Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karena disamping akan
mendorong kenaikan output secara signifikan, juga secara otomatis akan meningkatkan
permintaan input, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan
kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang
diterima masyarakat (Makmun & Yasin, 2003: 63).
Rostow (dalam Todaro, 2000) menyatakan bahwa setiap upaya untuk tinggal landas
dalam konsep pembangunan nasional sebuah negara, mengharuskan adanya mobilisasi
tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang
cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya
pendapatan yang diterima masyarakat.
Melihat realita yang ada, investasi merupakan faktor dominan dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari statistik yang menunjukkan bahwa
semakin tinggi nilai investasi dari negara yang bersangkutan maka semakin tinggi pula
pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Uraian di atas menunjukkan bahwa perlunya peningkatan nilai investasi bagi setiap
negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pentingnya investasi ini,
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjadikan pemerintah dari setiap negara
berlomba-berlomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam negaranya.
Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya yang antara lain; memulihkan situasi politik,
keamanan dan ketertiban, memberikan insentif bagi para investor, memberikan
kemudahan dalam birokrasi, menjamin kepastian hukum, serta menjalin hubungan
diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Kesemua upaya
tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga cita-cita negara untuk
menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya dapat tercapai.

1.1 Pengertian Dasar Investasi


Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva
dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal.
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh
pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu
negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan
devisa atau bahkan penambahan devisa.
Ada banyak pendapat yang di kemukakan oleh berbagai pihak terhadap pengertian
tentang investasi. Berikut ini adalah beberapa pengertian investasi menurut para ahli:
Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK adalah suatu
aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)
melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, dividen dan uang sewa), untuk
apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Pengertian investasi menurut KBBI investasi /invstasi/ penanaman uang atau modal
dl suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Pengertian investasi menurut James C. Van Horn (1981): yaitu kegiatan yang
dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk
menghasilkan barang di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Henry Simamora (2000: 438): Investasi adalah suatu
aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui
distribusi hasil investasi (seperti pendapatan bunga, royalti, dividen, pendapatan sewa
dan lain-lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.
Pengertian investasi menurut Fitz Gerald (1978): yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pada
saat sekarang ini. Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran produk baru di masa
yang akan datang.

Pengertian investasi menurut Sunariyah (2003: 4): Investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Husnan (1996: 5) menyatakan bahwa: Proyek investasi
merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek
raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.
Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk
bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain.
Pengertian investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2012), investasi dapat diartikan
sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti
sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti proyek
pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan
pengembangan.
Pengertian investasi menurut Downes dan Goodman, investasi adalah investasi
keuangan dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam
waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan
pekerjaannya.
Pengertian investasi menurut Tandelilin: Investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut M. Suparmoko: Investasi adalah pengeluaran yang
ditujukan untuk menambah atau mempertahankan persediaan kapital (capital stock).
Persediaan kapital ini terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor, barang tahan lama
lainnya yang dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital adalah
rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau dipakai pada tahun
yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah pengeluaran yang menambah
persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994: 79-80)
Pengertian investasi menurut Martono dan D. Agus Marjito (2002: 138) menyatakan
bahwa: Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan

kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang
akan datang.
Pengertian investasi menurut Deliarnov (1995, h.123): Investasi merupakan
pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk
membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua
modal lain yang diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran untuk keperluan
bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya,
juga perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah
dan harga.
Pengertian investasi menurut Sutojo (1993), investasi adalah usaha menanamkan
faktor-faktor produksi langka dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama
sekali atau perluasan proyek atau pabrik yang sudah ada untuk memperoleh manfaat
keuangan dan-atau non keuangan yang layak dikemudian hari.
Pengertian investasi menurut Haming dan Basalamah investasi merupakan
pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dsb)
atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar
dimasa yang akan datang, selanjutnya dikatakan investasi adalah aktivitas yang
berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk
mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barang modal itu akan
dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Mulyadi (2001: 284) menyatakan bahwa: Investasi
adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di
masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno: Investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997: 107).

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang

(barang produksi). Investasi adalah suatu komponen dari Produk Domestik Bruto atau
GDP (Gross Domestic Product), dengan rumus:

GDP = C + I + G + (X-M)
I = Investasi,
X = Ekspor

C = Konsumsi
M = Impor

G = Pengeluaran Pemerintah

GDP = Produk Domestik Bruto

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, sebagai berikut:

I = f(Y, i).
Y = Pendapatan

i = Tingkat Bunga

Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar,
dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana
tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada
dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau
kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakan dari suatu
gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis
tersebut dilaksanakan, sehingga investasi tidak gagal dan dapat menghasilkan rate of
return sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 Definisi dan Jenis Investor


Dalam dunia keuangan, investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik
atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai
dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Terkadang istilah "investor" ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang
melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, saham perusahaan,
ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan
merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja.
5

Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu:


1. Investor individual (individual/retail investors)
Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas
investasi.
2. Investor institusional (institutional investors)
Investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga
penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun,
maupun perusahaan investasi.

Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan


sebagai berikut:
1. Defensive
Investor dengan tipe defensif, investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan
dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe
ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih
untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang
dilakukan terbebas dari resiko.
2. Conservative
Investor dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi untuk meningkatkan
kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang,
misalnya, untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua.
Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan
(yield) yang layak saja dan tidak memiliki resiko besar, karena filosofi investasi
mereka untuk menghindari resiko. Walaupun investor conservative sering
berinvestasi, investor ini umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk
menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya.
3. Balanced
Investor dengan tipe balanced, merupakan tipe investor yang menginginkan resiko
menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko
yang dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor
ini bahwa mereka akan selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya

investasi yang proporsional antara resiko dan penghasilan yang bisa diperoleh yang
akan dipilih.
4. Moderately aggressive
Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak ekstrim
dalam menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan
terjadinya resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini,
investor dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam mengambil
keputusan investasi karena keputusan

yang ditetapkan sudah dipikirkan

sebelumnya.
5. Aggressive
Investor aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah kebalikan dari investor
conservative. Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki.
Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah semakin baik.
Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena
mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Walaupun
tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor aggressive menyadari bahwa
kerugian adalah bagian dari permainan. Oleh sebab itu, mereka berusaha dengan
segala daya dan upaya dalam menganalisa portofolio yang mereka miliki secara
cermat, agar investasi tidak mengalami kerugian.

