Kata Pengantar
Selama ini manusia dibuat heran tentang segala peristiwa yang ada didunia, tidak
sering dalam mencari apa yang ingin diketahui selalu ada hambatan dan tipu daya oleh
misteri dari sifat natural manusia itu sendiri. Dari hal terkecil seperti kegiatan sehari hari
yang manusia lakukan selalu bisa dipertanyakan dan menjadi sebuah teka teki yang sulit
untuk kita pahami. Begitupun dengan komunikasi, dalam hal ini komunikasi adalah suatu
kegiatan timbal balik yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dan menjadi
sebuah bahan diskusi ataupun studi dari kegiatan manusia yang harus kita mengerti.
Sebagian pelajar yang menekuni bidang komunikasi menganggap bahwa komunikasi
merupakan sebuah central dari kehidupan dan sebagiannya lagi menganggap komunikasi
adalah hal yang terpisah dalam kehidupan. Tetapi didalam bentuk apapun, komunikasi
selalu ada disana.1
1 Steven W Littlejohn, Theories of Human Communication (Wadsworth
Publishing Company,1995), 2.
Tidak terlepas dari isu kesenjangan peradaban dimana suatu peradaban tertinggal dengan
peradaban yang lebih maju, salah satu contohnya adalah di bidang kesehatan, dimana
mengerti
tidaknya
suatu
peradaban
masyarakat
mengenai
isu
kesehatan
serta
Tentunya
hal
ini
hanya
akan
menambah
biaya
maupun
waktu
pengorganisasian massa anggota dan partisipan yang akhirnya bisa berujung pada telatnya
bantuan yang datang. Maka dari itu tidaklah cukup dengan bantuan tenaga translasi dan ahli
budaya. Tetapi seorang ahli medis pun harus menjadi sebuah jawaban demi kefektifan
penanggulangan isu kesehatan.
Segala cara dilakukan untuk menjelaskan mengapa bisa terjadinya kegagalan dalam
berkomunikasi dari satu budaya dengan budaya lainnya terutamanya dimana dari satu
budaya yang maju dengan yang berkembang atau tertinggal. Kelancaran dalam
berkomunikasi merupakan sebuah kunci keberhasilan dalam segala hal. Tetapi tentunya
bahasa dan budaya di dunia ini tidak hanya satu. Deddy Mulyana (2014: 6) mengemukakan
bahwa para ilmuwan social mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai
hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Dimana budaya menjadi bagian
dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Dalam hal ini kita dapat ambil kesimpulan bahwa kita dapat mengerti kebiasaan
berkomunikasi sebuah suku atau kelompok masyarakat dengan mempelajari budaya yang
sudah lama ada tertanam di tanah tinggal mereka. Bidang studi komunikasi pun sangat
banyak berkontribusi demi terjadinya keberhasilan dalam misi kesehatan dengan
menumbuhkannya rasa toleransi diantara dua budaya yang berbeda.
Studi demi studi dilakukan sampai akhirnya menerapkan kajian komunikasi lintas
budaya dalam perkuliahan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan seorang ahli kesehatan lebih
kompten dalam mengatasi seorang pasien yang budayanya berbeda dengan budaya
lingkungan social sekitar.
Dalam paper ini saya ingin memaparkan apa saja masalah dan kontribusi yang
sudah ada dan dilakukan didalam dunia kesehatan terutamanya didalam bidang komunikasi
yang sudah panjang sejarahnya dalam membantu penanggulangan isu kesehatan
Sebelum kita beranjak kepada pisau analisa yang akan dibahas dalam poin
berikutnya. Akan lebih baik jika kita mengerti masalah apa saja yang ada dalam
penanggulangan isu kesehatan yang terjadi dalam dimensi lintas budaya. Seperti yang
sudah dikatakan didalam poin pengantar bahwa, bahasa dan budaya merupakan unsur dan
kunci terpenting dalam kesuksesan penanggulangan isu kesehatan terutamanya jika
berinteraksi dengan tujuan budaya yang berbeda.
Tentunya masalah yang terjadi didalam komunikasi kesehatan dalam tingkat lintas
budaya sangatlah beragam, tetapi dalam paper ini ada beberapa poin inti dan penting
disetiap masalah yang ada dalam komunikasi kesehatan dalam tingat lintas budaya.
