Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN

MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PengelolaanPendidikan
Dosen Pengampu :
Nurdin, M.Pd.

Disusun oleh :
Widamayanti

(1304567)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis telah menyelesaikan
makalah yang berjudul MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN.

i1

Makalah ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan.
Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Nurdin, M.Pd. atas bimbingannya selama penulis memperoleh mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan. Penulis menyadari betul, walaupun penulis telah
berusaha, makalah ini sangatlah jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis nantikan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah keilmuan kita
semua.

Bandung, 10 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1......................................................................................................Lat
arBelakang Masalah....................................................................1
1.2......................................................................................................Ru
musan Masalah............................................................................2

1.3......................................................................................................Tuj
uan Penulisan...............................................................................2
1.4......................................................................................................Ma
nfaat Penulisan.............................................................................2
BAB II

PEMBAHASAN................................................................................3
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.

Pengertian Manajemen InovasiPendidikan.................................3


Tujuan Inovasi Pendidikan..........................................................4
Karakteristik Inovasi Pendidikan................................................5
Prinsip-Prinsip Dalam Inovasi Pendidikan..................................6
Macam-Macam Inovasi Pendidikan............................................7
Perubahan dan Inovasi Pendidikan..............................................11
Kendala-Kendala Dalam Inovasi Pendidikan..............................14
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan....15

BAB III PENUTUP..........................................................................................18


3.1. Kesimpulan..................................................................................18
3.2. Saran............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Di masa kini, pendidikan merupakan kebutuhan pokok umat manusia.
Dimana pendidikan dijadikan sebagai tolak ukur untuk melihat taraf kehidupan
seorang manusia. Namun pendidikan lebih dari sekadar identitas. Pendidikan
adalah sebuah proses untuk memanusiakan manusia. Sistem pendidikan yang
digunakan bermacam-macam tergantung sistem pemerintahan yang dipakai di
negara tersebut. Dan di Indonesia, sudah berulangkali diadakannya perubahan
kurikulum. Namun, dilihat dari keberhasilannya tak satu pun kurikulum yang
dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses belajar
mengajarnya dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga materi ajar
yang akan disampaikan dapat sesuai dengan tujuan dan target yang telah
ditetapkan. Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan relevan dengan pembangunan. Dan untuk menghasilkan lulusan

yang berkualitas dalam hal ini tidak dapat terlepas dari bagaimana memanajemen
peserta didiknya.
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas maka diperlukan manajemen
yang dapat mengelola seluruh sumber daya dalam pendidikan. Manajemen itu
terkait dengan manajemen inovasipendidikan yang isinya merupakan bagaimana
dapat memberikan nuansa yang baru dalam memaksimalkan pencapaian tujuan
pendidikan.
Di dalam dunia pendidikan program inovasi menjadi topik yang selalu
hangat dibicarakan. Munculnya inovasi pendidikan dilatarbelakangi oleh
tantangan untuk menjawab masalah-masalah krusial dalam bidang pendidikan;
pengelolaan sekolah, kurikulum, siswa, biaya, fasilitas, tenaga maupun hubungan
dengan

masyarakat.

Inovasi

pendidikan

yang

berlangsung

di

sekolah

dimaksudkan untuk menjawab masalah-masalah pendidikan yang terjadi di


sekolah guna mendapatkan hasil yang terbaik dalam mendidik siswa. Banyak
usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi
pendidikan antara lain : dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran,
media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana pengertian manajemen inovasi pendidikan?


2) Apa tujuan inovasi pendidikan ?
3) Bagaimana karakteristik dan prinsip-prinsip dalam inovasi pendidikan?
4) Apa saja macam-macam inovasi pendidikan ?
5) Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam inovasi pendidikan ?
6) Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam manajemen inovasi
pendidikan?

1.3.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut.

1) Mengetahui pengertian manajemen inovasi pendidikan.


2) Mengetahui tujuan inovasi pendidikan.
3) Memahami karakteristik dan prinsip-prinsip dalam inovasi pendidikan.
4) Mengetahui macam-macam inovasi pendidikan.
5) Mengetahui kendala-kendala yang ditemui dalam inovasi pendidikan.
6) Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen inovasi
pendidikan.
1.4.