1.3 Tujuan, Dasar, dan Proses Investasi


1.3.1 Tujuan Investasi
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah
uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001: 5) ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi resiko inflasi.


Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidangbidang usaha tertentu.

1.3.2 Dasar Keputusan Investasi


Adapun dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:
1. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam
manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal
yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang
telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan
resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi
perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang
terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return
aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu. Antara tingkat
return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari
investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda.
2. Risk
Selain hal di atas, seorang investor harus selalu mempertimbangkan resiko dalam
proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat
return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi.
Tingkat return berkorelasi langsung dengan resiko, yaitu: semakin tinggi
pengembalian, semakin tinggi resiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga
tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang.

3. The time factor


Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan
modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan
jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan
ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan
pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan
resiko.

1.3.3 Proses investasi


Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam
pembelian aset nyata/surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusankeputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.
Langkah-langkah dalam proses investasi:
a. Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.
b. Mengetahui sikap investor terhadap resiko.
Setiap investor harus mau menerima resiko investasi yang terkadang di dalam aset
riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian
dan resiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima resiko
investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan harus siap
menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan.
c. Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga/aset yang tersedia untuk investasi,
termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe
aset/surat berharga tersebut.
d. Memilih beberapa surat berharga/aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan
resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dari investor tertentu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Investasi
Investasi

merupakan

pengeluaran

yang ditujukan untuk

meningkatkan

atau

mempertahankan stok barang-barang modal yang terdiri dari mesin-mesin, pabrik,


kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, investasi adalah pengeluaran
yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut penggunaan sumbersumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan mesin-mesin baru lainnya
atau persediaan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi tersebut.
Komarudin (1983) memberikan pengertian investasi, yaitu:
a. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang
akan datang.
c. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.

Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan


peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa
akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas
dengan demikian bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan
jumlah output dan pendapatan.
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang
ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan
(Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, 183).
Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk
diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal dilakukan dalam satu tahun tertentu yang
digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk:

10

a. Seluruh pembelian para pengusaha atas barang modal dan membelanjakan untuk
mendirikan industri-industri.
b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
c. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa bahan
mentah, barang yang belum diproses dan barang jadi.

Adam Smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para pemilik modal
mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim
investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung
menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal
meningkat, persaingan yang meningkat antar pemilik modal akan menaikkan upah dan
sebaliknya menurunkan keuntungan.
Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai pengaruh
terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap penawaran agregat (S) melalui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam prespektif waktu yang lebih panjang
ini. I menambah stok kapital (misalnya mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan
sebagainya). Jadi I = K, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti
pula peningkatan kapasitas produksi masyarakat dan selanjutnya berarti bergesernya
kurva S ke kanan.

Pengeluaran Investasi

Keterangan:
a: I menggeser Z lewat
proses multiplier
(jangka pendek).
b: I menggeser S lewat
pertambahan kapasitas
produksi (jangka panjang)

11

2.2 Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital (MEC)


Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu investasi akan dilaksanakan atau
tidak, tergantung pada perbandingan antara besarnya keuntungan yang di harapkan di
suatu pihak dan biaya penggunaan dana atau tingkat bunga di pihak lain (Rate of
Return/Marginal Efficiency of Capital). Apabila tingkat bunga yang berlaku di pasar
uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun), sedangkan keuntungan yang di
harapkan sebesar 50% maka investasi tersebut masih menguntungkan, karena
keuntungan (kotor) yang di harapkan 50% jadi melebihi ongkos pendanaan dapat di
katakan 50%-24% = 26% pertahun untuk 10 tahun. Maka jika pengusaha tersebut
rasional investasi tersebut akan dilaksanakan. Secara ringkas :
1. Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada tingkat bunga, maka
investasi di laksanakan.
2. jika MEC lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak dilaksanakan.
3. Jika MEC = tingkat bunga maka investasi bisa di laksanakan dan bisa juga tidak

Dari uraian di atas, di ketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran investasi yang di
harapkan oleh para investor di tentukan oleh dua hal yaitu tingkat suku bunga yang
berlaku dan Marginal Efficiency of Capital. Perilaku makro para investor ini biasanya
di ringkas dalam satu bentuk fungsi marginal efficiency of capital atau fungsi investasi.

12

Tiga hal yang perlu di garis bawahi mengenai fungsi investasi, pertama fungsi tersebut
mempunyai slope yang negatif, artinya semakin rendah tingkat bunga semakin besar
pula tingkat pengeluaran investasi yang di inginkan. Kedua, dalam kenyataan fungsi
tersebut sulit untuk di peroleh sebab posisinya sangat stabil (mudah berubah dalam
jangka waktu yang sangat singkat). Kelebihan fungsi investasi ini akan segera dapat di
pahami karena posisinya sangat tergantung pada nilai MEC dari proyek-proyek yang
ada dan bahwa MEC adalah keuntungan yang di harapkan oleh investor. Ketiga, yang
perlu ditekankan adalah hubungan teori Keynes dengan kenyataan, khususnya masalah
tersedianya dana investasi.

2.3 Peranan Investasi dalam Perekonomian


Investasi dalam berbagai bentuknya akan memberikan banyak pengaruh kepada
perekonomian suatu negara ataupun dalam cakupan yang lebih kecil yakni daerah.
Karena dengan terciptanya investasi akan membawa suatu negara pada kegiatan
ekonomi tertentu.
Investasi yang akan berlanjut dengan suatu proses produksi akan menciptakan lapangan
kerja, menciptakan barang-barang dan jasa untuk di pasarkan kepada konsumen, dan
interaksi antara produsen, dalam hal ini investor, dan konsumen dalam menawarkan
dan mengkonsumsi barang-barang atau jasa, dan pada gilirannya akan menciptakan

13

kemajuan perekonomian dalam suatu negara. Adanya fluktuasi dalam investasi seperti
yang terlihat dalam business cycle merupakan salah satu dampak dari adanya
investasi di dalam suatu perekonomian.

