Anda di halaman 1dari 72

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
JOB 1
HUKUM BERNOULLI
1.1 Tujuan
Tujuan Umum
1. Mahasiswa mengerti dan dapat mempergunakan hukum Bernoulli pada
perhitungan - perhitungan hidrolika
2. Mahasiswa dapat mengenal dan dapat mempergunakan alat alat pengukur
energi aliran yang berkenaan dengan azaz Bernoulli
3. Mahasiswa mengerti dan dapat mengatasi kesulitan kesulitan dalam mengukur
energy energy aliran air.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menyelidiki kebenaran hukum Bernoulli yang di pergunakan
pada aliran air dalam pipa berpenampang bulat.
2. Mahasiswa dapat menghitung kecepatan energi tekan dan energi tekan pada
setiap penampang yang sejajar dengan pipa penyadap
3. Mahasiswa dapat membandingkan dan menyimpulkan mengenai total energi
secara perhitungan dan penyelidikan.
4. Mahasiswa dapat mengomentari penggunaan hukum Bernoulli pada percobaan
system aliran mengumpul dan menyebar
1.2 Bahan dan Peralatan
No

No. Inventaris

Nama Peralatan
Bangku kerja hidroulik

15.300

Alat Bernoulii
2

15.325

3
4

15.327
-

Pompa tangan
Stop watch

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

1.3 Dasar Teori


Untuk fluida tak termanfaatkan secara sempurna, yang mengalir dalam arus
kontinyu, energi total setiap penampang adalah tetap sama jika di anggap bahwa aliran
itu tanpa gesekan. Ini berarti bahwa jumlah energi potensial, secara simbolis dapat
dinyatakan :
V 12 P1
V 2 P2
z 1+
+ =z2 + +
2g
2g
Untuk alat ini Z1=Z2 dan P =
2

gh

V 1 +h1 V 1 + h2
=
2g
2g
V 12
=energikecepatan
2g
h=energistatik

H=

V 12 + h
, energi total
2g

Sehingga hokum Bernoulli dapat dinyatakan dengan :


2
V +h
H= 1
, adalah konstsanta pada sepanjang penampang pipa
2g

1.4 ProsedurKerja
1. Letakan alat theorema Bernoulli diatas bangku kerja hidrolis, dan atur
kedudukan agar betul betul horizontal dengan menyetel skrup kaki.
2. Tutup kran pengaliran(IC) dan jalankan pompa dengan memutar starter (ID) buka
sedikit kran ( 6K) dan kemudian dengan hati hati kran ( IC ) hingga tabung
manometer terisi dengan air. Pastikan seluruh pipa pipa penyadap dan tabung

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
manometer bebas dari gelembung udara, bila perlu pergunakan pompa tangan
( 6M ) untuk mengeluarkan udara yang ada di kolom air.
3. Dengan hati hati buka usa kran dan stel keduanya sampai memberikan
kombinasi aliran dan system tekanan yang di dapat dari perbedaan tinggi air pada
manometer. Catat h tangki pengukur volume dan waktu dampai tiga kali , ambil
harga debit rata rata pada setiap pengukuran
4. Masukan probe total energy sejauh ujung pipa penyadap dan kemudian majukan
2 cm setiap saat mendekati posisi ujung pipa penyadap yang lain. Catat jarak dari
semua ujung piap penyadap , dan garis referensi dan catat h tinggi manometer
5. Ulangi langkah tiga dan emp;at untuk h yang berbeda dengan membukakan kran
6. Tutup kran ( 1C ) dan matikan pompa, kemudian tariklah keluar probe total
energy ( 6F 0, buka kopling ( 6C ) dan balikklah kedudukan pipa uji ( 6A ) dan
pasang kenbali kopling tersebut
Ulangi langkah 2,3,4 dan 5. Kasih komentar tentang penerapan hokum Bernoulli pada
percobaan dengan cara :
a. Aliran mengumpul
b. Aliran menyebar
1.5 Data Percobaan

Titik

Tinggi Statis h
(m)

Tinggi

Diameter

Energi Total

Penampang

H (m)

(m)

0.206

0.224

0,028

B
C
D
E
F

0.184
0.031
0.104
0.136
0.152

0.218
0.215
0.211
0.209
0.207

0,021
0,014
0,0168
0,0196
0,024

1.6 Contoh Perhitungan


(diambil dari percobaaan ke 1)
Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/11,067

=0,27 Liter/detik = 0.00027 m3/detik

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,27 = 0,438 m/s
Aa
616 . 10-6
Vb =Q = 0,27= 0,780 m/s
Ab 346,5 . 10-6
Vc = Q = 0,27= 1,753 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,27= 1,217 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,27= 0,895 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,27= 0,685 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0
2
(0,438)2
Va
Ha = ha + 2 . g = 0,206+ 2. 9,81
= 0,216 m
Vb2
Hb= hb + 2 . g
Vc 2
Hc= hc + 2 . g
Vd 2
Hd= hd + 2 . g

= 0,184+

(0,780)
2. 9,81

= 0,215 m
2

= 0,031 +

(1,753)
2. 9,81

= 0,106 m

= 0,104+

(1,217)
2. 9,81

= 0,179 m

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
2

Ve
He = he + 2 . g
Vf 2
Hf =hf + 2 . g

= 0,136 +

(0,895)2
2. 9,81

= 0,177 m

= 0,152+

(0,685)
2. 9,81

= 0,176 m

(diambil dari percobaaan ke 2)


Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/11.53

=0,26 Liter/detik = 0.00026 m3/detik

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,26 = 0,422 m/s
Aa616 . 10-6
Vb =Q = 0,26= 0,750 m/s
Ab 346,5 . 10-6
Vc = Q = 0,26= 1,688 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,26= 1,171 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,26= 0,861 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,26= 0,659 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
= 0,237+

(0,422)2
2. 9,81

= 0,222+

(0,750)
2. 9,81

Va
Ha = ha + 2 . g
Vb2
Hb= hb + 2 . g
Vc 2
Hc= hc + 2 . g
Vd 2
Hd= hd + 2 . g
Ve 2
He = he + 2 . g
Vf 2
Hf =hf + 2 . g

= 0,246 m

= 0,251 m
2

(1,688)
2. 9,81

= 0,087 +

= 0,232 m

= 0,151+

(1,171)
2. 9,81

= 0,176 +

(0,861)2
2. 9,81 = 0,214 m

= 0,220 m

= 0,191+

(0,659)
2. 9,81

= 0,213 m

(diambil dari percobaaan ke 3)


Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/11.97

=0,25 Liter/detik = 0.00025 m3

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,25 = 0,405 m/s
Aa616 . 10-6
Vb =Q = 0,25= 0,721 m/s
Ab 346,5 . 10-6

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Vc = Q = 0,25= 1,623 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,25= 1,127 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,25= 0,828 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,25= 0,634 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0
2
(0,405)
Va2
Ha = ha + 2 . g = 0,249+ 2. 9,81
= 0,257 m
Vb2
Hb= hb + 2 . g
Vc 2
Hc= hc + 2 . g
Vd 2
Hd= hd + 2 . g
Ve 2
He = he + 2 . g
Vf 2
Hf =hf + 2 . g

= 0,231+

(0,721)2
2. 9,81

= 0,257 m
2

= 0,095 +

(1,623)
2. 9,81

= 0,229 m

= 0,162+

(1,127)
2. 9,81

= 0,187 +

(0,828)
2. 9,81

= 0,227 m
2

= 0,222 m

= 0,201+

(0,634)
2 . 9,81

= 0,221 m

(diambil dari percobaaan ke 4)


Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/12,3

=0,24 Liter/detik =0.00024 m3/detik

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,24 = 0,39 m/s
Aa616 . 10-6
Vb =Q = 0,24= 0,692 m/s
Ab 346,5 . 10-6
Vc = Q = 0,24= 1,558 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,24= 1,082 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,24= 0,795 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,24= 0,608 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0
2
(0,405)
Va2
Ha = ha + 2 . g = 0,266+ 2. 9,81
= 0,274 m
2

Vb
Hb= hb + 2 . g

= 0,249+

Vc
Hc= hc + 2 . g

= 0,123 +

Ve 2
He = he + 2 . g

(1,623)2
2. 9,81

= 0,186+

(1,127)
2. 9,81

= 0,211+

(0,828)
2. 9,81

= 0,257 m

= 0,25 m

= 0,246 m

Vf
Hf =hf + 2 . g

= 0,275 m

Vd
Hd= hd + 2 . g

(0,721)
2. 9,81

= 0,224+

(0,634)
2 . 9,81

= 0,244 m

(diambil dari percobaaan ke 5)


Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/13,7

=0,22 Liter/detik = 0.00022 m3/detik

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,22 = 0,357 m/s
Aa616 . 10-6
Vb =Q = 0,22= 0,635m/s
Ab 346,5 . 10-6
Vc = Q = 0,22= 1,429 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,22= 0,992 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,22= 0,729 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,24= 0,558 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0
2
(0,357)2
Va
Ha = ha + 2 . g = 0,321+ 2 .9,81
= 0,327 m
Vb2
Hb= hb + 2 . g
Vc 2
Hc= hc + 2 . g
Vd 2
Hd= hd + 2 . g