Manfat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca mengenai
pengetahuan tentang manajemen inovasi pendidikan. Khususnya bagi para calon
pendidik yang nantinya akan berhubungan dengan dunia pendidikan. Sehingga
dapat menjawab tantangan dalam manajemen inovasi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajemen Inovasi Pendidikan
Secara etimologi inovasi berasal dari kata latin innovatio yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang berarti memperbarui
dan mengubah.Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah
perbaikan yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan
dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu
perubahan yang baru dan berbeda dari hal yang sebelumnya serta sengaja
dilakukan dan hal itu baru dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan yang
diharapkan .

Kemudian istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang


yang mengartikannya. Kata manajemen diartikan sama dengan kata administrasi
atau pengelolaan, meskipun kedua istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali dipertukarkan.
Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen administrasi mempunyai fungsi
yang sama, karena itu perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisten dan tidak
signifikan.
Pengertian manajemen bila ditinjau dari segi terminologi para ahli
mengalami perbedaan pendapat hal ini berdasarkan dengan latar belakang dan
sudut pandang masing-masing. Sedangkan pengertian mmanajemen yang dikutip
oleh

Hasibuan

dalam

bukunya,

dari

pendapat

Andrew

F.

Sikula

bahwaManagement in general refers to planning, organizing, controlling,


staffing, leading, motivating communicating, and decision making activities
performed by any organization in order to coordinate the varied reseources of the
enterprise so as to bring an efficient creation of same product or service.
Artinya Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan,

pengorganisasian,pengendalian,

penempatan,

pengarahan,

pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap


organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara
efisien.
Dalam dunia pendidikan manajemen diartikan sebagai perpaduan antara
ilmu dan seni dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan terhadap
sumber daya pendidikan dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dengan manajemen pendidikan diharapkan tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Dari pegertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan:

1. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni


2. Proses yang sistematis terkoordinasi dan kooperatif dalam usaha
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

3. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai


4. Alat untuk mencapai tujuan
v

5. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi (planning, organizing, stffing,


directing and controlling)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
pendidikan adalah segala cara untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan
melalui

komponen-komponen

pendidikan

yang

saling

membantu

demi

tercapainya tujuan tersebut.


2.2. Tujuan Inovasi Pendidikan
Menurut Santoso tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Sedangkan
tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan
efektifitas: sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil
pendidikan sebesar-sebesarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik,
masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber-sumber, tenaga,
uang,alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.(Zahara Idris & Lisma
Jamal, 1992:71)
Sedangkan menurut Tilaar, hal yang ingin dicapai melalui inovasi-inovasi
pendidikan adalah usaha untuk merubah proses belajar dan mengajar, perubahan
didalam situasi pembelajaran yang menyangkut kurikulum , peningkatan fasilitas
belajar dan mengajar serta peningkatan mutu profesional guru, juga meliputi
sistem administrasi dan manajemen pendidikan secara keseluruhan dan
hubungannya dengan kebijakan nasional seperti masalah relevansi pendidikan.
(Tilaar, 1999:304)
2.3. Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat dipengaruhi
karakteristik inovasi tersebut. Everett mengemukakah karakteristik inovasi, yaitu :
a. Keuntungan

relatif,

menguntungkan

bagi

yaitu

sejauhmana

penerimanya.

inovasi

Keuntungan

tersebut
bisa

dianggap

berupa

nilai

ekonomisnya, status sosial, kesenangan, kepuasan atau nilai komplementer


bagi komponen lain. Semakin menguntungkan maka makin mudah diterima
oleh masyarakat.

b. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu,


dan kebutuhan penerima. bila dianggap tidak sesuai norma maka akan
ditolak.
c. Kompleksitas tingkat kesulitan untuk memahami dan menggunakan inovasi
bagi penerimanya. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah
digunakan akan cepat tersebar.
d. Trialabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
Inovasi yang dapat dicoba terlebih dahulu akan mudah diterima.
e. Observability, yaitu mudah atau tidaknya hasil inovasi tersebut untuk
diamati oleh penerima. Suatu inovasi yang mudah diamati akan cepat
tersebar dan diterima.
Selain karakteristik, inovasi penerimaan inovasi juga dipengaruhi oleh
atribut inovasi. Inovasi merupakan gabungan dari atribut-atribut di dalam inovasi
itu sendiri. Atribut inovasi meliputi :
1) Cost, yaitu pembiayaan di awal, maupun biaya untuk pembinaan
selanjutnya.
2) Balik modal, yaitu apakah inovasi yang diterapkan sesuai modal dan
menguntungkan atau tidak, biasanya ada dalam inovasi industri atau
perusahaan.
3) Efisiensi, yaitu dapat menghemat waktu, dan menghiindarkan dari
gangguan atau hambatan.
4) Resiko ketidak pastikan, yaitu mengandung resiko yang sekecil mungkin.
5) Mudah dikomunikasikan, yaitu isinya mudah dikomunikasikan dan mudah
diterima oleh klien.
6) Kompabilitas, yaitu kesesuaian dengan norma.
7) Kompleksitas, yaitu mudah digunakan oleh penerima inovasi.
8) Status ilmiah, yaitu mudah dimengerti oleh penerima inovasi.
9) Kadar keaslian, yaitu inovasi merupakan hal baru bagi penerima.
10) Dapat dilihat kemanfaatannya bagi penerima.
11) Dapat dilihat batas sebelumnya dari inovasi (perbedaan dengan yang lain).
12) Keterlibatan sasaran inovasi dalam proses penerapan inovasi.

13) Hubungan interpersonal antar penyedia dan penerima inovasi, atau


pengguna awal dan pengguna selanjutnya.
14) Perbedaan tujuan inovasi antara untuk kepentingan umum atau tujuan
pribadi, bila ditujukan untuk kepentingan umum maka inovasi bisa lebih
cepat diterima.
15) Usaha penyuluh inovasi dalam mengenalkan inovasi.
2.4. Prinsip-Prinsip Dalam Inovasi Pendidikan
MenurutPeter M. Drucker ada beberapa prinsip inovasi dalam pendidikan,
yaitu:

a. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang


terbuka. Artinya suatu inovasi hanya dapat terjadi kalau kita mempunyai
kemampuan analisis.

b. Inovasi sifatnya konseptual dan perseptual, artyinya yang bermula dari suatu
keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima
masyarakat.

c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai
dengan ide-ide yang sangat besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan
nyata manusia. Dari keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu kndisi
atau suatu kebutuhan hidup ternyata kelak mempunya impact yang sangat
luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya.

d. Inovasi diarahkan kepada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu


diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi suatu pelopor dari suatu perubahan
yang diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang
jelas dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.
2.5. Macam-Macam Inovasi Pendidikan
Menurut penelitian pemerintah yang dilakukan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, ada empat masalah pokok yang merupakan macam-macam inovasi
pendidikan, antara lain:
a. Inovasi/pembaharuan dalam aspek tujuan pendidikan

Pendidikan Nasional Indonesia cukup lama bergulat dengan masalah


tujuan pendidikan pada umumnya. Mulai dari tujuan yang sangat ideal yang
dirumuskan dizaman revolusi kemerdekaan dan diawal orde baru sampai
kepada tujuan praktis pada GBHN 1978, kita memiliki tujuan umum yang
rumusannya melengkapi dan memadukan cita-cita nasional kita. Sementara
itu telah sejak lama timbul upaya untuk mengembangkan dan menjabarkan
tujuan-tujuan yang lebih khusus. Rumusan tujuan pengajaran secara
operasional. Sebenarnya pembaharuan ini telah dimulai USA sejak 1954,
sedangkan di Indonesia dimulai sejak 1970. Sekarang kita baru
mengenalnya di Indonesia, yang dimulai sejak 1970 itu, sebagai penjabaran
tujuan intruksional khusu (TIK). Tujuan khusus operasional tersebut bisa
dianggap baik dan tepat kaau memenuhi berbagai hal sebagai berikut: (1)
jelas bagi semua pihak yang berkepentingan sehingga lebih mudah
disepakati dan dapat dinilai, (2) penting, praktis dan dapat dicapai oleh
siswa (3) jelas apa kegunaan tujuan tersebut, dan (4) berpusat pada siswa
sehingga dapat mendorong belajar secara efektif. Nampaknya pembaharuan
ini berlangsung lambat karena pada umumnya guru belum sempat
membiasakan diri menjabarkan TIK. Akan tetapi ia mempunyai tujuan yang
jelas dan baik dalam mengajar.