Pengeluaran investasi merupakan topik utama dalam ekonomi makro karena dua alasan
berikut:
1. Fluktuasi investasi sangatlah besar sesuai dengan perubahan GDP (Gross Domestic
Product), misalnya karena adanya business cycle.
2. Pengeluaran investasi menentukan tingkat pertambahan stok kapital dalam
perekonomian, dimana stok kapital ini sangat menentukan tingkat pertumbuhan
suatu negara dalam jangka panjang (Nangan, 2005: 131).

Pada setiap momen, persediaan modal adalah determinan output perekonomian yang
penting, karena persediaan modal bisa berubah sepanjang waktu, dan perubahan itu
bisa mengarah ke pertumbuhan ekonomi. Biasanya, terdapat dua kekuatan yang
mempengaruhi persediaan modal: investasi dan depresiasi. Investasi mengacu pada
pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu menyebabkan

14

persediaan modal bertambah. Depresiasi mengacu pada penggunaan modal, dan hal itu
menyebabkan persediaan modal berkurang (Mankiw, N. Gregory, 2003, 178)
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan, dan barang-barang baru akan meningkatkan
stok modal (capital stock) fisikal suatu negara (yaitu jumlah nilai riil bersih dari semua
barang-barang modal produktif secara fisikal) sehingga pada gilirannya akan
memungkinkan negara tersebut untuk mencapai tingkat output yang lebih besar.
Investasi jenis ini sering diklasifikasikan sebagai investasi di sektor produktif (directly
productive aktivities). Investasi-investasi lainnya yang dikenal dengan sebutan
infrastruktur sosial dan ekonomi (social overhead capital) yaitu jalan raya, listrik, air,
sanitasi, dan komunikasi akan mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
ekonomi (Lincolin Arsyad, 1999, 214).
Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah dapat di
lihat pula melalui multiplier effect yang ditimbulkannya. Multiplier effect atau efek dari
pengganda dari investasi tersebut dapat di tuliskan dengan:

KI

1-MPC
dimana MPC merupakan besarnya hasrat untuk mengkonsumsi.
Sehingga jika suatu investasi di tanamkan di dalam suatu perekonomian, dampaknya
terhadap perubahan pendapatan nasional/daerah tidak hanya sebesar nilai investasi
yang ditanamkannya, tetapi sebesar nilai investasi yang ditanamkan di kalikan dengan
angka penggandanya. Jadi, misalnya di dalam suatu perekonomian, investasi yang di
tanamkan sebesar 10 juta, dengan nilai MPC suatu masyarakat 2/3, maka pertambahan
pendapatan yang di timbulkan akibat pertambahan investasi sebesar:
KI =

= 3

1-2/3
sehingga pertambahan nasional yang ditimbulkan :
Y = KI I
= 3 10 juta
= 30 juta

15

Namun, investasi yang ditanamkan dalam perekonomian salah satunya ditentukan oleh
adanya permintaan dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi atas barang-barang
konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga merangsang tumbuhnya
investasi-investasi baru. Karena seperti kita ketahui bahwa pendapatan yang diperoleh
masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan mungkin sebahagian lagi untuk
ditabung. Sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan
dengan C, dan penggunaan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka
perumusan menjadi:

Y= C + S
Seandainya keseluruhan pendapatan masyarakat itu dikonsumsikan keseluruhannya
dimana (Marginal Propensity to Consume, MPC=1), sehingga besarnya K menjadi
tidak terhingga, maka besarnya pertambahan pendapatan nasional juga menjadi tidak
terhingga. Khusus kondisi di negara berkembang, dimana income masyarakat relatif
rendah, kendati pendapatan masyarakat yang diterima diasumsikan dikonsumsi
keseluruhannya, dampaknya terhadap pertambahan pendapatan nasional tidak akan
terlalu besar. Hal ini di sebabkan karena kemampuan dalam pembentukan modal juga
relatif rendah, yang disebabkan oleh lemahnya kemampuan menabung dari
masyarakatnya yang merupakan faktor penting dalam menciptakan kondisi yang
kondusif bagi terciptanya lembaga-lembaga keuangan, padahal faktor-faktor tersebut
sangat diperlukan di dalam proses pembangunan guna memacu pertumbuhan ekonomi.
Pembentukan modal merupakan faktor yang paling penting dan strategis di dalam
proses pembangunan ekonommi. Pembentukan modal bahkan disebut sebagai kunci
utama menuju pembangunan ekonomi. Proses ini berjalan melewati tiga tingkatan :
1. Kenaikan tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan untuk
menabung.
2. Keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk mengalihkan dan menyalurkan
tabungan agar dapat menjadi dana yang dapat di investasikan.
3. Penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal pada
perusahaan.

16

Pembentukan investasi dapat dilakukan jika masyarakat tidak menggunakan semua


pendapatannya untuk dikonsumsi, melainkan ada sebagian yang ditabungkan.
Tabungan ini diperlukan untuk pembentukan investasi. Pembentukan modal juga
berarti pembentukan keahlian yang kerap kali berkembang sebagai akibat pembentukan
modal. (jhingan: 60). Pembentukan keahlian jelas merupakan salah satu dampak dari
adanya perkembangan investasi. Investasi yang terus berkembang akan menuntut
perkembangan sumber-sumber daya termasuk keahlian tenega kerja yang sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada. Pembentukan atau penciptaan modal akan menjadi
sia-sia kalau tidak ada faktor-faktor lain yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, kehadiran sekelompok atau segolongan orang yang benar-benar tertarik
pada pembangunan ekonomi, mempunyai kemauan menabung dan bersedia bekerja
dengan imbalan material, merupakan prasyarat bagi kemajuan suatu perekonomian.
Suatu negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh
lebih besar daripada nilai penyusutan faktor-faktor produksinya. Negara yang memiliki
investasi yang lebih kecil daripada penyusutan faktor produksinya akan cenderung
mengalami perekonomian yang stagnasi. Stagnasi (stagnation) merupakan suatu
kondisi perekonomian dengan laju pertumbuhan yang lambat dan bahkan bisa nol.
Kondisi ini dapat menimbulkan terjadinya pengangguran dalam jumlah yang relatif
besar. Kondisi yang tidak diinginkan adalah kondisi stagnasi yang diikuti dengan
adanya inflasi yang tinggi pula, sehingga perekonomian negara menjadi stagflasi.
Dalam ekonomi makro, investasi merupakan suatu komponen dari pendapatan nasional,
Produk Domestik Bruto, PDB atau Gross Domestic Product, GDP. Sehingga pengaruh
investasi terhadap perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional
negara tersebut.
GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu
konsumsi dinotasikan C, Investasi dinotasikan I, pengeluaran oleh pemerintah
dinotasikan G, dan total bersih ekspor atau ekspor netto dinotasikan dengan X-M.
Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor. Ekspor netto (X-M) menunjukkan selisih
antara nilai ekspor dan impor. Bentuk aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X-M)
Y = GDP