= 0,309+

(0,635)
2. 9,81

= 0,33 m
2

= 0,021 +

(1,429)
2. 9,81

= 0,125 m

= 0,257+

(0,992)
2. 9,81

= 0,307 m

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
2

Ve
He = he + 2 . g
Vf 2
Hf =hf + 2 . g

= 0,278+

(0,729)2
2. 9,81 = 0,305 m
2

= 0,288+

(0,558)
2. 9,81

= 0,304 m

(diambil dari percobaaan ke 6)

Luas penampang (A )
Aa = d = x 3,14x (0,028 ) = 6,16x10-4m
Ab = d = x 3,14x (0,021 ) = 3,465x10-4m
Ac = d = x 3,14x (0,014 ) = 1,54x10-4m
Ad = d = x 3,14x (0,0168 ) = 2,217x10-4m
Ae = d = x 3,14x (0,0196 ) = 3,018x10-4m
Af = d = x 3,14x (0,024 ) = 3,9424x10-4m

Debit

V
(Q= Tratarata
)

= 3/26.9

=0,112 Liter/detik = 0.00122 m3/detik

Kecepatan ( V )
Va= Q = 0,112= 0,182 m/s
Aa616 . 10-6
Vb =Q = 0,112= 0,323m/s
Ab 346,5 . 10-6
Vc = Q = 0,112= 0,727 m/s
Ac 154.10-6
Vd = Q = 0,112= 0,505 m/s
Ad 221,76 . 10-6
Ve =Q = 0,112= 0,371 m/s
Ae301,86 . 10-6

Vf =Q = 0,112= 0,284 m/s


Af394,24. 10-6
Tinggi energi total (H),karena posisi alat bernouli horizontal maka z=0

10

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
= 0,405+

(0,182)2
2. 9,81

= 0,401+

(0,323)
2. 9,81

Va
Ha = ha + 2 . g
Vb2
Hb= hb + 2 . g
Vc 2
Hc= hc + 2 . g
Vd 2
Hd= hd + 2 . g
Ve 2
He = he + 2 . g
Vf 2
Hf =hf + 2 . g

= 0,407 m

= 0,406 m
2

= 0,369 +

(0,727)
2 .9,81

= 0,396 m

= 0,381+

(0,505)
2. 9,81

= 0,393+

(0,371)2
2. 9,81 = 0,4 m

= 0,394 m

= 0,397+

(0,284)
2 . 9,81

= 0,401 m

11

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
1.7 Tabel Perhitungan

12

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa H
Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
(%)
A

-0,008

-0,003

-0,109

-0,032

-0,032

-0,031

0,022

0,033

0,017

0,009

0,005

0,006

0,033

0,039

0,014

0,016

0,013

0,014

0,05

0,057

0,042

0,039

0,037

0,037

0,112

-0,09

0,096

0,096

0,097

1.8

0,103
Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang telah kami peroleh, maka :


1. Semakin besarnya debit suatu aliran maka nilai kecepatan aliran semakin besar
2. Semakin besarnya debit suatu aliran maka nilai tinggi total energi yang diperoleh pun
semakin kecil
3. Semakin besarnya debit suatu aliran maka nilai tinggi energi statis yang diperoleh pun
4.
5.
6.
7.

semakin kecil
Semakin besarnya diameter tabung, maka kecepatan semakin lambat
Semakin besarnya diameter tabung, maka tinggi energi statis semakin besar
Besarnya tinggi total energi berbanding lurus dengan urutan tabung
Terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara tinggi energi hasil pengamatan
dan tinggi energi hasil perhitungan

13

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

JOB II
KEHILANGAN TINGGI TEKAN PADA PIPA LURUS
2.1 Tujuan
1. Dapat menentukan kehilangan tinggi tekan akibat gesekan di dalam pipa.
2. Dapat menentukan kekasaran pipa (ks) dan koefisien (kst) dari rumus Strikler
dengan berbagai macam pipa :
3
a. Galvanised 4
3
b. Standard block 4
3. Dapat membandingkan hasil percobaan yang didapat dengan harga-harga dari
literatur.
2.2 Bahan dan Peralatan
No.

No. Inventaris

Nama Peralatan

Urut
1
2
3
4
5

15.400
-

Fluid friction apparatus


Stop watch
Thermometer
Mistar ukur
Jangka sorong

2.3 Dasar Teori


1. Menentukan debit
A.H
. 106
Q=
T
3
Di mana : Q = debit ( m /detik )
2
A = luas basah bak pengukur debit ( cm )

H = tinggi air ( cm )
T = waktu air jatuh ( detik )
2. Menentukan bilangan Reynolds
V .d
Re =
v

14

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Di mana : V = kecepatan aliran, dihitung dengan rumus V =

Q
A

d = diameter pipa
v = kekentalan air
3. Kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus :
a. Rumus Darcy :
l v2
hgs=. .
d 2g
Di mana :

hgs = kehilangan tinggi tekan karena gesekan


= koefisien gesek Darcy
V= kecepatan aliran
d = diameter pipa
g= pecepatan gravitasi
b. Rumus Strickler :
2
V .l
hgs=I E . l=
4
Kst 2 . Rh 3
Di mana :

V
Kst
Rh

= kecepatan air dalam pipa


= koefisien gesekan strickler
= radius hidrolik

IE

= kemiringan garis energi

l
hgs

= panjang pipa
= kehilangan tinggi tekan

4. Hubungan antara bilangan Reynolds

( ) dengan koefisien gesek Darcy,

menurut rumus Blassius :


0,316

0,25

2.4 Prosedur Kerja


Beberapa hal yang perlu diperhatikan/dipersiapkan dalam mengoperasikan alat :
1. Isi tangki penampung ( sumptank ) dengan air.
2. Tutup kran dari ( 2 ) ke ( 10 ) .
3. Hidupkan sumber listrik.
4. Tekan tombol pompa dan yakinkan arah perputaran yang ditunjukan dengan
tanda panah.
Jalannya Percobaan:
1. Tutup semua cocks dari pressure pipings.
15

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
2. Tekan tombol listrik dan buka kran

( 2)

aliran akan mengalir dari alat

over-flow.
3. Buka kran

( 5 ) , ( 6 ) , ( 7 ) , ( 8 ) , ( 9 ) ( 10 ) , ( 11 ) , dan pertahankan aliran beberapa

menit agar udara keluar. Kemudian tutup kembali kran-kran tersebut

( selama memepersiapkan , kran ( 3 ) harus selalu tertutup ) .


4. Buka kran pembersih udara ( airpluge ) keluarkan udara dari pipa.
5. Jika ada gelembung udara dari dalam tabung manometer tekanan tidak akan
sama. Tarik sambungan tabung dan alirkan udara keluar sampai berisi air.
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan rata
kecuali cocks yang terletak sebelah kran

( 5 ) , ( 6 ) , ( 7 ) , ( 8 ) , ( 9 ) , (10 ) , ( 11 ) .

Bila satu sama lain belum rata, ulangi lagi pekerjaan tadi ( langkah5 ) .
7. Buka kran pada pipa yang akan diamati, yaitu pipa ( 1 ) , ( 2 ) , ( 3 ) ,dan ( 4 ) .
8. Ukur debit masing-masing tiga kali dan ambil harga rata-rata. Cara
mengukur debit adalah sebagai berikut :
Tekan knop stop-watch serentak denagn kerja dari pengelak.
Bila air sudah mencukupi, alirkan pengelak dan tekan/hentikan stop

watch pada waktu yang bersamaan.


Sesudah pengukuran selesai, buanglah air melalui lubang pembuangan

pada bak pengukur debit.


9. Ukur tinggi air di tabung manometer setiap pengukuran debit.
10. Ukur suhu air setiap pengukuran dengan alat thermometer yang sudah
dicelupkan pada bak penampung air.
11. Ukur sisi panjang dan lebar nak pengukur debit dengan memakai alat mistar.
12. Ukur sisi panjang dan diameter dari pipa uji yang bersangkutan.
13. Ulangi langkah ( 7 ) sampai dengan langkah ( 9 ) dengan merubah
bacaan manometer, sehingga diperoleh hasil pengamatan untuk beberapa
debit yang berbeda.

2.5 Photo Alat

16

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

2.6 Data Percobaan


a. Pipa Galvanis, Diameter 3/4 inchi
Ukuran bak 0,346 m x 0,401 m
N
O
1
2
3
4
5

Tinggi Manometer (m)


2

0.675
0.70
0.723
0.745
0.77

0.35
0.41
0.465
0.524
0.58

Debit = vol/t
(m/det)
trata2
h (m)
(det)
0,030
13.33
0,030
15.59
0,030
15.57
0,030
17.33
0,030
18.68

b. Pipa Galvanis, Diameter 3/4 inchi


Ukuran bak 0,348m x 0.401m
N
O
1
2
3
4
5

Tinggi Manometer (cm)


5
0.695
0.74
0.76
0.782
0.804

6
0.385
0.51
0.57
0.62
0.668

2.7 Contoh Perhitungan


a. Galvanis,diameter 3/4 inchi (Pipa No. 2 dan 3)
Dari data percobaan 1 diketahui:
d pipa = 3/4 inchi = 0,01905 cm

17

(Q) Debit = vol/t


(m/det)
h (m) t rata2(det)
0,030
24.33
0,030
22.91
0,030
26.20
0,030
29.69
0,030
31.43

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
t

= 25o C

= 0,030 m

= 9,81 m/dt

T1

= 13 detik

h2

= 0.675 m

T2

= 13 detik

h3

= 0.35 m

T3

= 14 detik

hl

= 0,325 m

Trata

= 13,33 detik

At

= 0,14 m2

l pipa = 3,25 m

Apipa

volume bak = 0,346x0,401x0.03


= 0,000416 m

1
. .d 2
4

(0,01905 )2 = 0,000285 cm

Perhitungan :
0,14.0,03
= 0,00031 m3/s
13,33

a) h =

Q
A

0,00031
0,000285
=
= 1,09 m/s

b)

c)

d)

e)

Ks
d

Vd 1,09.0,01905
=

8.995 x 107 = 23074,23

hl .2 dg 0,325.2.0,01905 .9,81
=
=0,034
lV 2
3,25.( 1,09)2

=0,0025 (Dilihat Dari diagram Moody)

Ks
xd
d

f)

Ks=

g)

V2L
1,092 x 3,25
kst=
=
=121,77
Hl Rh4 /3
0,325 x (8,013 x 104)

= . 3,14.

