Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN SEJARAH


Dosen Pengampu : Dr. Nina Zulida Situmorang, M.Si

Disusun oleh :
Yoanna Febrianita Ruslim
(1607044014)

PROGRAM PASCASARJANA PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI SAINS
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA 2016

A. Kepribadian dan Individual


1. Pengertian
Secara bahasa ada beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kepribadian, diantaranya mentality yaitu situasi mental yang dihubungkan
dengan kegiatan mental, personalityyaitu sebuah totalitas karakter personal,
individualityyaitu berarti sifat khas yang menyebabkan seseorang berbeda satu
dengan yang lain, identity yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifatsifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Jalaludin, 1996).
Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality, berasal dari
bahasa Latin yaitu prosopon atau persona yang berarti topeng yang digunakan
oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Para artis bertingkah
laku sesuai dengan topeng yang mereka pakai seolah-olah topeng itu mewakili
ciri keperibadian tertentu. Jadi konsep awal pengertian kepribadian atau
personality pada masyarakat awam adalah tingkah laku yang ditampakan pada
lingkungan sosial dan kesan mengenai diri agar dapat ditangkap oleh lingkungan
sosial (Alwisol, 2007)..
Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena
hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya
selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif
(menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai baik
atau buruk karena bersifat netral (Alwisol, 2007).
Dalam Rita dan Richard (1993) dikatakan kepribadian itu memiliki banyak arti,
sehingga boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah
sejumlah dengan orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya

perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Namun


Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola prilaku dan cara berpikir yang khas,
yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan`
Untuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi digunakan teori dari George
Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu
dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon
Allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku
individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut
Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara
khas. Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri
dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Tingkah laku, menurut Freud, tidak
lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian
tersebut (Rita dan Richard, 1993).

2. Teori Psikodinamika
Psikodinamik merupakan salah satu pendekatan yang cukup tua, tentu saja salah
satunya disebabkan karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang pertama
muncul dalam dunia psikologi. Pendekatan psikodinamik ini berasumsi bahwa
masalah-masalah si pasien disebabkan oleh tekanan psikologis antara alam bawah
sadar dan kenyataan yang ada dalam kehidupan individu. Pendekatan ini

dipelopori oleh Freud, dimana ajarannya pun menjadi konsep utama dari terapi
psikodinamika (Alwisol, 2005).
Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi
nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar
yang kemudian ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan
teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler, serta tokoh-tokoh
lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan.
Teori psikodinamika berkembang cepat dan luas karena masyarakat luas terbiasa
memandang gangguan tingkah laku sebagai penyakit. Ada beberapa teori
kepribadian yang termasuk teori psikodinamika, yaitu : psikoanalisis, psikologi
individual, psikologi analitis, dan neo freudianisme. Berikut ini dikemukakan
pokok-pokok dari teori psikoanalisis, psikologi individual, dan psikologi analitis
(Alwisol, 2005).
a. Struktur Kepribadian
Menurut Freud kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sampai
dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga
unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model
struktural yang lain, yaitu Das Es (Id), Das Ich(Ego), dan Das Ueber Ich
(Super Ego). Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi
melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya (Awisol,
2005).
1) Das Es (Id)

