PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan yang pesat dalam rekayasa struktur dalam dua dasawarsa
terakhir ini, telah memungkinkan kita untuk merencanakan bangunan-bangunan
teknik berskala besar dalam tingkat kerumitan yang tinggi.Dengan kemajuan
rekayasa struktur tersebut, juga pengaruh pembebanan apapun yang bekerja pada
struktur bangunan seperti gempa, angin, ledakan akibat perubahan temperatur dan
lai-lain, dapat dianalisis dengan seksama.
Analisis struktur bangunan-bangunan demikian sudah tidak dapat
dilakukan secara manual lagi, sehinggapenggunaan komputer sebagai alat bantu
tidak dapat dihindari lagi. Untuk itu harus dipakai perangkat lunak atau program
komputer yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, yang mana pilihan
perangkat lunak tersebut kini mudah dan banyak ditemukan dipasaran pada masa
sekarang ini.
Salah satu program komputer canggih yang populer dipakai dalam praktek
perencanaan struktur-struktur kompleks adalah SAP2000. SAP2000 adalah
program komputer yang cukup populer di Indonesia, pemakai program rekayasa
dituntut
untuk
memahami
latar
belakang
penyelesaian,
batasan-batasan
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendesain dan merencanakan bangunan bertingkat dengan menggunakan
Program Komputer
2. Menganalisis hasil desain dengan menggunakan SAP 2000.
1.3
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah mendesain bangunan bertingkat dengan
menggunakan SAP 2000?
2. Bagaimana perbandingan hasil analisis dengan menggunakan Program
Komputer dan perhitungan manual?
1.4
Batasan Masalah
Dari permasalahan yang ada, analisis yang dilakukan hanya mencakup
bagian balok dari struktur tersebut dengan cara membandingkan perhitungan hasil
computer dengan manual berdasarkan SNI-03-2847-2013 dan SNI-03-1726-2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Dibantu Komputer
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia.Teknik sipil memiliki cabang cabang ilmu, diantaranya adalah bidang
struktur.Bidang ini merupakan bidang ilmu Teknik Sipil yang paling banyak
menggunakan perhitungan matematis dalam desain maupun analisis desainnya.
Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi informasi, saat ini hampir
semua bidang pekerjaan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu. Terlebih dalam
dunia perancangan konstruksi yang membutuhkan keakuratan tinggi serta waktu
yang cukup lama dan berulang ulang jika diolah secara manual menggunakan alat
hitung biasa sehingga perangkat lunak komputer sangat dibutuhkan untuk
mempercepat proses dan mendapatkan hasil pekerjaan yang akurat. Komputer juga
sangat bermanfaat untuk perhitungan perhitungan sulit yang membutuhkan presisi
tinggi, serta memudahkan dalam pembuatan jadwal.Telebih dalam perancangan
struktur bertingkat banyak dengan analisis bidang yang cukup rumit, namun dengan
perancangan dibantu komputerakan menjadi lebih mudah dan cepat.
Salah satu program komputer yang biasanya digunakan dalam melakukan desain
teknik dan rancang bangun ini adalah Program SAP (Structure Analysis Program).
Program komputer rekayasa seperti SAP2000 berbeda dengan program
komputer umum seperti excel, autoCAD, words, dan sebagiannya, karenan
pengguna dituntut untuk memahami latar belakang metoda maupun batasan dari
program tersebut. Bahan
langsung dari lapangan, keakurasian data yang diambil akan berkolerasi terhadap
hasil yang akan diperoleh. Untuk mengetahui keakuratan suatu perencanaan dengan
komputer ini biasanya digunakan suatu data pembanding yaitu hasil perhitungan
secara manual.Pada dasarnya hasil perhitungan dengan aplikasi program analisis
SAP ini tergantung bagaimana penggunanya dalam menggunakan. Dengan kata lain,
brainware sangat diperlukan untuk perencanaan ini.
Kelebihan yang jelas terlihat dalam perencanaan menggunakan komputer adalah
prosedur perancangan yang hanya memerlukan waktu proses yang cukup singkat
ataupun
analisisnya jika ada kesalahan. Jika ada kesalahan dalan menggambar atau ingin
membuat ulang suatu gambar dengan memberikan perubahan, tidak perlu berulang
ulang mengganti lembar kerja dan membuatnya dari awal, cukup membuka file yang
telah ada lalu melakukan perubahan yang diiniginkan dan disimpan dengan nama
file yang baru dengan hasil yang lebih presisi.
