Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Autisme berasal dari istilah dalam bahasa Yunani; aut = diri
sendiri, isme orientation/state= orientasi/keadaan. Maka autisme dapat
diartikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada
dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di dalam
dunianya sendiri. Istilah autisme pertama kali diperkenalkan oleh Leo
Kanner pada tahun 1943, selanjutnya ia juga memakai istilah Early
Infantile Autism, atau dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai
Autisme masa kanak-kanak . Hal ini untuk membedakan dari orang
dewasa yang menunjukkan gejala autis seperti ini. Autis merupakan suatu
gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya komplek dan berat,
biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun, tidak mampu untuk
berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya.
Akibatnya perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi
terganggu,

sehingga

keadaan

ini

akan

sangat

mempengaruhi

perkembangan anak selanjutnya. Autis dapat mengenai siapa saja tidak


tergantung pada etnik, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi. Autis
bukanlah masalah baru, dari berbgai bukti yang ada, diketahui kelainan ini
sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Hanya saja istilahnya relatif
masih baru. Diperkirakan kira-kira sampai 15 tahun yang lalu, autisme
merupakan suatu gangguan yang masih jarang ditemukan, diperkirakan
hanya 2-4 penyandang autisme. Tetapi sekarang terjadi peningkatan
jumlah penyandang autisme sampai lebih kurang 15-20 per 10.000 anak.
Jika angka kelahiran pertahun di Indonesia 4,6 juta anak, maka jumlah

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

penyandang autisme pertahun akan bertambah dengan 0,15% yaitu 6900


anak.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian autis ?
2. Apa penyebab dan karakteristik anak autis ?
3. Apa saja penangan untuk anak autis ?
4. Apa peran fisioterapi pada anak autis ?
C. Tujuan
Untuk

BAB II
KERANGAKA TEORI
A. Pengertian
Autis berasal dari kataauto yang artinya sendiri. Istilah ini dipakai
karena mereka yang mengidap gejala autisme seringkali memang terlihat
seperti orang yang hidup sendiri. Mereka seolah-olah hidup di dunianya
sendiri dan terlepas dari kontak sosial yang ada disekitarnya. Autisme
merupakan salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa
sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf tertentu yang
1 Mohamad sugiarmin plb upi (jurnal individu dengan gangguan autisme)

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

menyebabkan funsi otak tidak bekerja secara normal sehingga


mempengaruhi

tumbuh

kembang,

kemampuan

komunikasi,

dan

kemampuan interaksi sosialnya.2


Kata autistik diambil dari kata Yunani, autos = aku, yaitu seluruh
sikap anak yang mengarah pada dunianya sendiri. Istilah autistik
menunjukkan suatu gejala psikologis yang unik dan menonjol, yakni
mengacuhkan suara, penglihatan atau kejadian-kejadian yang melibatkan
dirinya.3
Autis berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri dan isme
yang berarti suatu aliran. Berarti autisme adalah suatu paham yang tertarik
hanya pada dunianya sendiri. Autis adalah suatu gangguan perkembangan
yang komplek menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktifitas
imajinasi, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku, dan emosi.4

Autis adalah gangguan perkembangan berat yang antara lain


mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi
(berhubungan) dengan orang lain. Penyandang autis tidak dapat
berhubungan dengan orang lain secara berarti karena antara lain
ketidakmampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal.5
B. Etiologi (Penyebab Autis )
Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab
tunggal timbulnya gangguan autis. Namun demikian ada beberapa faktor

2 (Sunu, 2012).
3 (Pieter, dkk., 2011)
4 (Jurnal: Malik, dkk., 2010).

5 (Jurnal: Habiburrohman, 2011).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