Bahasa
Budaya
Budaya masyarakat adalah salah satu factor penting dan menjadi sebuah tantangan
besar yang wajib dipertimbangkan dengan matang demi menumbuhkannya rasa
toleransi Antara budaya, ras, agama dan lain halnya. Tidak pahamnya seseorang dengan
tempat yang budayanya berbeda dengan budaya tempat ia berasal. Dapat berakibat fatal
bagi kehidupan social seseorang tersebut.
Publikasi
Dalam menjawab masalah yang sudah sering terjadi mengenai kegagalan komunikasi,
kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu komunikasi lintas budaya dan mengerti apa saja
tipe isu kesehatan yang sudah terjadi di masyarakat
Awal peradaban ketika manusia membentuk kelompok suku, dan hubugan antar
budaya terjadi setiap kali orang-orang dari suku yang satu bertemu dengan anggota dari
suku lain dan mendapati bahwa mereka berbeda. Terkadang perbedaan ini tanpa kesedaran
dan toleransi akan keberagaman budaya menimbulkan kecenderungan manusia untuk
bereaksi secara dengki satu sama lain karena maju atau mundurnya sebuah budaya dengan
budaya lainnya.
Sampai saat ini peradaban setiap manusia bisa bertahan karena adanya sifat
toleransi dari satu budaya dengan budaya lainnya. Hal inilah yang menjadi sebuah topic
pembicaraan yang harus ditingkatkan menjadi sebuah bidang keilmuan yang produknya
dapat menjadi sebuah konstribusi bagi masyarakat dan peradaban lainnya.
Berikut adalah sebuah pendapat dari ahli komunikasi menganai bahasa dan budaya,
mengutip Edward dari ( Steven W Littlejohn. 1995, 196) :
Human beings do not live in the objective world alone, nor alone in the
world of social activity as ordinarily understood, but are very much at the mercy of
the particular language which has become the medium of expression for their
society the fact of the matter is that the real world is to large extent
unconsciously built up - on the language habits of the groups we see and hear and
otherwise experience very largely as we do because language habits of our
community predispose certain choice of interpretation
Kita dapat mengambil isi pikiran Edward mengenai apa yang di
paparkannya dikutipan atas. Bahwa kebiasaan berbahasa di setiap kelompok
ialah berbeda dan tergantung pada satu kelompok dengan kelompok lainnya
untuk saling mengerti satu sama lain mengenai interpretasi bahasa masing
masing kelompok. Maka dari itu bisa kita ambil kesimpulan bahwa demi
terjadinya transfer pengetahuan yang bermanfaat, satu kelompok dengan
kelompok lainnya terlebih dahulu harus memiliki rasa toleransi untuk bisa
mengerti satu sama lain.
Disinilah produk dari studi komnukasi lintas budaya dibutuhkan untuk
menyelesaikan isu isu yang terjadi terhadap transfer pengetahuan yang terjadi
dari satu budaya ke budaya lainnya. Dengan terciptanya pribadi yang disiplin,
toleran dan tidak lupa dengan jati dirinya, dapat memecahkan berbagai
masalah. Dalam hal ini merupakan masalah isu kesehatan.
Isu Kesehatan
Isu
dimulai dari penggunaan obat, dosis maupun penggunaan alat alat yang
mendukung untuk penyembuhan atau mencegah suatu penyakit, seperti yang
kita ketahui baru baru ini. Virus zika sedang menjadi isu yang sedang
dibicarakan secara luas di masyarakat. Banyak pertanyaa muncul mengenai
virus
zika
dimulai
dari
bagaimana
cara
mencegahnya
sampai
cara
menyembuhkannya.
Pertanyaan pertanyaan ini tentunya haya bisa dijawab oleh kalangan ahli
medis khususnya yang menekuni bidang virology dan secara umum dengan hal
lainnya yang bersangkutan dengan kesehatan. Maka dari itu dibutuhkannya
sosialisasi mengenai virus zika untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap virus ini. Terkadang tidak semua masyarakat mengerti mengenai apa
yang di sosialisasikan oleh kalangan medis. Ini merupakan masalah yang harus
dilewati demi menjaga kesehatan masyarakat luas
Masalah yang terjadi di bidang kesehatan bukan hanya berupa kekurang
sumber daya manusia maupun peralatan, bahan ataupun obat yang sudah siap
dipakai, tetapi juga dimana cara seorang yang bertanggung jawab dalam
menangani pasien dalam kata lain seorang dokter suster dan staff kesehatan
lainnya.