2.2 SAP (Structuran Alanysis Program)
SAP 2000 merupakan versi terakhir yang paling lengakp dari seri-seri program
analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000
antara lain ditunjukan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk
material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan
mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu menentukan
profil untuk masing masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil
secukupnya, dan program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau
ekonomis.
Desain struktur adalah proses yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses
analisis struktur. Gaya dalam yang ada harus mampu ditahan oleh elemen struktur
yang direncanakan. Proses desain struktur dipengaruhi oleh jenis dan kualitas
material ( baik baja, beton, atau material yang lain) dan dimensi atau penampang
material. Semakin besagaya dalam timbul, pada umumnya membutuhkan kualitas
material yang lebih baik dan dimensi atau penampang yang lebih besar. Dengan
kata lain, kualitas dan dimensi material berbanding lurus dengan gaya dalam yang
timbul.
Hasil desain struktur dalam struktur beton adalah kebutuhan tulangan lentur,
tulangan geser dan tulangan punter, sementara hasil desain struktur baja adalah
penampang profil beserta pengakunya.
Menarik untuk dicermati, bahwa desain struktur lebih banyak dipengaruhi oleh
gaya dalam yang timbul pada model struktur, bukan pada besar kecilnya gaya luar
ataubeban.
Hal ini paling tidak dikarenakan 2 hal, yaitu:
beban satu ton pada posisi pertama menyebabkan reaksi satu ton gaya vertical,
sementara beban satu ton kedua menimbulkan gaya vertical satu ton plus X tm
momen.
Memodelkan struktur sehingga didapat model yang paling ideal sangat penting.
Hal ini dikarenakan gaya luar yang timbul dalam sebuah masa bangunan tergantung
dari modelnya. Sebagai contoh, bangunan ruko sederhanapun bias hanya dikenai
beban terdistribusi saja atau dikenai beban terdistribusi dan terpusta, tergantung
dari cara kita memodelkannya.
Secara umum, proses analisis melalui tahapan berikut:
1. Rencana dan penggambaran model struktur.
2. Penentuan beban yang bekerja sesuai dengan model rencana. ( Jumlah beban dan
nilai beban yang timbul tergantung dari model yang kita rencanakan )
3. Dimensi penampang rencana ( dimensi ini menentukan kekakuan system struktur
dan juga sangat tergantung dari model yang kita rencanakan ).
4. Analisa struktur atau analisis mekanika teknik ( Hasil analisis ini dipengaruhi
oleh model, pembebanan (gaya luar dan rencana penampang).
5. Gambar gaya dalam (bidang momen, gaya lintang, gaya normal dan momen
putar) yang bekerja.
Setelah kita mendapatkan gaya dalam yang bekrja, kita bisa melakukan proses
desain struktur dengan mempertimbangan factor-faktor berikut:
1. Mutu atau kualitas material yang digunakan.
2. Kombinasi beban rencana (tetap atau sementara) yang paling kritis (berdasarkan
analisis mekanika teknik dan peraturan kombinasi beban yang digunakan).
3. Faktor reduksi kekuatan sesuai dengan peraturan yang digunakan.
Jadi, apabila kita hanya ingin mengetahui nilai atau besarnya gaya dalam, mutu
bahan atau material bias kita lewatkan. Begitu juga dengan kombinasi beban dan
faktor reduksi kekuatan.
Meski Nampak sederhana, rencana model struktur , gaya luar yang ditimbulkan,
gaya dalam dan desain struktur bias sangat kompleks dan rumit. Karena poko
persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur adalah besarnya gaya luar yang
bekerja pada model struktur, sementara gaya luar yang bekerja pada model struktur
tergantung dari model yang direncanakan, maka bisa dibilang permodelan struktur
adalah bagian terpenting dari proses analisis dan desain struktur.
Kita beruntung karena saat ini sudah dikembangkan perangkat computer baik
keras maupun lunak yang sangat canggih sehingga sangat membantu kita dalam
merencanakan model yang ideal.
berupa
sketsa
gambar
yang
mempermudah
pengguna
untuk
c1
c2
Balok Ekivalen
Kekakuan Balok Ekivalen:
4EI
bp
K be
dimana:
Ib+p adalah momen inersia balok pemikul beserta pelatnya.
Bentang L dihitung dari as ke as kolom pada arah yang bersangkutan.