Id adalah sesuatu yang primitive/purba, khas, dan tidak terakses oleh alam
sadar, tidak dapat diubah, amoral, tidak logis, tidak terorganisasikan dan
selalu dipenuhi energy yang diterimanya dari dorongan-dorongan dasar
menuju pemuasan prinsip kesenangan. Id adalah sistem kepribadian yang
asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan
superego.
2) Das Ich (Ego)
Ego atau I (sang aku), adalah satu-satunya wilayah jiwa yang
berhubungan dengan realitas. Ia tumbuh dari id selama masa bayi dan
menjadi satu-satunya sumber komunikasi seseorang dengan dunia
eksternal. Dia diatur oleh prinsip realitas yang berusah menjadi substitusi
bagi prinsip kesenangan id. Karena dia sebagian sadar, sebagian ambang
sadar, dan sebagian bawah sadar, ego dapat membuat keputusan dari
masing-masing dari ketiga tingkatan mental ini.
3) Das Ueber Ich (Super Ego)
Ada dua aspek superego: pertama adalah nurani (conscience), yang
merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan. Sementara yang
kedua disebut ego ideal. Ego ideal berasal dari pujuan-pujian dan cotohcontoh positif yang diberikan kepada anak-anak. Freud melihat
kepribadian seperti suatu gunung es; kebanyakan kepribadian terdapat
dibawah tingkat kesadaran kita, sama seperti bagian terbesar dari suatu
gunung es yang terdapat dibawah gunung es, bagaimana Ego mengatasi
konflik antara tuntutan realitas, keinginan id, dan hambatan superego.
b. Dinamika Keperibadian
1) Distribusi Energi

Freud menyatakan bahwa energi yang ada pada individu berasal dari
sumber yang sama yaitu makanan yang dikonsumsi. Energi manusia
dibedakan hanya dari penggunaannya, energi untuk aktivitas fisik disebut
energi fisik, dan energi yang digunakan untuk aktivitas psikis disebut
energy psikis. Menurut Freud jumlah energy itu terbatas sehingga terjadi
semacam persaingan di antara ketiga aspek kepribadian untuk memperoleh
dan menggunakannya. Jika salah satu aspek banyak menggunakan energi
maka aspek kepribadian yang lain menjadi lemah (Koeswara, 1991).
2) Mekanisme Pertahanan Ego
Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah
mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut ini 7 macam
mekanisme pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai
(Koeswara, 1991).
a) Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan
kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi
penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidak sadaran.
b) Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan
menyesuaikan dorongan primitif das es yang menjadi penyebab
kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan
bahkan dihargai oleh masyarakat.

c) Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang


menimbulkan kecemasan kepada orang lain.
d) Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan
kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya
dibanding individu semula.
e) Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya individu memutarbalikkan
kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui
dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalissasi sering
dibedakan menjadi dua : sour grape technique dan sweet orange
technique.
f) Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena
individu memiliki dorongan yang bertentangan dengan norma, dengan
cara berbuat sebaliknya.
g) Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertingkah laku
yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Tes Kepribadian
Menurut Friedman ( 2008) terdapat beberapa tipe tes kepribadian yaitu:
a. Tes Laporan Diri (Self Report)
Tes-tes kepribadian yang paling umum biasanya ditentukan oleh laporan diri
para peserta tes. Peserta tes harus memberikan respons (jawaban) terhadap

beberapa item-item pernyataan yang sesuai dengan kriteria tertentu (criterion


related).
b. Tes Q-Sort
Seseorang dihadapkan pada setumpuk kartu yang berisi macam-macam nama
karakteristik dan diminta untuk memilah kartu-kartu tersebut dalam
tumpukan-tumpukan

yang

masing-masingnya

menggambarkan

sebuah

dimensi, sebagai contoh, paling tidak sesuai sampai dengan paling sesuai
dengan diri.
c. Penilaian Orang Lain
Menurut Lewis Terman Penilaian orang lain yang biasa disebut Studi
Longitudinal Terman adalah penilaian yang menggunakan kuesioner untuk
mendapatkan informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain
(orangtua atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di masa kecil ini terbukti
dapat memperkirakan kepribadian dan pencapaian anak-anak di masa
dewasanya.

