Anda di halaman 1dari 35

Kasus Permohonan Pengurangan Sanksi

Administrasi/Pembatalan STP, Keberatan, Banding,


Gugatan, Peninjauan Kembali, dan Amnesti Pajak
PT Indo Japan Manufacture

Nama Anggota Kelompok:


Darno

1506700612

Rochmat Basuki

1506701256

Aditya

1506810111

Arifudin Miftakhul Huda

1506810181

Merda Listana Leonyca

1506810566

Raymond F. Siahaan

1506810686

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
SEPTEMBER 2016

Statement of Authorship

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan bahwa saya
menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
: Perpajakan Sektor Publik
Judul Makalah
: Kasus Permohonan Pengurangan Sanksi Administrasi/Pembatalan
STP, Keberatan, Banding, Gugatan, Peninjauan Kembali, dan
Tanggal
Dosen

Amnesti Pajak PT Indo Japan Manufacture


: 28 September 2016
: Drs. Basri Musri, Ak., M. M.

Nama anggota kelompok:


1.

Darno

(1506700612)

2.

Rochmat Basuki

(1506701256)

3.

Aditya

(1506810111)

4.

Arifudin Miftakhul Huda

(1506810181)

5.

Merda Listana Leonyca

(1506810566)

6.

Raymond F. Siahaan

(1506810686)

A. KEBERATAN

DAN
PERMOHONAN
ADMINISTRASI ATAU PEMBATALAN STP

PENGURANGAN

SANKSI

a) Naskah Surat Keberatan dan Naskah Surat Permohonan Pengurangan sanksi


administrasi/penghapusan STP untuk masing-masing SKPKB/STP yang tidak
disetujui oleh PT Indo Japan Manufacture (PT IJM)
1) Naskah Surat Keberatan SKPKB PPh Badan
Nomor
: 001/IJM/2016
Lampiran : 1 berkas
Hal
: Pengajuan Keberatan

Jakarta, 10 Juli 2016

Yth. Direktur Jenderal Pajak


u.b. Kepala KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu
di Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav. 8, DKI Jakarta

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (SKP):


Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Nomor dan tanggal : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016
Jenis Pajak
: Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Badan
Masa/Tahun Pajak : 2014
Alasan pengajuan keberatan:
1. Sengketa berupa peredaran usaha yang dikoreksi positif sebesar Rp10.020.000.000,Alasan keberatan adalah selisih Rp10.020.000.000,- merupakan penyertaan modal dari PT
Indo dan Japan Manufacture sehingga dikecualikan dari objek pajak, yang mana sesuai
dengan Pasal 4 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh).
3

2. Sengketa beban dan biaya dikoreksi positif Rp9.040.000.000,Alasan keberatan adalah beban yang dikeluarkan merupakan sumbangan kepada korban
bencana alam Gunung Sinabung yang ditetapkan sebagai bencana nasional oleh
Pemerintah sehingga dapat dikurangkan sebagai beban, yang mana sesuai dengan Pasal 6
ayat (1) huruf i.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
a. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp6.072.400.000,b. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar lebih bayar Rp
300.000.000,c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: NIHIL
d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar NIHIL.
Lampiran:
No.
1.
2.
3.

Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan SPT 1771 Tahun 2014
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014

set/lembar
1
1
1

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.


Wajib Pajak,

Marcus Rashford

2) Naskah Surat Keberatan SKPKB PPh 23


Nomor
: 002/IJM/2016
Lampiran : 1 Berkas
Hal
: Pengajuan Keberatan

Jakarta, 10 Juli 2016

Yth. Direktur Jenderal Pajak


u.b. Kepala KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu
di Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav. 8, DKI Jakarta
Yang bertanda tangan di bawah ini:
4

Nama
NPWP
Jabatan
Alamat
Nomor Telepon

:
:
:
:
:

Bertindak selaku

Marcus Rasford
00.000.000.0-000.000
Presiden Direktur
Jakarta
021-3505087
v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (skp):


Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Nomor dan tanggal : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016
Jenis Pajak
: Pajak Penghasilan Pasal 23
Masa/Tahun Pajak : 2014
Alasan pengajuan keberatan:
1. Sengketa objek PPh pasal 23 jasa perantara iklan terhutang sebesar Rp 2.800.000.000,Alasan keberatan adalah PPh Pasal 23 tersebut merupakan pembayaran atas pembelian
material terkait dengan periklanan sehingga tidak termasuk jumlah bruto yang terutang
PPh Pasal 23, yang mana sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) huruf b angka 2 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana Dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan Sebagaimana telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008 (PMK Nomor 141/2015).
2. Sengketa perhitungan sanksi administrasi pasal 13 (2) sebesar Rp1.548.000.000,Alasan keberatan adalah seharusnya sanksi yang dikenakan berdasarkan Pasal 9 ayat (2b)
terkait dengan keterlambatan pembayaran sehingga sanksi dihitung dari Juli 2015 (setelah
bulan penyampaian SPT Tahunan Badan) sampai dengan 10 Juni 2010 (tanggal
diterbitkannya SKPKB), yaitu sebesar Rp360.000.000,-.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar: Rp5.848.000.000,-.
2. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar: NIHIL.
3. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: Rp1.860.000.000,-.
4. Jumlah yang telah dilunasi sebesar Rp1.860.000.000 tanggal 1 Juli 2016 pada Bank
Mandiri dengan NTPP 0000089.
Lampiran:
No.