Lp
yt
h
yb
tp
hw = h - tp
bw
Letak garis netral terhadap sisi atas:
1
1
(L p tp) 2 tp (bw hw) (tp 2 hw)
yt
I
bp
tp
(L
tp) yt
12
1
2
BALOK L:
1
12
tp
bw h
Lp
yt
h
1
2
yb
bw
b = Lp - bw
(b tp)
1
2
yt
tp (bw h)
(b tp) (bw
h)
bp
1
12
b tp
(b tp)
yt
tp
1
12
bw h
(bw h)
h yt
Kke
Kk
1
Kt
dimana:
Kk
Kt
Kekakuan Torsi:
9EC
Kt
1 c2
dimana:
Tanda menunjukkan penjumlahan balok puntir sebelah kiri dan kanan jalur.
L2 = Panjang bentang balok penahan puntir
c2 = Ukuran kolom persegi dalam arah L2
C = Momen Inersia Puntir balok penahan puntir
0,63
x3 y
L2
x3 y
0,63
be
x1
be
y3
x2
y1
3
y1
y2
x3
1
x1
y2
Ip
Ibp
1
Ip 1
'
K t I bp K
dimana:
Ip
Ip
pelat tp Lp
1
L p tp 3
12
Ib+p = Momen inersia balok ekivalen, yaitu balok pemikul beserta platnya.
Sehingga persamaan Kke berubah menjadi:
x2
Kke
Kk
Kt
Momen pada
as kolom maka
perbandingan-
perbandingan tertentu.
Momen-momen yang didapat dari perhitungan balok portal adalah dengan
angapan bahwa kekakuan balok merata sepanjang bentang dan momen yang
diperoleh adalah momen pada titik simpul (pada as kolom). Momen yang dipakai
dalam desain (Md) penulangan haruslah momen pada permukaan kolom, yang
ternyata nilainya lebih kecil daripada momen yang
didapat secara teoritis pada as kolom (Mt).
Pada
mendadak
kenyataannya, pada
permukaan
kolom
kekakuan
balok
permukaan kolom
dan as kolom tidak sama. Hal ini menimbulkan efek pengakuan pada ujung balok,
sehingga Mt yang sesungguhnya lebih besar dari pada Mt yang dihitung, karena efek
pengakuan tersebut menyebabkan pergeseran bidang momen ke arah negatif yang
besarnya sekitar (1/6).Q.a.
Momen Desain:
1
Momen Tumpuan: MdTump MTump 3 Qo a
Momen Lapangan:
Md
La
p
M 1 Qo a
La
6
p
Momen
teoritis
Momen sebenarnya
Mt
Md
Pergeseran = (1/6).Qo.a
a
Qo
Momen
Balok Pemikul
Momen
Jalur Kolom
Momen Pelat
pada Jalur Kolom
Momen
Desain
Momen Pelat pada
Jalur Tengah Kiri
Momen
Jalur Tengah
Momen Plat pada
Jalur Tengah Kanan
Distribusi transversal dari momen longitudinal terhadap jalur kolom dan jalur
tengah merupakan fungsi dari tiga parameter, yang menggunakan L1 dan L2
untuk masing-masing bentang longitudinal dan transversal:
1. Perbandingan aspek
L2
L1
Ecb Ib
2. Perbandingan 1
Ecs Is
kekakuan pelat.
dari kekakuan torsi penampang balok tepi
3. Perbandingan
Ecb
2 Ecs
dari pelat yang lebarnya sama dengan tepi.
Perbandingan ukuran
1 = 0
1 2,5
1 = 0
1 2,5
0,5
1,0
2,0
100 %
100 %
100 %
75 %
75 %
75 %
100 %
100 %
100 %
90 %
75 %
45 %
75 %
75 %
75 %
90 %
75 %
45 %
Momen Positif
L
1
60 %
60 %
90 %
75 %
60 %
0
1
2
1
1,0
BAB III
METODOLOGI
Dalam laporan ini menggunakan metodologi pengerjaan perancangan yang
diperlukan pada SAP 2000 yang dijelaskan dalam bentuk flowchart, sebagai
berikut:
START
1.
2.
3.
4.
5.