= 0,0025 x 0,01905 = 4,76 x 10-5

b. Pipa Galvanis, Diameter 3/4 inchi (Pipa No. 5 dan 6)


Dari data percobaan 1 diketahui:

18

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
d pipa = 3/4 inchi = 0,01905 m

l pipa = 3,25 m

= 25o C

H = 0,030 m

= 9,81 m/s2

T1 = 26 detik

h5

= 0.695 m

T2 = 24 detik

h6

= 0.385 m

T3 = 23 detik

Hl

= 0,31 m

Trata = 24,33 detik

At = 0,14 m2
volume bak = 0,348x0,401x0,03

Apipa =

= 0,000418 m3
Perhitungan

a)

Q
A

b)

c)

d)

e)

f)

g)

= . 3,14.

(0,01905)2 = 0,000285 m2

AT .H
T

1
. .d 2
4

0,14.0,03
24,33

= 0,00017 m3/s

0,00017
0,000285 = 0,6 m/s
=

Vd 0,6.0,01905
=
8,995 x 107 = 12707,1

hl .2 dg 0,31.2.0,01905 .9,81
=
=
2
2
0,099
lV
3,25.(0,6)

Ks
d

= 0,073 (Dilihat dari diagram Moody)

Ks=

Ks
xd
d

kst=

= 0,073 x 0,01905 = 1,4 x 10-3

V2L
0,62 x 3,25
=
=68,63
4 /3
4
Hl Rh
0,31 x (8,013 x 10 )

2.8 Tabel Perhitungan


a. Kehilangan Tinggi Tekan Pada Pipa Lurus
Jenis Pipa Standar Block , Diameter Inchi (Pipa No. 2 dan 3)
d = 3/4 inchi = 0,01905 m
19

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
R = 0,476 cm
Tangki pengukur debit = 34,6 x 40,1 cm
A pipa= 2,85 cm2
R4 /3

= 0,372 cm4/3

Temperature (H2O) = 25oC


Atangki = 1387,46 cm2
Perbandingan dari literature ; Ks= 0,045 ; Kst = 83
=8,995 x 107

m2
detik

( )

b. Kehilangan Tinggi Tekan Pada Pipa Lurus


Jenis Pipa Galvanis, Diameter Inchi (Pipa No. 5 dan 6)
d = 3/4 inchi = 0,01905 m
R = 0,476 cm
Tangki pengukur debit = 34,8 m x 40,1 cm
A = 2,85 cm2
R4 /3

= 0,372 cm4/3

Temperature (H2O) = 25oC


Atangki = 1395,48 cm2
Perbandingan dari literature ; Ks= 0,15 ; Kst = ..........
=8,995 x 107

m2
detik

( )

2.9 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, data yang didapat sebagai berikut:
(1) Pipa II dan III (pipa standard block)
Ks aktual = 0,086 Ks pipa pasaran=0,045

Kst aktual= 115,12

Kst pipa pasaran=83

(2) Pipa V dan VI ( pipa galvanise )

Ks aktual = 0,64 Ks pipa pasaran=0,15


20

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

Kst aktual= 78,63

Kst pipa pasaran=

Ini dikarenakan faktor usia dari pipa yang semakin tua, kekasaran pipa (ks) dan
koefisien (kst) semakin besar.

21

JOB III
KEHILANGAN TINGGI TEKAN AKIBAT PERUBAHAN TIBA-TIBA DARI
PENAMPANG SUATU ALIRAN
3.1 Tujuan
Tujuan Umum
1. Praktikan mengerti dan dapat mengukur kehilangan tinggi tekan
2. Praktikan dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang digunakam
untuk mengukur tinggi tekan
3. Praktikan mengerti dan dapat mengatasi kesulitan dan dapat mengukur
tinggi tekan di laboratorium
Tujuan Khusus
1. Praktikan dapat mengukur kehilangan tinggi tekan akibat perubahan tibatiba dari suatu penampang suatu aliran
2. Praktikan dapat menentukan karakteristik dari aliran dalam pipa seperti
debit dan kecepatan
3. Praktikan dapat menentukan koefisien-koefisien kehilangan tinggi tekan
dalam aliran pipa
4. Praktikan dapat membuat grafik hubungan kehilangan tinggi tekan yang
dihitung berdasarkan anggapan tanpa kehilangan tinggi tekan dan dengan
kehilangan tinggi tekan
5. Praktikan dapat mengambil kesimpulan dan grafik hubungan dengan
grafik kehilangan tinggi tekan ideal (hL pengamatan versus dengan HL
pengamatan).
3.2 Bahan dan Peralatan
No
1
2
3

No.
Inventaris
15.400
-

Nama Peralatan
Peralatan jaringan tata pipa
Stopwatch
Mistar ukur

3.3 Dasar Teori


Gambar 1. Ekspansi tiba-tiba

Gambar 2. Kontraksi tiba-tiba

Untuk fluida tak termampatkan yang mengalir dalam pipa berlaku


persamaan berikut ini :
Q = V1.A1 = V2.A2 (Hukum kontinuitas)
Q = debit aliran
(m3/detik)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
A = luas penampang
(m2)

Ket :

a. Ekspansi tiba-tiba
Antara titik 17 dan 18. Tujuan percobaan ini adalah membandingkan
pengukuran kenaikan tinggi tekan menurut pengamatan melalui ekspansi
tiba-tiba dengan kenaikan tinggi tekan menurut perhitungan berdasarkan
anggapan :

Tanpa kehilangan tinggi tekan :


h18 h17 = (V172 V182) / 2g
(Bernoulli)
V17A17 = V18A18
(Kontinuitas)
h18 h17 = V172 { 1 (d17/d18)4 } / 2g

Dengan kehilangan tinggi tekan :

Kehilangan tinggi tekan . hL = (V172 V182) / 2g


h18 h17 = (V172 V182) / 2g hL
= (V172 V182) / 2g (V172 V182) / 2g
b. Kontraksi tiba-tiba
Antara penampang 15 dan 16. Tujuan percobaan ini adalah
membandingkan hasil pengukuran tinggi tekan bila aliran melalui
kontraksi tiba-tiba dengan penurunan tinggi tekan berdasarkan anggapan

Tanpa kehilangan tinggi tekan :


h15 h16 = V162 { 1 (d16/d15)4 } / 2g

Dengan kehilangan tinggi tekan :


hL = K.V2 / 2g
h15 h16 = V162 { 1 (d16/d15)4 } / 2g K.V2 / 2g

Dimana :
K adalah suatu konstanta yang tak berdimensi dan tergantung pada
perbandingan luas seperti tercantum pada tabel 1. Tabel ini bisa
ditemukan pada beberapa buku pelajaran yang membahas mekanika
fluida
A / A
K

0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,6
0,8
0,50
0,46
0,41
0,36
0,30
0,18
0,06
Tabel 1. Koefisien kehilangan untuk kontraksi tiba-tiba

1,0
0

3.4 ProsedurKerja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan / dipersiapkan dalam mengoperasikan alat:
1. Isi tangki penampang ( sump tank ) dengan air
2. Tutup kran dari kran 2 ke kran 10
3. Hidupkan sumber listrik
4. Tekan tombol pompa dan yakinkan arah perputaran yang ditunjukan
dengan tanda panah

Jalannya Percobaan
1. Tutup semua cocks dari pressure pingpings
2. Tekan tombol listrik dan buka kran 2, aliran akan mengalir dari alat overflow
3. Buka kran-kran 5, 6, 7, 8, 9, 11 dan pertahankan aliran beberapa menit
agar udara keluar. Kemudian tutup kembali kran-kran tersebut. Selama
persiapan, kran 3 harus selalu tertutup
4. Buka kran pembersi udara (air pluge), keluarkan udara dari pipa
5. Jika ada gelembung udara dalam tabung manometer, tekanan tidak akan
rata atau tidak akan sama. Tarik sambungan tabung dan alirkan udara
keluar sampai berisi air
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan
sama rata kecuali cocks yang terletak sebelah kran 5, 6, 7, 8, 9, 11. Bila
satu sama lain belum rata, ulangi lagi pekerjaan tadi (langkah 5)
7. Buka kran pada pipa yang akan diamati, yaitu pipa 5 dan 6
8. Ukur debit masing-masing tiga kali dan diambil rata-ratanya. Cara
mengukur debit-debit adalah sebagai berikut :

Tekan knop stopwatch serentak dengan kerja pengelak

Bila air sudah mencukupi, alihkan pengelak dan tekan atau


hentikan stopwatch pada waktu yang bersamaan

Sesudah pengukuran selesai, buanglah air melalui drain pluge

9. Ukur tinggi air di tabung manometer setiap pengukuran debit


10. Ukur sisi panjang dan lebar bak pengukur debit dengan menggunakan
mistar
11. Ulangi langkah 7 9 dengan mengubah bacaan manometer, sehingga
diperoleh hasil pengamatan untuk beberapa debit yang berbeda.