Jenis Dokumen

set/lembar
5

1.
2.
3.
4.

Salinan Surat Ketetapan Pajak


Salinan SPT 1771 Tahun 2014
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan Bukti Setor PPh 23

1
1
1
1

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.


Wajib Pajak

Marcus Rashford

3) Naskah surat keberatan SKPKB PPh 26


Nomor
: 003/IJM/2016
Lampiran : 1 Berkas
Hal
: Pengajuan Keberatan atas SKPKB PPh Pasal 26
Yth. Direktur Jenderal Pajak
u.b. Kepala KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu
di Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav. 8, DKI Jakarta

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak:


Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Nomor dan tanggal : 001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016
Jenis Pajak
: Pajak Penghasilan Pasal 26
6

Jakarta, 10 Juli 2016

Masa/Tahun Pajak : 2014


Alasan pengajuan keberatan:
Sengketa atas objek PPh pasal 26 berupa pembayaran royalti ke induk perusahaan di Jepang
sebesar Rp1.335.000.000,-.
Alasan keberatan dalah jumlah sebesar Rp6.675.000.000,- yang menjadi dasar perhitungan
pajak terutang oleh fiskus merupakan pelunasan pinjaman PT IJM kepada perusahaan induk
di Jepang sehingga bukan merupakan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf c UU PPh.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar: Rp1.815.600.000,-.
2. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar: NIHIL.
3. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: NIHIL
4. Jumlah yang telah dilunasi sebesar NIHIL.
Lampiran:
No.
1.
2.
3.

Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014

set/lembar
1
1
1

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.


Wajib Pajak,

Marcus Rashford

4) Naskah Surat Keberatan SKPKB PPN Cikarang


Nomor
: 001/IJM/CKR/2016
Lampiran : 1 Berkas

Jakarta, 10 Juli 2016

Hal

: Pengajuan Keberatan atas SKPKB PPN

Yth. Direktur Jenderal Pajak


u.b. Kepala KPP Pratama Cikarang Selatan
di Jl. Cikarang Baru Raya No. 10, Office Park
Kawasan Jababeka II, Mekar Mukti, Cikarang, Jawa Barat
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak (SKP):


Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Nomor dan tanggal : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016
Jenis Pajak
: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Masa/Tahun Pajak : Masa Pajak Desember 2014
Alasan pengajuan keberatan:
Sengketa penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sejumlah Rp 2.300.000.000,-.
Alasan keberatan adalah jumlah pajak terutang sebesar Rp2.300.000.000,- terkait dengan
penjualan beras yang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat banyak sehingga tidak
dikenai PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 4A ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 sebesar: Rp 3.346.000.000,2. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar: NIHIL.
3. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: NIHIL.
4. Jumlah yang telah dilunasi sebesar NIHIL.

Lampiran:
No.
1.
2.
3.

Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014

set/lembar
1
1
1

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.


Wajib Pajak,

Marcus Rashford

5) Naskah Surat Keberatan SKPKB PPN Karawang


Nomor
: 001/IJM/KRW/2016
Lampiran : 1 Berkas
Hal
: Pengajuan Keberatan atas SKPKB PPN

Jakarta, 10 Juli 2016

Yth. Direktur Jenderal Pajak


u.b. Kepala KPP Karawang Utara
di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 17, Karawang, Jawa Barat

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

bersama ini mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar:
Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Nomor dan tanggal : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016
Jenis Pajak
: Pajak Pertambahan Nilai
Masa/Tahun Pajak : Masa Desember 2014
9

Alasan pengajuan keberatan:


Sengketa Kredit Pajak berupa koreksi positif PPN Masukan sebesar Rp 1.000.000.000.
Alasan keberatan adalah PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan tersebut dikarenakan
PPN tersebut terkait dengan penyerahan barang kena pajak yang faktur pajaknya diterbitkan
tidak tepat waktu dikarenakan tanggal Faktur Pajak mendahului tanggal pemberian nomor seri
faktur pajak. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan sistem pada aplikasi e-faktur dari
Direktorat Jenderal Pajak. Di samping itu, dasar penomoran faktur pajak tersebut adalah SE26/PJ/2015 yang mana tidak dapat dianggap sebagai dasar hukum, ditambah lagi tidak ada
pengaturan terkait penomoran faktur pajak tersebut di dalam UU PPN dan PPnBM.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 sebesar: Rp 1.340.000.000.
2. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar: NIHIL.
3. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: NIHIL.
4. Jumlah yang telah dilunasi sebesar NIHIL.
Lampiran:
No.
1.
2.
3.

Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014

set/lembar
1
1
1

Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.