Input
Fungsi Bangunan
Mutu Bahan
Lokasi Bangunan
Gambar Rencana
RAB
Preliminary Desain
Input SAP2000
1. Gambar Rencana
2. Material
3. Pembebanan
Proses
SAP2000
A
Output
Gaya-gaya dalam Lendutan
Translasi
Desain SAP2000
Output
ASperlu
Aman
Tidak
Ya
Pilih Salah Satu balok
Untuk Perbandingan
Beton 2000
Manual
Jumlah Tulangan
Gambar
FINISH
Gambar 3.1 Flowchart Perancangan pada SAP 2000
BAB IV
GAMBAR STRUKTUR BANGUNAN
4.1
3.2
5.1
Data Perancangan
Bangunan yang dirancang adalah bangunan rumah sakit bertingkat tiga
dengan data-data sebagai berikut :
1). Lokasi
: Banjarbaru
: Pondasi Dangkal
: 15 x 22 m
: 5,5 m
: 5 x 5.5m
6). fc
: 23 MPa
7). Fy
: 350 MPa
8). Fyh
: 240 MPa
9) ult
: 19 mm
10) sengkang
: 10 mm
11) ds
5.2
: 40 mm
Preliminary Design
4.2.1 Balok
1) Untuk L =500 cm
1
1
h= L= 500=45 cm
12
12
2
2
b= h= 45=30 cm
3
3
Maka, design penampang balok sebesar 30/45
2) Untuk L = 550 cm
1
1
h= L= 550=50 cm
12
12
2
2
b= h= 50=35 cm
3
3
Maka, design penampang balok sebesar 35/50
5.2.2 Kolom
Desain penampang kolom disesuaikan lebih besar atau sama dengan
lebar balok sehingga dipakai dimensi kolom (40x40)cm untuk balok 30/45
(dak) dan dipakai dimensi kolom (40x40)cm untuk balok 35/50(lantai).
4.2.3 Pelat
Desain tebal pelat yakni untuk pelat atau lanta kerja dengan tebal 120
mm dan untuk pelat dak 100 mm.
5.3.
Pembebanan
4.3.1 Pembebanan Pelat Lantai Kerja 1
Beban Mati
Berat dinding
1
2
bata(h=4,5 m)
: 1125 kg/m2
Keramik
: 24
kg/m2
Adukan Semen
: 21
kg/m2
Plafon + rangka
: 11
kg/m2
: 30
kg/m2
qDL
: 1211 kg/m2
Beban Hidup
: 192 kg/m2
: 192 kg/m2
: 100 kg/m2
Keramik
: 24
kg/m2
Adukan Semen
: 21
kg/m2
Berat dinding
bata (h =4 m
Plafon + rangka
: 11
kg/m2
: 30
kg/m2
qDL
: 1086 kg/m2
: 192 kg/m2
: 192
Adukan Semen
: 21
kg/m2
Plafon + rangka
: 11
kg/m2
: 30
kg/m2
: 62
kg/m2
: 40
kg/m2
: 100 kg/m2
kg/m2
qDL
Beban Hidup
qLL
Total Berat Ultimit
5.4
: 140
kg/m2
: 202 kg/m2
Gambar 5.1
2) Input data bangunan berupa jumlah bentang, dan tinggi banggunan
dan tinggi bangunan
Untuk Portal memanjang :
Number of Bays
=
3
Story Height
Number of Stories =
3
Bay Width
Untuk Portal memanjang
Number of Bays
=
4
Story Height
Number of Stories =
3
Bay Width
Uncheck pada bagian Default restraints.
Gambar 5.2
=
=
3
6
=
=
3
6
3) Klik Kanan Mouse Edit Grid Data atau tekan tombol Ctrl+M untuk
modifikasi tampak bangunan agar sesuai dengan rencana
Gambar 5.3
4) Define -Material add new property, pilih Concrete. Input data
elastisitas = 4700 x
f c' ,
Gambar 5.4
5) Define Section Properties Add New Property. Pilih Concret
Rectangular
Gambar 5.5
6) Input dimensi balok sesuai Preliminary Design. Pilih material beton
PDK. Klik Concrete Reinforcement,
Pilih Design Type Beam
Gambar 5.6
Gambar 5.7
8) Klik Define Load pattern. Pastikan Beban yang bekerja hanya
Beban Mati (Dead) dengan Multiplier = 1
Gambar 5.8
9) Klik Define Load Cases. Hapus Modal Case karena perhitungan
beban sendiri telah dihitung manual. Klik OK.
Gambar 5.9
10) Klik Define Load Combination Add New Combo. Add Dead
Load dengan Scale Factor = 1 dengan nama default COMB1.
Gambar 5.10
11) Seleksi Frame, klik Assign Frame Frame section, pilih dimensi
penampang sesuai desain preliminary. Klik OK.
Gambar 5.11
12) Seleksi Frame yang akan di beri beban. Klik Assign Frame load
Distributed. Input Nilai beban Uniform Load untuk beban merata
untuk beban segitiga dan trapesium disesuaikan titik pembebanan.
13) Klik Run atau tekan F5 pada keyboard untuk memulai analisis
struktur pada frame. Periksa nilai momen, geser dan normal hasil
kalkulasi analisa struktur.