3.5 Gambar Kerja/Photo Alat

3.6 Data Hasil Percobaan


Tabel 1 (hasil pengamatan)
TINGGI MANOMETER (m)
No.
Perc
b

H
(m)

1.

0,03

2.

Kontraksi

T (detik)

Ekspansi

(m2/ detik)

15

16

h (15-16)
pengamat
an

17

18

h (18-17)
pengamat
an

36,70

0.000102

0,738

0,680

0,058

0,515

0,495

-0,020

0,03

42,63

0.000088

0,760

0,715

0,045

0,580

0,560

-0,020

3.

0,03

45,08

0.000083

0,780

0,740

0,040

0,610

0,605

-0,005

4.

0,03

51,85

0.000072

0,805

0,775

0,030

0,688

0,678

-0,010

5.

0,03

67,50

0.000056

0,830

0,815

0,015

0,763

0,754

-0,009

Keterangan :Q =

A.H
T

Q = debit (m3/detik)
A = luas bak pengukuran debit (m2)

;H
;T

= tinggi air (m)


= waktu jatuh (detik)

3.7 Perhitungan
A. Ekspansi tiba-tiba
Antara penampang 17 dan 18
d17 = 16,2 x 10-3 m
d18 = 21,7 x 10-3 m
Dari perhitungan
Tanpa Hilang Dengan Hilang
Tinggi Tekan
Tinggi Tekan
(m)
(m)
0,0086
0,0062

Q
(m/detik)

V7 = Q/A7
(m/detik)

V8 = Q/A8
(m/detik)

Dari
Pengamatan
(h16 - h17)
(m)

0.000102

0,495

0,276

-0,020

0.000088

0,427

0,238

-0,020

0,0064

0,0046

0.000083

0,403

0,225

-0,005

0,0057

0,0041

0.000072

0,350

0,195

-0,010

0,0043

0,0031

0.000056

0,272

0,152

-0,009

0,0026

0,0019

No
Per
c

Keterangan :
1. Tanpa kehilangan tinggi tekan :
h18 h17 = V172 { 1 (d17/d18)4 } / 2g
= 0,041 V172
2. Dengan kehilangan tinggi tekan :

Kehilangan tinggi tekan :


h18 h17 =
Perhitungan

V V
2g

hL =

(V V )
2g

(V V )
2g

A 17=

1
2
d
=
4

2
1
( 3.14 ) ( 16,2 x 103 )
= 0,0002060 m2
4

A 18=

1
d2
=
4

2
1
( 3.14 ) ( 21,7 x 103 )
4

= 0,0003696 m2

Percobaan ke-1
V17 =

Q
A 17 =

0.000102
0,0002060

= 0,495 m/s

V18 =

Q
A 18 =

0.00010 2
0,0003696

= 0,276 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h18 h17 =

v 17

{ ( )}
d
1 17
d18

2g

{ (

( 0,495 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

= 0,0086 m

2 ( 9.81 )

Perhitungan dengan hilang tinggi tekan


h18 h17 =

v 172v 182
2g

0,495 0, 276
2 ( 9.81 )

) (
-

) (

Percobaan ke-2
V17 =

Q
A 17 =

0.000088
0,0002060

= 0,427 m/s

V18 =

Q
A 18 =

0.0000 88
0,0003696

= 0,238 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h18 h17 =

v 17

{ ( )}
d
1 17
d18
2g

( v 17v 18 ) 2
2g

(0,4950,276) 2
2(9,81)

= 0,0062 m

{ (

)}

3 4

16,2 x 10
( 0,427 ) 1
3
21,7 x 10
2

= 0,0064 m

2 ( 9.81 )

Perhitungan dengan hilang tinggi tekan


h18 h17 =

v 172v 182
2g

0,427 0,238
2 ( 9.81 )

) (
-

( v 17v 18 ) 2
2g

) (
-

(0,4270,238)
2(9,81)

= 0,0046 m

Percobaan ke-3
V17 =

Q
A 17 =

0.000083
0,0002060

= 0,403 m/s

V18 =

Q
A 18 =

0.0000 83
0,0003696

= 0,225 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h18 h17 =

v 17

{ ( )}
d
1 17
d18

2g

{ (

( 0,403 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

= 0,0057 m

2 ( 9.81 )

Perhitungan dengan hilang tinggi tekan


h18 h17 =

v 172v 182
2g

0,403 0,225
2 ( 9.81 )

) (
-

) (

Percobaan ke-4
V17 =

Q
A 17 =

0.000072
0,0002060

( v 17v 18 ) 2
2g

= 0,350 m/s

(0,4030,225) 2
2(9,81)

= 0,0041 m

V18 =

Q
A 18 =

0.0000 72
0,0003696

= 0,195 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h18 h17 =

v 17

{ ( )}
d
1 17
d18

2g

{ (

( 0,350 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

= 0,0043 m

2 ( 9.81 )

Perhitungan dengan hilang tinggi tekan


h18 h17 =

v 172v 182
2g

0,350 0,195
2 ( 9.81 )

) (
-

( v 17v 18 ) 2
2g

) (
-

(0,3500,195) 2
2(9,81)

Percobaan ke-5
V17 =

Q
A 17 =

0.000056
0,0002060

= 0,272 m/s

V18 =

Q
A 18 =

0.000056
0,0003696

= 0,152 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h18 h17 =

v 17

{ ( )}
d
1 17
d18

2g

{ (

( 0,272 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

2 ( 9.81 )

Perhitungan dengan hilang tinggi tekan

)}
4

= 0,0026 m

= 0,0031 m

h18 h17 =

v 17 v 18
2g

) (

0,272 0,152
2 ( 9.81 )

( v 17v 18 )
2g

) (
-

(0,2720,152) 2
2(9,81)

= 0,0019 m

B. Kontraksi tiba-tiba
Antara penampang 15 dan 16
d15 = 21,7 x 10-3 m
d16 = 16,2 x 10-3 m
Dari perhitungan
Tanpa Hilang Dengan Hilang
Tinggi Tekan
Tinggi Tekan
(m)
(m)
0,0089
0.0111

No
Per
c

Q
(m/detik)

V5 = Q/A5
(m/detik)

V6 = Q/A6
(m/detik)

Dari
Pengamatan
(h5 - h6)
(m)

0.000102

0,276

0,495

0,058

0.000088

0,238

0,427

0,045

0,0060

0.0077

0.000083

0,225

0,403

0,040

0,0057

0.0072

0.000072

0,195

0,350

0,030

0,0043

0.0054

0.000056

0,272

0,015

0,0023

0.0030

0,152
Keterangan :

1. Tanpa kehilangan tinggi tekan :


h15 h16 = V162 { 1 (d16/d15)4 } / 2g
= 0,041 V162
2. Dengan kehilangan tinggi tekan :
hL = K

V
2g
V {1(

h15 h16 =
Perhitungan

d
)
d

2g

+K

V
2g

A 15=

1
d2
=
4

2
1
( 3.14 ) ( 21,7 x 103 )
4

A 16=

1
d2
=
4

2
1
( 3.14 ) ( 16,2 x 103 )
= 0,0002060 m2
4

= 0,0003696 m2

Percobaan ke-1
V15 =

Q
A 18 =

0.00010 2
0,0003696

= 0,276 m/s

V16 =

Q
A 17 =

0.000102
0,0002060

= 0,495 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

2g

{ (

( 0,495 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

= 0,0089 m

2 ( 9.81 )

Dengan hilang tinggi tekan


A 16
=0.6
A 15
Dilihat dari tabel, maka K = 0.18

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

+k

2g

{ (

( 0,495 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

2 ( 9.81 )
m
Percobaan ke-2
V15 =

Q
A 18 =

0.0000 88
0,0003696

= 0,238 m/s

V16 =

Q
A 17 =

0.000088
0,0002060

= 0,427 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

)}

v 162
2g

( 0,495 )
+ 0.18 2 ( 9.81 )

= 0.0111

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

2g

{ (

16,2 x 103
( 0,427 ) 1
21,7 x 103
2

)}
4

= 0,0060 m

2 ( 9.81 )

Dengan hilang tinggi tekan


A 16
=0.6
A 15
Dilihat dari tabel, maka K = 0.18

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

v 162
2g

+k

2g

{ (

( 0,427 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

2 ( 9.81 )

( 0,427 )2
+ 0.18 2 ( 9.81 )

m
Percobaan ke-3
V15 =

Q
A 18 =

0.0000 83
0,0003696

= 0,225 m/s

V16 =

Q
A 17 =

0.000083
0,0002060

= 0,403 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h15 h16 =

{ ( )}
d16
d15

v 162 1

2g

{ (

2 ( 9.81 )

Dengan hilang tinggi tekan

)}

3 4

16,2 x 10
( 0,403 ) 1
3
21,7 x 10
2

= 0,0057 m

= 0.0077

A 16
=0.6
A 15
Dilihat dari tabel, maka K = 0.18

h15 h16 =

{ ( )}
d16
d15

v 162 1

+k

2g

{ (

( 0,403 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}

v 162
2g

2 ( 9.81 )

