprapubik dan eritema mukosa buli buli mudah
berdarah dan menimbulkan hematuria. Tidak seperti gejala pada infeksi saluran kemih sebelah
atas, sistitis jarang disertai dengan demam, mual, muntah, badan lemah, dan kondisi umum yang
menurun
1e. Faktor yang mempengaruhi terjadinya ISK:
a. Pemasangan kateter lebih dari 14 hari
Kateterisasi: cara pemasangan kateter; lama pemasangan; kualitas perawatan kateter;
dantindakan sebelumpemasangan kateter seperti desinfeksi, kompres antiseptik, dan sterilisasi
kateter18
b. Wanita, usia diatas 65 tahun
c. Serum kreatinin >2mg/dl
d. Diabetes melitus 8
e. Kurangnya teknik aseptik pada pemasangan kateter
f. Kontaminasi kantung penampung urin
g. Kontaminasi periuretra oleh mikroorganisme patologis

h. Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak dan tidak rasional dapat menimbulkan
resistensi. Hal ini terjadi terutama pada pasien yang mendapat terapi antibiotik dalam 90 hari
sebelumnya. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional mengurangi jumlah bakteri lactobacillus
yang melindungi. Hal ini menimbulkan jumlah pertumbuhan E. coli yang tinggi di vagina. Pada
percobaan kepada kera, pemberian antimikroba -lactam meningkatkan kolonisasi E. coli,
pemberian trimethoprim dan nitrofurantoin tidak meningkatkan kolonisasi E. coli.. E. coli
merupakan penyebab terbanyak ISK. Resistensi E. coli terhadap antibiotik meningkat dengan
cepat, terutama resistensi terhadap fluorokuinolon dan cephalosporin generasi 3 dan 4.
i. Penyumbatan saluran kemih
Penyumbatan yang menghambat aliran urin sehingga memperlambat pengosongan kandung
kemih dapat menyebabkan ISK. Hambatan dapat disebabkan oleh pembesaran prostat, batu
ginjal, dan massa tumor atau kanker.
j. Jenis kelamin
Wanita lebih rentan terkena ISK dibanding pria, karena saluran kencing uretra wanita lebih
pendek.
k. Aktivitasseksual
Tekanan pada saluran kencing selama berhubungan intim dapat memindahkan bakteri dari
saluran cerna (sekitar anus) ke kandung kemih. Biasanya tubuh dapat menyingkirkan patogen
ini dalam waktu 24 jam. Namun, jika jumlah bakteri sangat banyak atau bakteri memiliki sifat
tahan maka terjadilah ISK. Inilah mekanisme penyebab ISK yang sering terjadi pada
pengantin baru, yang disebut honeymoon cystitis.
l. Kebiasaan cebok yang salah
Kebiasaan cebok dengan menyeka dari belakang ke depan setelah buang air besar atau buang
air kecil dapat menyebabkan ISK. Karena gerakan ini dapat memindahkan bakteri dari daerah
anus menuju uretra (saluran kencing).

m. Spermisida
Spermisida dapat meningkatkan risiko ISK, karena dapat menyebabkan iritasi kulit pada
beberapa wanita. Hal ini meningkatkan risiko bakteri masuk ke dalam kandung kemih.
1f. Alasan mengapa pasien tidak respon terhadap terapi
Resistensi terhadap trimetoprim-sulfometoksazol merupakan masalah yang terus
meningkat, meskipun resistensi nya lebih rendah dari pada resistensi nya terhadap masingmasing senyawa. Resistensi yang terjadi sering kali akibat masuknya plasmid pengode
dehidrofolat reduktase yang telah berubah. Diduga tingginya tingkat resistensi terhadap kuinolon
disebabakan olehdanaya gen qnr yang ditransfer secara horizontal melalui plasmid gen-ren qnr
ini seperti gen qrna juga berasosiasi dengan terjadinya resistensi e.coli
Hasil yang diharapkan
2. Apakah tujuan terapi antibiotik yang diharapkan dari pemberian terapi pada acute
uncomplicated cystitis ?
Tujuan terapi antibiotik infeksi saluran kemih adalah menghilangkan gejala dengan cepat,
mengeradikasi bakteri pathogen, meminimalisasi rekurensi dan mengurangi morbiditas dan
mortalitas. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan pemberian antibiotik sambil mencari bakteri
penyebab.
Terapi Alternatif
3a. Karakteristik apa yang diinginkan dari suatu antibiotik dalam pengobataan sistitis akut tanpa
komplikasi?
-

sistitis adalah peradangan kandung kemih, yang ditandai dengan frekuensi buang air kecil
yang meningkat, nyeri saat berkemih dan kadang ada darah yang keluar saat berkemih.
Penyakit ini disebakna oleh bakteri E. Coli yaitu suatu bakteri gram negative sehingga
untuk membunuh atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini diperlukan
antibiotika yang mempunyai mekanisme kerja yang menghambat sintesis mukopeptida
yang diperlukan untuk pembentukan dinding sel bakteri. Contoh antibiotik:
sephalosporin, penisilin, carbapenem.

3b. Apakah alternatif farmakoterapi yang tersedia sebagai first line dan second line terapi untuk
acute uncomplicated cystitis?
First-line therapy
Nitrofurantoin monohydrate macrocrystals, 100 mg twice daily for 5 das
TMP-SMX, 160/800 mg twice daily for 3 days
Fosfomyci trometamol, 3 g sachet in a single dose
Second-line therapy
Ciprofloxacin, 250 mg twice daily for 3 days
Levofloxacin, 250 mmg or 500 mg once daily for 3 days
Amoxicillin-clavulanate, 500 g/125 mg twice daily for 7 days
Cefpodoxime, 100 mg twice daily for 3 to 7 days
3.c. Apa terapi non-farmakologis yang bermanfaat dalam pencegahan uncomplicated UTI?
Terdapat beberapa cara mencegah terjadinya uncomplicated UTI, antara lain:

Asupan cairan yang banyak

Menghindari atau mengendalikan faktor-faktor predisposisi seperti diabetes mellitus,


senggama, penggunaan diafragma, kondom, spermisida, dan terapi esterogen

Mencuci alat kelamin setelah melakukan senggama

3.d Bagaimana obat, dosis, schedule dan durasi terapi yang baik untuk pasien dengan acute
uncomplicated cystitis?
Can one of the recommended antimicrobials
below be used considering :

Pengobatan acute uncomplicated cystitis


Availability
Allergy history
Antibiotik
Tolerance
women with acute
uncomplicated cystitis
Nitrofurantoin
monohydrate/macrocrystals
100
mg bid X 5 days (avoid if early pyelonephritis
-Absence of fever, flank pain, or other
suspected)
ORsuspicion for pyelonephritis
Trimethoprim-sulfamethoxazole 160/800 mg
-Able to take oral medication
(one DS tablet) bid X 3 days (avoid if
resistance prevalence is known to exceed 20
% or if used for UTI in previous 3 months)
OR
Fosfomycin trometamol 3 gm single dose
( lower efficacy than some other
recommended agents:avoid if early
pyelonephritis suspected)
OR
Pivmecillinam 400 mg bid X 5 days (lower
efficacy than some other recommended

Consider alternate diagnoisis


(such as pyelonephritis or
complicated UTI) & treat
accordingly

Fluoroquinolones
(resistence
prevalence high in
some aeas)
OR
-lactame (avoid
ampicilin or
amoxicillin
alone;lower effifacy
than other;requires
close follow-up)

Evaluasi Hasil
5

Apa parameter klinis dan laboratorium yang harus dipantau untuk mengevaluasi

efektivitas terapi dan untuk mendeteksi dari mencegah efek samping?


A. Laboratorium
1. Urinalisis
- Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda bagi berbagai
penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit nongromeluler seperti batu
-

saluran kemih dan infeksi saluran kemih.


Piuria
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila ditemukan
paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau setara dengan 2-5
leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus.

Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10 per mikroliter
urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan : Infeksi
tuberculosis, Urin terkontaminasi dengan antiseptic, Urin terkontaminasi dengan leukosit
vagina, Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik), Nefrolitiasis, Tumor uroepitelial.
-

Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain :
Silinder eritrosit sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis ginjal, Silinder
leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk pielonefritis, Silinder epitel,
dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut, Silinder
lemak merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersaman dengan

proteinuria nefrotik.
Kristal
Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal
Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi saluran
kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.

2. Bakteriologis
-

Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar
atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan

pandang minyak emersi.


Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan
diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai kriteria
Catteli. Kriteria Catteli untuk diagnosis bakteriuria yang bermakna :
Wanita, simtomatik
102 organisme koliform/ mL urin plus piuria atau
105 organisme patogen apapun/ ML urin atau,
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urin yang diambil dengan cara

aspirasi suprapubik.
Laki-laki, simtomatik
103 organisme patogen/ mL urin
Pasien asimtomatik
105 organisme patogen/ mL urin pada 2 sampel urin berurutan
3. Tes Kimiawi

Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, di


antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah
sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.

4. Tes Plat
Celup (Dip-Slide) Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa
lempengan plastik bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan
padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan 11
digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung plastik
tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama satu malam.
Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan
kuman dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang
sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap mL urin yang
diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat. Kekurangannya adalah
jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.
B. Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu
atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat
berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan
lainnya, misalnya ultrasonografi dan CTScan.
Edukasi Pasien
6. Informasi apa yang perlu diberikan kepada pasien?
Edukasi kepada pasien

Jika selama menggunakan floroquinolon pasien mengalami rasa nyeri,


pembengkakan, serta peradangan pada tendon dan tendon rupture, maka :
Hati hati penderita yang peka terhadap gangguan sistem saraf pusat
karena menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat

Jika selama menggunakan floroquinolon pasien mengalami reaksi


hipersensivitas yang fatal dan serius dapat terjadi pada pemberian awal,

karena itu pemberian obat segera dihentikan bila mulai terjadi ruam kulit.

Jika selama menggunakan floroquinolon pasien mengalami reaksi


fotosensitivitas dapat terjadi , karena itu penderita jangan terlalu lama
kontak dengan sinar matahari.

Hati hati pada penderita yang melakukan aktivitas yang membutuhkan


kepatuhan dan koordinasi mental yang utuh, mengoperasikan kendaraan

Self Study Assignments:


1

Evaluasi keamanan dan efikasi dari antibiotik dosis tunggal, 3-hari, 7-hari pada pengobatan
sistisis bakterial akut non komplikata. Pada wanita dapat diberikan terapi antimikroba dosis
tunggal atau jangka pendek (1-3 hari sesuai hasil kultur). Obat pilihan yang sensitif terhadap
E. Coli: nitrofurantoin, trimetropim-sulfametosaksol, atau ampisilin. Laki-laki diterapi selama
7-10 hari dengan antibiotik. Lakukan kultur untuk meningkatkan efektivitas terapi. Awasi efek

samping: mual, diare, kemerahan dan kandidiasis vagina.


Berdasarkan jurnal E.coli resistens terhadap seftriakson dan siproflokasin( sebuah studi di
rumah sakit Al-Islam pada tahun 2014)

Provide an assessment and recommendation on the role of phenazopyridine in the treatment of


UTIs.
Phenazopyridine adalah obat analgesik kemih secara oral ( obat penghilang rasa sakit) . Ini
tersedia di apotek ( tanpa resep ) dalam dosis yang rendah, dan dengan resep untuk dosis yang

lebih tinggi . Hal ini digunakan umumnya untuk mengobati gejala nyeri, terbakar, urgensi,
frekuensi, dan gejala lain yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bawah ( UTI ).
Meskipun mekanisme yang tepat tindakan tidak diketahui, phenazopyridine diduga
memberikan bantuan dari gejala ISK dengan bertindak sebagai anestesi lokal pada lapisan
saluran kemih. Phenazopyridine diekskresikan dalam urin dan dapat menyebabkan urin
berubah warna menjadi oranye atau merah. Phenazopyridine tidak memiliki aksi antibakteri
dan tidak boleh digunakan untuk mengobati ISK. Obat ini hanya digunakan untuk mengurangi
yang berhubungan dengan ISK.

Anda mungkin juga menyukai