Gambar 5.12
Gambar 5.13
Gambar 5.14
Gambar 5.15
14) Klik Design Concrete Design View/Revise Preference. Ubah
Design Code menjadi ACI 318-99. Sesuaikan factor reduksi dengan
SNI 03-2847-2002 tentang perencanaan struktur beton bertulang
a.
b.
c.
d.
Gambar 5.16
15) Klik Design Concrete Design Select Design Combo. Klik
COMB1 dan add kombinasi tersebut untuk kalkulasi penulangan
balok dan kolom.
Gambar 5.17
16) Klik Design Concrete Design Start Design/Check of Structure.
Setelah Running periksa penulangan struktur dengan mengklik
Design Conctere Design Design Display Info untuk menampilkan
Luas perlu Tulangan pada struktur.
Gambar 5.18
17) Ubah framing Type dengancara ;seleksi portal, kemudian klik toolbar
Concrete Design pilih View/Revise Overwrite. Ubah Framing Type
menjadi Sway Ordinary. Klik OK. Maka akan dihasilkan Luas
Tulangan perlu untuk Tulangan Lentur saja.
Gambar 5.19
18) Cek struktur keseluruhan dengan mengklik toolbar Concrete Design
Verify All member Passed. Struktur dikatakan aman jika muncul
dialog text All Concrete frames passed the stress/capacity check
or designed
Gambar 5.20
4.4.2 Penyesuaian ACI dengan SNI 2002
Penyesuaian ACI 318-99 dengan SNI 03-2847-2002 :
Sebelum dilakukan analisa struktur perlu dilakukan penyesuaian
parameter perencanaan konstruksi beton menurut American Concrete
Institute ( ACI 318-99) terhadap Tata Cara perhitungan struktur Beton
untuk Gedung ( SNI 03-2847-2002 ). Penyesuaian dilakukan dengan
mengubah ketentuan (options) untuk perencanaan konstruksi beton
(Concrete Frame Design). Factor reduksi yang digunakan untuk
perencanaan konstruksi beton yaitu sebagaiberikut :
a.
b.
c.
d.
4.5
4.5.1
: 23 MPa
fy
: 350 MPa
: 25959507,5 MPa
Momen Lapangan
: 16536564 MPa
: 26793085,6 MPa
ult
: 19 mm
sengkang
: 10 mm
ds
: 40 mm
Momen Nominal
Kmaks
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 300. 3812. 0,4026 [1- 2
Momen Nominal
Mn
Mu
25,95
0,8
= 32,438 kNm
Selisih Momen
Mn2
= Mn Mn1
= 32,438 273,763
= -241,325 (Cukup digunakan tulangan tunggal)
Kperlu
K perlu =1
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2(32,438 106 )
K perlu =1
0,85 23 300 3812
K perlu =0,723
32,438 10 6
0,723
350 381[1
]
2
= 381 mm2
As
n=
As t=n
1
2
ult
4
381
=
1
2
19
4
1
1
ult2 =2 19 2=566,77 mm2
4
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 23
Kt=
566,77
350
.
350 . 431 0,85 23
K t =0,067
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,067
2
(ok!)
(Keruntuhan Tarik)
Nilai
Momen Nominal
Kmaks
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 300. 3812. 0,4026 [1- 2
= 273763423,2 Nmm = 273,763 kNm
Momen Nominal
Mn
Mu
16,54
0,8
= 20,675 kNm
Selisih Momen
Mn2
= Mn Mn1
= 20,675 273,763
= -253,088 (Cukup digunakan tulangan tunggal)
Kperlu
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2( 20,675 106 )
0,85 23 300 3812
K perlu =1
K perlu =1
K perlu =0,779
20,675 10 6
0,723
350 381[1
]
2
= 243 mm2
n=
As t=n
As
1
ult 2
4
243
1
192
4
1
1
ult2 =2 19 2=566,77 mm2
4
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 23
Kt=
566,77
350
.
350 . 431 0,85 23
K t =0,067
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,067
2
]
(ok!)
(Keruntuhan Tarik)
Nilai
Momen Nominal
Kmaks
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 300. 3812. 0,4026 [1- 2
= 273763423,2 Nmm = 273,763 kNm
Momen Nominal
Mn
Mu
Selisih Momen
Mn2
= Mn Mn1
26,79
0,8
= 33,488 kNm
= 33,488 273,763
= -240,276 (Cukup digunakan tulangan tunggal)
Kperlu
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2(33,488 106 )
0,85 23 300 3812
K perlu =1
K perlu =1
K perlu =0,719
33,488 10
0,719
350 381[1
]
2
= 393 mm2
As
n=
1
ult 2
4
393
=
1
192
4
1
u<2=2 192=566,77 mm2
4
1
Ast =n
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 23
Kt=
566,77
350
.