( 0,403 )2

+ 0.18
2 ( 9.81 )

m
Percobaan ke-4
V15 =

Q
A 18 =

0.0000 72
0,0003696

= 0,195 m/s

V16 =

Q
A 17 =

0.000072
0,0002060

= 0,350 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

2g

{ (

( 0,350 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

)}
4

2 ( 9.81 )

Dengan hilang tinggi tekan


A 16
=0.6
A 15
Dilihat dari tabel, maka K = 0.18

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15
2g

+k

v 162
2g

= 0,0043 m

= 0.0072

{ (

)}

3 4

16,2 x 10
( 0,350 ) 1
3
21,7 x 10
2

2 ( 9.81 )

( 0,350 )2

+ 0.18
2 ( 9.81 )

= 0.0054

m
Percobaan ke-5
V15 =

Q
A 18 =

0.000056
0,0003696

= 0,152 m/s

V16 =

Q
A 17 =

0.000056
0,0002060

= 0,272 m/s

Perhitungan tanpa hilang tinggi tekan

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

2g

{ (

( 0,272 )2 1
=

16,2 x 103
3
21,7 x 10

)}
4

= 0,0023 m

2 ( 9.81 )

Dengan hilang tinggi tekan


A 16
=0.6
A 15
Dilihat dari tabel, maka K = 0.18

h15 h16 =

v 16

{ ( )}
d
1 16
d15

+k

2g

{ (

( 0,272 )2 1
=

16,2 x 103
21,7 x 103

2 ( 9.81 )
m
3.8 Tabel Perhitungan
Grafik

)}

v 162
2g

( 0,272 )2

+ 0.18
2 ( 9.81 )

= 0.0030

Ekspansi
0
-0.01
-0.01
Kehilangan Tinggi Tekan yg diukur (m air)

Ekspansi

-0.02
-0.02
-0.03
Kehilangan Tinggi Tekan yg dihitung (m air)

Kontraksi
0
-0.01
-0.02
Kehilangan Tinggi Tekan yg diukur (m air)

-0.03

Kontraksi

-0.04
-0.05
-0.06
-0.07

Kehilangan Tinggi Tekan yg dihitung (m air)

3.9 Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
1.

Semakin rendah tekanan kolom pada air penampang maka aliran yang terjadi
semakin kecil, sehingga pengukuran waktu untuk menghitung debit juga
semakin lama. Oleh karena itu debit semakin kecil begitu pula dengan
kecepatan aliran air dalam pipa dan hilang tinggi tekannya.

2.

Pipa yang mempunyai diameter besar, kecepatannya akan kecil. Sedangkan


pipa berdiameter kecil, kecepatannya akan besar. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa luas penampang berbanding terbalik dengan kecepatan.

3.

Debit air yang dihasilkan akibat kontraksi dan ekspansi selalu sama, ini
membuktikan persamaan kontinuitas bahwa debit selalu konstan dengan
kecepatan yang berbeda.

4.

Hilang tinggi tekan hasil pengamatan dan perhitungan terdapat selisih yang
besar. Ini mungkin disebabkan oleh adanya karat pada pipa uji karena umurnya
terlalu lama sehingga mempengaruhi kekasaran pipa dan jalannya aliran air
dalam pipa karena gesekannya semakin besar.

Saran
1. Pembacaan manometer dilakukan secara tepat dan benar.
2. Praktikum dilakukan sesuai prosedur dan lakukan perhitungan dengan benar.
3. Penggunaan alat diusahakan sesuai dengan keadaan jaman sekarang, agar
didapat keakuratan antara hasil praktikum dan literature, sekaligus pembuktian
dari setiap rumus yang sudah ada.

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

JOB IV
KEHILANGAN TINGGI TEKAN PADA BELOKAN
4.1 Tujuan
1.

Praktikan dapat menentukan kehilangan tekanan akibat tikungan.

2.

Peaktikan dapat menentukan koefisien kehilangan, secara grafis (

HL

versus

V 2 / 2g )

4.2 Bahan dan Peralatan


No.
1
2
3
4
5

No. Inventaris
15.400
-

Nama peralatan
Fluid frition apparatus
Stop watch
Mistar ukur
Thermometer
Jangka sorong

4.3 Dasar Teori


Bila air mengalir pada suatu tikungan pipa, tikungan ini akan menyebabkan
kehilangan energy.
Kehilangan energy akibat tikungan tergantung kepada geometric tikungan dan
kecepatan aliran pipa.
Kehilangan energy dihitung dengan rumus :
2

H L = .
Dimana :

V
2g
HL

= Kehilangan tinggi tekan.


= koefisien hilang tinggi tekanan.

V = kecepatan aliran dalam pipa.


g = Percepatan gravitasi bumi.
Dengan menggunakan manometer kehilangan tekanan bisa diketahui dengan cara
membaca tekanan pada awal dan akhir tikungan.

34

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

4.4

ProsedurKerja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan / dipersiapkan dalam mengoperasikan alat :
1. Isi tangki penampung (sump tank) dengan air.
2. Tutup kran dari (2) sampai (10).
3. Hidupkan sumber listrik panah.
Jalannya Percobaan
1. Tutup semua cocks dari pressure papings.
2. Tekan tombol listrik dan buka (2) aliran akan mengalir dari alat over flow.
3. Buka kran-kran (5), (6), (7), (8), (9), (11) dan petahankan aliran beberapa menit agar
udara keluar. Kemudian turtup kembali kran-kran tersebut selama mempersiapkan, kran
harus tertutup.
4. Buka kran pembersih udara (air pluge). Keluarkan udara dari pipa.
5. Jika ada gelembung udara di dalam taung manometer, tekanan tidak akan sama. Tarik
sambungan tabung dan alirkan udara keluar sampai berisi air.
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan sama rata
kecuali cocks yang terletak setelah kran (5), (6), (7), (8), (9), (11). Bila satu sama lain
belum rata ulangi pekerjaan tadi.
7. Buka kran pada pipa yang akan diamati, yaitu pipa (5) dan pipa (6).
8. Ukur debit masing-masing tiga kali dan diambil harga rata-rata. Cara mengukur debit
adalah sebagai berikut :

Tentukan batas ketinggian awal dan akhir pada tabung volumetric yang akan dicapai
air.

Dengan stop watch, ukur waktu yang diperlukan

pengaliran air untuk mencapai

batas-batas ketinggian yang sudah ditentukan tersebut.

Ukur luas dasar bak pengukur debit.

9. Ukur tinggi air di tabung manometer setiap pengukuran debit.


10. Ukur diameter pipa, sudut tikungan dari pipa uji yang bersangkutan.
11. Ulangi langkah 7 sampai dengan 9 dengan merubah bacaan manometer, sehingga
diperoleh hasil pengamatan untuk beberapa debit yang berbeda.

35

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

4.5 Gambar Kerja/Photo Alat

4.6 Data Percobaan


Tinggi Manometer (cm)
19
46,
3
53,
2
58
66,
2
74,
5

20

21

22

23

24

25

44,8

42,8

39,8

37,2

34,5

51,1
56,6

49,6
55,5

47,1
53,3

45,8
51,6

65,5

64,6

63,1

73,9

73,4

72,5

T3(det

h (cm)

T1(det)

T2(det)

Trata(det)

34,7

36,6

36,7

37,1

36,70

45,7
51,2

43,4
49,4

3
3

42,35
45,32

41,91
44,52

43,64
45,39

42,63
45,08

61,6

61,6

60,2

51,63

51,87

52,04

57,85

71,8

71,7

70,8

68,78

65,50

68,10

67,50

4.7 Contoh Perhitungan


Dari data percobaan
Diketahui :
pipa =

inchi = 1,905 cm

Atangki =

25x 50 = 1250 cm2

3 cm

36

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

t1

36,3detik

t2

336,7detik

t3

37,1detik

h19

46,3 cm

h20

44,8 cm

h21

42,8 cm

h22

39,8 cm

h23

37,2 cm

h24

34,5 cm

h25

34,7 cm

trata-rata = 36,70 detik

Perhitungan :
ATangki

= 1250 cm2
1 2
d
4

Apipa =

1
(1,905) 2
4

= 2,850 cm2

hL(19-20) = h19 h20 = 46,3 44,8 = 1,5 cm


hL(20-21) = h20 h21 = 44,8 42,8 = 2 cm
hL(22-23) = h22 h23 = 39,8 37,2 = 2,6 cm
hL(24-25) = h24 h25 = 34,5 34,7= 0,2 cm

ATangki .h
t rata rata

1250cm 2 x3cm
36,70dt

= 102,18 cm3/dt
V

Q 102,18cm 3 / dt

A
2,850cm 2

= 35,852cm/dt

hl(1920) x 2 g

(19-20)

1,5 x 2 x9,81
(35,852) 2

37

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

hl( 2021) x 2 g

(20-21)

V2

2 x 2 x9,81
(35,852) 2

=
=

hl( 2223) x 2 g

(22-23)

hl ( 2425) x 2 g
(24-25)

3,053 cm3/dt
2,6 x 2 x9,81
(35,852) 2

2,289 cm3/dt

3,969 cm3/dt
0,2 x 2 x9,81
(35,852) 2

=
=

0,305 cm3/dt

38

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

4.8 Tabel Perhitungan

39

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
PERITUNGAN
Q (m3/dtk)

Hl

v (m/dtk)

HASIL

19-20

20-21

22-23

19 - 20
Cm

20-21
cm

22-23
Cm

24-25
Cm

1,5

2,6

0,2

102,18

35,85

2,289

3,053

3,97

2,1

1,5

1,3

2,3

87,97

30,87

4,324

3,089

2,676

1,4

1,1

1,7

1,8

83,18

29,18

3,226

2,535

3,917

0,7

0,9

1,5

1,4

64,82

22,74

2,656

3,415

5,691

0,6

0,5

0,7

0,9

55,56

19,45

3,112

2,593

3,63

4.9 Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan
1. Hilang tinggi tekan dipengaruhi oleh sudut belokan.
2. Hilang tinggi tekan dari pipa lurus ke pipa belokan maupun sebaliknya
cenderung lebih besar dibandingkan dari belokan ke belokan.
3. Koefisien tinggi tekan pada setiap belokan berbeda-beda. Tergantung pada
sudut belokan
Saran
1. Mahasiswa dapat lebih teliti dalam pembacaan manometer
2. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan sama tinggi pada saat
praktik akan dilakukan karena dapat memprngaruhi pembacaan
manometer.
3. Perhitungan yang dilakukan.

40

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

JOB V
ALAT UKUR VENTURY
5.1 Tujuan

Dapat mengoperasikan alat ukur ventury meter.

Dapat menentukan koefisien kehilangan tekan (k) akibat alat ventury


meter.

Dapat membuat kalibrasi alat ukur atau grafik antara kehilangan tekanan
(h) dengan debit (Q).

Dapat membuat kalibrasi alat ukur atau grafik antara koefisien


kehilangan tekanan (k) dengan debit (Q).

5.2 Dasar Teori


Ventury meter digunakan untuk mengukur debit cairan yang melalui
pipa. Alat ini terdiri dari tabung pendek yang menyempit ke suatu tenggorokan
yang menyempit di tengah tabung ini. Manometer ait dipasang untuk mengukur
perbedaan tekanan di ujung yang besar dan di tenggorok. Kecepatan akan
bertambah dan tekanannya akan turun di bagian tenggorok.
Penerapan teori dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
Meninjau penampang A1 dan A2
E1 E2 (Hukum Bernouli)

41

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Z1+

P 1 V 12
P 2 V 22
+
=Z 2+ +
2g
2g

Keadaan pipa horizontal, maka :


2
2
P1 V 1 P 2 V 2
+
= +
2g 2 g
P1 P 2 V 22V 12
=

2g
V 22V 12
h=
2g
Hukum kontinuitas : Q = A1 . V1 = A2 . V2
A .V
V 1= 2 2
A1

h=

V 2 2 A 22 . V 2 2

2g
2 g A1

V 22
A2
(1 22 )
2g
A1
2

V 2 A 1 A 2
V2

=
2
2g
2g
A1

h
A 22
(1 2 )
A1

A .2 gh
V 2 = 12
2
A 1 A 2
2

V 2=

A 12 . 2 gh

2
1

A 22

Debit ( Q ) = A1 . V2
Jika koefisien alat ukur Ventury meter adalah k, maka :
Debit ( Q ) = k . A1 . V2
42

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Q=

k . A 1 A 2 2 gh

2
1

A2 2

Q=k . C h atau k=

Q
C h

Dimana C = konstanta alat ukur


A A 2 g
C= 1 22
A 1 A 22

SKEMA PERLETEKAN VENTURY METER

5.3 Peralatan
1. Fluid friction apparatus
2. Stop watch
3. Mistar ukur
4. Jangka sorong
5.4 Langkah Kerja
1. Tutup semua cocks dari pressure pipings.

43

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
2. Tekan tombol listrik dan buka kran (2) aliran akan mengalir dari alat over
flow.
3. Buka kran-kran (5),(6),(7),(8),(9),(11), dan pertahankan aliran beberapa
menit untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam.
4. Buka kran pembersih udara (air pluge) keluarkan udara dari pipa.
5. Jika ada gelembung udara di dalam tabung manometer tekanan tidak
akan sama. Tarik sambungan tabung dan alirkan udara keluar sampai
berisi air.
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan
sama rata. Bila satu sama lain belum rata ulangi langkah kerja tadi.
7. Buka kran pada pipa yang akan diamati, yaitu pipa (5) dan (6).
8. Alirkan berbagai debit Q1 ,Q2 ,Q3 , ......,Qn. Masing-masing debit tiga kali
pengukuran dan ambil harga rata-ratanya, cara mengukur debit adalah
sebagai berikut :
a. Tekan knop stop watch serentak dengan pengamatan ketinggian
air yang ditunjuk pada water gauge.
b. Bila air sudah mencukupi ketinggian yang ditentukan,
tekanlah/hentikan stop watch pada waktu yang bersamaan.
c. Setelah pengukuran selesai buanglah air melalui drain pluge.
d. Untuk menghitung besarnya debit :
Qi=

Vi
ti

Qi = Debit ; Vi = Volume ; ti = Waktu


9. Ukur panjang dan lebar bak pengukur debit dengan memakai alat mistar,
dan diameter d1 dan d2 alat tersebut.

44

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
10. Pada setiap pengukuran debit selalu diikuti pengukuran h . Hasil ini
plotkan pada grafik Q vs h.
11. Untuk menentukan koefisien kehilang tekanan (k) akibat alat ukur
orificemeter didapat dengan menggunakan rumus :
k=

Q
C h

dimana :

k = koefisien alat ukur ventury meter


C = konstanta alat ukur ventury meter
A A 2 g
1 22
A1 A 22
h = hilang tinggi tekan
5.5 Tabel Perhitungan
d1 = 5,1 cm
A1 = 20,43 cm2
d2 = 2,5 cm
A2 = 4,9 cm2
Tangki pengukur debit = 25 cm x 50 cm
A A 2 g
C= 1 22
=223,57
A1 A 22

No.
Percob.

H
cm

Pengukuran
T
Tinggi manometer
detik
cm
cm
1. 7,7
2. 7,5
52,5
43,9
3. 6,7
7,3
1. 8,5
2. 7,5
56,8
48,2
3. 6,7
7,57
1. 8,5
2. 7,5
54,7
45,6
3. 6,9
7,63
58,7
50,5
1. 8,7
2. 7,5
3. 6,8
45

ATangki = 1250 cm2

Perhitungan
Q
V
3
(cm det) (cmdet)

hl

513,7

25,144

8,6

0,784

495,38

24,248

8,6

0,755

491,48

24,247

9,1

0,729

488,92

23,931

8,2

0,764

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

7,67
1. 9,2
2. 7,7
3. 7,3
8,07

61,3

53,8

464,68

22,734

7,5

510

520

0,759

0.79
0.78
0.77
0.76
0.75
0.74
0.73
0.72
0.71
0.7
460

470

480

490

500

5.6
Grafik

Q
Grafik hubungan antara Q dan k
46

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
460

470

480

490

500

510

hl

Q
Grafik Hubungan antara Q dan hl
5.7 Contoh Perhitungan
Diketahui :
d1 = 5,1 cm
A1 = 20,43 cm2
d2 = 2,5 cm
A2 = 4,9 cm2
dpipa = 5,08 cm
Apipa = 20,27 cm2
Tangki pengukur debit = 25 cm x 50 cm ATangki = 1250 cm2
H = 3 cm
t = 7,3 detik
Tinggi manometer 1 = 52,5 cm
Tinggi manometer 2 = 43,9 cm
C=

A1 A 2 2 g

2
1

A 22

=223,57

Ditanyakan : k ?
47

520

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Jawab :
hl = 52,5 43,9 = 8,6 cm
A
. H 1250 .3
Q= Tangki =
=513,699 cm 3 /det
t
7,3
V=
k=

Q
513,699
=
=25,34 cm/ det
A pipa
20,27

Q
513,699
=
=0,78
C hl 223,57 8,6

5.8 Kesimpulan
1. Kecepatan bertambah dan tekanan turun di bagian tenggorok. Karena tekanan
berbanding terbalik dengan kecepatan.
2. Besar debit (Q) dipengaruhi koefisien alat ukur venturi dan hilang tinggi
tekan.
3. Semakin besar Q maka k nya juga semakin besar. Tetapi pada percobaan ini
terdapat penyimpangan di percobaan 3 dan 4. Ini mungkin disebabkan oleh
pengukuran waktu yang kurang tepat, masih terdapatnya gelembung udara
didalam pipa.

BAB VI
ALAT UKUR ORIFICE
6.1.

Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat kalibrasi alat ukur atau grafik antara kehilangan
tekanan ( h ) dengan debit ( Q ).
2. Mahasiswa dapat menentukan koefisien kehilangan tekanan ( k ) akibat alat
ukur orificemeter.

48

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
6.2.

Bahan dan Peralatan


NO.
1
2
3
4

6.3.

NO. INVENTARIS
15.400
-

NAMA PERALATAN
Fluid friction apparatus
Stop Watch
Mistar Ukur
Jangka Sorong

Dasar Teori
1. Orificemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur debit dalam
pipa. Alat ini terdiri dari plat yang mempunyai penyempitan bundar dengan
sisi ujung tajam. Plat tersebut dipasang di tempat sambungan pipa
sedemikian rupa sehingga penyempitannya konsentris dengan lubang pipa.
2. Manometer air dipasang pada pipa untuk mengukur erbedaan tekanan, antara
pipa dan penyempitannya.
3. Orificemeter yang ada pada alat Fluid friction apparatus adlah seperti
gambar di halaman berikut ( 3 ).
4. Penerapan teori dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
Meninjau penampang A1 dan A2
E1 = E2
Z1+

P 1 V 12
P 2 V 22
+
=Z 2+ +
2g
2g

(Hukum Bernoulli)

Keadaan pipa, horizontal, maka :


2

P1 V 1 P 2 V 2
+
= +
2g 2 g
P1 P 2 V 22V 12
=

2g
h=

V 22V 12
2g
49

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Hukum, kontinuitas : Q = A1 . V1 = A2 . V2
V 1=

h=

A2. V 2
A1

V 2 2 A 22 . V 2 2

2 g 2 g A 12

V 22
A 22

1 2
2g
A1

V 22 A 12A 22
V 22

=
2g
2g
A 12

A 22
A 12

A12 2 g h
V2 = 2
A 1 A 22
2

V 2=

A 1 2 g h

2
1

A 22

Debit (Q) = A2.V2


Jika koefisien alat ukur Orificemeter adalhk, maka :
Debit (Q) = k.A2.v2
Q=

K . A 1 . A 2 2 g h

2
1

A2

, Q=K . C h

Dimana C = konstanta alat ukur. =

6.4.

Q=

Prosedur Kerja
50

atau

K=

A1 . A22 g

2
1

A 22

Q
C h

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan alat :
1. Isi tangki penampang (Sump tank) dengan air
2. Tutup kran dari (2) sampai dengan (10)
3. Hidupkan sumber listrik
4. Tekan tombol pompa dan yakinkan arah perputaran yang ditunjukkan
dengan tanda panah.
Jalannya Percobaan:
1. Tutup semua cocks dari pressure pipings.
2. Tekan tombol listrik dan buka kran (2) aliran akan mengalir dari alat over
flow.
3. Buka kran-kran (5), (6), (7), (8), (9), (11), dan pertahankan aliran beberapa
menit agar udara keluar.
4. Buka kran pembersih udara (air pluge) keluarkan udara dari pipa.
5. Jika ada gelembung udara didalam tabung manometer tekanan tidak akan
sama. Tarik sambungan tabung dan alirkan udara keluar sampai berisi air.
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan sama
rat. Bila satu sama lain belum rata ulangi langkah kerajaan tadi.
7. Buka kran padapipayang akan diamati, yaitu pipa (5) dan pipa (6).
8. Alirkan berbagai debit Q1, Q2, Q3,Qn. Masing-masing debit tiga kali
pengukuran dan ambil harga rata-ratanya, cara mengukur debit adalah
sebagai berikut :
a. Tekan knop stop watch serentak dengan pengamatan ketinggian air
yang ditunjukan pada water gauge.
b. Bila air sudah mencukupi ketinggian yang ditentukan, tekanlah /
hentikan stop watch pada waktu yang bersamaan.
c. Sesudah pengukuran selesai buanglah air melaui dran pluge.
51

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
d. Untuk menghitung besarnya debit : Q1 =

VI
ti

Q1= Debit ke 1
V1 = Volume ke 1
T1= Waktu ke 1
9. Ukur panjang dan lebar bak pengukur debit dengan memakai alat mistar.
Dan diameter d1 dan d2 dari alat tersebut.
10. Pada setiap pengukuran debit selau diikuti pengukuran h .
11. Untuk menentukan koefisien kehilangan tekanan (k) akibat alat ukur
orificemeter, didapat dengan menggunakan rumus :
k=

Q
C h

dimana :

k = koefisien alat ukur orificemeter.


C = konstanta alat ukur orificemeter.
A1 A 2
=

2
1

A2

2 g

h = hilang tekanan
6.5.

Gambar Kerja/Photo Alat

52

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Potongan Orifice
6.6.

Data Percobaan
D31 = 0,51 m
D32 = 0,35 m
A = 0,25 x 0,5 m

No. Percobaan
1.

6.7.

Tinggi Manometer
31 (cm)
32 (cm)
42.25
37.5

2.

44.8

40.25

3.

46.7

42.3

4.

48.9

44.7

5.

52.5

48.6

Contoh Perhitungan
d1 = 0,051 m
A = d = 2,042.10-3 m2
1
d = 0,035 m
2
A = d = 0,962.10-3 m2
2
t = 07.7det
1
t = 07.5 det
2
t3 = 06.7 det
t
rata-rata= 7.30 det
A
tangki= 25x50 = 1250 cm
Q=

A tangki H
T

0,125 m . 0,03 m
7,30 det
53

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
= 5137 cm3/det
V=

Q
A1

5137 x 103 m3 /det


2,042 x 103 m2

= 251,56 cm/det
hl = 42,25-37,5
= 4,75 cm
C=

A 1 A2 2 g

2
1

A2 2

= 2,042.10-3 m2. 0,962.10-3 m22.9,81


(2,042.10-3)( 0,962.10-3)
= 4832,912
K=

Q
C h l

= 0,487
6.8.

Tabel Perhitungan

Orifice
No.
Percobaan
1

Pengukuran
TrataTinggi
manometer
rata
Deti
31
32
k
(cm) (cm)

Perhitungan

Hasil

Q (cm3/det)

V
(cm/det
)

hl

7.30

42.25

37.5

5137

251,56

4,75

0,487

7.63

44.8

40.25

4914,8

240,68

4,53

0,476

7.57

46.7

42.3

4953,7

242,59

4,4

0,488

Rata2
2
Rata2
3
Rata2
54

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
4

7.67

48.9

44.7

4889,2

239,43

4,2

0,493

8.67

52.5

48.6

4646,8

227,56

3,9

0,487

Rata2
5
Rata2

6.9.

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pada alat orificemeter ini, kita dapat
menghitung/mengukur koefisien kecepatan pada sebuah lubang kecil dalam
aliran di bawah tekanan konstan dan tekanan berbeda.
1. Semakin rendah tinggi air maka semakin rendah pula volume air yang
terukur persatuan waktu sehingga debit air juga semakin rendah.
2. Semakin rendah debit air maka besar koefisien debit cenderung tidak
terpengaruhi karena penurunan debit diikuti juga oleh penurunan
kecepatan teoritis. Sehingga teori rumus untuk koefisien debit pada sebuah
orifice Cd dapat terbukti.

55

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

JOB VII
HUBUNGAN TINGGI MUKA AIR DAN DEBIT PADA AMBANG PERSEGI
DAN SEGITIGA
7.1 Tujuan
Untuk menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air diatas tepi ambang dan
volume pengaliran yang melalui ambang tersebut.
7.2 Dasar Teori
1. Untuk ambang persegi :
3

2
Q=Cd . . B . 2 g H 2
3
dimana : Cd adalah koefisen debit untuk ambang persegi.
2. Untuk ambang segi tiga :
5
8

Q=Cd . . 2 g Tg . H 2
15
2
dimana : Cd adalah koefisen debit untuk ambang segi tiga.
7.3 Alat Dan Bahan
I.1 Alat
No
1
2
3

No. Inventaris
15.300
-

Nama Peralatan
Bangku kerja hidrolis
Peralatan ambang
Stopwach

I.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah air.

56

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
7.4 Langkah Kerja
1. Lepaskan pangkal penghubung (1Q) dari dasar open channel (1Q) dan ganti
dengan lubang pengantar (4A)
2. Selipkan sekat penenang (4B) kedalam alur (1Q) di sisi-sisi open channel.
3. Plat ambang (4H) sebagai pengukur dapat dipasangkan dipenyanggah ambang
(1R) dengan mengeraskannya pakai mur kupu-kupu (4i)
4. Kait pengukut muka air dipasang pada alat pembawa (4G) yang terletak diatas
sisi channel (1X), dan pasanglah jarum (4J) pada bagian bawah tiang geser (4L)
5. Alirkan air ke channel dengan membuka katub pengontrol (1C), jalankan
pompa dengan memutar starter (1D)
6. Biarkan sebentar muka air naik hingga tinggi melebihi diatas plat ambang
7. Tutup katub pengontrol (1C) dan biarkan muka air sampai stabil
8. Arahkan nonius pengukur ketinggian tetap pada angka 0 saat ujung jarum
mencapai muka air yang dianggap sebagai datum. Penyetelan yang halus dapat
dipergunakan skrup (4D). Untuk ini posisi alat ukur diperkirakan ditengahtengah antara plat ambang dan skat penenang.
9. Alirkan air ke channel dan atur kutub pengontrol (1C) untuk mendapatkan
ketinggian H yang dikehendaki, dengan pertambahan 1 cm setiap stop
percobaan
10. Untuk setiap pengaliran yang berada dalam kondisi konstan, ukur dan catatlah
H, juga tentukan volume dan amati wajtu yang diperlukan oleh skala pengukur
volume tangki untuk menunjukan nilai pengaliran tersebut.
7.5 Gambar Kerja / Foto Alat

57

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583

7.6 Data Dan Perhitungan


7.6.1 Data
a. Pada Ambang Persegi
No

Volume

Waktu T

Ketinggian

Percob.

(liter)

(detik)

H (cm)

1
2
3
4
5
6
7

2
2
2
2
2
2
2

4,31
3,90
4,80
4,40
5,68
14,86
18,08

4,19
4,02
3,88
3,61
2,84
2,00
1,80

58

Luas
Takikan/Penampang
basah 3.H = (cm2)
12,57
12,06
11,64
10,83
8,52
6,00
5,40

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
b. Pada Ambang Segitiga
No

Volume

Waktu T

Ketinggian

Percob.

(liter)

(detik)

H (cm)

1
2
3
4
5

2
2
2
2
2

6,72
14,09
14,48
15,89
69,96

3,20
2,81
2,45
2,35
1,90

7.6.2 Perhitungan
a. Segiempat
Diketahui : V
= 2 liter
Trata2 = 4,31 detik
H
= 4,19 cm
Ditanya : - Luas takikan
- Q (Debit)
- Cd

= 0,002 m3
= 0,0419 m

Jawab :
Luas takikan

=3xH
= 3 x 0,0419
= 0,1257 cm2

Q (Debit)

V
T

0,002
4,31

= 4,64037123x10-4 m3/det
Cd

Q
2
B 2 g H 3 /2
3
4,64037123 x 104

2
0,03 2 9,81 0,04193 /2
3

= 0,6107341
b. Segitiga
Diketahui : V

= 2 liter

= 0,002 m3
59

Luas
Takikan/Penampang
basah 3.H = (cm2)
9,60
8,43
7,35
7,05
5,70

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil


LABORATORIUM HIDROLIKA
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung. 022 214 583
Trata2 = 6,72 detik
Ditanya

H
= 3,20 cm
: - Luas takikan
- Q (Debit)
- Cd

= 0,0320 m

Jawab :
Luas takikan

= H2
= 0,03202
= 1,024x10-3 cm2

Q (Debit)

V
T

0,002
6,72

= 2,976190476x10-4 m3/det
Cd

Q
8

5/ 2
2 g tan H
15
2

2,976190476 x 104
8
90
2 9,81 tan 0,03205/ 2
15
2

= 0,6877610034
7.7 Kesimpulan

Untuk takikan Segiempat dan Segitiga Cd tidak konstan


Dengan pengujian sebanyak 7 kali untuk takikan segiempat, Cd rata-rata adalah

0,65387
Dengan pengujian sebanyak 5 kali untuk takikan segitiga, Cd rata-rata adalah

0,52731
Grafik hubungan antara Cd versus H tidak dapat digunakan.

60

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

7.8 Tabel Perhitungan


a. Untuk Ambang Persegi
No.
Percobaan
1

H
(m)

Vol
(m3)

T
(detik
)

Q
(m3/det
)

H
(m)

Q 2/3
(m3/det
)

0,120
6357

0,0059
934

2/3

0,041
9

0,002

4,31

0,0004
640

0,040
2

0,002

3,90

0,0005
128

0,117
3502

0,0064
067

0,038
8

0,002

4,80

0,0004
167

0,114
6096

0,0055
789

0,036
1

0,002

4,40

0,0004
545

0,109
2290

0,0059
114

0,028
4

0,002

5,68

0,0003
521

0,093
0848

0,0049
863

0,020
0

0,002

14,86

0,0001
346

0,073
6806

0,0026
264

0,018
0

0,002

18,08

0,0001
062

0,068
6829

0,0022
426

Log
Q
(m3/d
et)
3,333
45
3,290
05
3,380
18
3,342
47
3,453
33
3,870
96
3,973
88

Log
H
(m)
1,377
79
1,395
77
1,411
17
1,442
49
1,546
68
1,698
97
1,744
73

Cd rata-rata

Cd

0,6107
3
0,7182
0
0,6154
1
0,7480
6
0,8304
7
0,5371
4
0,5170
6
0,6538
7

b. Untuk Ambang Segitiga


No. Percobaan
1
2
3
4
5

H
(m)
0,0320
0,0281
0,0245
0,0235
0,0190

Vol
(m3)
2
2
2
2
2

T
(detik)
6,72
14,09
14,48
15,89
69,96

H5
(m
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

Q
(m /det)
0,0002976
0,0001419
0,0001381
0,0001259
0,0000286
3

60

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

JOB VIII
PERCOBAAN KOEFISIEN KEKASARAN DARI BERBAGAI KEMIRINGAN
8.1.

Tujuan
1. Dapat menentukan koefisien kekasaran (Kst) dari saluran terbuka dengan
berbagai kemiringan dan berbagai debit :
a. Kemiringan 0,5% debit Q1, Q2, Q3, ...........Q6
b. Kemiringan 1% debit Q1, Q2, Q3, ...........Q6
c. Kemiringan 1,5% debit Q1, Q2, Q3, ...........Q6
d. Kemiringan 2 % debit Q1, Q2, Q3, ..........Q6
2. Dapat membandingkan harga Kst hasil percobaan dengan harga Kst secara
teoritis

8.2.
8.3.

Peralatan
No

Nama Alat

Gambar

Dasar
Teori

1.

Model Saluran Terbuka

Rumus
aliran
uniform
pada

2.

Stop Watch

salurran
terbuka
antara lain
rumus

3.

Pengukur Muka Air

ManningGaukler-

4.
5.

Propoler
Mistar Ukur

Strickler:
V=Kst.

R 2/ 3 . S1/ 2
V

= Kecepatan aliran (m/det)

61

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

Kst

= Koefisien kekasaran yang bergantung dari karakteristik (

1 /3

m /det )

8.4.

= Jari-jari hidrolis (m)

= Kemiringan saluran

Prosedur Kerja
1. Isi tangki penampang dengan air
2. Hidupkan sumber listrik
3. Tutuplah kran pengatur aliran, buka kran pelimpah pada saat pompa
dijalankan. Dalam membuka/menutup kran ini ikutilah arah panah.
4. Buka kran pengatur aliran sampai air mengalir
Jalannya Percobaan
1. Aturlah kemiringan

saluran

seperti

yang

dikehendaki,

dengan

mengoprasikan lifting jack yang berada pada jarak 300 cm dari titik
tumpuan.
2. Aturlah suatu debit tertentu dengan menggunakan tangki pengukur.
3. Ukurlah debit tersebut dengan menggunakan tangki pengukur.
Cara mengukur debit adalah sebagai berikut :
Tekan knop stop watch dengan pengamatan ketinggian air yang ditunjuk

pada water gauge.


Bila muka air sudah tepat mengenai ketinggian yang ditentukan,

tekanlah hentikan stop watch dalam waktu yang bersamaan.


Sesudah pengukuran selesai buanglah air melalui drain pluge.
Vi
Untuk menghitung besarnya debit Q1 = t i
4. Ukur sisi panjang dan lebar dari tangki pengukur debit dengan memakai
mistar ukur.
5. Ukur ketinggian muka air pada saluran terbuka. Dengan mengarahkan
nonius pengukur ketinggian tepat pada angka 0 saat ujung jarum menyentuh
dasar saluran yang dianggap sebagai datum, setelah itu naikan batang jarum
sampai ujungnya tepat menyentuh muka air. Catat harga h yang ditunjuk.
6. Ukur lebar saluran terbuka denagn memakai mistar ukur.
7. Ulangi prosedur untuk kemiringan dan debit yang lain.
8.5 Foto Alat

62

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

8.6 Data Percobaan

63

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga,


Bandung,Berdasarkan
Telp. 022 214
Pengukuran
Debit583

Miring
Saluran
sal= 0,5%
h= 1,5 cm
sal= 1%
h= 3 cm
sal= 1,5%
h= 4,5cm
sal= 2%
h= 6 cm

No

Tinggi
Air
Saluran

1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

3,240
2,910
2,470
2,160
1,620
2,620
2,270
2,000
1,710
1,250
2,340
2,090
1,820
1,500
1,200
1,890
1,860
1,660
1,360
0,990

Tinggi Air
Tangki
Ukur
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Waktu
Air
Jatuh
5,27
6,03
7,30
9,10
14,23
5,13
5,90
7,23
8,97
14,47
5,13
5,77
7,23
8,97
14,7
5,12
5,70
7,47
8,93
14,73

V Air Yang
Jatuh
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm
10500 cm

64

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA

Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

8.7 Contoh Perhitungan


Diketahui :
hair sal
hair tangki :3 cm
t rata-rata
L
bsal
s

: 3,24 cm
: 5,27 detik
: 300 cm
: 10 cm
: 0,5%

Perhitungan :
P

= b+2h
= 10 + 2 x 3,24
= 16,48 cm

= bxh
= 3,24 x 10
= 32,4 cm2

A
= P
=

32,4
16,48

= 1,97 cm
Atangki x h air tangki
=
T
=

50 x 70 x 3
5,27

Q
A

1992,41
=61,49 cm/det 2
32,4

= 1992,41 cm3

Kst

2
3

R xS

1
2

61,49

2
3

(1,97) x (0,005)

1
2

= 552,90

cm1/3/det

65

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

8.8 Tabel Perhitungan

66

Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM HIDROLIKA
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022 214 583

8.9 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan diperoleh:


Pada kemiringan 0,50% didapatkan koefisien sebesar 567,952.
Pada kemiringan 1,0% didapatkan koefisien sebesar 571,866.
Pada kemiringan 1,5% didapatkan koefisien sebesar 536,712.
Pada kemiringan 2,0% didapatkan koefisien sebesar 574,348.
Kst Teoritis
Nilai Koefisien Kekasaran Baja (n) = 0,010
1
1
Kst = =
=100
n 0,010
Nilai koefisien kekasaran yang didapat lebih kecil dibandingkan kst teoritis.

67

Anda mungkin juga menyukai