Sehingga
diperlukannya
pembelajaran
komunikasi
di
bidang
menggunakan
konteks
komunikasi
antarpribadi
sebaliknya
kesehatan kepada masyarakat luas yang lebih baik, dan cara yang berbeda
adalah upaya meningkatkan keterampilan kemampuan komunikasi kesehatan
2
Disinilah betapa pentingnya sebuah komunikasi dibidang kesehatan yang dalam hal
ini berdampak pada kualitas afektif dari komunikasi Antara dokter dan pasien. Hal ini
merupakan penentuan utama dari mengerti tidaknya seorang pasien sampai terhadap
kepuasan dan kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan. Dan secara tidak langsung
menjalin hubungan interpersonal dengan dokter yang dapat meningkatkan konteks
komunikasi interpersonal yang berlangsung dengan keramahan, perilaku, empatik dan lain
halnya.
Banyaknya keuntungan dari produk studi komunikasi yang bisa membantu
komunikasi Antara seorang ahli kesehatan dengan pasien yang ia tangani. Mulai dari
perbedaan Bahasa sampai bagaimana si pasien bisa lebih memahami apa yang seorang ahli
kesehatan sampaikan.
Kesimpulan
Didalam bidang kesehatan, rintangan bahasa dan literasi berdampak kurang baik bagi
keefektifan layanan kesehatan, pengambilan keputusan untuk pasien dan lain halnya.
Kalangan medis perlu dilatih untuk mengenal sebuah budaya. Dalam kata lain sebuah
budaya dapat didefinisikan dari unsur ras, etnik, Bahasa, kepercayaan, adat, cara berpikir,
cara berkomunikasi sampai kebiasaan yang selalu dilakukan oleh suatu kebudayaan.
Dalam setiap aksi sosialisasi sampai hubungan interpersonal Antara dokter dan
pasien yang berbeda bahasa akan dibutuhkannya seseorang yang bisa mentralasi Antara
satu Bahasa dengan Bahasa lainnya. Tetapi hal ini bukanlah solusi yang bisa menjawab
semua masalah yang terjadi dalam komunikasi lintas budaya. Tetapi juga dibutuhkanya
sebuah organisasi non kesehatan yang dapat meningkatkan taraf keilmuan disuatu kalangan
masyarakat, sehingga perlahan demi perlahan masalah mengenai komunikasi yang terjadi
dapat berkurang dengan sendirinya karena ada bantuan pendidikan.
Bisa kita simpulkan bahwa demi terjadinya penyampaian pesan yang dapat
dimengerti oleh pasien. Setiap kegiatan kesehatan yang dilakukan didaerah yang kalangan
masyarakat besar masih menggunakan Bahasa daerah dan kuat adat budayanya seorang ahli
medis perlu mengetahui siapa dan dimana yang ia tuju sehingga dalam kegiatan yang akan
dilakukan kedepannya. Ia bisa mempelajari karakter dan kebudayaan masyarakat disana,
akan lebih baik jika seorang ahli medis tersebut mengerti dengan Bahasa yang diucapkan di
daerah yang dituju. Jika tidak, dalam kegiatan ini diperlukan bantuan seorang penerjemah,
dan akan membutuhkan bantuan organisasi, bisa dari pemerintah maupun dari program
relawan, untuk menangani daerah yang luas dan jauh dari perkotaan. Pendidikan bahasa
bagi pasien pun berkontribusi sangat besar dalam mengatasi masalah isu kesehatan3
Sama halnya dalam hal publikasi. Pemerintah harus bekerja sama denga berbagai pihak
untuk meningkatkan kehati hatian kalangan masyarakat mengenai isu kesehatan.
3 Taylor SP ,Cross-cultural communication barriers in health care RCN Publishing, 9.
Daftar Pustaka
4 Asia News Network. ASEAN health ministers to boost cooperation over Zika(The