350 . 431 0,85 23
K t =0,067
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,067
2
(ok!)
: 23 MPa
fy
: 350 MPa
: 52862598 MPa
Momen Lapangan
: 38947186,96 MPa
: 66760095 MPa
ult
: 19 mm
sengkang
ds
1.
: 10 mm
: 40 mm
= h - ds - s
ult
= 450 40 10 19
= 381 mm
a). Nilai
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
2
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 300. 3812. 0,4026 [1- 2
= 273763423,2 Nmm = 273,763 kNm
Momen Nominal
Mu
Mn =
52,87
0,8
= 66,0875 kNm
Selisih Momen
Mn
= Mn Mn1
= 66,0875 273,763
= (Cukup digunakan tulangan tunggal)
c). Kperlu
K perlu =1
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2( 66,0875 106 )
K perlu =1
0,85 23 350 3812
K perlu =0,635
d). Luas Tulangan Tarik Perlu (Asperlu)
As perlu=
Mn
K
fy d [1 perlu ]
2
6
As perlu=
66,0875 10
0,635 = 726,25 mm2
350 381 [1
]
2
As
n=
1
ult 2
4
As t=n
726,25
1
192
4
1
1
ult2 =4 19 2=1133,54 mm 2
4
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 fc '
Kt=
1133,54
350
.
350 . 381 0,85 23
K t =0,152
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,152
2
0,85 fc '
600
fy
600+ fy
] (
maks=0,75
0,85 23
600
0,85
350
600+350
)
)
maks=0,22
1,4 1,4
=
=0,004
fy 350
A st 1133,54
=
=0,085
b d 350 381
2.
= h - ds - s
ult
= 450 40 10 19
= 381 mm
a). Nilai
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
= 0,85. fc. b. d2. Kmaks [1-
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 300. 3812. 0,4026 [1- 2
= 273763423,2 Nmm = 273,763 kNm
Momen Nominal 38947186,96
Mn =
Mu
38,95
0,8
= 48,68 kNm
Selisih Momen
Mn2 = Mn Mn1
= 48,68 273,763 kNm
= -225,083 (Cukup digunakan tulangan tunggal)
c). Kperlu
K perlu =1
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2( 48,68 106 )
K perlu =1
0,85 23 350 3812
K perlu =0,687
d). Luas Tulangan Tarik Perlu (Asperlu)
As perlu=
As perlu=
Mn
K
fy d [1 perlu ]
2
48,68 10 6
0,687 = 556,06 mm2
350 381 [1
]
2
As
n=
1
ult 2
4
As t=n
556,06
1
192
4
1
1
ult2 =4 19 2=1133,54 mm 2
4
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 fc '
Kt=
1133,54
350
.
350 . 381 0,85 23
K t =0,152
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,152
2
(ok!)
0,85 fc '
600
fy
600+ fy
] (
maks=0,75
0,85 23
600
0,85
350
600+350
)
)
maks=0,22
1,4 1,4
=
=0,004
fy 350
A st 1133,54
=
=0,085
b d 350 381
3.
ult
= 450 40 10 19
= 381 mm
a). Nilai
= 0,75 Kb
600
Kapasitas Momen
= 0,85. fc. b. d2. Kmaks [1-
Mn1
1
2
Kmaks]
1
0,4026
= 0,85. 23. 350. 381 . 0,4026 [1- 2
2
Mu
66,76
0,8
Selisih Momen
Mn2 = Mn Mn1
= 83,45 273,763
=190,313 kNm
= 83,45 kNm
c). Kperlu
K perlu =1
2 Mn
0,85 fc ' b d 2
2( 83,45 106 )
K perlu =1
0,85 23 350 3812
K perlu =0,59
d). Luas Tulangan Tarik Perlu (Asperlu)
As perlu=
As perlu=
Mn
K
fy d [1 perlu ]
2
83,45 106
0,59 = 887,71 mm2
350 381 [1
]
2
As
n=
1
2
ult
4
As t=n
887,71
1
2
19
4
1
1
ult2 =4 19 2=1133,54 mm 2
4
4
Ast
fy
.
b . d 0,85 fc '
Kt=
887,71
350
.
