(Metode CTAB)
LAPORAN PRAKTIKUM
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Genetika yang diampu
oleh Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si. dan Dr. H. Riandi, M.Si.
oleh:
Kelompok 5
Kelas B
Maulisna Nur O. Hans
(1304975)
(1306100)
(1304395)
Uud Yanti
(1305993)
Widamayanti
(1304567)
A. Judul Laporan
Isolasi dan Elektroforesis DNA (Metode CTAB)
B. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Jumat, 20 Mei 2016
Waktu
: 09.00 16.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Riset Gedung FPMIPA B UPI
C. Latar Belakang
Deoxyribonucleic acid atau DNA merupakan senyawa kimia yang
paling penting dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang
mengandung informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom.
Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam
sel organisme. DNA genom meliputi gen dan intergen (Suryo, 2004).
Sampai pada awal tahun 1970an, DNA merupakan molekul seluler
yang paling sulit dianalisis. Hal ini dikarenakan strukturnya yang panjang dan
secara kimiawi monoton. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti
parallel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa),
gugus fosfat dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan
materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan.
Dalam mempelajari DNA bukanlah hal yang mudah karena DNA itu
terlalu kecil (tidak mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang) dan konsepkonsep
mengenai
DNA
cukup
abstrak.
Kerja
laboratorium
yang
Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah
tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Hasil
sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Presipitasi
merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen
dari campuran (Tohib, 2012).
Oleh sebab itu, sangatlah menarik untuk melihat percobaan ini
dilakukan meskpun dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Untuk
keperluan lanjut, tentu membutuhkan peralatan yang lebih memadai. Pada
praktikum kali ini, kami akan mencoba untuk mengisolasi DNA buah pisang
dengan metode CTAB.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan isolasi DNA dari berbagai jenis tanaman?
2. Bagaimana cara kerja senyawa yang digunakan untuk mengisolasi DNA?
3. Bagaimana teknik pemisahan senyawa dengan metode elektroforesis?
4. Bagaimana cara mengukur fragmen DNA?
E. Tujuan
1. Dapat melakukan isolasi DNA dari berbagai jenis tanaman.
2. Dapat memahami cara kerja senyawa yang digunakan untuk mengisolasi
DNA.
3. Memahami dan melakukan teknik pemisahan senyawa dengan metode
elektroforesis.
4. Mengetahui cara mengukur fragmen DNA.
F. Dasar Teori
1. Isolasi DNA
Pada dasarnya isolasi DNA dapat dilakukan dari berbagai sumber,
antara lain organ manusia, darah, daun, daging buah, kalus, akar batang,
daging dan sisik ikan. Pada individu yang sama DNA yang diperoleh dari
berbagai sumber akan memiliki jenis jumlah dan ukuran yang sama
(Koesmadji, 2016).
DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali terkontaminasi oleh
polisakarida dan metabolit sekunder seperti tanin, pigmen, alkaloid, dan
flavonoid. Salah satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman tinggi adalah
proses destruksi dinding sel untuk melepaskan isi sel. Hal ini disebabkan
karena tanaman memiliki dinding sel yang kuat dan seringkali pada
beberapa jenis tanaman, kontaminasi tersebut sulit dipisahkan dari ekstrak
asam nukleat. Kehadiran kontaminasi diatas dapat menghambat aktivitas
enzim, misalnya DNA tidak sensitif oleh enzim restriksi dan mengganggu
proses amplifikasi DNA dengan PCR (Koesmadji, 2016).
Pada saat proses destruksi jaringan tanaman dapat menyebabkan
degradasi pada DNA dengan adanya aktivitas enzim endonuklease, karena
itu digunakan buffer ekstraksi yang mengandung senyawa tris, EDTA,
CTAB, potassium asetat dan SDS. Senyawa CTAB dan SDS merupakan
detergen, yang dapat melisis dinding sel dan mendenaturasi protein. Selain
itu, CTAB dan EDTA adalah senyawa inhibitor yang dapat menghambat
aktivitas enzim nuklease. Potassium asetat adalah senyawa yang dapat
berikatan dengan debris sel dan protein sehingga membentuk senyawa
kompleks dengan CTAB-Potassium asetat-protein-debris sel (Koesmadji,
2016).
Metode ekstraksi DNA dengan CTAB akan menghasilkan pita
DNA yang berukuran tebal dan dapat memisahkan DNA dari polisakarida
karena adanya perbedaan karakteristik kelarutan (differensial of solubility).
Disamping deperoleh fragmen DNA, dengan metode CTAB juga akan
diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak jauh berada di bawah pita
DNA. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang diekstraksi (Prasetyo
dalam Paradisa, 2010).
2. Elekroforesis
Elektroforesis dengan Agarose merupakan metode standar untuk
memisahkan, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, dan purifikasi dari
molekul DNA/RNA. Cara pemisahan dengan elektroforesis ini merupakan
alat pendukung yang sangat pokok dalam teknologi DNA rekombinan,
dengan aplikasi yang begitu luas baik untuk pemisahan untai tunggal atau
untai ganda molekul DNA (Koesmadji, 2016).
Pada pH mendekati netral, DNA bermuatan negatif akan
bermigrasi dari anoda ke katoda, dengan mobilitas yang terutama
ditentukan oleh ukuran serta konformasi potongan atau fragmen
DNA/RNA, elektron buffer dan gradien voltage yang diberikan. Gel
agarose mempunyai kemampuan pemisahan dengan range yang cukup luas
yaitu mulai dari 70 pb (pasangan basa) sampai 800.000 pb (Koesmadji,
2016).
Elektroforesis dengan gel agarose termasuk teknik yang sederhana,
mudah penanganannya, cepat dikerjakan, murah, dan memerlukan sampel
yang relatif sedikit (1 ng DNA dapat dideteksi dalam gel). Penggunaan gel
agarose juga mempunyai keuntungan lain, dimana lokasi dari DNA
(fragmen DNA) dalam gel dapat diamati secara in situ dengan
menggunakan etidium bromida sebagai pewarna, baik dengan mencampur
langsung dalam gel, gel buffer ataupun kemudian setelah elektroforesis
berakhir. Etidium bromida akan berinteraksi dengan basa dari molekul
DNA dan akan memberikan warna orange fluoresance dibawah lampu
ultra violet (UV). Disamping faktor-faktor yang telah disebutkan diatas
kecepatan migrasi DNA dalam gel agarose juga ditentukan oleh
konsentrasi agar, komposisi DNA dan temperatur (Koesmadji, 2016).
Molekul DNA dalam bentuk linier ataupun duplek akan bermigrasi
sepanjang gel matriks yang proposional dengan log dari berat molekul.
Dengan demikian penggunaan molekul standar dari DNA (yang sudah
diketahui ukurannya) dapat sebagai pembanding dari DNA dalam
penentuan besar molekul (Koesmadji, 2016).
Sebagai DNA standar biasanya digunakan
fragmen
hasil
konsentrasi
agarose
yang
tepat.
Konsentrasi
agarose
G. Metode Penelitian
1. Prinsip Kerja
Prinsip utama
dalam
isolasi
DNA
adalah
sentrifugasi,
Nama Alat
Mikropipet ukuran 0,5-10 L
Mikropipet ukuran 20-200 L
Mikropipet ukuran 100-1000 L
Tabung 1,5 ml (mikrotube)
Tips mikropipet kuning
Tips mikropipet biru
Tips mikropipet putih
Sendok
Penangas
Vortex
Mini sentrifuge
Pendingin
Oven
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Nama Alat
Elektroforesis (comb dan tray)
Power supply
Transilluminator UV
Jumlah
1 unit
1 unit
1 unit
b. Bahan
Tabel 3. Bahan-bahan Isolasi DNA Tanaman
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Bahan
Buah pisang
CTAb
SDS 20%
Potassium asetat
Es
Chloroform: isoamil alkohol (24:1)
Alkohol absolut 100%
Alkohol 70%
TE
Jumlah
Secukupnya
400 L
20 L
100 L
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
30 L
Nama Bahan
Loading dye
Buffer TAE 1x
Agarose 1% : TAE
Etidium Bromida
Alkohol 70%
TE (10mm Tris-HCl, 1mm EDTA pH 8)
DNA marker
Jumlah
1L
Secukupnya
30 ml
Secukupnya
100 L
30 L
0,5kb
3. Cara Kerja
Buah pisang yang sudah matang dan dimasukkan ke dalam satu mikrotube sebanyak
100 L.
Ditambahkan 400L CTAB dan SDS 20% 20L.
Baga
Disiapkan tray/cetakan gel dan ditutup rapat sisi-sisi yang terbuka dengan solatip.
Dibuat agarose dengan konsentrasi 1% dalam buffer TAE 1x dan dididihkan hingga
campuran tersebut kelihatan bening/terpolarisasi.
Disisir (untuk tempat aplikasi sampel) dipasang dengan posisi tegak dan berjarak
0,3-0,5 mm dari dasar.
Dilakukan elektroforesis pada daya 100volt selama 30 menit lalu diberi pewarna dan
dicuci dengan larutan H2O.
H. Hasil Pengamatan
I. Tabel 5. Hasil Pengamatan Isolasi DNA Pisang
E. J
C. W
a
r
n
a
A.
N
H.
1
B. Tahap
I.
Setelah
ditambahkan
Buffer ekstraksi
dan SDS 20%.
L
a
r
u
t
a
n
D. Wa
rna
En
dap
an
J. K
K. Ku
u
n
i
n
g
nin
g
u
m
l
a
h
L
a
p
i
s
a
n
L. 1
F. Foto Pengamatan
G. Keterangan
J.
M.
N. Gambar
1.
Tahap
Penambahan
Buffer
ekstraksi dan SDS 20%
O. (Dokumentasi
Kelompok
5B, 2016)
Q.
2
R. Setelah
ditambahkan
potasium asetat.
S. S
T. Sed
e
d
i
k
i
t
ikit
kun
ing
U. 2
k
u
n
i
n
g
V.
W. Gambar
Penambahan
Asetat.
X. (Dokumentasi
5B, 2016)
AE. J
AC.
War
n
u
m
l
2.
Tahap
Potasium
Kelompok
lapisannya
belum
jelas
terlihat. Setelah tahap ini,
sampel
dihomogenkan
dengan cara dibolak-balik
50x dan disimpan di wadah
berisi es selama 10 menit.
Adapun
penampakan
sampelnya
yaitu
sama
dengan ketika ditambahkan
potasium asetat.
Z.
BB. W
a
r
n
a
AZ.
N
BA.
BG.
BH.
Tahap
Setelah
larutan endapan
dilarutkan dengan
TE
L
a
r
u
t
a
n
BI. B
e
n
i
n
g
BD.
BC. Wa
Jum
l
a
h
rna
En
dap
an
BJ. Ben
ing
L
a
p
i
s
a
n
BK.
BO.
BL.
BM.
Gambar 5. Tahap
Pelarutan dengan TE
BN.
(Dokumentasi
Kelompok 5B, 2016)
R.
S. Pembahasan
BF. Keterangan
M. Keterangan
Q. Pada hasil pengamatan
elektroforesis
yang
dilakukan pada kelas
kami
mengalami
kegagalan. Tidak ada
benang
DNA
yang
tampak setelah dilihat
dengan sinar UV.
Sebelum
endapan dilarutkan
di cuci terlebih
kemudian
dikeringkan
pada
selama 10 menit
susu 50oC.
BP. Setelah
itu
dilarutkan
denga
kemudian sampel
pada suhu 4oC k
dilakukan
elektroforesis.
AH.
AI.
DAFTAR PUSTAKA
Koesmadji., Resna W., Fransisca S., Riandi, Sri A. Sariwulan D., Suhara,
Diah K., Ani A. (2016). Pedoman Praktikum Genetika. Bandung:
Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
AJ.
http://www.paradisanetwork.com/2010/10/ekstraksi-dna-dengan-
menggunakan-metode.html
AL.
AM.
Tarigan, R.V. & Siahaan, J.M. (2012). Isolasi DNA, Teknik PCR, dan
Elektroforesis Agarose. [Online]. Tersedia:
http://openwetware.org/images/d/d8/
AN.
AO.