yang dapat menjadi penyebab timbulnya autis berdasarkan beberapa hasil


penelitian:
1. Faktor Psikologis dan Keluarga
Faktor-faktor psikologis yang dapat menyebabkan gangguan autis
adalah ketidaksadaran dan ketidakpahaman akan eksistensi diri yang
sebenarnya berbeda dengan orang lain, tidak memiliki percaya diri pada
kekuatan dan potensinya, sikap menarik diri dari situasi sosial, pandangan
dunia luar yang terlalu sempit, disabilitas kognitif (keterlambatan
kognitif), kegagalan dalam relasi sosial, ketidakmampuan berbahasa,
rendahnya kosep diri dan perilaku yang tidak lazim6
Beberapa ahli (Kanner dan Bruno Bettelhem) menganggap autisme
sebagai akibat hubungan yang dingin, tidak akrab antara orang tua (ibu)
dan anak. Demikian juga dikatakan, orang tua atau pengasuh yang
emosional, kaku, obsesif, tidak hangat bahkan dingin dapat menyebabkan
anak asuhnya menjadi autistik7
2. Faktor Biologis
a. Faktor genetik
Yaitu keluarga yang terdapat anak autis memiliki resiko lebih
tinggi dibanding populasi keluarga normal. Hal ini didasarkan pada
pewarisan

sifat-sifat

induk

melalui

kromosom.

Manusia

normal

mengandung 46 kromosom, atau dapat dikatakan 23 kromosom dari lakilaki dan 23 kromosom dari perempuan. Sedangkan kromosom manusia
yang tidak normal memiliki 45 atau 47 buah kromosom. Kromosom yang
tidak normal inilah yang membawa sifat keturunan gangguan mental.
Kromosom sendiri terbagi menjadi dua, yaitu kromosom sek yang
terdiri dari satu pasang kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
kromosom otomos yang merupakan kromosom pasangan pertama sampai
pasangan ke-22 yang mewarisi sifat-sifat induknya seperti bentuk badan,
warna kulit, intelegensi, bakat-bakat khusus dan juga gangguan mental.8
6 (Pieter, dkk., 2011).
7 (Jurnal: Pertiwi, 2013).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Menurut para peneliti, faktor genetik memegang peranan kuat sebagai


penyebab autis karena manusia banyak mengalami mutasi genetik akibat
dari cara hidup yang semakin modern seperti penggunaan zat kimia
dalam kehidupan sehari-hari, dan faktor udara yang semakin terpolusi9.
Hasil penelitian lain menemukan bahwa gangguan autistik lebih banyak
ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan,
yakni sekitar 3-5 lebih banyak pada anak laki-laki. Namun tingkat
keparahannya lebih banyak terjadi pada anak perempuan, apalagi jika
memiliki riwayat keluarga autistik. Sementara penelitian10menemukan
bahwa gangguan autis memiliki komponen genetik dari keluarga yang
memiliki anak autis berkisar 3-5%. Hasil penelitian pada anak kembar
ternyata ditemukan bahwa adanya kesesuaian gen gangguan autis pada
anak kembar monozigotik dengan angka kontribusi diperkirakan sekitar
36%11.
b. Pre Natal
Beberapa faktor yang dapat memicu munculnya autis pada masa
kehamilan terjadi pada masa kehamilan 0-4 bulan, bisa diakibatkan oleh
polutan logam berat (Pb, Hg, Cd, Al), infeksi (toksoplasma, rubella,
candida, dan sebagainya), zat aditif (pengawet, pewarna dan MSG),
hiperemesis (muntah-muntah berat), perdarahan berat, dan alergi berat.12
1). Lama masa kehamilan
Penelitian yang dilakukan Tommy Movsas dari Michigan State University
menunjukkan bahwa bayi yang lahir prematur (sebelum usia kandungan
cukup bulan) mempunyai risiko tinggi mengidap autis. Demikian juga jika
8 (Jurnal: Setyawan, 2010).
9 (Maulana, 2007).
10(Cook 2001)
11(Pieter, dkk., 2011).
12 (Sunu, 2012).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

lahirnya lebih lama dari masa kehamilan normal, risiko mengidap autis
juga sama tinggi13.
Usia kehamilan normal pada ibu hamil yaitu 37-42 minggu. Sedangkan
kehamilan yang lebih dari 42 minggu disebut sebagai kehamilan lewat
waktu (postterm), dan disebut kehamilan preterm jika usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Biasanya bayi yang lahir prematur akan mudah
terserang penyakit, yaitu penyakit kuning. Disebut kehamilan preterm jika
usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Hal ini berdampak pada bayi
dimana kekebalan tubuh bayi masih lemah karena fungsi organ tubuhnya
belum terbentuk sempurna, sehingga perkembangan bayi terganggu. 14
2) . Obesitas
Menurut Paula Krakowiak, epidemiolog dari UC Davis MIND
Institute, penelitian terbaru yang dilakukan para ilmuwan yang berafiliasi
dengan UC Davis MIND Institute menemukan bahwa ibu yang obesitas
beresiko 67% lebih besar melahirkan anak yang menyandang autis. 15
Menurut dr. Suririnah, bahwa selama kehamilan, ibu hamil perlu
untuk bertambah berat badan.16 Berat badan wanita hamil akan mengalami
kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg. Metode yang biasa digunakan adalah BMI
(Body Mass Index). Kenaikan berat badan terlalu banyak ditemukan pada
kasus preeklampsi dan eklampsi (Rukiyah, dkk., 2009). Hal ini
berhubungan dengan hipertensi pada kehamilan yang dapat dengan cepat
menimbulkan oliguria dan disfungsi ginjal. Sehingga prognosis pada bayi
dan ibunya menjadi serius17.
13 (Pramudiarja, 2013).
14 (Hartati, 2010).
15 (Kompas.com).
16(Hartati, 2010).
17 (Solikhah, 2011).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

3). Diabetes
Selain obesitas, hasil penelitian para ilmuwan yang berafiliasi dengan
UC Davis MIND Institue juga menemukan bahwa penderita diabetes
berisiko 2,3 kali lebih besar memiliki anak dengan gangguan
perkembangan dibandingkan ibu dengan kondisi sehat. Namun, proporsi
ibu dengan diabetes yang memiliki anak autis lebih tinggi daripada ibu
yang sehat, meski secara statistik tidak terlalu signifikan. Studi ini juga
menemukan, anak penyandang autis dari ibu penderita diabetes lebih
mungkin mengalami kecacatan (rendahnya pemahaman bahasa dan
komunikasi) daripada anak autis yang lahir dari ibu yang sehat. Namun,
anak-anak tanpa autis yang lahir dari ibu penderita diabetes juga rentan
mengalami gangguan sosialisasi jika dibandingkan dengan anak tanpa
autis dari ibu yang sehat18.
Menurut peneliti, pada ibu penderita diabetes dan kemungkinan kondisi
pra-diabetes di masa kehamilan, pengaturan glukosa menjadi sulit diatur
sehingga meningkatkan produksi insulin pada janin. Produksi insulin yang
tinggi membuat kebutuhan akan oksigen menjadi lebih besar, akibatnya
suplai oksigen bagi janin menjadi berkurang. (Kompas.com) Kejadian
diabetes pada ibu hamil bisa didapat saat hamil atau sebelumnya memang
memiliki kadar gula yang tinggi. (Solikhah, 2011)
Beberapa pengaruh penyakit diabetes terhadap janin atau bayi:
(a) Bayi berisiko mengalami kelainan jiwa
(b) Bayi berisiko mengidap penyakit gula
(c) Bayi berisiko mengalami cacat bawaan
(d) Kematian janin dalam rahim (> ke-36) dan lahir mati
(e) Bayi dengan dismaturitas
4) . Perdarahan selama masa kehamilan
Perdarahan selama kehamilan sering bersumber dari placenta
complication

yang

menyebabkan

gangguan

perkembangan

otak.

Perdarahan pada awal kehamilan berkaitan dengan kelahiran prematur dan


18 (Kompas.com).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

memiliki berat bayi yang rendah, dimana kondisi ini sangat rentan
terjadinya autis. Dalam periode neonatus, anak autis mempunyai insiden
yang tinggi untuk mengalami sindrom gawat pernapasan dan anemia
neonatus. Beberapa komplikasi yang timbul pada neonatus mempengaruhi
kondisi fisik bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan kelahiran,
maka hal yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah pada otak
dan oksigen ke seluruh tubuh. Dan organ yang paling sensitif terkena autis
adalah otak.19
Pada awal kehamilan, perdarahan abnormal adalah merah, banyak, atau
perdarahan dengan rasa nyeri20 Sedangkan, pada kehamilan lanjut
perdarahan yang berbahaya antara 24-28 minggu. Hal ini dikarenakan sifat
perdarahan yang cepat dan banyak yang berasal dari gangguan pada
plasenta (Dewi, 2011). Apabila diagnosa klinik dapat ditegakkan, itu berarti
perdarahan telah terjadi sekurang-kurangnya 500 ml.
5) . Usia orang tua saat hamil
Menurut Alycia Halladay, Direktur Riset Studi Lingkungan Autism
Speaks, makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si
anak menderita autis. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010
menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki
anak autisme dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29 tahun. Hal
ini diduga karena terjadinya faktor mutasi gen (Kompas.com).
Terlalu tua untuk hamil (usia diatas 35 tahun) bisa jadi berakibat
pada persalinan, yaitu persalinan memakan waktu cukup lama, disertai
perdarahan dan risiko cacat bawaan. Sedangkan hamil di bawah usia 20
tahun bisa berakibat kesulitan dalam melahirkan dan keracunan saat hamil
(Hartati, 2010).

c. Zat-zat aditif yang mencemari otak anak


Menurut Sunu, beberapa faktor yang berpotensi menjadi penyebab
autis pada anak antara lain seperti:
19 (Pieter, dkk., 2011).
20 (Asrinah, 2010).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

1) Asupan MSG (Mono Sodium Glutamat)


2) Protein tepung terigu (gluten), dan protein susu sapi (kasein)
3) Zat perwarna
4) Bahan pengawet
5) Polutan logam berat.
Dari hasil tes pada darah dan rambut beberapa anak autis
ditemukan kandungan logam berat dan beracun seperti arsenik, antimoni,
kadmium (Cd), air raksa (Hg), atau timbal (Pb). Diduga kemampuan
tubuh anak autis tidak mampu melakukan sekresi terhadap logam berat
akibat masalah yang sifatnya genetik.
6) Bahkan beberapa ahli juga berpendapat bahwa jenis imunisasi
seperti MRR (Mump, Measles, and Rubbella) dan hepatitis B pada bayi
dapat juga menjadi pemicu munculnya autisme, meskipun hal ini masih
menjadi perdebatan21. Selama ini pemberian vaksin kombinasi three in
one, yakni vaksin campak, gondok, dan rubela (MMR) dan vaksin
hepatitis B masih dianggap sebagai vaksin penyelamat manusia. Akan
tetapi, dari data-data patologis ditemukan bahwa vaksin MMR juga
dianggap

bisa

memberikan

kontribusi

pada

pembentukan

autis.

Diperkirakan vaksin ini mengandung zat pengawet22


d. Neurobiologis
Dari data prevalensi menunjukkan bahwa tiga dari empat penderita
autis memiliki kecenderungan retradasi mental dengan tingkat estimasi
antara 30%-70%, sehingga penderita autis memperlihatkan abnormalitas
neurobiologis, seperti kekakuan gerakan tubuh dan cara berjalan yang
abnormal. Hasil CATSCAN (Computer Assisted Axial Tomography) dan
MRI (Magnetic Resonance Imaging) menemukan adanya abnormalitas
cerebellum pada penderita autis. Penemuan ini diperkuat oleh penelitian
Courchesne (1991) yang menemukan adanya keterkaitan abnormalitas
otak bagian cerebellum terhadap gangguan autistik (Pieter, dkk., 2011).
21 (Sunu, 2012)
22 (Pieter, dkk., 2011).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

e. Gangguan sistem pencernaan


Kurangnya

enzim

sekretin

diketahui

berhubungan

dengan

munculnya gejala autisme. Kasus semacam ini ditemukan pada seorang


penderita autis bernama Parker Back pada tahun 1997. Selain itu, hasil
pemeriksaan usus anak-anak yang mengalami autis ditemukan adanya
peradangan. Dari hasil penelitian, peradangan ini diketahui disebabkan
oleh virus campak.23
3. Faktor Sosio Kultural
Yaitu faktor yang berlangsung dalam lingkungan hidup (kehidupan
sosial). Faktor ini mempunyai daya dorong terhadap perkembangan
kepribadian anak. Faktor sosio kultural ini juga meliputi objek dalam
masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat tekanan
pada individu sehingga melahirkan berbagai gangguan, seperti suasana
perang dan suasana kehidupan yang diliputi kekerasan, menjadi korban
prasangka dan diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, politik, dan
sebagainya, perubahan sosial dan IPTEK yang sangat cepat.24
C. Karakteristik Autis
Karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah
mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada
kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau
pengasuhnya, ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur. Pada
sebagian kecil lainnya dari individu penyandang autis, perkembangannya
sudah terjadi secara .relatif normal. Pada saat bayi sudah menatap,
mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi
kemudian pada suatu saat sebelum usia 3 tahun ia berhenti berkembang

23 (Sunu, 2012).
24 (Jurnal: Setyawan, 2010).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak tatap mata, berhenti mengoceh,


dan tidak bereaksi terhdap orang lain.
Oleh karena itu kemudian diketahui bahwa seseorang baru
dikatakan mengalami gangguan autisme , jika ia memiliki gangguan
perkembangan dalam tiga aspek yaitu kualitas kemampuan interaksi sosial
dan emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi
timbal balik, dan minat yang terbatas disertai gerakan-gerakan berulang
tanpa tujuan Ciri-ciri tersebut harus sudah terlihat sebelum anak berumur 3
tahun. Mengingat bahwa tiga aspek gangguan perkembangan di atas
terwujud dalam berbagai bentuk yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa
autis sesungguhnya adalah sekumpulan gejala/ciri yang melatar-belakangi
berbagai faktor yang sangat bervariasi, berkaitan satu sama lain dan unik
karena tidak sama untuk masing-masing anak. Dengan demikian, maka
sering ditemukan ciri-ciri yang tumpang tindih dengan beberapa gangguan
perkembangan lain. Gradasi manifestasi gangguan juga sangat lebar antara
yang berat hingga yang ringan. Di satu sisi ada individu yang memiliki
semua gejala, dan di sisi lain ada individu yang memiliki sedikit gejala.
Adapun ciri gangguan pada autisme tersebut adal;ah sebagai berikut:
1. Gangguan dalam komunikasi
a.

Terlambat bicara, tidak ada usaha untuk berkomunikasi dengan gerak


dan mimik.

b. Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain.


c. Sering mengulang apa yang dikatakan orang lain.
d. Meniru kalimat-kalimat iklan atau nyanyian tanpa mengerti.
e. Bicara tidak dipakai untuk komunikasi.

f. Bila kata-kata telah diucapkan, ia tidak mengerti artinya.


g. Tidak memahami pembicaraab orang lain.
h. Menarik tangan orang lain bila menginginkan sesuatu.

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

2. Gangguan dalam interaksi sosial


a. Menghindari atau menolak kontak mata.
b. Tidak mau menengok bila dipanggil.
c. Lebih asik main sendiri.
d. Bila diajak main malah menjauh.
e. Tidak dapat merasakan empati .
3. Gangguan dalam tingkah laku
a. asyik main sendiri.
b. tidak acuh terhadap lingkungan.
c. tidak mau diatur, semaunya.
d. menyakiti diri .
e. melamun, bengong dengan tatapan mata kosong.
f. kelekatan pada benda tertentu .
g. tingkah laku tidak terarah, mondar mandir tanpa tujuan, lari-lari, manjatmanjat, berputar-putar, melompat-lompat, mengepak-ngepak tangan,
berteriak-teriak, berjalan berjinjit-jinjit.
4. Gangguan dalam emosi
a. rasa takut terhadap objek yang sebenarnya tidak menakutkan
b. tertawa, menangis, marah-marah sendiri tanpa sebab
c. tidak dapat mengendalikan emosi; ngamuk bila tidak mendapatkan
keinginannya
5. Gangguan dalam sensoris atau penginderaan
a. menjilat-jilat benda
b. mencium benda-benda atau makanan
c. menutup telinga bila mendengar suara keras dengan nada tertentu
d. tidak suka memakai baju dengan bahan yang kasar
D. Klasifikasi Autis

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Menurut Yatim (2002), klasifikasi anak autis dikelompokkan menjadi


tiga, antar lain:
1. Autis Persepsi
Dianggap autis yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum
lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan
reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak
bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh.
2. Autis Reaksi
Terjadi

karena

beberapa

permasalahan

yang

menimbulkan

kecemasan seperti orangtua meninggal, sakit berat, pindah rumah atau


sekolah dan sebagainya. Autis ini akan memumculkan gerakan-gerakan
tertentu berulang-ulang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul pada
usia lebih besar 6 sampai 7 tahun sebelum anak memasuki tahapan
berpikir logis.
3. Autis yang timbul kemudian
Terjadi setelah anak menginjak usia sekolah, dikarenakan kelainan
jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit
dalam hal pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk
mengubah perilakunya yang sudah melekat.25

BAB III
25 (Pertiwi, 2013).

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

LAPORAN KASUS

I.

II.
III.

KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Anita Fatimah Maharani.
Umur
: 11 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Agama
: Islam
Pekerjaan
:Alamat
: Mojo Laban, Sukoharjo.
No. CM
:DATA MEDIS RUMAH SAKIT
Tidak ada karena pasien tidak di rumah sakit.
SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. KELUHAN UTAMA
-

Paien belum bisa berkonsentrasi ( mata tidak bisa fokus ).

Pasien belum bisa bicara.

Tangan pasien hand clapping.

Adanya spasme otot punggung.

Hipotonus general.

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada saat hamil
usia ibunya 22 tahun. Selama kehamilan tidak ada keluhan apa-apa. Bayi
lahir saat usia kandungan 9 bulan dan lahir normal. Saat anak usia 2 tahun
belum bisa bicara dan asik dengan dunianya sendiri. Dan orang tua dari
pasien tersebut mulai curiga terhadap tumbuh kembang anaknya karena
berbeda dengan anak seusianya. Awalnya ibu pasien menyangka anaknya
hanya seperti ayahnya yang pendiam tetapi lama-lama ibu pasien semakin
curiga dan akhirnya di bawa ke dokter umum. Setelah di bawa ke dokter
ibu ibi pasien disarankan untuk menerapikan anaknya. Saat pasien usia 5
tahun di bawa terapi ke YPAC dan di diagnosa Autis. Terapi
berlangsung sampai pasien 7 tahun. Saat masih terapi, terapi rutin
3x/minggu OT dan TW. Setelah usian 7 tahun dan sampai saat ini usia 11

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

tahun sudah tidak pernah di lakukan terapi lagi. Saat ini pasien belum bisa
bicara, konsentrasi bellum ada, belum bisa menggenggam dengan
kencang, adanya perubahan postur vetebrae, adanya spasme otot dan hand
calpping.
3. STATUS SOSIAL
- Lingkungan tempat tinggal : pasien tingga bersama ibu dan
-

ayahnya serta adiknya.


Aktivitas rekreasi : pasien sering mengisi waktu dengan menonton

tv atau bermain dengan mainannya.


Aktivitas sosialnya : pasien belum bias berinteraksi ataupun

bermain dengan teman sebanyanya.


4. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai penyakkit tersebut.
5. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak ada riwayat penyakit apapun.
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN
- Denyut Nadi : tidak di lakukan karena px hipersensitif.
- Pernafasan : 22kali /menit.
- Temperatur : 36,5 C.
- Tinggi Badan : 150 cm.
- Berat Badan : 45 kg.
2. INSPEKSI/OBSERVASI
Statis
-

Punggung pasien terlihat kifosis.

Mata pasien terlihat yidak fokus.


Dinamis

Kedua tangan pasien terlihat hand clapping.

Pasien nampak belum bisa bicara.

3. PALPASI
-

Adanya Hipotonus general.

Adanya Spasme Otot Punggung.

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

4. PERKUSI
- Tendon bicep
- Tendon trisep
- Tendon radialis
- Tendon patella

: ++
: ++
: ++
: ++

5. AUSKULTASI
Tidak dilakukan karena tidak ada riwayat penyakit jantung ataupun
paru.
6. PEMERIKSAAN GERAK DASAR
a. Gerak Aktif :
AGA
: regio shoulder, elbow, wrist sinistra maupun dextra

mampu bergerak aktif dan full ROM.


AGB
: regio hip, knee, ankle sinistra maupun dextra
bergerak aktif dan full ROM.

b. Gerak pasif :
AGA
: regio shoulder, elbow, wrist sinistra maupun dextra
mampu bergerak aktif dan full ROM, hard end feel pada

ekstensi elbow.
AGB
: regio hip, knee ankle sinistra maupun dextra

bergerak aktif dan full ROM.


c. Gerak isometrik melawan tahanan :
Semua gerakan bisa dilakukan.
7. MUSCLE TEST

Nilai Otot
Group Otot
Kanan

Kiri

Ekstensor shoulder

Fleksor shoulder

Endorotator shoulder

Eksorotator shoulder

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Adductor shoulder

Abductor shoulder

Ekstensor elbow

Fleksor elbow

Eksorotator wrist

Endorotator wrist

Ekstensor hip

Fleksor hip

Ektensor knee

Fleksor knee

Ekstensor ankle

Fleksor ankle

Ekstensor trunk

Fleksor trunk

Keterangan :
Normal : Subyek bergerak dengan penuh melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal (5)
Good

: Subyek bergerak dengan penuh melawan gravitasi tanpa

melawan tahanan (4)


Fair : Subyek bergerak LGS melawan gravitasi tanpa melawan
tahanan (3)
Poor

: Subyek bergerak dengan LGS penuh tanpa melawan

gravitasi (2)
Frace

: Kontraksi otot bisa dipalpasi tetapi tidak ada pergerakan

sendi (1)
Zero

: Kontraksi otot tidak dapat dipalpasi (0)

8. ANTROPOMETRI TEST
Tidak dilakukan.

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

9. ROM TEST
Tidak dilakukan.
10. PEMERIKSAAN NYERI
Tidak dilakukan karena tidak terdapat nyeri.
11. TEST KOGNITIF, INTRAPERSONAL & INTERPERSONAL
Test kognitif
: Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan

baik.
Test Intrapersonal

dengan baik, dan menghindar saat diterapi.


Test Interpersonal
: Pasien tidak mampu merespon dan tidak

: Pasien tidak dapat mengikuti terapis

bisa berinteraksi dengan orang lain.


12. TEST KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN
AKTIVITAS
Terlampir.
13. PEMERIKSAAN SPESIFIK
Tidak dilakukan.
C. MEKANISME TERJADINYA PERMASALAHAN (UNDERLYING
PROCES)

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini, seorang pasien anak bernama Anita Fatimah Maharani
berusia 11 tahun dengan keluhan berkonsentrasi (mata belum bisa fokus), belum
bisa bicara, dan pasien mengalami hand clapping.
A. Penatalaksanaan fisioterapi
1. Neurosenso Stimulasi
Suatu metode beupa stimulasi sensoris pada receptor taktil ( seluruh
permukaan tubuh ) sebagai pintu utama semua rangsangan / stimulus yang
masuk.
2. Massage
Massage dengan cara manual adalah salah satu cara perawatan tubuh
dengan menggunakan kedua tangan pada bagian kedua tangan pada bagian
telapak tangan maupun jari-jari tangan. Massage bertujuan sebagai
theurapetic.
3.

Brain Gym
Pembaharuan pola bergerak untuk dapat membantu mengoptimalkan
kemampuan belajar anak dengan meningkatkan pengaliran energi
(vitalitas) ke otak. Brain Gym bertujuan untuk mengintregasikan setiap
bagian otak untuk membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup atau
terhambat.

4.

Oral Function Stimulation


Suatu metode intervensi atau terapi untuk menstimulasi atau meningkatkan

kemampuan oral kontrol.


5. Exercise
Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Exercise yang di berikan antara lain : latihan penguatan otot-otot tangan,


latihan penguatan otot punggung, latihan tengkurap dari sisi kanan dan
kiri, latihan duduk dari posisi tengkurap, latihan duduk dari posisi miring,
latihan duduk dari posisi terlentang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Autis adalah kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat
pada dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di dalam
dunianya sendiri. Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi
penyebab tunggal timbulnya gangguan autis. Ciri yang sangat menonjol
adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim
terhadap ibunya atau pengasuhnya, ciri ini semakin jelas dengan
bertambahnya umur. Pada sebagian kecil lainnya dari individu
penyandang autis, perkembangannya sudah terjadi secara .relatif
normal.

Anita Fatimah Maharani usia 11 tahun yang memiliki

permasalahan belum bisa berkonsentrasi (mata tidak bisa fokus), belum bisa
bicara, dan mengalami hand clapping. Dilakukan kunjungan 1 kali dengan
terapi berupa neurosenso stimulasi, massage, brain gym, oral function
stimulation, dan exercise.
B. Saran
1. Untuk orang tua pasien sebaiknya mulai untuk menerapikan pasien
suapaya ada peningkatan pada tumbuh kembangnya.
2. Sebaiknya orang tua lebih memahami tentang pola makan dan asupan
gizi yang baik kusus untuk anak autis .
C. Edukasi
1. Keluarga disarankan untuk aktif melakukan pengulangan apa yang sudah
diajarkan oleh terapis.
2. Keluarga dianjurkan untuk sering mengajak anak bermain dan berbicara.

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Makalah pediatri Penatalaksanaan Fisioterapi pada anak Autis

Anda mungkin juga menyukai