350 . 381 0,85 23
K t =0,119
[ ]
Mnt = Ast fy d 1
Kt
2
0,119
2
0,85 fc '
600
fy
600+ fy
] (
maks=0,75
0,85 23
600
0,85
350
600+350
)
)
maks=0,22
1,4 1,4
=
=0,004
fy 350
A st
887,71
=
=0,085
b d 350 381
4.5
(Keruntuhan Tarik)
: 23 MPa
VD kanan
: 67,843 kN
fy
: 350 MPa
VD kiri
: 73,402 kN
fyh
: 240 MPa
Nu
: 2,779 kN
: 350 mm
: 5000 mm
: 450 mm
:381 mm
Perhitungan
1.
Bentang Kiri
Ru
Vu
2250
2500
mm
Mencari nilai Ru
73,402 /2500
= Ru/2250
Ru = 66,062 kN
Mencari nilai Vu
73,402 /2500 = Vu / 1897,5
Vu = 55,712 kN
b.) Gaya geser yang ditahan tanpa tulangan geser (Vc)
Kasus lentur dan gaya aksial tarik
Nu
= 2,779 kN = 2779 N
1897,5
mm
Ag
Vc
= (1/6 fc ' ) b x d ( 1 +
Vc
= 107151,558 N = 107,151 kN
0,3 x Nu
Ag
Vs < (
fc ' b x d )
b.s
3. fyh
= 97,222
Zona 3 jika Vc Vu Vc + (
geser
64,2906 kN >8,579 kN < 192,1956 kN (syarat terpenuhi)
Dicoba s = 10 mm dengan As = 78,5 mm
Av = 2.As = 157 mm
Av . fyh. d
157 x 240 x 381
=
S=
=
1673,398 mm
Vs
8,579 x 1000
Maka digunakan S = 200 mm
Batas daerah tulangan sengkang
X
X=
Ru Vc
Ru
66,06264,2906
x(0,5 .4650) =62,343 mm
66,062
1
Ru Vc
2
Ru
( 0,5.Ln )
( 0,5.Ln )
66,06232,1453
x(0,5 .4650) =1193,671 mm
66,062
X - X = 1193,671-62,343 = 1131,328 mm
0,5.Ln - X = 1131,329
2.
Bentang Kanan
Diketahui :
fc
: 23 MPa
VD kanan
: 74,402 kN
fy
: 350 MPa
VD kiri
: 67,843 kN
fyh
: 240 MPa
Nu
: 2,779 kN
: 350 mm
: 5000 mm
: 450 mm
: 381 mm
Ru
74,402
kN
Vu
2250
2500
mm
1897,5
mm
Mencari nilai Ru
74,402 /2500 = Ru/2250
Ru = 66,962 kN
Mencari nilai Vu
74,402 /2500 = Vu / 1897,5
Vu = 56,471 kN
b.) Gaya geser yang ditahan tanpa tulangan geser (Vc)
= 2,779 kN = 2779 N
Ag
2
= 350 x 450 = 157500 mm
Vc
= (1/6
fc ' ) b x d ( 1 +
0,3 x Nu
Ag
Vc
= 107151,558 =107,151 kN
Vs < (
fc ' b x d )
7,82 kN <127,905 kN
Smax = d/2 = 190,5 mm (dipakai S = 200 mm)
Luas total tulangan geser minimum
Au =
b.s
3. fyh
= 97,222
Zona 3 jika Vc Vu Vc + (
geser
64,291 kN > 56,471 kN < 192,196 kN (syarat tidak terpenuhi)
Ru Vc
Ru
( 0,5.Ln )
66,69264,291
=
x(0,5 .4650) =83,703 mm
66,692
1
Ru Vc
2
Ru
( 0,5.Ln )
66,69232,145
x(0,5 .4650) =1204,369 mm
66,692
0,5.Ln - X = 1120,631 mm
4.5.2 Perhitungan Penulangan Geser pada Balok
A). Dak
Diketahui :
fc
: 23 MPa
VD kanan
: 27,799 kN
fy
: 350 MPa
VD kiri
: 27,866 kN
fyh
: 240 MPa
Nu
: 0,034
: 350 mm
: 5000 mm
: 450 mm
: 381 mm
Perhitungan
1.