Wajib Pajak,

Marcus Rashford
b) Keberatan dapat terpenuhi secara formal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1

Keberatan diajukan dalam Bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak


yang terutang menurut perhitungan WP dengan disertai alasan yang menjadi dasar
perhitungan;

10

Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim SKPKB
kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya; dan
WP harus melunasi pajak terutang minimal sejumlah yang telah disetujui oleh WP
pada pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebelum surat keberatan disampaikan.

c) Atas keberatan yang ditolak, WP dapat mengajukan banding ke pengadilan pajak.


WP juga dapat mengajukan gugatan atas SKPKB kepada pengadilan pajak yang
dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur yang ada di peraturan
perundang-undangan.
Atas pengurangan sanksi administrasi/ pembatalan STP yang ditolak, dapat diajukan
kembali karena dapat diajukan maksimal 2 (dua) kali. Atas SK pengurangan sanksi
administrasi/ pembatalan STP tidak dapat diajukan gugatan.

d) Jumlah minimal yang harus dilunasi oleh WP sebelum mengajukan keberatan


adalah sejumlah yang disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
yaitu atas SKPKB PPh Pasal 23, yaitu sebesar Rp1.860.000.000,-.
Jumlah yang harus dilunasi agar terhindar dari sanksi kenaikan adalah:
1 SKPKB PPh Badan
Rp6.072.400.000,2 SKPKB PPh Pasal 23
Rp5.848.000.000,3 SKPKB PPh Pasal 26
Rp1.815.600.000,4 SKPKB PPN Cikarang Selatan
Rp3.346.000.000,5 SKPKB PPN Karawang Utara
Rp1.340.000.000,TOTAL
Rp18.422.000.000,e) Hak PT IJM selama proses keberatan:
1
2
3
4
5

Menerima informasi dari Dirjen Pajak mengenai hal-hal yang menjadi dasar
pengenaan pajak;
Penangguhan jangka waktu pelunasan pajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak
tanggal penerbitan SK Keberatan;
WP dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan melengkapi persyaratan
yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 (tiga) bulan;
WP dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang surat pemberitahuan untuk hadir
belum disampaikan kepada WP; dan
WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis.

Kewajiban PT IJM selama proses keberatan:

11

1
2
3

Memberikan keterangan, data, dan/atau informasi tambahan yang diminta oleh Dirjen
Pajak;
Menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis atas permintaan Dirjen Pajak;
dan
Hadir dalam rangka memenuhi surat pemberitahuan untuk hadir.

f) Upaya yang dapat dilakukan oleh WP setelah melewati batas 3 (tiga) bulan
penyampaian keberatan:
1. Menyampaikan alasan bahwa terdapat kejadian di luar kuasa WP sehingga jangka
waktu 3 (tiga) bulan terlewati, yaitu dikarenakan banjir;
2. Mengajukan permohonan pembatalan SKPKB karena SPHP tidak disampaikan ke
WP; atau
3. Gugatan atas penerbitan SKPKB karena diterbitkan tidak sesuai prosedur.

12

B.

BANDING DAN GUGATAN

a) Hal hal yang dapat diajukan banding dan gugatan terkait dengan penolakan yang
dilakukan oleh Ditjen Pajak atas permohonan keberatan dan permohonan
pengurangan sanksi administrasi / penghapusan STP yang diajukan oleh PT IJM
adalah sebagai berikut:
1) Atas keberatan PT. IJM dapat diajukan Banding terhadap :
-

SKPKB PPh Badan


SKPKB PPh Pasal 23
SKPKB PPh Pasal 26
SKPKB PPN - KPP Pratama Cikarang Selatan
SKPKB PPN - KPP Pratama Karawang Utara

2) Dasar hukum Pengajuan Banding:


-

PT. IJM dapat mengajukan permohonan banding kepada peradilan pajak. Hal ini
sesuai Pasal 27 ayat (1) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan yaitu Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding
hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
Syarat syarat pengajuan Banding seperti yang dimaksud dalam Pasal 35 dan 36
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yaitu :

Pasal 35
(1) Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak.
(2) Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(3) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mengikat apabila jangka
waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon
Banding.

Pasal 36
(1) Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

13

(2) Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal
diterima surat keputusan yang dibanding.
(3) Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.
(4) Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang
terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah
dibayar sebesar50% (lima puluh persen).
Dasar Hukum Pengajuan Gugatan :
-

Pasal 23 ayat (2) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, yaitu : Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang
ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada
badan peradilan pajak.
- Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

b) Naskah Surat Banding dan Naskah Surat Gugatan untuk masing-masing Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang menolak seluruh permohonan yang
diajukan PT IJM :
Naskah Surat Banding- Pajak Penghasilan Badan
14

Jakarta, 24 September 2016


Nomor Surat : 001/SB/VI/16
Hal
: Pengajuan Banding atas Keputusan Direktur Jendral Pajak
Nomor
: KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016
Kepada
Yth Bapak Ketua Pengadilan Pajak
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7
Jakarta Pusat,10120

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Nama Wajib Pajak


NPWP
Alamat

Kuasa

: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta

Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) Tahun Pajak
2014 Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp6.072.400.000,-. Kami
mengajukan banding karena keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan
Badan Tahun Pajak 2014 Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016telah ditolak oleh
Direktur Jendral Pajak.

Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
15

Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar
Rp6.072.400.000,-, yang tidak sesuai dengan perhitungan kami yaitu Lebih Bayar sebesar Rp
300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) sebagaimana yang kami laporkan dalam SPT Tahunan
Pajak Penghasilan WP Badan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak
29.860.000.000
Pajak Penghasilan Terutan
7.465.000.000
Kredit Pajak : PPh Pasal 23 & 22
(2.000.000.000)
PPh yang kurang/(lebih) bayar
5.465.000.000
PPh yang dibayar sendiri
(1.00.000.000)
Pajak yang kurang (lebih) dibayar
4.465.000.000
Sanksi Administrasi Bunga Pasal 13(2) KUP 1.607.400.000
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
6.072.400.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh badan adalah sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak
10.800.000.000
Pajak Penghasilan Terutan
2.700.000.000
Kredit Pajak : PPh Pasal 23 & 22
(2.000.000.000)
PPh yang kurang/(lebih) bayar
700.000.000
PPh yang dibayar sendiri
(1.00.000.000)
Pajak yang kurang (lebih) dibayar
(300.000.000)
Sanksi Administrasi Bunga Pasal 13(2) KUP
0
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
(300.000.000)

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


1. Sengketa berupa peredaran usaha yang dikoreksi positif sebesar Rp10.020.000.000,Alasan keberatan adalah selisih Rp10.020.000.000,- merupakan penyertaan modal dari
PT Indo dan Japan Manufacture sehingga dikecualikan dari objek pajak, yang mana
sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
16

Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak


Penghasilan (UU PPh).
2. Sengketa beban dan biaya dikoreksi positif Rp9.040.000.000,Alasan keberatan adalah beban yang dikeluarkan merupakan sumbangan kepada korban
bencana alam Gunung Sinabung yang ditetapkan sebagai bencana nasional oleh
Pemerintah sehingga dapat dikurangkan sebagai beban, yang mana sesuai dengan Pasal 6
ayat (1) huruf i.
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016 dan salinan SKPKB
PPh Badan Tahun Pajak 2014 Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016. Selain itu,
demi kelancaran proses banding, kami bersedia menghadiri persidangan untuk menyampaikan
data-data dan dokumen lain, serta keterangan yang diperlukan agar banding yang kami ajukan
dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat kami,

Marcus Rashford

17

Naskah Surat Banding PPh Pasal 23


Jakarta, 24 September 2016
Nomor Surat : 002/SB/VI/16
Hal
: Pengajuan Banding atas Keputusan Direktur Jendral Pajak
Nomor
: KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016
Kepada
Yth Bapak Ketua Pengadilan Pajak
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7
Jakarta Pusat,10120
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Nama Wajib Pajak


NPWP
Alamat

Kuasa

: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta

Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp 5.848.000.000,- (Lima Miliyar
Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 telah ditolak oleh Direktur Jendral Pajak.

Aspek Formal :
18

Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
5.848.000.000,- (Lima Miliyar Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah), yang tidak
sesuai dengan perhitungan kami yaitu Kurang Bayar sebesar Rp 1.860.000.000,- (Satu Milyar
Delapan Ratus Enam Puluh Juta Rupiah) sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

8.300.000.000
4.000.000.000
4.300.000.000
1.548.000.000
5.848.000.000

Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh Pasal 23 adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

5.500.000.000
4.000.000.000
1.500.000.000
360.000.000
1.860.000.000

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


1. Sengketa objek PPh pasal 23 jasa perantara iklan terhutang sebesar Rp 2.800.000.000,Alasan keberatan adalah PPh Pasal 23 tersebut merupakan pembayaran atas pembelian
material terkait dengan periklanan sehingga tidak termasuk jumlah bruto yang terutang
PPh Pasal 23, yang mana sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) huruf b angka 2 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana
Dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan
19

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (PMK Nomor 141/2015).


2. Sengketa perhitungan sanksi administrasi pasal 13 (2) sebesar Rp1.548.000.000,Alasan keberatan adalah seharusnya sanksi yang dikenakan berdasarkan Pasal 9 ayat (2b)
terkait dengan keterlambatan pembayaran sehingga sanksi dihitung dari Juli 2015 (setelah
bulan penyampaian SPT Tahunan Badan) sampai dengan 10 Juni 2010 (tanggal
diterbitkannya SKPKB), yaitu sebesar Rp360.000.000,-.
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016 dan salinan SKPKB
Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2013 Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni
2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami bersedia menghadiri persidangan
untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta keterangan yang diperlukan agar
banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,

Marcus Rashford

Naskah Surat Banding PPh Pasal 26


Jakarta, 24 September 2016
Nomor Surat : 003/SB/VI/16
Hal
: Pengajuan Banding atas Keputusan Direktur Jendral Pajak
Nomor
: KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016
Kepada
Yth Bapak Ketua Pengadilan Pajak
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7
Jakarta Pusat,10120
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Marcus Rashford
20

NPWP
Jabatan
Alamat
Nomor Telepon

:
:
:
:

Bertindak selaku

00.000.000.0-000.000
Presiden Direktur
Jakarta
021-3505087
v Wajib Pajak
Wakil

Nama Wajib Pajak


NPWP
Alamat

Kuasa

: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta

Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp 1.815.000.000,- (Satu Miliyar
Delapan Ratus Lima BelasJuta Rupiah). Kami mengajukan banding karena keberatan yang
kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2014 Nomor :
001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 telah ditolak oleh Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
1.815.000.000,- (Satu Miliyar Delapan Ratus Lima Belas Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :

PPh Terutang
Kredit Pajak

2.092.000.000
757.000.000
21

PPh yang kurang/(lebih) bayar


Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

1.335.000.000
480.600.000
1.815.600.000

Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

757.000.000
757.000.000
0
0
0

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


Sengketa atas objek PPh pasal 26 berupa pembayaran royalti ke induk perusahaan di Jepang
sebesar Rp1.335.000.000,-.
Alasan keberatan dalah jumlah sebesar Rp6.675.000.000,- yang menjadi dasar perhitungan
pajak terutang oleh fiskus merupakan pelunasan pinjaman PT IJM kepada perusahaan induk
di Jepang sehingga bukan merupakan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf c UU PPh.
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016 dan salinan
SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2014 Nomor : 001/204/14/026/16 tanggal 10
Juni 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami bersedia menghadiri persidangan
untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta keterangan yang diperlukan agar
banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,

Marcus Rashford

Naskah Surat Banding SKPKB PPN Cikarang


Jakarta, 24 September 2016
22

Nomor Surat : 004/SB/VI/16


Hal
: Pengajuan Banding atas Keputusan Direktur Jendral Pajak
Nomor
: KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016
Kepada
Yth Bapak Ketua Pengadilan Pajak
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7
Jakarta Pusat,10120
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Nama Wajib Pajak


NPWP
Alamat

Kuasa

: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta

Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2014 Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp 3.346.000.000,(Tiga Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN)Masa Pajak Januari
s.d. Desember 2013 Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 telah ditolak oleh
Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002
Aspek Material :

23

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp
3.346.000.000,- (Tiga Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Cikarang Selatan, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Pembalikan Kelebihan Bayar yang sudah
Dikompensasi dimasa pajak berikutnya
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar

91.300.000.000
89.400.000.000
1.900.000.000
646.000.000
400.000.000
400.000.000
3.346.000.000

Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Pembalikan Kelebihan Bayar yang sudah
Dikompensasi dimasa pajak berikutnya
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar

89.000.000.000
89.400.000.000
(400.000.000 )
0
0
0
0

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


Sengketa penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sejumlah Rp 2.300.000.000,-.
Alasan keberatan adalah jumlah pajak terutang sebesar Rp2.300.000.000,- terkait dengan
penjualan beras yang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat banyak sehingga tidak
dikenai PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 4A ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM).

24

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 September 2016 dan salinan
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak Desember 2014 Nomor :
001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami
bersedia menghadiri persidangan untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta
keterangan yang diperlukan agar banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,

Marcus Rashford

Naskah Surat Banding SKPKB PPN Karawang


Jakarta, 24 September 2016
Nomor Surat : 005/SB/VI/16
Hal
: Pengajuan Banding atas Keputusan Direktur Jendral Pajak
Nomor
: KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016
Kepada
Yth Bapak Ketua Pengadilan Pajak
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7
Jakarta Pusat,10120
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Marcus Rashford
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur
Alamat
: Jakarta
Nomor Telepon
: 021-3505087
Bertindak selaku

v Wajib Pajak
Wakil

Kuasa

25

Nama Wajib Pajak


NPWP
Alamat

: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta

Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2013 Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp 1.340.000.000,(Satu Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2013 Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 telah ditolak oleh Direktur
Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp
1.340.000.000,- (Satu Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Karawang Utara, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara Hasil
Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar

72.000.000.000
71.000.000.000
1.000.000.000
340.000.000
1.340.000.000
1.340.000.000

Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri

72.000.000.000
26

Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar

72.000.000.000
0
0
0
0

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


1.

Sengketa Kredit Pajak berupa koreksi positif PPN Masukan sebesar Rp 1.000.000.000.

Alasan keberatan adalah PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan tersebut dikarenakan
PPN tersebut terkait dengan penyerahan barang kena pajak yang faktur pajaknya diterbitkan
tidak tepat waktu dikarenakan tanggal Faktur Pajak mendahului tanggal pemberian nomor seri
faktur pajak. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan sistem pada aplikasi e-faktur dari
Direktorat Jenderal Pajak. Di samping itu, dasar penomoran faktur pajak tersebut adalah SE26/PJ/2015 yang mana tidak dapat dianggap sebagai dasar hukum, ditambah lagi tidak ada
pengaturan terkait penomoran faktur pajak tersebut di dalam UU PPN dan PPnBM.
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus uni 2016 dan salinan
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak Desember 2014 Nomor :
001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami
bersedia menghadiri persidangan untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta
keterangan yang diperlukan agar banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,

Marcus Rashford

27

c) Hak dan kewajiban PT IJM selama proses banding dan proses gugatan berlangsung
hingga terbitnya Putusan Pengadilan Pajak atas permohonan banding dan gugatan.

Hak dan Kewajiban PT IJM selama proses banding dan proses gugatan berlangsung
hingga terbitnya Putusan Pengadilan Pajak atas permohoan banding dan gugatan.
Kewajiban :
1. Mengirimkan kepada Pengadilan Pajak Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan
atas Surat Banding atau Surat Gugatan kepada terbanding atau tergugat dan Surat
atau dokumen Susulan Banding dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak
tanggal diterima Surat Banding atau Surat Gugatan (Pasal 44 UU ttg Pengadilan
Pajak)
2. Datang sesuai panggilan dari Hakim Ketua untuk memperoleh keterangan lisan.
(Pasal 53 (1) UU ttg Pengadilan Pajak)
3. Hadir dalam persidangan sesuai tanggal dan hari sidang yang Hakim Ketua berikan
dan dapat memberikan keterangan yang diperlukan dalam persidangan (53 (2) dan
Pasal 54 (3) UU ttg Pengadilan Pajak) jika tidak hadir persidangan akan tetap
berlangsung (Pasal 64 (3) UU ttg Pengadilan Pajak)
4. Menanggung biaya untuk mendatangkan saksi ke persidangan jika meminta (Pasal
55(5) UU ttg Pengadilan Pajak)

Hak :
1. Mendapatkan Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) oleh Pengadilan Pajak dikirim kepada pemohon Banding
atau penggugat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterima.
(Pasal 45 (1) UU ttg Pengadilan Pajak) tetapi untuk Pemeriksaan dengan acara cepat
sesuai Pasal 66 (1) tidak ada Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan dan
tanpa Surat Bantahan (Pasal 67 UU ttg Pengadilan Pajak)
2. Dapat menyerahkan Surat Bantahan kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal diterima salinan Surat Uraian Banding atau Surat
Tanggapan. (Pasal 45 (3) UU ttg Pengadilan Pajak)
3. Pengadilan Pajak tetap melanjutkan pemeriksaan Banding atau Gugatan meskipun
salah satu dari kedua pihak tidak memenuhi persyaratan yang berlaku. (Pasal 45 (5)
UU ttg Pengadilan Pajak)
4. Mendapatkan keterangan lisan dari Ketua didalam persidangan (Pasal 46 UU ttg
Pengadilan Pajak)
5. Hak untuk mulai dipersidangkan dalam jangka waktu 6 bulan untuk Surat Banding
dan 3 bulan untuk Surat Gugatan. (Pasal 48 UU ttg Pengadilan Pajak)
28

6. Dapat memberikan kekurangan kelengkapan dan/atau kejelasan atas Banding atau


Gugatan dalam persidangan. (Pasal 50 UU ttg Pengadilan Pajak)
7. Dapat meminta Pengunduran diriHakim Ketua, Hakim Anggota, Panitera, Wakil
Panitera atau Panitera Pengganti apabila berkepentingan langsung atau tidak
langsung atas sengketa (Pasal 52(2) UU ttg Pengadilan Pajak)
8. Meminta kepada Hakim Ketua untuk memerintahkan saksi untuk hadi dan didengar
keterangannya dalam persidangan (Pasal 55 (1) UU ttg Pengadilan Pajak)
9. Mendapatkan Ahli alih bahasa jika pemohon Banding atau Penggugat tidak paham
Bahasa Indonesia (Pasal 61 (1) UU ttg Pengadilan Pajak) dan juga untuk bisu
dan/atau tuli serta tidak dapat menulis (Pasal 62 (1) UU ttg Pengadilan Pajak)
10. Mendapatkan jadwal persidangan berikutnya (Pasal 64 (2) UU ttg Pengadilan Pajak)
11. Dapat menunjuk seorang atau beberapa orang ahli untuk keperluan pembuktian
(Pasal 72 (1) UU ttg Pengadilan Pajak)
12. Dapat mengajukan Peninjauan Kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada
Mahkamah Agung (Pasal 77 (3) UU ttg Pengadilan Pajak)
13. Dapat mengajukan kembali Gugatan, Banding atau Kasasi kecuali terhadap putusan
sesuai pasal 80 (1) (Pasal 80 (2) UU ttg Pengadilan Pajak)
14. Memperoleh Putusan Pemeriksaan dengan acara biasa atas Banding diambil dalam
jangka waktu 12 Bulan dan untuk Gugatan 6 bulan semenjak Surat Banding atau
Gugatan diterima. Dalam hal-hal khusus masing masing jangka waktu dapat
diperpanjang paling lama 3 Bulan. (Pasal 81 (1-4) UU ttg Pengadian Pajak)
15. Selain Keputusan atas Pelaksanaan Penagihan Pajak tidak putus selama 6 Bulan,
Pengadilan Pajak wajib mengambil putusan melalui pemeriksaan dengan Acara
Cepat dalam jangka waktu 1 Bulan sejak batas jangka waktu sebelumnya dilampaui
(Pasal 81 (5) UU ttg Pengadilan Pajak)
16. Mendengar Putusan Pengadilan Pajak dalam sidang terbuka untuk umum (Pasal 83
(1) UU ttg Pengadilan Pajak) yang isinya harus sesuai dengan Pasal 84 UU ttg
Pengadilan Pajak.