b. Inovasi/pembaharuan dalam aspek struktur pendidikan pengajaran


Pembaharuan pada aspek struktur ialahmeliputi cara penyusunan
program sekolah dan kelompok belajar serta ruangan kelas agar menjadi
lebih berfungsi.

Perencanaan pendidikan yang biasanya dilakukan oleh

guru ialah membuat persiapan mengajar. Caranya adalah dengan


memperbaiki pembaharuan proses inovasi pendidikan dalam bentuk
persiapan dan satuan pelajaran atau konten pelajaran. Sedangkan yang
dimaksud dengan perencanaan pendidika dalam arti yang inovatif ialah
perencanaannya dalam ruang lingkup makro. Ruang lingkup yang makro
ialah mengenai pencapaian tujuan pendidikan oleh kelompok dan
masyarakat, dan mikro ialah seputar upaya dan bantuan demi tercapainya
tujuan secara individual.

Perencanaan

pendidikan, menurut

pandangan yang banyak dianut

didepartemen pendidikan dan kebudayaan ialah suatu rangkaian kegiatan


melihat kemasa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioriotas dan
biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yag ada
didalam bidang ekonomi, sosial budaya dan politik untuk pengembangan
potensi sistem pendidikan, negara dan peserta didik yang dilayani oleh
sistem tersebut. Maka sudah jelas dalam pengertian tersebut diatas, bahwa
tidak dipakai lagi tipe perencanaan kuno dan klasik. Sekarang kita
menekankan peranan pendidikan dalam zaman pembangunan demi
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang maju, pembangunan sumber daya
yang berpotensi dan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Didalam

pelaksanaannya,

kebijaksanaan

dasar

pembangunan

pendidikan digariskan bahwa pembiyayaan dapat diperoleh dari keluarga,


masyarakat dan pemerintah karena pendidikan merupakan tanggung jawab
keluarga masyarakatdan pemerintah. Sumber dari keluarga berupa dana SPP
sedangkan sumber dari masyarakat berupa sumbangan dari perusahaan, dan
biaya dari pemerintah berupa anggaran metode yang dikenal dengan
planning, programming, budgetting, sistem perencanaan penyusunan
program dan penganggaran (SP 4).
Penggunaan sistem, bisa menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, karena dilaksanakan berdasarkan pemikiran yang tepat sehingga
para pengambil keputusan memusatkan perhatian demi tercapainya.
c. Inovasi/pembaharuan dalam aspek materi atau konten kurikulum dan
pengajaran
Pembaharuan konten materi ialah pembaharuan isi pendidikan yang
disajikan. Misalnya ada unsur mata pelajaran baru yang diperkenalkan atau
bentuk baru dari mata pelajaran lama menjadi perpaduan baru seperti
matematika, IPS, IPA dan lain-lain.
Pendidikan sosial sudah sangat diperlukan bagisemua manusia. Semua
orang menginginkan kepada semua guru agar dapat berperan serta dalam
mencapai tujuan-tujuan sekolahan, melalui kegiatan belajar mengajar. Maka
banyak bagian-bagian dari materi pelajaran yang diperlukan, dapat