Bentang Kiri
27,866
kN
Vu
2250
2500
mm nilai Ru
Mencari
1897,5
mm
= 0,034 kN = 34 N
Ag
Vc
= (1/6
Vc
= 106594,2584 =106,594 kN
fc ' ) b x d ( 1 +
0,3 x Nu
Ag
Vs < (
fc ' b x d )
b.s
3. fyh
= 97,222
Zona 3 jika Vc Vu Vc + (
geser
63,956 kN >21,150 kN < 191,861 kN (syarat tidak terpenuhi)
Dicoba s = 10 mm dengan As = 78,5 mm
Av = 2.As = 157 mm
S=
Av . fyh. d
Vs
X=
Ru Vc
Ru
25,079463,956
x(0,5 .4650) =3604,077 mm
25,0794
1
Ru Vc
2
Ru
( 0,5.Ln )
( 0,5.Ln )
25,079431,978
x(0,5 .4650) =639,539 mm
25,0794
X - X =639,539-3604,077 = 2964,538 mm
0,5.Ln - X = 1685,461 mm
Perhitungan
1.
Bentang Kanan
Diketahui :
fc
: 23 MPa
VD kanan
: 27,799 kN
fy
: 350 MPa
VD kiri
: 27,866 kN
fyh
: 240 MPa
Nu
: 0,034
: 350 mm
: 5000 mm
: 450 mm
: 381 mm
27,866
kN
Vu
2250
2500
mm nilai Ru
Mencari
1897,5
mm
= 0,034 kN = 34 N
Ag
2
= 350 x 450 = 157500 mm
Vc
= (1/6
Vc
= 106594,2584 =106,594 kN
fc ' ) b x d ( 1 +
0,3 x Nu
Ag
Vs < (
fc ' b x d )
b.s
3. fyh
= 97,222
Zona 3 jika Vc Vu Vc + (
geser
63,956 kN >21,150 kN < 191,861 kN (syarat tidak terpenuhi)
Dicoba s = 10 mm dengan As = 78,5 mm
Av = 2.As = 157 mm
Av . fyh. d
157 x 240 x 381
=
S=
=
335,372 mm
Vs
42,8064 x 1000
Maka digunakan S = 100 mm
Batas daerah tulangan sengkang
X
Ru Vc
Ru
( 0,5.Ln )
25,079463,956
=
x(0,5 .4650) =3604,077 mm
25,0794
X=
1
Ru Vc
2
Ru
( 0,5.Ln )
25,079431,978
x(0,5 .4650) =639,539 mm
25,0794
X - X =639,539-3604,077 = 2964,538 mm
0,5.Ln - X = 1685,461 mm
= 23 MPa
= 350 Mpa
fyh
= 240 MPa
= 400 mm
= 400 mm
= h - ds -
ult
= 400 40 10 19 = 331 mm
VD kanan= 8,7 kN
Vd kirI
= 8,7 kN
Nu
= 8,7 KN
= 4,5 m
Dak
Kode
Type
Posisi
Potongan
B1
B 30 X 45
Tumpuan Kiri
Lantai 1
6000
Lapangan
Tumpuan Kanan
Tulangan Atas
Tulangan Bawah
Sengkang
Cover
Step
4d-12
3d-10
10-200
40
2120
5d-6
5d-12
10-150
40
766
4d-12
3d-10
10-100
40
2120
Lantai
kode
Type
Posisi
B2
B 30 X 45
Tumpuan Kiri
Lantai
6000
Lapangan
Tumpuan Kanan
5d-12
4d-8
5d-12
Potongan
Tulangan Atas
Tulangan Bawah
Sengkang
cover
step
STEP
POSISI
TUL. GESER
10D-256
H
=
TUMPUAN
TUL. UTAMA
C1
8D-16
KOD
E
4d-12
10-100
40
129
4d-14
10-150
40
3014
4d-12
10-100
40
129
400
POTONGAN
MELINTANG
POTONGAN MEMANJANG
LAPANGAN
TUMPUAN
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari
seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90.
keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukan dengan adanya fasilitas
untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton.
Penggunaan SAP2000 dapat mempermudah perancangan suatu
bangunan, dan hasil yang didapat dari perhitungannya cukup akurat, dalam
perhitungan sebelumnya terdapat pembuktian mengenai hal ini, meskipun
terjadi sedikit perbedaan mengenai As perlu namun jumlah tulangan yang
digunakan tetap sama.
5.2
Saran
Pada desain dengan menggunakan bantuan software SAP2000 harus
diperhatikan mengenai preference, harus disesuaikan dengan peraturan
pembangunan yang berlaku (SNI 03-3847 -2002).
Momen yang dihasilkan pada perhitungan anakisa struktur dalam SAP
merupakan momen ultimit sehingga harus difaktorkan lagi untuk mencari
momen desain apabila hendak dilakukan perhitungan secara manual untuk
mendapatkan nilai ASperlu.