29

C. PENINJAUAN KEMBALI

a) Terhadap permohonan banding PT. IJM yang dikabulkan seluruhnya oleh Majelis Hakim
Pengadilan Pajak atas PPh Badan, PPh Pasal 26, dan PPN maka kelebihan pembayaran
dikembalikan dengan tambahan imbalan bunga sebesar 2% sesuai dengan Pasal 27A ayat
(1) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas UndangUndang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu
sebagai berikut :
Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan
kembali dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar
sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar yang telah dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
pembayaran dimaksud dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; atau
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung
sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
Sedangkan atas permohonan banding atas PPh Pasal 23 yang ditolak oleh Majelis Hakim
Pengadilan Pajak, maka PT. IJM dikenai sanksi administrasi sebesar 100% dari jumlah
pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan sesuai dengan Pasal 27 ayat (5d) Undang
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak
berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
Tindak Lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak
Terhadap putusan Pengadilan Pajak yang menolak banding atas PPh Pasal 23, maka PT.
IJM dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung yang
dapat diajukan 1 (satu) kali melalui Pengadilan Pajak. Hal ini sesuai dengan:
30

b)

Pasal 77 ayat (3) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
yaitu Pihak pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas
putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung
Pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
bahwa Permohonan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat
(3) hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan
Pajak.

Jika Ditjen Pajak mengajukan PK atas putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan
banding yang diajukan PT. IJM maka PT. IJM tetap berhak mendapatkan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak ditambah dengan imbalan bunga sebesar 2% karena sesuai
dengan Pasal 89 ayat (2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak bahwa Permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.

31

D. AMNESTI PAJAK

a) Apabila PT. IJM mengikuti Tax Amnesty, maka langkah langkah yang perlu dilakukan
oleh PT. IJM adalah:
1 Memenuhi syarat mengajukan Tax Amnesty berdasarkan Pasal 8 ayat (3) UU No. 11
Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, yaitu:
a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. membayar Uang Tebusan;
c. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
d. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan;
e. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
f. mencabut permohonan:
i. pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
ii. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi perpajakan dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok
pajak yang terutang;
ii.
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
iii.
keberatan;
iv. pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan;
v. banding;
vi.
gugatan; dan/atau
vii.
peninjauan kembali,
dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan
surat keputusan atau putusan.
2

Menyampaikan Surat Pernyataan kepada Menteri:


- Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditandatangani oleh (Pasal 8):
a. Wajib Pajak orang pribadi;
b. pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain yang
dipersamakan, bagi Wajib Pajak badan; atau
c. penerima kuasa, dalam hal pemimpin tertinggi sebagaimana dimaksud pada
huruf b berhalangan.
Pasal 10:
-

Surat Pernyataan disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib


Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri.
Sebelum menyampaikan Surat Pernyataan dan lampirannya Wajib Pajak meminta
penjelasan mengenai pengisian dan pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus
dilampirkan dalam Surat Pernyataan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak atau
tempat lain yang ditentukan oleh Menteri.
32

Wajib Pajak membayar Uang Tebusan dan menyampaikan Surat Pernyataan beserta
lampirannya.

Pasal 9:
-

Surat Pernyataan yang memuat paling sedikit informasi mengenai identitas Wajib
Pajak, Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan penghitungan Uang Tebusan.
- Surat Pernyataan dilampiri dengan:
a bukti pembayaran Uang Tebusan;
b bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan
Pajak;
c daftar rincian Harta beserta informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
d daftar Utang serta dokumen pendukung;
e bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan;
f fotokopi SPT PPh Terakhir; dan
g

surat pernyataan mencabut permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


ayat (3) huruf f.

Mengungkapkan nilai harta dalam Surat Pernyataan (Pasal 6) :


- Nilai Harta yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan meliputi:
1. nilai Harta yang telah dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir; dan
2. nilai Harta tambahan yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam SPT
PPh Terakhir.
- Nilai Harta yang telah dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam SPT
PPh Terakhir.
- Nilai Harta tambahan yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan
nilai nominal untuk Harta berupa kas atau nilai wajar untuk Harta selain kas pada
akhir Tahun Pajak Terakhir.
- Dalam hal nilai Harta tambahan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah,
nilai Harta tambahan ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan:
o nilai nominal untuk Harta berupa kas; atau
o nilai wajar pada akhir Tahun Pajak Terakhir untuk Harta selain kas,
dengan menggunakan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan
penghitungan pajak pada akhir Tahun Pajak Terakhir.
Mengungkapkan nilai utang dalam surat pernyataan ( Pasal 7):
-

Nilai Utang yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan meliputi:


1. Nilai Utang yang telah dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir; dan
33

2. Nilai Utang yang berkaitan dengan Harta tambahan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b.
-

Untuk penghitungan dasar pengenaan Uang Tebusan, besarnya nilai Utang yang
berkaitan secara langsung dengan perolehan Harta tambahan yang dapat
diperhitungkan sebagai pengurang nilai Harta bagi:
o Wajib Pajak badan paling banyak sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
nilai Harta tambahan; atau
o Wajib Pajak orang pribadi paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari
nilai Harta tambahan.
3. Nilai Utang yang telah dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam
SPT PPh Terakhir.