d. Pengukuran Biologis
Asesmen kepribadian modern yang bersifat biologis didasarkan pada asumsi
bahwa sistem saraf (termasuk jaringan neuron otak) adalah kuncinya. Oleh
karena itu asesmen kepribadian berusaha mengukur perilaku-perilaku yang

terkait dengan sistem saraf. Yang lebih menarik adalah usaha-usaha masa kini
yang lebih berfokus pada sistem saraf dengan cara mengamati otak dengan
menggunakan citra PET (positron emission tomography).
e. Observasi Perilaku
Penggunaan observasi perilaku mengasumsikan bahwa perilaku saat ini adalah
prediktor valid dan reliabel akan perilaku di masa depan.
f. Wawancara
Wawancara klasik dalam psikologi adalah wawancara psikoterapi, dimana
klien menceritakan pengalaman hidupnya yang penting atau bermasalah.
g. Perilaku Ekspresif
Menilai dari perilaku ekspresif adalah cara yang baik untuk melihat karisma
pribadicara ini lebih valid, namun juga lebih menuntut kemampuan yang
tinggi dari penganalisis.
h. Analisis Dokumen dan Riwayat Hidup
Catatan harian dan catatan pribadi lainnya dapat menjadi sumber informasi
yang kaya mengenai kepribadian. Gordon Allport menganggap surat dan
catatan harian sebagai sumber yang sempurna untuk studi mengenai
perubahan kepribadian (karena benda-benda itu ditulis salam jangka waktu
yang lama).
i. Projective Test

Tes proyektif adalah teknik asesmen yang berusaha mempelajari kepribadian


melalui penggunaan stimulus, tugas, atau situasi yang relatif tidak terstruktur,
karena tes ini memungkinkan seseorang untuk memproyeksikan motivasi
dalam dirinya ke alat tes yang diberikan.
4. Pengaruh Genetik, Lingkungan, dan Budaya terhadap Kepribadian
a. Pengaruh Genetik
Menurut Schultz & Schultz (2005) dalam Hidayat( 2011), ada beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa sifat atau dimensi kepribadian
merupakan sesuatu yang diwariskan. Berikut ini adalah beberapa teori
kepribadian yang menjelaskan faktor hereditas:
1) Dimensi kepribadian dari Eysenck mengenai psikotisme, neurotikisme,
dan ekstraversi (yang awalnya dikembangkan oleh Jung)
2) Lima faktor model kepribadian dari Costa dan McCrae, yaitu
neurotikisme,

extraversi,

keterbukaan

terhadap

pengalaman,

kepersetujuan, dan kehati-hatian.


3) Tiga tepramen dari Buss dan Plomin, yaitu: empsionalitas, aktivitas, dan
sosialitas.
Zuckerman menambahkan bahwa sifat mencari kesenangan (sensasi) pada
mulanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Pendekatan genetik berpendapat
bahwa kepribadian sepenuhnya ditentukan oleh bawaan. Meskipun dalam

kenyataannya, predisposisi genetik dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan


sosial, terutama ketika masa anak-anak.
b. Pengaruh Lingkungan
Menurut Alferd Adler kepribadian dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam
keluarga, situasi sosial dan pengasuhan sebagai fungsi dari perluasan
perbedaan usia antara saudara kandung. Dalam pandangan Adler, perbedaan
lingkungan rumah akan memberikan pengaruh kepada perbedaan kepribadian
setiap individu.
Sementara Karen Horney percaya bahwa kebudayaan dan periode waktu
tertentu memberikan pengaruh terhadap kepribadian. Horney pun menyorot
perbedaan lingkungan sosial antara anak laki-laki dan perempuan. Ia
berpendapat bahwa perkembangan inferioritas perempuan disebabkan oleh
perlakuan tertentu pada anak perempuan dalam budaya yang didominasi lakilaki (patriaki). Sementara perempuan yang dibesarkan dalam budaya matriaki
akan memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda dan harga diri (self
esteem) yang lebih tinggi.
c. Pengaruh Budaya
Setiap kebudayaan memiliki ciri khas masing - masing. Perbedaan ciri khas
kebudayaan tersebut dapat memengaruhi kepribadian seseorang, misalnya
antara masyarakat desa dan masyarakat kota tentu akan memiliki banyak
perbedaan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai