Anda di halaman 1dari 11

Essay September

Komunikasi dan pengetahuan kebudayaan dalam Penanganan


Kesehatan
Oleh Rivaldi Octora Sulaiman

Kata Pengantar

Selama ini manusia dibuat heran tentang segala peristiwa yang ada didunia, tidak
sering dalam mencari apa yang ingin diketahui selalu ada hambatan dan tipu daya oleh
misteri dari sifat natural manusia itu sendiri. Dari hal terkecil seperti kegiatan sehari hari
yang manusia lakukan selalu bisa dipertanyakan dan menjadi sebuah teka teki yang sulit
untuk kita pahami. Begitupun dengan komunikasi, dalam hal ini komunikasi adalah suatu
kegiatan timbal balik yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dan menjadi
sebuah bahan diskusi ataupun studi dari kegiatan manusia yang harus kita mengerti.
Sebagian pelajar yang menekuni bidang komunikasi menganggap bahwa komunikasi
merupakan sebuah central dari kehidupan dan sebagiannya lagi menganggap komunikasi
adalah hal yang terpisah dalam kehidupan. Tetapi didalam bentuk apapun, komunikasi
selalu ada disana.1
1 Steven W Littlejohn, Theories of Human Communication (Wadsworth
Publishing Company,1995), 2.

Tidak terlepas dari isu kesenjangan peradaban dimana suatu peradaban tertinggal dengan
peradaban yang lebih maju, salah satu contohnya adalah di bidang kesehatan, dimana
mengerti

tidaknya

suatu

peradaban

masyarakat

mengenai

isu

kesehatan

serta

-penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan. Disinilah sering terjadi sebuah


kegagalan dalam berkomunikasi dimana peradaban yang lebih maju yang mencoba untuk
membantu menyelesaikan isu kesehatan yang ada terkadang tidak bisa diterima dan tidak
berjalan seperti yang diinginkan.
Sebuah basis gerakan yang luas dan kecukupan tenaga kerja ataupun relawan dalam
penanganan sebuah isu kesehatan tidaklah cukup jika orang orang yang berpartisipasi
dalam kegiatan ini tidak tahu budaya dan bahasa yang mereka akan tuju. Setidaknya dalam
hal ini, sebuah kegiatan akan memerlukannya tenaga translasi dan seorang ahli budaya
yang dapat membantu kelancaran misi kegiatan kesehatan yang akan atau sedang
berlangsung.

Tentunya

hal

ini

hanya

akan

menambah

biaya

maupun

waktu

pengorganisasian massa anggota dan partisipan yang akhirnya bisa berujung pada telatnya
bantuan yang datang. Maka dari itu tidaklah cukup dengan bantuan tenaga translasi dan ahli
budaya. Tetapi seorang ahli medis pun harus menjadi sebuah jawaban demi kefektifan
penanggulangan isu kesehatan.
Segala cara dilakukan untuk menjelaskan mengapa bisa terjadinya kegagalan dalam
berkomunikasi dari satu budaya dengan budaya lainnya terutamanya dimana dari satu
budaya yang maju dengan yang berkembang atau tertinggal. Kelancaran dalam
berkomunikasi merupakan sebuah kunci keberhasilan dalam segala hal. Tetapi tentunya
bahasa dan budaya di dunia ini tidak hanya satu. Deddy Mulyana (2014: 6) mengemukakan
bahwa para ilmuwan social mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai
hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Dimana budaya menjadi bagian
dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Dalam hal ini kita dapat ambil kesimpulan bahwa kita dapat mengerti kebiasaan
berkomunikasi sebuah suku atau kelompok masyarakat dengan mempelajari budaya yang

sudah lama ada tertanam di tanah tinggal mereka. Bidang studi komunikasi pun sangat
banyak berkontribusi demi terjadinya keberhasilan dalam misi kesehatan dengan
menumbuhkannya rasa toleransi diantara dua budaya yang berbeda.
Studi demi studi dilakukan sampai akhirnya menerapkan kajian komunikasi lintas
budaya dalam perkuliahan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan seorang ahli kesehatan lebih
kompten dalam mengatasi seorang pasien yang budayanya berbeda dengan budaya
lingkungan social sekitar.
Dalam paper ini saya ingin memaparkan apa saja masalah dan kontribusi yang
sudah ada dan dilakukan didalam dunia kesehatan terutamanya didalam bidang komunikasi
yang sudah panjang sejarahnya dalam membantu penanggulangan isu kesehatan

Masalah sosialisasi dalam penanggulan isu kesehatan

Sebelum kita beranjak kepada pisau analisa yang akan dibahas dalam poin
berikutnya. Akan lebih baik jika kita mengerti masalah apa saja yang ada dalam
penanggulangan isu kesehatan yang terjadi dalam dimensi lintas budaya. Seperti yang
sudah dikatakan didalam poin pengantar bahwa, bahasa dan budaya merupakan unsur dan
kunci terpenting dalam kesuksesan penanggulangan isu kesehatan terutamanya jika
berinteraksi dengan tujuan budaya yang berbeda.
Tentunya masalah yang terjadi didalam komunikasi kesehatan dalam tingkat lintas
budaya sangatlah beragam, tetapi dalam paper ini ada beberapa poin inti dan penting
disetiap masalah yang ada dalam komunikasi kesehatan dalam tingat lintas budaya.

Bahasa

Bahasa merupakan sebuah elemen yang penting untuk terjadinya sebuah


komunikasi yang bisa dimengerti satu sama lain. Terutama di-Indonesia sendiri
memiliki ribuan Bahasa yang berbeda sehingga sering terjadinya sebuah kegagalan
komunikasi Antara ahli kesehatan dengan pasien yang ditangani.

Budaya

Budaya masyarakat adalah salah satu factor penting dan menjadi sebuah tantangan
besar yang wajib dipertimbangkan dengan matang demi menumbuhkannya rasa
toleransi Antara budaya, ras, agama dan lain halnya. Tidak pahamnya seseorang dengan
tempat yang budayanya berbeda dengan budaya tempat ia berasal. Dapat berakibat fatal
bagi kehidupan social seseorang tersebut.

Publikasi

Publikasi merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan


masyarakat terhadap isu kesehatan yang sedang dihadapi, terkadang publikasi selalu
datang terlambat sehingga membuat masyarakat tidak sadar akan isu kesehatan terseput
dan berdampak pada angka infeksi yang ada di masyarakat.

Dalam menjawab masalah yang sudah sering terjadi mengenai kegagalan komunikasi,
kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu komunikasi lintas budaya dan mengerti apa saja
tipe isu kesehatan yang sudah terjadi di masyarakat

Komunikasi Lintas Budaya

Awal peradaban ketika manusia membentuk kelompok suku, dan hubugan antar
budaya terjadi setiap kali orang-orang dari suku yang satu bertemu dengan anggota dari
suku lain dan mendapati bahwa mereka berbeda. Terkadang perbedaan ini tanpa kesedaran
dan toleransi akan keberagaman budaya menimbulkan kecenderungan manusia untuk
bereaksi secara dengki satu sama lain karena maju atau mundurnya sebuah budaya dengan
budaya lainnya.
Sampai saat ini peradaban setiap manusia bisa bertahan karena adanya sifat
toleransi dari satu budaya dengan budaya lainnya. Hal inilah yang menjadi sebuah topic
pembicaraan yang harus ditingkatkan menjadi sebuah bidang keilmuan yang produknya
dapat menjadi sebuah konstribusi bagi masyarakat dan peradaban lainnya.
Berikut adalah sebuah pendapat dari ahli komunikasi menganai bahasa dan budaya,
mengutip Edward dari ( Steven W Littlejohn. 1995, 196) :