dititipkan pada pelajaran lain, khususnya IPA, IPS, PPKN, pelajaran agama
dan membaca.
Ilmu pengetahuan sosial tidak dalam kurikulumsebelum tahun 1970-an.
Sekarang semua orang tidak mengutamakan pelajaran sejarah,geografi,
sosiologi atau lainnya dan yang kita perlukan ialah hikmah dari ilmu-ilmu
tersebut serta kelanjutannya ditanah air. Oleh karena itu kontennya diambil
dari ilmu sosial, sedangkan sebagian cara untuk meneliti dan untuk
mengembangkan masih harus dikembangkan sendiri. Ilmu pengetahuan
sosial atau disingkat dengan IPS merupakan salah satu bidang studi. Maka
untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik, kita perlu
sarana-sarana tertentu sebagai pendukung , misalnya bahasa, logika,stastik,
dan matematika.
d. Pembaharuan dalam aspek-aspek pendidikan dan proses
Pendidikan terjadi dalam lingkungan interaksi insani, misalnya antara
guru dengan murid. Sejak lama hal; ini sangat didambakan oleh kalangan
dunia pendidikan di Indonesia. Kesukaran pembaharuan metode berakar
pada kenyataan bahwa tidak ada metode yang senantiasa baik dan efektif,
dan juga tidak ada metode yang selalu buruk dan tidak efektif.
Menyebarluaskan suatu metode juga sulit, karena belum tentu semua
metode cocok untuk digunakan oleh seorang guru, mengingat kepribadian
dan cara mengajar masing-masing guru berbeda. Akan tetapi pembaharuan
metode ceramah masih terlalu dominan dimana-mana. Padahal belum tentu
semua guru cocok dengan metode itu, juga sangat sedikit sebenarnya guru
yang mampu berceramah dengan baik. Berceramah memang berat karena
guru dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting.
Selain macam-macam inovasi pendidikan yang telah diuraikan diatas,
ada juga beberapa hal yang perlu diingat dalam melaksanakan inovasi
pendidikan diantaranya:

Memulai hal yang sederhana jangan puas terhadap sesuatu yang telah
dihasilkan. Sebaiknya ditingkatkan terus menerus sampai pada hal yang
lebih besar. hasil tersebut bukan hanya untuk kepentingan sendiri, tetapi
lebih dapat menjangkau pada kepentingan masyarakat umum.

Kalau sudah dapat melaksanakan inovasi jangan lupa diri, apalagi


merasa paling berhasil, paling sukses paling berhak. Hendaknya
perasaan paling supaya dihindari dan diganti dengan rasa penuh
syukur.

Mulailah dari apa yang ada, jangan mengada-ada, apalagi engharapkan


sesuatu yang diluar jangkauan. Sebaiknya berakit-rakit kehulu
berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenangn-senang
kemudian, jangan muluk-muluk diluar jangkauan.

Dalam inovasi menuntut adanya suatu keberanian untuk bertindak


mengambil langkah. Melakukan inovasi yang penuh resiko. Namun
dengan sikap optimisme bahwa kegiatan yang dilakukan itu akan
membawa perubahan yang berarti atau membawa hasil.

Agar inovasi itu merupakan harapan saja, maka inovasi itu harus
dilakukan dengan penuh keyakinan percaya diri sendiri, pantaslah Allah
berfirman dalam surat yusuf Q.S 12:87 yang artinya: jangan berputus
asa dari rahmat allah.

Inovasi harus berangkat untuk memenuhi kebutuhan, oleh karena itu


konsep inovasi harus efektif dan membawa hasil yang maksimal.

Dalam era globalisasi masyarakat menuntut kualitas, karena kualitas


berada diatas kuantitas.

Penguasaan terhadap komunikasi bahasa mutlak sangat diperlukan pada


era globalisasi ini.

Begitu pula kemampuan era teknologi digital merupakan kebutuhan


pada era globalisasi, untuk itulah inovasi dalam pendidikan merupakan
suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi bagi madrasah kedepan.

2.6. Perubahan Dan Inovasi Pendidikan


Pelaksanaan inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum tidak dapat
dipisahkan dari inovator dan pelaksana inovasi itu sendiri. Inovasi pendidikan
seperti yang dilakukan di Depdiknas yang disponsori oleh lembaga-lembaga asing
cendrung merupakan Top-Down Innovation. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh
atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk


meningkatkan efesiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan
diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan
memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya.
Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.
Banyak contoh inovasi yang dilakukan oleh Kemendiknas selama beberapa
dekade terakhir ini, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), guru pamong,
sekolah persiapan pembangunan, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul, Sistem
Belajar Jarak Jauh dan lain-lain. Namun inovasi yang diciptakan oleh
Kemendiknas bekerjasama dengan lembaga-lembaga asing seperti USAID dan
lain-lain banyak yang tidak bertahan lama dan hilang, tenggelam begitu saja.
Model inovasi yang demikian hanya berjalan dengan baik pada waktu berstatus
sebagai proyek. Tidak sedikit model inovasi seperti itu, pada saat diperkenalkan
atau bahkan selama pelaksanaannya banyak mendapat penolakan bukan hanya
dari pelaksana inovasi itu sendiri (di sekolah), tapi juga para pemerhati dan
administrator di Kanwil dan Kandep. Model Inovasi seperti yang diuraikan di
atas, lazimnya disebut dengan model Top Down Innovation. Model itu
kebalikan dari model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan
inisiatif dari sekolah, guru atau masyarakat yang umumnya disebut model
Bottom-Up Innovation.
Ada inovasi yang juga dilakukan oleh guru-guru, yang disebut dengan
Bottom-Up Innovation. Model yang kedua ini jarang dilakukan di Indonesia
selama ini karena sistem pendidikan yang sentralistis. Pembahasan tentang model
inovasi seperti model Top-Down dan Bottom-Up telah banyak dilakukan oleh
para peneliti dan para ahli pendidikan. Sudahbanyak pembahasan tentang inovasi
pendidikan yang dilakukan misalnya perubahan kurikulum dan proses belajar
mengajar. White (1988:136-156) misalnya menguraikan beberapa aspek yang
berkaitan dengan inovasi seperti tahapan-tahapan dalam inovasi, krakteristik
inovasi, manajemen inovasi dan sistem pendekatannya.
Kennedy (1987:163) juga membicarakan strategi inovasi yang dikutip dari
Chin dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi , yaitu : Power
Coercive (strategi pemaksaan), Rational Emperical (emperik rasional), dan
Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif).

Strategi inovasi yang pertama adalah strategi pemaksaan berdasarkan


kekuasaan merupakan suatu pola inovasi yang sangat bertentangan dengan
kaidah-kaidah inovasi itu sendiri. Strategi ini cendrung memaksakan kehendak,
ide dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi
yang sebenarnya dimana inovasi itu akan dilaksanakan. Kekuasaan memegang
peranan yang sangat kuat pengaruhnya dalam menerapkan ide-ide baru dan
perubahan sesuai dengan kehendak dan pikiran-pikiran dari pencipta inovasinya.
Pihak pelaksana yang sebenarnya merupakan objek utama dari inovasi itu sendiri
sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun
pelaksanannya. Para inovator hanya menganggap pelaksana sebagai obyek semata
dan bukan sebagai subyek yang juga harus diperhatikan dan dilibatkan secara aktif
dalam proses perencanaan dan pengimplementasiannya.
Strategi inovasi yang kedua adalah empirik rasional. Asumsi dasar dalam
strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau
akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional. Dalam kaitan dengan ini
inovator bertugas mendmonstrasikan inovasinya dengan menggunakan metode
yang terbaik valid untuk memberikan manfaat bagi penggunanya. Disamping itu,
strategi ini di dasarkan atas pandangan yang optimistik seperti apa yang dikatakan
oleh Bennis,Benne dan Chin yang dikutip dari Cece Wijaya dkk (1991).
Di Sekolah para guru menciptakan strategi atau metode mengajar yang
menurutnya sesuai dengan akal yang sehat, berkaitan dengan situasi dan kondisi
bukan berdasarkan pengalaman guru tersebut. Diberbagai bidang, para pencetus
inovasi melakukan perubahan dan inovasi untuk bidang yang ditekuninya
berdasarkan pemikiran, ide, dan pengalaman dalam bidangnya itu,yang telah
digeluti berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Inovasi yang demikian memberi
dampak yang lebih baik dari pada model inovasi yang pertama. Hal ini disebabkan
oleh kesesuaian dengan kondisi nyata di tempat pelaksanaan inovasi tersebut.
Jenis strategi inovasi yang ketiga adalah normatif Re-edukatif
(pendidikan yang berulang) adalah suatu strategi inovasi yang didasarkan pada
pemikiran para ahli pendidikan seperti Sigmund Freud, John Dewey, Kurt
Lewisdan beberapa pakar lainnya (Cece Wijaya (1991), yang menekankan
bagaimana klien memahami permasalahan pembaharuan seperti perubahan sikap,
skill, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia.

