PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan teologi dimulai pada masa pemerintahan Usman dan Ali,
yaitu disaat terjadinya pergolakan-pergolakan politik di kalangan umat
Islam. Perjuangan politik untuk merebut kekuasaan selalu dibingkai dengan
ajaran agama, sebagai payung pelindung. Baik bagi kelompok yang
menang demi untuk mempertahankan kekuasaannya, maupun kelompok
yang kalah untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Dari sini dapat
dikatakan mahzab-mahzab fikih dan aliran-aliran teologi dalam Islam lahir
dari konflik politik yang terjadi di kalangan umat Islam sendri, untuk
kepentingan dan mendukung politik masing-masing kelompok, ulama dari
kedua kelompok pun memproduksi hadits-hadits palsu dan menyampaikan
fatwa-fatwa keberpihakan.
Adanya keterpihakan kelompok pada pertentangan tentang Ali bin
Abi Thalib, memunculkan kelompok lainnya yang menentang dan
beroposisi terhadapnya. Begitu pula terdapat orang-orang yang netral, baik
karena mereka menganggap perang saudara ini sebagai suatu fitnah
(bencana) lalu mereka berdiam diri, atau mereka bimbang untuk
menetapkan haq dan kebenaran pada kelompok yang ini atau itu.1
Aliran Murjiah adalah aliran Islam yang muncul dari golongan
yang tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang
bertolak belakang dengan Khawarij. Pengertian murjiah sendiri ialah
penanggulangan vonis hukuman atas perbuatan seseorang sampai di
pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak mengkafirkan seorang
Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman
terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT, sehingga seorang
1 Abul Ala Al-Maududi. Khalifah dan Kerajaan, Penerbit Kharisma, Bandung,
2007. Hal: 253
Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap diakui sebagai
muslim dan punya harapan untuk bertobat.
Murjiah, baik sebagai kelompok politik maupun teologis,
diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculan syiah dan khawarij. 2
Pada mulanya kaum Murjiah merupakan golongan yang tidak mau turut
campur dalam pertentangan-pertentangan yang terjadi ketika itu dan
menyerahakn penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang
bertentangan itu kepada Tuhan.3
Lebih lanjut kelompok ini menganggap bahwasanya pembunuhan
dan pertumpahan darah yang terjadi di kalangan kaum muslimin sebagai
suatu kejahatan yang besar. Namun mereka menolak menimpakan
kesalahan kepada salah satu di antara kedua kelompok yang saling
berperang.4
Pada mulanya kaum Murjiah ditimbulkan oleh persoalan politik,
tegasnya persoalan khalifah yang membawa perpecahan di kalangan umat
Islam setelah Usman bin Affan mati terbunuh. Munculnya permasalahan
ini perlahan-lahan menjadi permasalahan tentang ketuhanan. Oleh karena
itu, akan membahas tentang Murjiah dan perkembangan pemikirannya
dalam mewarnai pemahaman ketuhanan dalam Agama Islam.
Awal Kemunculan Kelompok Murjiah dibagi menjadi 2 sebab
yaitu:
1. Permasalahan Politik
Ketika terjadi pertikaian antara Ali dan Muawiyah, dilakukankanlah
tahkim (arbitrase)
syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu, orang
tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.11
Pandangan golongan ini dapat dilihat terlihat dari kata Murjiah
itu sendiri yang berasal dari kata arjaa
menagguhkan,
mengakhirkan
dan
memberikan
pengharapan.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ajaran pokok Murjiah
3. Untuk mengetahui Sekte-sekte yang ada pada aliran Murjiah dan
ajarannya masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ajaran Pokok Murjiah
Ajaran pokok Murji'ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau
doktrin irja' atau arja'a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik
persoalan politik maupun persoalan teologis. Dibidang politik, dokrin irja'
diimplementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok, yang hampir
selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok
Murji'ah di kenal pula dengan The Queitists (kelompok bungkam). Sikap
ini akhirnya berimplikasi jauh sehingga membuat Murji'ah selalu diam
dalam persoalan politik.
Secara umum kelompok Murji'ah menyusun teori-teori keagarnaan
yang independen, sebagai dasar gerakannya, yang intisarinya sebagai
berikut :
1. Iman adalah cukup dengan mengakui dan percaya kepada Allah dan
Rasulnya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan sesuatu
keharusan bagai adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap
dianggap sebagai mukmin walaupun ia meninggalkan apa yang
difardhukan kepadanya dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar.
dan
perbuatan-perbuatan
seseorang
tidak
mesti
mengandung arti bahwa ia tidak memiliki iman. Yang penting ialah iman
yang ada dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan- perbuatan
tidak merusak iman seseorang.
Beberapa pendapat mengenai ajaran teologis aliran Murjiah
W. Montgomery Watt merinci ajaran (doktrin) teologis Murji'ah sebagai
1.
berikut :
Penangguhan keputusan Ali dan Mu'awiyah hingga Allah
2.
memutuskannya di akhirat.
Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam
3.
4.
1.
2.
3.
4.
berdosa besar.
Menyerahkan meletakkan iman dari pada amal.
Memberikan pengaharapan kepada muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
Abu A'la Al-Maturidi menyebutkan 2 dokrin pokok perihal ajaran
1.
Murji'ah, yaitu :
Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul saja. Adapun amal
tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan
hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan
perbuatan yang difardukan dan melakukan dosa besar.
Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati,
setiap maksiat tidak dapat mendatangkan mudarat atau gagasan atas
seseorang. Untuk rnendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya
dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah
tauhid.
Sedangkan doktrin pemikiran Murji'ah yang lain, seperti batasan
kufur, para pengikut Murji'ah terpecah menjadi beberapa golongan. Secara
garis besar pemikiran dapat dijelaskan menurut kelompok Jahamiyah:
bahwa kufur merupakan sesuatu hal yang berkenaan dengan hati apapun,
dimana hati tidak mengenal (jahl) terhadap Allah SWT.
Pada golongan yang lainnya, menyatakan bahwa kufur itu
merupakan banyak hal yang berkenaan dengan hati ataupun selainnya,
misalnya tidak mengenal (jahl) tahadap Allah SWT, membenci dan
sombong kepadanya, mendustakan Allah dan rasul-Nya sepenuh hati dan
secara lisan, begitu pula membangkang terhadap-Nya, mengingkari-Nya.,
melawan-Nya, menyepelekan Allah dan dan rasulnya, tidak mengakui
Allah itu Esa dan menganggap-Nya lebih dari satu. Karena itu mereka pun
menganggap bisa saja terjadi kekufuran tersebut baik dengan hati maupun
lisan, tetapi bukan dengan perbuatan dan begitupun dengan iman.
Mereka beranggapan bahwa seseorang yang membunuh ataupun
menyakiti Nabi dengan tidak karena mengingkarinya, tetapi hanya karena
membunuh ataupun menyakiti semata niscaya dia tidaklah disebut kufur.
Tetapi, kalau seseorang mengahalalkan sesuatu yang diharamkan Allah,
rasul-Nya dan juga orang-orang muslim, niscaya diapun disebut kufur.
Dibidang politik, doktrin irja' diimplementasikan dengan sikap
politik netral atau nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap
diam. Oleh karena itu kelompok Murji'ah dikenal pula dengan The
Queitists (kaum bungkam). Sikap ini akhirnya berimplikasi jauh sehingga
membuat Murji'ah selalu diam dalam persoalan politik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemunculan aliran Murji'ah dalam sejarah perkembangan ilmu
teologi dalam Islam, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan politik
pada masa itu, yang dimulai daripertentangan Ali bin Abi Thalib dengan
Mu'awiyah. Aliran Murji'ah merupakan aliran yang berusaha bersikap
netral atau nonblok dalam proses pertentangan yang terjadi antara kaum
Khawarij dengan kaum Syi'ah yang telah masuk pada permasalahan kafir
mengkafirkan.
Dan dalam perkembangannya Murji'ah ikut memberikan tanggapan
dalam permasalahan ketentuan Tuhan dalam menetapkan seseorang telah
keluar Islam atau masih mukmin. Tipe pemikiran yang dikembangkan oleh
kaum Murji'ah adalah bahwa penentuan seseorang telah keluar dari Islam
tidak bisa ditentukan oleh manusia tapi di tangguhkan sampai nanti di
akhirat. Pembagian golongan Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh
persoalan politik, yaitu persoalan khilafah (kekhalifahan). Setelah
terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, umat Islam terpecah kedalam dua
kelompok besar, yaitu kelompok Ali dan Muawiyah. Kelompok Ali lalu
terpecah pula kedalam dua golongan, yaitu golongan yang setia membela
Ali (disebut Syiah) dan golongan yang keluar dari barisan Ali (disebut
Khawarij). Ketika berhasil mengungguli dua kelompok lainnya, yaitu
Syiah dan Khawarij, dalam merebut kekuasaan, kelompok Muawiyah lalu
membentuk Dinasti Umayyah. Syiah dan Khawarij bersama-sama
menentang kekuasaannya. Syiah menentang Muawiyah karena menuduh
Muawiyah
merebut
kekuasaan
yang
seharusnya
milik Ali
dan
B. Saran
Umumnya orang berpikir, apabila mempelajari ilmu kalam itu akan
menyebabkan seseorang menjadi sesat padahal mempelajari pemikiran
kalam sangat diperlukan untuk menambah wawasan kita terhadap agama
yang kita anut sehingga menambah keyakinan kita akan agama kita.
Oleh karena itu, menurut kami janganlah mudah terpengaruh
terhadap pemikiran-pemikiran yang baru kita ketahui, apalagi pemikiran
tersebut keluar dari pokok-pokok ajaran Islam (Al-Quran dan Al-Hadist).
Di sarankan kepada pembaca, supaya lebih memahami tentang
Kalam Murjiah agar lebih baik mencari referensi lain selain makalah ini.
Karena makalah ini jauh dari kata sempurna untuk dijadikan sebuah buku
pedoman dalam sistem pembelajaran dan penulis mengharapkan saran dan
kritik dari bapak dosen untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asy'ari, Abul Hasan Isma'il. 1998. Prinsip-Prinsip Dasar Aliran Teologi
Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Al-Maududi, Abul A'la. 2007. Khilafah dan Kerajaan Bandung: Penerbit '
Kharisma. Penerjemah: Muhammad Al-baqir.
Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa
Perbandingan. Jakarta: UI-Press
Syalabi, A. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid II. Jakarta: PT. Pustaka
A1-Husa baru.
Nata, Abuddin. 1995. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tassawuf. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihan. 2007. Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka
Setia.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbilalamin. Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas
Rahmat dan HidayahNya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang
Murjiah dan Pokok-Pokok Ajarannya sebagai tugas dari mata kuliah Sejaran
Pemikiran Islam. Makalah ini akan dipresentasikan di depan dosen mata kuliah
dan teman-teman mahasiswa pascasarjana lainnya.
Makalah ini terdiri dari tiga bab 1 : Pendahuluan tercakup latar belakang,
rumusan masalah dan tujuan penulisan, bab II : Pembahasan tercakup Ajaran
Pokok Murjiah dan Sekte-sekte beserta ajarannya masing-masing, dan bab III :
Penutup tercakup kesimpulan dan saran.
Mengingat penyusun makalah ini adalah manusia biasa yang memiliki
berbagai kekurangan tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis berharap saran perbaikan dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi penulis, Amiin.
Wassalam,
Penulis
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sebagai Bahan Presentasi
Pada Tugas Sejarah Pemikiran Islam Pada Program
Pascasarjana Universitas Islam Makassar
OLEH :
HARDIANA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)
2016