Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan Prinsip Pengolahan Makanan Prinsip Penyimpanan Makanan Prinsip Pengangkutan Makanan Prinsip Penyajian Makanan
Sumber: (Buku Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Sanitasi Makanan)
Dalam praktik pemeriksaan jajanan sekolah di SD Negeri 1 Pasirkaliki Cimahi, kami menemukan warung yang ramai dikunjungi oleh para siswa yang letaknya tepat berada di depan sekolah. Jajanan yang disajikan di warung tersebut yaitu gorengan dan mie rebus. Ketika kami mengunjungi warung tersebut banyak hal-hal yang mencengangkan mulai dari proses pemilahan bahan makanan hingga proses penyajian makanannya. Prinsip Pemilihan Bahan Makanan Pada saat pemilahan bahan makanan, penjamah makanan /pedagang menggunakan bahan makanan yang digunakan berwarna mencolok seperti halnya cipuk yang akan digoreng memiliki warna merah menyala, saus yang digunakannya berwarna oranye mencolok, basreng berwarna putih tidak alami, minyak yang digunakannya pun dipakai berulang kali dan tidak ditutup, selain itu air yang digunakan dalam proses merebus mie instan digunakan berulang kali meskipun air itu sudah terlihat keruh dan kotor. Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan Pada proses penyimpanan bahan makanan, penjamah makanan menyimpan bahan makanan dalam keadaan terbuka sehingga tidak terhindar dari vektor, sumber pencemar dan bahan-bahan berbahaya. Bahan makanan pun disimpan berdekatan dengan sampah-sampah yang berserakan bekas proses pengolahan makanan. Selain itu lap tangan yang digunakan oleh penjamah makanan digunakan berulang kali dan penyimpanan bahan makanan disatukan dengan makanan yang jadi.
Prinsip Pengolahan Makanan
Pada saat pengolahan makanan, penjamah makanan mengolah makanan tersebut ditempat terbuka, yaitu di warung yang sekaligus menjadi tempat untuk menyajikan makanan. Selain itu, lingkungan di sekitar tempat pengolahan makanan pun sangat kotor karena makanan diolah berdekatan dengan tempat sampah. Sehingga makanan yang diolah tidak bisa terhindar dari sumber pencemar seperti debu dan mikroba. Sumber pencemar itulah yang beresiko menimbulkan penyakit diare bagi konsumen, karena tidak menutup kemungkinan bahwa bakteri penyebab diare terdapat pada sumber pencemar tersebut. Prinsip Penyimpanan Makanan Makanan yang telah diolah sebelumnya disimpan tanpa mengunakan penutup makanan dan disimpan di tempat yang terbuka serta disatukan dengan . Sehingga, makanan tersebut bisa tercemar olah berbagai sumber pencemar yang ada disekitar tempat penyimpanan makanan. Hal inilah yang akan berisiko meyebabkan penyakit diare. Prinsip Pengangkutan Makanan Pedagang tersebut menjajakan makanan olahannya di warung yang sifatnya permanen, sehingga prinsip pengangkutan makanan tidak masuk dalam observasi ini. Prinsip Penyajian Makanan Tempat penyajian makanan tidak memakai penutup untuk melindungi makanan yag telah disajikan tersebut sehingga makanan tidak terhindar dan dapat terkontaminasi oleh berbagai sumber pencemar (seperti: debu dan mikroba). Sehingga hal ini dapat memicu penyakit diare bagi para konsumennya. Personal Hygiene dari Penjamah Makanan Pada saat mengolah makanan, pedagang tidak mencuci tangannya terlebih dahulu ketika mengolah makanan satu dengan yang lainnya. Selain itu, kondisi fisik (kukunya) tidak dalam keadaan bersih walaupun kuku sang pedagang tersebut pendek. Ketika melayani konsumen, pedagang berbicara kepada konsumennya sambil mengolah makanan. 3 hal tadi yang telah dipaparkan bisa memicu terjadinya penyakit diare yang akan menyerang kepada para kosumen dari makanan tersebut. Kesimpulan Berdasarkan observasi yang dilakukan, mie rebus dan gorengan yang dijajakan penjamah makanan yang berjualan di depan SD Negeri 1 Pasirkaliki masih layak dikonsumsi, tetapi jajanan tersebut berisiko tinggi menimbulkan penyakit diare, karena saat pemilihan bahan makanan hingga penyajian makanan serta personal hygiene penjamah masih jauh dari kelayakan.