Membayar Uang Tebusan.(Pasal 8 ayat (4) dan (5))


Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk
mendapatkan Pengampunan Pajak.
a. Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b harus dibayar lunas
ke kas negara melalui Bank Persepsi.
b. Pembayaran Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menggunakan
surat setoran pajak yang berfungsi sebagai bukti pembayaran Uang Tebusan
setelah mendapatkan validasi.

b) Apabila PT.IJM mengikuti program pengampunan pajak setelah mengajukan permohonan


keberatan dan permohonan penghapusan sanksi, maka berdasarkan Pasal 8 huruf f UU
No.11 Tahun 2016, PT. IJM harus mencabut permohonan keberatan dan penghapusan
sanksi tersebut. Berdasarkan Pasal 19 PMK No.118/PMK.03/2016, maka pencabutan
diajukan di Kantor Pelayanan Pajak tempat permohonan pengampunan pajak diajukan
sebelum menyampaikan surat pernyataan Pengampunan Pajak.
c) Pengampunan Pajak merupakan Hak diberikan kepada Wajib Pajak melalui
pengungkapan Harta
yang dimilikinya dalam Surat Pernyataan. Hak tersebut
memberi pilihan kepada Wajib Pajak untuk mengikuti atau tidak mengikuti program
pengampunan pajak. Dalam Kasus ini, ada beberapa hal yang menjadi bahan
pertimbangan menguikuti program Pengampunan Pajak, yaitu:
1. Jika PT. IJM merasa salah dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, terdapat dua
jalan yang bisa ditempuh, yakni mengikuti TA atau melakukan pembetulan SPT.
- Pembetulan SPT dapat dilakukan untuk tahun pajak 2011, 2012, 2013, 2014, dan
2015. Jika terdapat kekurangan bayar akibat pembetulan, maka wajib pajak wajib
membayarnya sebelum memasukkan SPT Pembetulan. Dalam hal ini wajib pajak
akan dikenai sanksi adminitrasi bunga 2% sebulan.
34

Apabila kesalahan wajib pajak hanya karena tidak melaporkan harta di SPT,
sedangkan perhitungan pajaknya sudah benar, maka cukup melakukan pembetulan
SPT tanpa ada kekurangan bayar. Namun demikian, ada konskuensi apabila WP
hanya memilih pembetulan, yaitu:
1. Tidak bisa ikut TA
2. Masih terbuka untuk dilakukan pemeriksaan pajak
3. Apabila sampai 30 Juni 2019 ditemukan harta yang belum dilaporkan, maka
harta tersebut akan diperlakukan sebagai penghasilan tahun ditemukan, lalu
pajaknya dihitung plus sanksi administrasi bunga 2% sebulan.

2. Bagaimanakah Kebenaran Pengisian kolom harta dalam SPT? Apabila selama ini
seluruh asset dari PT. IJM telah dilaporkan secara benar maka menurut kami PT. IJM
tidak perlu mengkuti program pengampunan pajak. Namun Apabila PT. IJM tidak
melaporkan Aset dengan benar dan tidak dapat membuktikan bahwa asset tersebut
berasal dari penghasilan yang telah dikenakan pajak sehingga menimbulkan resiko
sanksi dan denda apabila setelah program pengampunan pajak berakhir dan fiskus
mendapati hal tersebut, maka kami menyarankan PT. IJM mengikuti program
pengampunan Pajak.
3. Bagaimanakah administrasi perpajakan dari PT. IJM? Apabila administrasi perpajakan
PT.IJM telah dilaksanakan secara Benar, Lengkap dan Jelas sehingga kewajiban
perpajakannya terpenuhi maka menurut kami PT. IJM tidak perlu mengikuti
Pengampunan Pajak. Namun Apabila administrasi perpajakan pada PT. IJM berjalan
dengan tidak benar, lengkap dan jelas sehingga memungkinkan terjadinya
Pemeriksaan, Pemeriksaan Bukper maupun Penyidikan Tindak Pidana Bidang
Perpajakan, maka kami menyarankan PT. IJM untuk mengikuti program Pengampunan
Pajak.
4. Dalam kasus ini, PT. IJM sedang melakukan Keberatan, Permohonan Pengurangan
Sanksi administrasi atau pembatalan STP, Banding dan Gugatan serta Peninjauan
Kembali. Hal ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi PT. IJM dalam mengikuti
program pengampunan pajak, apabila menurut wajib pajak dalam upaya hukum
tersebut permohonan wajib pajak akan dikabulkan, maka wajib pajak sebaiknya tidak
mengikuti program pengampunan pajak. Namun apabila sebaliknya, maka kami
menyarankan wajib pajak untuk mengikuti program pengampunan pajak untuk
menghindari timbulnya sanksi administrasi maupun sanksi kenaikan pajak.

35

Anda mungkin juga menyukai