Dalam pendidikan, sebuah strategi bila menekankan pada pemahaman


pelaksana dan penerima inovasi, maka pelaksanaan inovasi dapat dilakukan
berulang kali. Misalnya dalam pelaksanaan perbaikan sistem belajar mengajar di
Sekolah, para guru sebagai pelaksana inovasi berulang kali melaksanakan
perubahan-perubahan itu sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan. Kecendrungan
pelaksanaan model yang demikian agaknya lebih menekankan pada proses
mendidik dibandingkan dengan hasil dari perubahan itu sendiri. Pendidikan yang
dilaksanakan lebih mendapat porsi yang dominan sesuai dengan tujuan menurut
pikiran dan rasionalitas yang dilakukan berkali-kali agar semua tujuan yang sesuai
dengan pikiran dan kehendak pencetus dan pelaksananya dapat tercapai. Para ahli
mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian, interpretasi tentang inovasi seperti
Kennedy (1987), White (1987) memberikan berbagai macam defenisi tentang
inovasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini penulis mengutip defenisi inovasi yang
dikatakan oleh White yang Indonesianya : (Inovasi itu lebih dari sekedar
perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan).
Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan,
dapat dilihat defenisi yang diungkapkan Nichols (1983:4): Nichols menekankan
perbedaan antara perubahan (change) dan inovasi (innovation) sebagaimana
dikatakannya di atas, bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian,
penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan
yang ada yang dianggap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi
menurutnya adalah mengacu kepada ide,obyek ataupraktek sesuatu yang baru oleh
seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan
yang diharapkan.
Setelah membahas defenisi inovasi dan perbedaan antara inovasi dan
perubahan, maka berikut ini akan diuraikan tentang kendala-kendala yang
mempengaruhi pelaksanaan inovasi pendidikan.
2.7. Kendala-Kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi
pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain adalah :
1) Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi
2) Konflik dan motivasi yang kurang sehat
3) Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak
berkembangnya inovasi yang dihasilkan

4) Keuangan (financial) yang tidak terpenuhi


5) Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
6) Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas, dan agar mau berubah
terutama sikap dan prilaku terhadsp perubahan pendidikan yang sedang dan akan
dikembangkan, sehingga perubahan dan pembaharuan itu diharapkan dapat
berhasil dengan baik, maka guruadministrator, orang tua siswa dan masyarakat
umumnya harus dilibatkan langsung.

2.8. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan


Untuk menghindari kendala yang seperti disebutkan di atas, hal-halyang
perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah, guru, siswa, kurikulum dan
fasilitas, serta lingkungan sosial masyarakat.
a. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses Belajar mengajar. Kepiawaian
dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar
mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai
membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.
Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibaaan guru antara lain
adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai
dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antara individu, baik dengan
siswamaupun antara sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti administrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha
serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan
dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan
suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin
mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini
seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang
tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan,
v

tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan


kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan,
gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran
yang luas sebagai pendidik, sebagai orangtua, sebagai teman, sebagai
dokter, sebagai mitivator dan lain sebagainya (Wright 1987).
b. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan
komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa
terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan,
walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada
perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga
apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dilaksanakan dengan konskwen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak
kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa
sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama
temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam
memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa
perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan
melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti
yang diuraikan sebelumnya.
c. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi
program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu,
kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan
inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang
ada di dalamnya, maka inovasi pendidkan tidak akan berjalan sesuai dengan
v

tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan,
perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau
perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak
mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
d. Fasilitas
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar
mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan
hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan.
Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa
dipastikan tidak akan berjalan dengan baik.
Fasilitas juga terutama fasilitas belaja rmengajar merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh
karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu
diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan
sebagainya.
e. Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapkan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara
langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak,
baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan.
Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun
tidak sengaja, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan
dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik
terutamamasyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan
bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan
masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator
dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :
1) Inovasi dalam organisasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai
inovasi dalam bidang pendidikan atau suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat) baik berupa hasil inovasi atau discovery, yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Tujuan inovasi pendidikan adalah usaha untuk merubah proses belajar dan
mengajar, perubahan didalam situasi pembelajaran yang menyangkut
kurikulum , peningkatan fasilitas belajar dan mengajar serta peningkatan
mutu profesional guru, juga meliputi sistem administrasi dan manajemen
pendidikan secara keseluruhan dan hubungannya dengan kebijakan nasional
seperti masalah relevansi pendidikan.
3) Karakteristik dari inovasi pendidikan antara lain keuntungan relatif,
kompatibel, kompleksitas tingkat kesulitan, trialabilitas, dan observabiliti.
4) Macam-macam inovasi pendidikan yaitu Inovasi/pembaharuan dalam aspek
tujuan pendidikan, inovasi/pembaharuan dalam aspek struktur pendidikan
pengajaran, inovasi/pembaharuan dalam aspek materi atau konten kurikulum
dan pengajaran, dan pembaharuan dalam aspek-aspek pendidikan dan proses.
5) Kendala-kendala yang biasanya ditemui dalam inovasi pendidikan adalah
perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi, konflik dan motivasi yang kurang
sehat, lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak
berkembangnya inovasi yang dihasilkan, keuangan (financial) yang tidak

terpenuhi, penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi, dan kurang
adanya hubungan sosial dan publikasi.
6) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah, guru,
siswa, kurikulum dan fasilitas, serta lingkungan sosial masyarakat.

3.2.

Saran
Manajemen inovasi pendidikan yang seharusnya diberlakukan di suatu
negara sebaiknya sesuai dengan tujuan nasional. Dan juga disesuaikan dengan
kebutuhan dari sekolah atau organisasi pendidikan tersebut. Sehingga tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
CeceWijaya, Djaja Jajuri,A. Tabrani Rusyam. (1991). Upaya Pembaharuan
dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya.
Drucker, Peter. (1985). Innovation and Entrepreneurship. Routledge.
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hobcraft, Paul. (2012). The Role of Education and Learning for Innovation.
[Online]. Tersedia di: http://www.innovationmanagement.se/2012/12/27/

the-role-of-education-and-learning-for-innovation/. [Diakses pada 11


Desember 2014].
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Kennedy,C. (1987). Innovation for Change, teacher development and innovation.
ELT Journal 41/3.
Munro.RG. (1977). Innovation Success or Failure ?. Bristol: J.W.Cambride English
Dictionary.
Nicholls,R. Managing Educational Innovation. London. George, Allen and Unwin.

Rogers, E.M. (1983). Diffusion of Innovations.New York : The Free Press, A


Division of Macmillan Publishing Co. Inc.
Surachmad, Winarno. (1970). Teacher Training in Indonesia as a National
Problem. Faculty of Education, University of Malaya, Kuala Lumpur.
Suryana, Sarna. (2011). MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN. [Online].
Tersedia di: http://materimanajemenpendidikan.blogspot.com/2011/06/ri
ngkasan-manajemen-inovasi-pendidikan.html.[Diakses

pada

11

Desember 2014].
Tilaar, H.A.R. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai