1 Sentralisasi Obat
5.1.1 Pelaksanaan Kegiatan
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Pelaksaan Sentralisasi obat dilaksanakan oleh
perawat yang bertugas dan kepala tim serta kepala ruangan yang terus mengawasi serta mengevaluasi
proses sentralisasi obat.
No
Kegiatan
Rencana
Pelaksanaan
Keterangan
1.
Pengumpulan materi
Kegiatan
Minggu 3
Minggu 3
1.
(1-6
(1-2
September
September
2016)
2016)
3-4
Penyusunan Proposal
September
6.
2016
5 September
Mahfud
Konsultasi dengan bu
2016
6 September
Ike
2016
7-8
form
September
Minggu 4-5
2016
Minggu 4-5
(7-17
(9-17
September
September
2016)
Mahasiswa melakukan
2016)
9-11
September
Implementasi Program
Pengumpulan matari
2.
Penyusunan
3.
Revisian tentang
alur metode
4.
Revisian tentang
1.
Melaksanakan role
2016
sebelum membaur
dengan perawat
ruangan
10.
Melakukan sosialisasi
12-13
prosedur sentralisasi
September
2016
ruangan
Pelaksanaan role play
13-17
September
dilakukan dengan
2016
perawat ruangan
Evaluasi
19, 20, 21
19, 20, 21
September
September
2016
2016
1.
Mengevaluasi
5.1.2 Implementasi
Sentralisasi Obat
10
11
12
13
14
15
Sentralisasi Obat
10
11
12
13
14
15
16
17
Pengumpulan
materi
Penyusunan
Proposal
Konsultasi dengan
pak Mahfud
Konsultasi dengan
bu Ike
Revisian proposal
dan form
Mahasiswa
melakukan role play
sentralisasi obat
secara mandiri
sebelum membaur
dengan perawat
ruangan
Melakukan
sosialisasi prosedur
sentralisasi obat
kepada perawat
ruangan
Pelaksanaan role
play sentralisasi
obat yang dilakukan
dengan perawat
ruangan
Evaluasi
Penjelasan
Sentralisasi obat
dan pengisian
16
17
19
20
21
lembar informed
consent
Dokumentasi nama
dan dosis sesuai
resep
Pengecekan obat
yang diterima dan
pengisisan lembar
serah terima obat
Labelling kotak obat
pasien dengan
nama dan tanggal
lahir
Injeksi obat sambil
menjelaskan
manfaat obat
Meminta tanda
tangan keluarga
pada lembar injeksi
obat
Selama masa pengkajian, tindakan sentralisasi sudah dilakukan namun masih ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan untuk mencapai
sentralisasi obat yang sesuai. Beberapa ketidaksesuaian sentralisasi obat antara yang dijalankan di ruang kemuning-dahlia dengan teori adalah
pelabelan kotak obat yang baru sekedar nama sedangkan secara teori untuk menjaga keamanan klien maka diperlukan nama, tanggal lahir dan
no RM. Penerimaan obat di ruang kemuning-dahlia masih belum ada lembar serah terima obat dimana lembar ini memberikan keamanan bagi
perawat dan keluarga. Selanjutnya, form penginjeksian obat yang selama ini ada di ruang kemuning-dahlia telah tepat dimana terdapat kolom
tanda tangan perawat serta keluarga/pasien, namun selama ini pelaksanaan untuk meminta tanda tangan serta penjelasan fungsi obat masih
belum optimal berjalan. Selama pelaksanaan implementasi pelaksanaan sentralisasi obat telah berjalan 90% hingga akhir masa implementasi.
5.1.3 Evaluasi
a. Struktur
Indikator
Penjelasan
Sentralisasi obat
dan pengisian
informed consent
Dokumentasi nama
obat dan dosis
sesuai resep
Pengecekan obat
yang diterima dan
pengisian lembar
serah terima obat
Labeling kotak
obat dengan nama,
tanggal lahir dan
no RM
Injeksi obat sambil
menjelaskan
manfaat obat
Meminta tanda
tanga pada lembar
injeksi obat
Senin, 19 September
2016
Perawat
Perawat
Kemuning
Kemuning
1
2
Selasa, 20 September
2016
Perawat
Perawat
Kemuning
Kemuning
1
2
Rabu, 21 September
2016
Perawat
Perawat
Kemuning
Kemuning
1
2
Indikator
Senin, 19
September
Selasa, 20
September
Rabu, 21
September
2016
Perawat
Dahlia 1
2016
Perawat
Dahlia 1
2016
Perawat
Dahlia 1
Berdasarkan pada tabel diatas sebanyak 62.5 % perawat mampu melakukan sentralisasi obat sesuai prosedur yang telah disusun. Hasil
yang konstan terus dilaksanakan adalah pendokumentasian nama obat dan dosis serta tanda tangan keluarga dan yang paling jarang
dilaksanakan adalah serah terima obat serta informed consent.
b. Proses
Sentalisasi obat dilakukan oleh perawat pelaksana yang bekerja pada hari itu sesuai shift dan diikuti oleh mahasiswa untuk mengetahui
tindakan mandiri perawat. Jumlah perawat yang telah berhasil di sosialisasi adalah 8 dari 15 perawat.
c. Hasil
9
8
7
6
5
Column2
4
3
2
1
0
Implementasi
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi sentralisasi obat di ruangan kemuning-dahlia pada tanggal 19-21 September 2016 menunjukkan hasil
dimana 5 perawat telah melakukan secara mandiri. sedangkan ketika implementasi ada 8 perawat yang telah disosialisasi dan diberikan
contoh melalui role play.
d. Tindak Lanjut
pelaksanaan informed consent dijadikan satu pada general consent sehingga dilaksanakan pertama kali saat registrasi hendak
rawat inap. Selain itu pemberian label rak obat pasien sebaiknya disediakan dari rumah sakit dalam bentuk stiker print out yang berisi
identitas klien (nama lengkap, tanggal lahir dan nomor RM) sehingga perawat hanya tinggal menempelkan di rak obat klien. Selain
informed consent dan label obat, form injeksi obat sebaiknya di revisi dimana daftar obat oral salep tidak diletakkan di balik halaman.
Pembahasan
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat. Pada saat melakukan pengkajian di ruangan kemuning-dahlia kegiatan sentralisasi obat hanya meliputi dokumentasi
obat sesuai dengan resep, penerimaan tanpa pengecekan obat dan tanpa tanda tangan serah terima obat dan penjelasan injeksi obat.
Berdasarkan Nursalam (2015) prosedur sentralisasi obat memiliki alur yang sistematis yakni adanya informed consent serah terima obat
yang mana berisi penjelasan tentang prosedur sentralisasi obat. Setelah visit dokter, resep didokumentasikan perawat dan diberikan kepada
keluarga untuk ditebus ke depo farmasi, kemudian keluarga menyerahkan obat yang telah ditebus kepada perawat sambil dilakukan pengecekan
obat dan penandatanganan lembarserah terima obat. Pelabelan kotak obat perlu memperatikan identitas klien (nama lengkap, tanggal lahir, dan
no RM). Penginjeksian obat ke klien sebelumnya diperlukan adanya penjelasan nama obat, fungsi dan efek samping yang mungkin muncul serta
meminta tanda tangan bukti pemberian obat.
Sosialisasi mengenai sentralisasi obat dilaksanakan bersama dengan kepala tim kedua ruangan dan perawat yang bertugas. Kegiatan
sosialisasi dimulai dengan penjelasan tentang prosedur sentralisasi obat kemudian dilakukan role play oleh mahasiswa bersama dengan perawat
dalam menjalankan sentralisasi obat. Hasilnya terdapat 8 perawat yang berhasil disosialisasi mengenai sentralisasi obat, namun pada saat
evaluasi dilaksanakan perawat yang di sosialisasi sebagian besar sedang tidak bertugas.
Evaluasi dari prosedur sentralisasi obat yang telah disusun didapatkan hasil sebanyak % yang melakukan sesuai dengan prosedur.
Kesibukan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan menjadi hambatan dalam pelaksanaan sentralisasi obat terutama dalam hal
pengisian informed consent dan lembar serah terima obat yang masih merupakan hal yang baru bagi mereka.