17

Dari persamaanya dapat diketahui bahwa investasi berkorelasi positif dengan GDP.
Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau
sebaliknya, jika investasi turun, maka GDP cenderung turun. Investasi dipengaruhi oleh
tingkat pengembalian modal dan tingkat bunga. Para pemilik modal akan berinvestasi
jika tingkat pengembalian modal lebih besar daripada tingkat bunga. Tingkat bunga
yang tinggi menyebabkan investasi menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan.
Ketika tingkat bunga tinggi sebagian modal digunakan untuk mencari keuntungan dari
tingkat bunga melalui deposito atau tabungan. Tingkat bunga tinggi pada akhirnya akan
mengurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran investasi berkurang,
maka GDP cenderung menurun.

Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah kapital.
Investasi akan menambah jumlah daripada kapital. Tanpa investasi maka tidak akan ada
pabrik/mesin baru, dan dengan demikian tidak ada ekspansi. Pengertian investasi
mencakup investasi barang-barang tetap pada perusahaan (business fixed invesment),
persediaan (inventory) serta perumahan (residential) yang ada. (Nopirin, 1987, 133)

18

Harold dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses
pertumbuhan ekonomi, khusuusnya mengenai peran ganda yang di miliki investasi,
yaitu :
1. Menciptakan pendapatan.
2. Memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok
kapital.

Kedua hal ini sebagai dampak dari adanya permintaan dan penawaran investasi. Karena
itu selama investasi berlangsung, pendapatan nyata dan output akan senantiasa
membesar. Namun demikian, untuk mempertahankan tingkat ekuilibirium pendapatan
pada tingkat full employment dari tahun ke tahun, baik pendapatan nyata maupun
output tersebut, keduanya harus meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas
modal meningkat. Karena kalau tidak, setiap perbedaan keduanya akan menimbulkan
kelebihan kapasitas modal meningkat atau ada kapasitas modal yang menganggur.
Hal ini memaksa para investor membatasi pengeluaran investasinya sehingga pada
akhirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian yaitu berupa menurunnya
pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya. Jadi, apabila pekerjaan ingin
dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang, maka investasi harus senantiasa
diperbesar.
Dalam konteks yang lain, penciptaan investasi juga membawa pengaruh perkembangan
suatu daerah. Dampak tersebut disebut dengan spread effect. Yaitu apabila suatu
investasi yang di tanamkan di dalam suatu daerah membawa pengaruh positif bagi
daerah lainnya. Seperti timbulnya industri-industri perlengkapan atau penunjang bagi
industri utama di daerah pusat investasi.

2.4 Sumber-Sumber Dana Investasi


Kendati banyak sumber-sumber pendanaan investasi, namun pada umumnya sumber
dana investasi hanya di lihat melalui:
1. Investasi oleh masyarakat swasta nasional/Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN)
2. Investasi oleh pihak Asing/Penanaman Modal Asing (PMA)
19

2.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai
Penanaman Modal diatur didalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Penanam modal Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan warga
negara Negeri, Badan Usaha Negeri, dan/atau Pemerintah Negeri yang melakukan
penanaman modal; di wilayah negara Republik Indonesia.
Perusahaan penanaman modal negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
1. Pajak penghasilan melalui netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman
modal yang dilakukan dalam waktu tertentu
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu

Kriteria perusahaan PMDN Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain:


1. Menyerap banyak tenaga kerja
2. Termasuk skala prioritas tertinggi
3. Melakukan alih teknologi
4. Melakukan industri pionir
5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN):


1. Potensi dan karakteristik suatu daerah
2. Budaya masyarakat
3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
4. Peta politik daerah dan nasional

20

5. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan peraturan


daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

Syarat-syarat Penanaman Modal Dalam Negeri:


1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia
(Pasal 1, Ayat 1, UU No. 6 Tahun 1968) baik langsung maupun tidak langsung
2. Pelaku Investasi: negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau
badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
3. Bidang usaha: semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau
dirintis oleh pemerintah
4. Perizinan dan perpajakan: memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Antara lain: izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak
khusus, dll
5. Batas waktu berusaha: merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing
daerah
6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila
jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia.
7. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)

Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di


negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal
Investasi mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan
modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain
itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara
keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal
investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi,
informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain.
Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada
akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.

21

2.4.2 Penanaman Modal Asing (PMA)


Dalam literatur ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam dua bentuk,
yaitu investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI).
Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga
seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan
membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam
modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal).
Perusahaan Penanaman Modal Asing mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu
terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan
6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu,
pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Asing yang mendapatkan fasilitas antara lain
sebagai berikut:
1. Menyerap banyak tenaga kerja

22

2. Termasuk skala prioritas tinggi


3. Termasuk pembangunan infrastruktur
4. Melakukan alih teknologi
5. Melakukan industri pionir
6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain
yang dianggap perlu
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi
9. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi
10. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi didalam negeri.

Dibanding dengan investasi portofolio, Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak
mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak
memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan membuka
lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang
berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan
lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan
yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru.
Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas
usahanya atau membuka usaha baru yang hal ini berarti membuka lapangan kerja.
Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal
atau mungkin malah untuk membayar utang bank. Selain itu proses ini tidak terjadi alih
teknologi atau alih keterampilan manajemen. Secara garis besar, manfaat penanaman
modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang berkembang dapat diperinci
menjadi lima, yaitu:
1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang
berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat, diikuti dengan perpindahan struktur
produksi dan perdagangan.
3. Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi
struktural.
23

4. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural
benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.
5. Bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun
industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat
membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik
elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya.

Selama ini investor domestik di negara yang sedang berkembang enggan melakukan
usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam yang belum
dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor asing akan
sangat mendukung merintis usaha dibidang-bidang tersebut. Adanya pengadaan
prasarana negara, pendirian industri-industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru,
pembukaan

daerah-daerah

baru,

akan

membuka

kecenderungan

baru

yaitu

meningkatkan lapangan kerja. Sehingga tekanan pendudukan pada tanah pertanian


berkurang dan pengangguran dapat diatasi. Inilah keuntungan sosial yang diperoleh
dari kehadiran investor asing. Adanya transfer teknologi mengakibatkan tenaga kerja
setempat menjadi terampil, sehingga meningkatkan marginal produktifitasnya, akhirnya
akan meningkatkan keseluruhan upah riil. Semua ini menunjukkan bahwa modal asing
cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja dan pendapatan nasional. Dengan
demikian, kehadiran PMA bagi negara sedang berkembang sangat diperlukan untuk
mempercepat pembangunan ekonomi. Modal asing membantu dalam industrialisasi,
pembangunan modal dan menciptakan kesempatan kerja, serta keterampilan teknik.
Melalui modal asing terbuka daerah-daerah dan tergarap sumber-sumber baru. Resiko
dan kerugian pada tahap perintisan juga tertanggung, selanjutnya modal asing
mendorong pengusaha setempat untuk bekerjasama. Modal asing juga membantu
mengurangi problem neraca pembayaran dan tingkat inflasi, sehingga akan
memperkuat sektor usaha negara dan swasta domestik negara tuan rumah.
Dalam jangka pendek atau menengah, investasi asing sangat menguntungkan dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi asing ini dapat membantu memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduknya dalam jangka pendek. PMA dalam
jangka panjang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan

24

datang apabila kegiatan PMA justru mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat.


Adanya perusahaan-perusahaan asing juga dapat menghambat perkembangan
perusahaan-perusahaan nasional yang sejenis dengannya. Apabila perkembangan
perusahaan-perusahaan asing tersebut mematikan perusahaan-perusahaan nasional yang
sudah ada, maka hal ini akan menimbulkan pengangguran dan menghapuskan mata
pencaharian golongan masyarakat tertentu (Mudrajad, 2000). Dengan demikian,
dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh negara yang bersangkutan,
namun

investasi lebih memberikan keuntungan bagi negara yang mengeluarkan

investasi.

2.5 Jenis Jenis Investasi


Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis investasi menurut para ahli:
Menurut Mulyadi (2001: 284), terdapat empat jenis investasi yaitu:
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba.
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya.
3. Investasi dalam penggantian peralatan
4. Investasi dalam perluasan usaha.

Empat jenis investasi yang telah disebutkan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba. Investasi ini timbul karena adanya
peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat yang telah disetujui, yang
mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba
atau rugi.
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya. Investasi ini dimaksudkan untuk
menaikkan laba.
3. Investasi dalam penggantian peralatan. Investasi jenis ini meliputi pengeluaran
untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian mesin dan
peralatan pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan peralatan menjadi
lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan
yang baru atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan.

25

4. Investasi dalam perluasan usaha. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva


diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan
diferensial yang berupa tambahan pendapatan serta memerlukan biaya diferensial
yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas.

Abdul Halim (Analisis Investasi, 2005: 4) Umumnya investasi dibedakan menjadi dua,
yaitu: investasi pada aset-aset finasial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil
(real assets). Investasi sektor real adalah jenis investasi dengan pengadaan aset-aset
contohnya seperti tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Investasi sektor finansial
adalah jenis investasi yang penanaman modalnya berupa instrumen-instrumen
keuangan di pasar modal maupun pasar uang. Instrument-intrument itu seperti saham,
obligasi, valas dan sebagainya.
Menurut Martono dan D. Agus Marjito (2002: 138) menyatakan bahwa: Dilihat dari
jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek,
investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis
aktivanya, investasi dibedakan kedalam 2 jenis yaitu investasi pada aktiva riil dan
investasi dalam aktiva non-riil. Investasi dalam aktiva riil misalnya investasi dalam
tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Sedangkan investasi dalam aktiva nonriil misalnya investasi kedalam surat-surat berharga.
Menurut Bambang Susilo (Pasar Modal, 2009: 2) investasi dibedakan menjadi dua,
yaitu investasi pada aset nyata (real asset) dan investasi pada aset finansial (financial
asset). Investasi pada aset nyata contohnya seperti pembelian emas, tanah, real estate
atau mendirikan perusahaan. Pada jenis investasi ini investor benar-benar melakukan
investasi secara langsung mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli aset nyata.
Sedangkan investasi pada aset finansial adalah dengan membeli instrumen keuangan,
misalnya saham, obligasi, waran, right issue. Instrument ini bukan berupa aset nyata
melainkan hanya berupa kertas klaim (bukti) terhadap penerbitnya.
Menurut Guritno Mangkoesoebroto (Algifari, 1991: 75), investasi dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi
riil adalah investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal)
yang akan digunakan untuk proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah

26

investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi dan lain
sebagainya.

Jenis-jenis investasi berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatannya di bagi dalam


beberapa kelompok (Harapan, 2009: 18), yaitu :
1. Investasi Baru
Investasi baru yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai
bagian dari usaha baru untuk produksi baru maupun perluasan produksi, tetapi
harus menggunakan sistem produksi baru.
2. Investasi Peremajaan
Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti barang-barang
kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan kapasitas dan ongkos produksi
yang sama dengan alat yang digantikannya.
3. Investasi Rasionalisasi
Pada kelompok ini peralatan yang lama diganti oleh yang baru tetapi dengan
ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas sama dengan yang
digantikannya.
4. Investasi Perluasan
Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti yang lama.
Kapasitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi masih sama.
5. Investasi Modernisasi
Investasi ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang memang proses baru,
atau memproduksi lama dengan proses yang baru.
6. Investasi Diversifikasi
Investasi ini untuk memperluas program produksi perusahaan tertentu, sesuai
dengan program diversifikasi kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan.

Jenis-jenis investasi berdasarkan dari pelaku terbagi dua, yaitu :


1. Autonomous Investment (Investasi Otonom)
Investasi otonom merupakan investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
pendapatan nasional. Artinya tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak
berpengaruh terhadap jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.
27

Investasi ini dilakukan oleh pemerintah (Public Investment) karena disamping


biayanya sangat besar, investasi ini juga tidak memberikan keuntungan, maka
swasta tidak bisa melakukan investasi jenis ini karena tidak memberikan
keuntungan langsung.
2. Induced Investment (Investasi Dorongan)
Investasi dorongan adalah investasi yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan baik pendapatan daerah maupun pendapatan pusat atau nasional.
Investasi ini diadakan akibat adanya pertambahan permintaan, dimana pertambahan
permintaan tersebut sebagai akibat dari pertambahan pendapatan. Apabila
pendapatan berubah maka permintaan akan digunakan untuk tambahan konsumsi
sedangkan pertambahan konsumsi pada dasarnya adalah tambahan permintaan dan
jika ada tambahan permintaan maka akan mendorong berdirinya pabrik baru atau
memperluas pabrik lama untuk dapat memenuhi tambahan permintaan tersebut.

Menurut Senduk (2004: 24), bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tabungan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan:
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tujuan menabung di bank adalah:
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu/kelompok

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tabungan:


1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. adanya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap bank

28

Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu
yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1. Sebelum anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan
oleh bank tersebut.
2. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini
disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
3. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu
(fixed rate).
4. Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan
berlaku.

Kelebihan:

Nilai nominal yang ditabungkan tidak akan berkurang nilainya

Mudah diambil setiap saat

Pemerintah menjamin tabungan hingga dua milyar Rupiah

Kelemahan:

Walaupun aman, produk tabungan hanya memberikan bunga yang rendah

Biasanya bunga yang diperoleh dari menabung tergerus biaya administrasi


perbankan

2. Deposito
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan:
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka, merupakan produk
bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam
deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan

29

persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di
dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan
tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12
bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.
Deposito juga dapat diperpanjang secara otomatis menggunakan sistem ARO
(Automatic Roll Over). Deposito akan diperpanjang otomatis setelah jatuh tempo,
sampai pemiliknya mencairkan depositonya. Bunga deposito biasanya lebih tinggi
daripada bunga tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau
dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi pada periode berikutnya.
Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada
naik turunnya suku bunga di bank.

Kelebihan:

Jumlah nominal yang didepositokan dijamin tidak akan berkurang

Mendapatkan keuntungan berupa bunga dengan tingkat yang lebih baik dari
tabungan di bank

Kelemahan:

Likuiditas lebih rendah ketimbang tabungan

Jika diambil sebelum jatuh tempo penyimpanan, pemilik deposito bisa terkena
denda yang dikenal dengan istilah "penalti"

3. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham,
berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami
keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan
yang disebut dividen. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga
yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah
daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan
yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu dividen dan capital gain.

30

Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock) dan saham
preferen (preferred stock). Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran
karena memiliki karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa
hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung
dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas
B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya
sendiri-sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.
Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:

Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda

Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham
biasa dalam hal pembagian dividen

Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa

Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara


pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk

Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut:

Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris

Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru

Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

Bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi :


1. Blue chip stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin
dalam industrinya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
dividen
2. Income stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen lebih
tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya
3. Growth stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known

31

4. Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke


tahun, mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
namun belum pasti
5. Counter cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum

Kelebihan:

Saham bisa memberikan keuntungan yang tinggi, diatas produk tabungan dan
deposito

Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan perusahaan yang disebut
dengan "Dividen" berdasarkan jumlah kepemilikan saham

Selain itu pemilik saham bisa mendapatkan "Capital Gain", yakni keuntungan dari
selisih harga beli saham dan harga jualnya

Kelemahan:

Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap perubahan ekonomi

Tidak mendapatkan dividen karena perusahaan mengalami defisit anggaran ataupun


karena perusahaan bangkrut

Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu membuat pemegang


saham tersebut tidak bisa melakukan jual beli saham

4. Properti
Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai entitas dalam
kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang atas suatu hak
eksklusif. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk real property (tanah),
kekayaan pribadi (personal property) (kepemilikan barang secara fisik lainnya), dan
kekayaan intelektual. hak dari kepemilikan adalah terkait dengan properti yang
menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan seseorang" baik pribadi maupun
kelompok, menjamin si pemilik atas haknya untuk melakukan segala suatu terhadap
properti sesuai dengan kehendaknya, baik untuk menggunakannya ataupun tidak

32

menggunakannya, untuk mengalihkan hak kepemilikannya. Dalam bahasan ini batasan


dari ruang lingkup properti adalah real property (tanah).
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :

Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.

Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

Kelebihan:

Harga properti biasanya akan naik seiring inflasi

Kelemahan:

Properti sangat bergantung pada daya beli masyarakat

Pemodal membutuhkan dana besar untuk berinvestasi di properti

5. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain.
Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan
menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.

Kelebihan:

Barang koleksi tak akan turun saat terjadi krisis ekonomi

Nilainya bergantung pada usia, semakin lama semakin diminati dan mahal.

Kelemahan:

Tidak akan mudah mendapatkan pembeli karena sifatnya sebagai barang khusus

Orang membeli barang koleksi karena menggemari barang tersebut, bukan karena
manfaatnya.

6. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang
asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian

33

yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga
emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi
kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu
harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi,
biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga
emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.

Kelebihan:

Harga emas cenderung stabil dan naik

Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama

Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu kilogram, sehingga pemodal kecil
juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas

Kelemahan:

Sulit dalam penyimpanan karena bila tidak hati-hati akan mudah untuk dicuri

7. Mata uang asing (Valuta Asing)


Segala

macam

mata

uang

asing biasanya

dapat

dijadikan

alat

investasi.

Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam
saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas
(free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di
Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif. Selain
itu, mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut,
valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on
investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa
melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut,
maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi.

Kelebihan:

Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan finansial pemodal

34

Pemodal bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa harus masuk kesalah
satu perusahaan pialang seperti pada investasi saham

Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan sewaktu-waktu,antara lain


melalui "Money Changer".

Kelemahan:

Resiko membeli mata uang asing sangat besar, ini karena di Indonesia mata uang
asing sangat fluktuatif nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap kebijakan
pemerintah

8. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu
proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar
lebih menarik investor, suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding
suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual
kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada
ketika membelinya.
Jenis-jenis obligasi:

Obligasi suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap yang
dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.

Obligasi suku bunga mengambang atau biasa juga disebut dengan Floating rate
note (FRN) memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada
suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.

Junk bond atau "obligasi berimbal hasil tinggi" adalah obligasi yang memiliki
peringkat dibawah peringkat investasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat
kredit. Oleh karena obligasi jenis ini memiliki risiko yang cukup tinggi maka
investor mengharapkan suatu imbal hasil yang lebih tinggi.

Obligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan istilah (zero coupon bond) adalah
obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan

35

dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima
secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi.

Obligasi inflasi atau lebih dikenal dengan sebutan Inflation linked bond, dimana
nilai pokok utang pada obligasi tersebut adalah mengacu pada indeks inflasi. Suku
bunga pada obligasi jenis ini lebih rendah daripada obligasi suku bunga tetap.
Namun dengan bertumbuhnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka
pembayaran pelunasan obligasi ini akan meningkat pula. Pada periode tahun
1980an, pemerintah Inggris adalah yang pertama kalinya menerbitkan obligasi jenis
ini yang diberi nama Gilts. Di Amerika obligasi jenis ini dikenal dengan nama
"Treasury Inflation-Protected Securities" (TIPS) dan I-bonds.

Obligasi indeks lainnya, adalah surat utang berbasis ekuiti (equity linked note) dan
obligasi yang mengacu pada indeks yang merupakan indikator bisnis seperti
penghasilan, nilai tambah ataupun pada indeks nasional seperti produk domestik
bruto.

Efek Beragun Aset adalah obligasi yang pembayaran bunga dan pokok utangnya
dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan aset. Contoh
dari obligasi jenis ini adalah Efek beragun KPR (mortgage-backed security-MBS),
collateralized mortgage obligation (CMOs) dan collateralized debt obligation
(CDOs).

Obligasi subordinasi, obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah


dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan oleh penerbit dalam hal terjadinya
likuidasi. Dalam hal terjadinya kepailitan maka ada hirarki dari para kreditur.
Pertama adalah pembayaran dari likuidator, kemudian pembayaran utang pajak, dan
lain-lain. Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang
memiliki tanggal penerbitan paling awal yang disebut obligasi senior, setelah
obligasi ini dilunasi maka barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi
dilakukan. Oleh karena risikonya lebih tinggi maka obligasi subordinasi ini
biasanya memiliki peringkat kredit lebih rendah daripada obligasi senior. Contoh
utama dari obligasi subordinasi ini dapat ditemui pada obligasi yang diterbitkan
oleh perbankan dan pada Efek Beragun Aset. Penerbitan yang berikutnya umumnya
dilakukan dalam bentuk "tranches". Senior tranches dibayar terlebih dahulu dari
tranches subordinasi.
36

Obligasi abadi, obligasi ini tidak memiliki suatu masa jatuh tempo. Obligasi jenis
ini yang terkenal dalam pasar obligasi adalah "UK Consols" yang diterbitkan oleh
pemerintah Inggris, atau juga dikenal dengan nama Treasury Annuities atau
Undated Treasuries. Beberapa dari obligasi ini diterbitkan pertama kali pada tahun
1888 dan masih diperdagangkan hingga hari ini. Beberapa obligasi jenis ini juga
memiliki masa jatuh tempo yang sangat panjang sekali seperti misalnya perusahaan
West Shore Railroad yang menerbitkan obligasi dengan masa jatuh tempo pada
tahun 2361 (atau abad ke-24). Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan
dari nilai tunai obligasi tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.

Obligasi atas unjuk adalah merupakan sertifikat resmi tanpa nama pemegang
dimana siapapun yang memegang obligasi tersebut dapat menuntut dilakukannya
pembayaran atas obligasi yang dipegangnya tersebut. Biasanya juga obligasi ini
diberi nomer urut dan didaftarkan guna menghindari pemalsuan namun dapat
diperdagangkan seperti layaknya uang tunai. Obligasi ini amat berisiko terhadap
kehilangan dan kecurian. Obligasi ini sering disalah gunakan untuk menghindari
pengenaan pajak. Para perusahaan di Amerika menghentikan penerbitan obligasi
atas unjuk ini sejak tahun 1982 dan secara resmi dilarang oleh otoritas perpajakan
pada tahun 1983.

Obligasi tercatat adalah obligasi yang kepemilikannya ataupun peralihannya


didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh lembaga administrasi efek.
Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang akan dtransfer langsung kepada
pemegang obligasi yang namanya tercatat.

Obligasi daerah atau di Amerika dikenal sebagai municipal bond adalah obligasi
yang diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat,
ataupun lembaga-lembaganya. Bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi
seringkali tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang menerbitkan, namun
obligasi daerah yang diterbitkan guna suatu tujuan tertentu tetap dikenakan pajak.

Obligasi tanpa warkat atau lebih dikenal sebagai Book-entry bond adalah suatu
obligasi yang tidak memiliki sertifikat, dimana mahalnya biaya pembuatan sertifikat
serta kupon mengakibatkan timbulnya obligasi jenis ini. Obligasi ini menggunakan
sistem elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara
pemindahbukuan di pasar modal.
37

Obligasi lotere atau juga disebut Lottery bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh
suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya dibayar seperti tata cara
pembayaran bunga pada obligasi suku bunga tetap tetapi penerbit obligasi akan
menebus obligasi yang diterbitkannya secara acak pada waktu tertentu dimana
penebusan atau pelunasan obligasi yang beruntung terpilih akan dilakukan dengan
harga yang lebih tinggi daripada nilai yang tertera pada obligasi .

Obligasi perang atau War bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu
negara guna membiayai perang

Kelebihan:

Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar
obligasi

Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab


dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima
pemegang obligasi

Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari


kemungkinan terjadinya inflasi

Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen
aktiva lain.

Kelemahan:

Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif,
apabila harga obligasi naik maka tingakat bunga akan turun dan sebaliknya

Tingkat likuiditas obligasi rendah, hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi,
khususnya apabila harga obligasi menurun

Resiko penarikan, apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan


penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan
membayar sejumlah premi

Resiko kecurangan apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan


tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan, maka
pemegang obligasi akan menderita kerugian.

38

9. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem
diskonto/bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia
untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat
menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada
setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak
awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI
mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa
periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar
dalam mengikuti pelelangan.

10. Sekuritas pasar uang


Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang
diperjualbelikan di pasar uang.

11. Sertifikat hutang obligasi


Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat
diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini
merupakan bentuk investasi jangka panjang.

12. Reksadana.
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan
cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer
Investasi ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang
ataupun efek/sekuriti lainnya melalui Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

Kelebihan:

Pemodal kecil bisa melakukan diversifikasi modal sehingga bisa memperkecil


resiko kerugian

39

Memudahkan pemodal yang tidak memiliki keahlian atau keuntungan untuk


berinvestasi dipasar modal

Pemodal dibantu Manajer Investasi yang profesional.

Transparansi informasi dan tingkat likuiditas yang tinggi

Kelemahan:

Resiko berkurangnya unit penyertaan (bukti kepesertaan dalam reksadana


berbentuk kontrak investasi kolektif) jika harga efek (saham, obligasi, dan surat
berharga lain) turun

Manajer investasi bisa saja mengalami kesulitan menyediakan uang jika banyak
pemodal serentak melakukan penjualan kembali

Resiko wanprestasi jika perusahaan asuransi reksadana tidak segera membayar


ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan reksadana

Jenis-jenis Reksadana:
1. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang.
2. Reksadana Saham.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas.
3. Reksadana Campuran.
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan
pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya.
4. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo
yang kurang dari satu tahun.

40

2.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Laju Investasi


Laju investasi yang ditanam disuatu negara atau daerah, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Tingkat keuntungan yang diramalkan
Ramalan mengenai keuntungan-keuntungan masa depan akan memberikan
gambaran kepada pengusaha mengenai jenis-jenis usaha yang prospektif dan dapat
dilaksanakan dimasa depan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk
memenuhi tambahan barang-barang modal yang di perlukan.

41

2. Tingkat bunga (interest rate)


Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan
kepada para pengusaha, dan para investor hanya akan menanamkan modalnya
apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang di tanam, berupa persentase
keuntungan netto (belum dikurangi dengan tingkat bunga yang di bayar), modal
yang di peroleh lebih besar dari tingkat bunga. Seorang investor mempunyai dua
pilihan di dalam menggunakan modal yang dimilikinya yaitu :
pertama, adalah dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut
(deposito);
kedua, dengan menggunakannya untuk investasi. Dalam hal dimana pendapatan
yang diperoleh adalah lebih dari tingkat bunga, maka pilihan terbaik adalah
mendepositkan uang tersebut, dan akan menggunakannya untuk investasi apabila
tingkat keuntungan yang di peroleh adalah lebih besar dari tingkat bunga yang akan
dibayar.
3. Ramalan mengenai ekonomi di masa depan
Dengan adanya ramalan tentang kondisi masa depan akan dapat menentukan tingkat
investasi yang akan tercipta dalam perekonomian. Apabila ramalan di masa depan
adalah baik maka investasi akan naik. Sebaliknya, apabila ramalan kondisi ekonomi
di masa akan datang adalah buruk, maka tingkat investasi akan rendah.
4. Kemajuan teknologi
Dengan adanya temuan-temuan teknologi (inovasi), maka akan semakin banyak
kegiatan pembaharuan yang akan di lakukan oleh pengusaha, sehingga makin tinggi
tingkat investasi yang dicapai.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
Dengan bertambahnya pendapatan nasional maka tingkat pendapatan masyarakat
akan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat, total agregat demand yang
pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya investasi lain (Induced Invesment).
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para
pengusaha untuk menyediakan sebahagian keuntunngan yang diperoleh untuk
investasi-investasi baru

42

7. Situasi politik
Kestabilan politik suatu negara akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para
investor terutama para investor asing, untuk menanamkan modalnya. Mengingat
bahwa investasi memerlukan suatu jangka waktu yang relatif lama untuk
memperoleh kembali modal yang ditanam dan memperoleh keuntungan. Sehingga
stabilitas politik jangka panjang akan diharapkan oleh investor.
8. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah.
Pengeluaran-pengeluaran yang di lakukan oleh pemerintah dapat berupa
pengeluaran pembangunan dan rutin baik itu dalam penyediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas publik dalam menunjang kegiatan investasi dan juga
prekonomian secara keseluruhan baik itu skala nasional maupun daerah. Sehingga
menarik para investor dalam negeri maupun asing untuk berinvestasi di suatu
negara ataupun daerah.
9. Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Tersedianya kemudahan-kemudahan dalam birokrasi, dalam perpajakan (tax
holiday), yaitu suatu keringanan di dalam pajak apabila suatu perusahaan mau
menanamkan keuntungan yang diperolehnya ke dalam investasi baru, ataupun
apabila perusahaan yang bersangkutan mau dan bersedia menanamkan investasinya
di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu sehingga mendorong para investor
untuk menanamkan modalnya.
10. Pengaruh nilai tukar (kurs)
Secara teoritis dampak perubahan tingkat/nilai tukar dengan investasi bersifat tidak
pasti (uncertainty). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang
berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs
tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran
domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi
investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal
dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan
menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat hargaharga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik
masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan
pada pengeluaran/alokasi modal pada investasi. Pada sisi penawaran, pengaruh

43

aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs


pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik
akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan
dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan/
barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak
diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar
mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang
perdagangan tersebut.

44

BAB III
PENUTUP
Investasi adalah suatu kegiatan dimana investor menanamkan kekayaannya untuk
dijadikan modal usaha dengan maksud agar mendapatkan keuntungan yang besar.
Dengan adanya investasi tersebut, bisa memberikan andil bagi perkembangan negara.
Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan salah satu indikator penentu tingkat
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, semakin
tinggi nilai investasi dalam suatu negara maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi dari negara yang bersangkutan.
Di dalam penanaman modal dalam negeri, penekanannya lebih kepada aspek
perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha milik negara, dan/atau pemerintah
Negara Indonesia yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.
Sedangkan dalam penanaman modal asing penekanannya lebih kepada perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia, dengan kegiatan usaha-usaha
atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau
jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan
kepemilikan modal asing atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan
Presiden No. 36 Tahun 2010.
Dengan beberapa pertimbangan, maka dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia
adalah sebuah negara yang sedang berkembang, dan tentunya masih banyak dana-dana
yang diperlukan untuk melangsungkan hidupnya, salah satunya melalui Penanaman
Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Dengan tersedianya modal yang
mencukupi, diharapkan dapat menjadi faktor utama yang berperan dalam mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga tujuan pembangunan nasional: masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera, dapat tercapai.

**********

45

Anda mungkin juga menyukai