Human beings do not live in the objective world alone, nor alone in the
world of social activity as ordinarily understood, but are very much at the mercy of
the particular language which has become the medium of expression for their
society the fact of the matter is that the real world is to large extent
unconsciously built up - on the language habits of the groups we see and hear and
otherwise experience very largely as we do because language habits of our
community predispose certain choice of interpretation
Kita dapat mengambil isi pikiran Edward mengenai apa yang di
paparkannya dikutipan atas. Bahwa kebiasaan berbahasa di setiap kelompok
ialah berbeda dan tergantung pada satu kelompok dengan kelompok lainnya
untuk saling mengerti satu sama lain mengenai interpretasi bahasa masing
masing kelompok. Maka dari itu bisa kita ambil kesimpulan bahwa demi
terjadinya transfer pengetahuan yang bermanfaat, satu kelompok dengan
kelompok lainnya terlebih dahulu harus memiliki rasa toleransi untuk bisa
mengerti satu sama lain.
Disinilah produk dari studi komnukasi lintas budaya dibutuhkan untuk
menyelesaikan isu isu yang terjadi terhadap transfer pengetahuan yang terjadi
dari satu budaya ke budaya lainnya. Dengan terciptanya pribadi yang disiplin,
toleran dan tidak lupa dengan jati dirinya, dapat memecahkan berbagai
masalah. Dalam hal ini merupakan masalah isu kesehatan.

Isu Kesehatan

Isu

Kesehatan terkadang tidak begitu dimengerti oleh masyarakat luas,

dimulai dari penggunaan obat, dosis maupun penggunaan alat alat yang
mendukung untuk penyembuhan atau mencegah suatu penyakit, seperti yang
kita ketahui baru baru ini. Virus zika sedang menjadi isu yang sedang
dibicarakan secara luas di masyarakat. Banyak pertanyaa muncul mengenai
virus

zika

dimulai

dari

bagaimana

cara

mencegahnya

sampai

cara

menyembuhkannya.
Pertanyaan pertanyaan ini tentunya haya bisa dijawab oleh kalangan ahli
medis khususnya yang menekuni bidang virology dan secara umum dengan hal
lainnya yang bersangkutan dengan kesehatan. Maka dari itu dibutuhkannya
sosialisasi mengenai virus zika untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap virus ini. Terkadang tidak semua masyarakat mengerti mengenai apa
yang di sosialisasikan oleh kalangan medis. Ini merupakan masalah yang harus
dilewati demi menjaga kesehatan masyarakat luas
Masalah yang terjadi di bidang kesehatan bukan hanya berupa kekurang
sumber daya manusia maupun peralatan, bahan ataupun obat yang sudah siap
dipakai, tetapi juga dimana cara seorang yang bertanggung jawab dalam
menangani pasien dalam kata lain seorang dokter suster dan staff kesehatan
lainnya.

Sehingga

diperlukannya

pembelajaran

komunikasi

di

bidang

kesehatan. Maka dari itulah terciptanya komunikasi kesehatan di jurusan ke


dokteran.

Berikut salah satu pemaparan mengenai komunikasi kesehatan oleh


Arianto Komunikasi kesehatan merupakan proses komunikasi yang melibatkan
pesan kesehatan, unsur-unsur atau peserta komunikasi. Dalam komunikasi
kesehatan berbagai peserta yang terlibat dalam proses kesehatan antara
dokter, pasien, perawat, profesional kesehatan, atau orang lain. Pesan khusus
dikirim dalam komunikasi kesehatan atau jumlah peserta yang -terbatas
dengan

menggunakan

konteks

menggunakan konteks komunikasi

komunikasi

antarpribadi

sebaliknya

massa dalam rangka mempromosikan

kesehatan kepada masyarakat luas yang lebih baik, dan cara yang berbeda
adalah upaya meningkatkan keterampilan kemampuan komunikasi kesehatan
2

Disinilah betapa pentingnya sebuah komunikasi dibidang kesehatan yang dalam hal
ini berdampak pada kualitas afektif dari komunikasi Antara dokter dan pasien. Hal ini
merupakan penentuan utama dari mengerti tidaknya seorang pasien sampai terhadap
kepuasan dan kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan. Dan secara tidak langsung
menjalin hubungan interpersonal dengan dokter yang dapat meningkatkan konteks
komunikasi interpersonal yang berlangsung dengan keramahan, perilaku, empatik dan lain
halnya.
Banyaknya keuntungan dari produk studi komunikasi yang bisa membantu
komunikasi Antara seorang ahli kesehatan dengan pasien yang ia tangani. Mulai dari
perbedaan Bahasa sampai bagaimana si pasien bisa lebih memahami apa yang seorang ahli
kesehatan sampaikan.

2 Arianto, Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien)


Jurnal Ilmu Komunikasi (http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/),3.

Kesimpulan

Didalam bidang kesehatan, rintangan bahasa dan literasi berdampak kurang baik bagi
keefektifan layanan kesehatan, pengambilan keputusan untuk pasien dan lain halnya.
Kalangan medis perlu dilatih untuk mengenal sebuah budaya. Dalam kata lain sebuah
budaya dapat didefinisikan dari unsur ras, etnik, Bahasa, kepercayaan, adat, cara berpikir,
cara berkomunikasi sampai kebiasaan yang selalu dilakukan oleh suatu kebudayaan.
Dalam setiap aksi sosialisasi sampai hubungan interpersonal Antara dokter dan
pasien yang berbeda bahasa akan dibutuhkannya seseorang yang bisa mentralasi Antara
satu Bahasa dengan Bahasa lainnya. Tetapi hal ini bukanlah solusi yang bisa menjawab
semua masalah yang terjadi dalam komunikasi lintas budaya. Tetapi juga dibutuhkanya
sebuah organisasi non kesehatan yang dapat meningkatkan taraf keilmuan disuatu kalangan
masyarakat, sehingga perlahan demi perlahan masalah mengenai komunikasi yang terjadi
dapat berkurang dengan sendirinya karena ada bantuan pendidikan.
Bisa kita simpulkan bahwa demi terjadinya penyampaian pesan yang dapat
dimengerti oleh pasien. Setiap kegiatan kesehatan yang dilakukan didaerah yang kalangan
masyarakat besar masih menggunakan Bahasa daerah dan kuat adat budayanya seorang ahli
medis perlu mengetahui siapa dan dimana yang ia tuju sehingga dalam kegiatan yang akan
dilakukan kedepannya. Ia bisa mempelajari karakter dan kebudayaan masyarakat disana,
akan lebih baik jika seorang ahli medis tersebut mengerti dengan Bahasa yang diucapkan di
daerah yang dituju. Jika tidak, dalam kegiatan ini diperlukan bantuan seorang penerjemah,
dan akan membutuhkan bantuan organisasi, bisa dari pemerintah maupun dari program
relawan, untuk menangani daerah yang luas dan jauh dari perkotaan. Pendidikan bahasa
bagi pasien pun berkontribusi sangat besar dalam mengatasi masalah isu kesehatan3
Sama halnya dalam hal publikasi. Pemerintah harus bekerja sama denga berbagai pihak
untuk meningkatkan kehati hatian kalangan masyarakat mengenai isu kesehatan.
3 Taylor SP ,Cross-cultural communication barriers in health care RCN Publishing, 9.

Transparency, timeliness in sharing information important to prevent


rumors, a whole government approach is not enough. We need a whole society approach4
Singapores Health Minister, Gan Kim Yong. Mengutip dari The Jakarta Post.
Dengan adanya kerjasama untuk publikasi atau sosialisasi mengenai virus ini dapat
dan sangat membantu untuk mencegah dan mengurangi angka infeksi pada masyarakat. Hal
serupa juga patut dijadikan contoh untuk mengatasi berbagai masalah dalam komunikasi
berkonteks lintas atau antar budaya untuk mengatasi masalah masalah kesehatan yang ada
hingga saat ini.

Daftar Pustaka

4 Asia News Network. ASEAN health ministers to boost cooperation over Zika(The

Jakarta Post, 15 September,2016.), 10.

Buku dan Jurnal

Arianto. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien) . Dari


(http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/)
Littlejohn W, Steven. 1995. Theories of Human Communication. Edisi ke-5. Belmont,
California : Wadsworth Publishing Company.
Mulyana, Deddy. 2014. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Edisi Revisi. Jawa Barat,
Bandung : Remaja Rosda Karya.
SP, Taylor. 2013. Cross-cultural communication barriers in health care. Nursing
Standard. Dari
(http://rcnpublishing.co.uk)
Tools for Cross-Cultural Communication and Language Access Can Help Organizations
Address Health Literacy and Improve Communication Effectiveness. Dari
(http://www.cdc.gov/healthliteracy/culture.html)

Anda mungkin juga menyukai