1506700612
Rochmat Basuki
1506701256
Aditya
1506810111
1506810181
1506810566
Raymond F. Siahaan
1506810686
Statement of Authorship
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan bahwa saya
menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
: Perpajakan Sektor Publik
Judul Makalah
: Kasus Permohonan Pengurangan Sanksi Administrasi/Pembatalan
STP, Keberatan, Banding, Gugatan, Peninjauan Kembali, dan
Tanggal
Dosen
Darno
(1506700612)
2.
Rochmat Basuki
(1506701256)
3.
Aditya
(1506810111)
4.
(1506810181)
5.
(1506810566)
6.
Raymond F. Siahaan
(1506810686)
A. KEBERATAN
DAN
PERMOHONAN
ADMINISTRASI ATAU PEMBATALAN STP
PENGURANGAN
SANKSI
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
2. Sengketa beban dan biaya dikoreksi positif Rp9.040.000.000,Alasan keberatan adalah beban yang dikeluarkan merupakan sumbangan kepada korban
bencana alam Gunung Sinabung yang ditetapkan sebagai bencana nasional oleh
Pemerintah sehingga dapat dikurangkan sebagai beban, yang mana sesuai dengan Pasal 6
ayat (1) huruf i.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
a. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor
001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp6.072.400.000,b. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar lebih bayar Rp
300.000.000,c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan
sebesar: NIHIL
d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar NIHIL.
Lampiran:
No.
1.
2.
3.
Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan SPT 1771 Tahun 2014
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
set/lembar
1
1
1
Marcus Rashford
Nama
NPWP
Jabatan
Alamat
Nomor Telepon
:
:
:
:
:
Bertindak selaku
Marcus Rasford
00.000.000.0-000.000
Presiden Direktur
Jakarta
021-3505087
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
Jenis Dokumen
set/lembar
5
1.
2.
3.
4.
1
1
1
1
Marcus Rashford
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014
set/lembar
1
1
1
Marcus Rashford
Hal
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
Lampiran:
No.
1.
2.
3.
Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014
set/lembar
1
1
1
Marcus Rashford
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
bersama ini mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar:
Jenis surat
: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Nomor dan tanggal : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016
Jenis Pajak
: Pajak Pertambahan Nilai
Masa/Tahun Pajak : Masa Desember 2014
9
Jenis Dokumen
Salinan Surat Ketetapan Pajak
Salinan Laporan Keuangan Tahun 2014
Salinan SPT 1771 Tahun 2014
set/lembar
1
1
1
Marcus Rashford
b) Keberatan dapat terpenuhi secara formal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1
10
Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim SKPKB
kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya; dan
WP harus melunasi pajak terutang minimal sejumlah yang telah disetujui oleh WP
pada pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebelum surat keberatan disampaikan.
Menerima informasi dari Dirjen Pajak mengenai hal-hal yang menjadi dasar
pengenaan pajak;
Penangguhan jangka waktu pelunasan pajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak
tanggal penerbitan SK Keberatan;
WP dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan melengkapi persyaratan
yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 (tiga) bulan;
WP dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang surat pemberitahuan untuk hadir
belum disampaikan kepada WP; dan
WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis.
11
1
2
3
Memberikan keterangan, data, dan/atau informasi tambahan yang diminta oleh Dirjen
Pajak;
Menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis atas permintaan Dirjen Pajak;
dan
Hadir dalam rangka memenuhi surat pemberitahuan untuk hadir.
f) Upaya yang dapat dilakukan oleh WP setelah melewati batas 3 (tiga) bulan
penyampaian keberatan:
1. Menyampaikan alasan bahwa terdapat kejadian di luar kuasa WP sehingga jangka
waktu 3 (tiga) bulan terlewati, yaitu dikarenakan banjir;
2. Mengajukan permohonan pembatalan SKPKB karena SPHP tidak disampaikan ke
WP; atau
3. Gugatan atas penerbitan SKPKB karena diterbitkan tidak sesuai prosedur.
12
B.
a) Hal hal yang dapat diajukan banding dan gugatan terkait dengan penolakan yang
dilakukan oleh Ditjen Pajak atas permohonan keberatan dan permohonan
pengurangan sanksi administrasi / penghapusan STP yang diajukan oleh PT IJM
adalah sebagai berikut:
1) Atas keberatan PT. IJM dapat diajukan Banding terhadap :
-
PT. IJM dapat mengajukan permohonan banding kepada peradilan pajak. Hal ini
sesuai Pasal 27 ayat (1) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan yaitu Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding
hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
Syarat syarat pengajuan Banding seperti yang dimaksud dalam Pasal 35 dan 36
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yaitu :
Pasal 35
(1) Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak.
(2) Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(3) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mengikat apabila jangka
waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon
Banding.
Pasal 36
(1) Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
13
(2) Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal
diterima surat keputusan yang dibanding.
(3) Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.
(4) Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang
terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah
dibayar sebesar50% (lima puluh persen).
Dasar Hukum Pengajuan Gugatan :
-
Pasal 23 ayat (2) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, yaitu : Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang
ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada
badan peradilan pajak.
- Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
b) Naskah Surat Banding dan Naskah Surat Gugatan untuk masing-masing Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang menolak seluruh permohonan yang
diajukan PT IJM :
Naskah Surat Banding- Pajak Penghasilan Badan
14
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) Tahun Pajak
2014 Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp6.072.400.000,-. Kami
mengajukan banding karena keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan
Badan Tahun Pajak 2014 Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016telah ditolak oleh
Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
15
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/206/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar
Rp6.072.400.000,-, yang tidak sesuai dengan perhitungan kami yaitu Lebih Bayar sebesar Rp
300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) sebagaimana yang kami laporkan dalam SPT Tahunan
Pajak Penghasilan WP Badan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak
29.860.000.000
Pajak Penghasilan Terutan
7.465.000.000
Kredit Pajak : PPh Pasal 23 & 22
(2.000.000.000)
PPh yang kurang/(lebih) bayar
5.465.000.000
PPh yang dibayar sendiri
(1.00.000.000)
Pajak yang kurang (lebih) dibayar
4.465.000.000
Sanksi Administrasi Bunga Pasal 13(2) KUP 1.607.400.000
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
6.072.400.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh badan adalah sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak
10.800.000.000
Pajak Penghasilan Terutan
2.700.000.000
Kredit Pajak : PPh Pasal 23 & 22
(2.000.000.000)
PPh yang kurang/(lebih) bayar
700.000.000
PPh yang dibayar sendiri
(1.00.000.000)
Pajak yang kurang (lebih) dibayar
(300.000.000)
Sanksi Administrasi Bunga Pasal 13(2) KUP
0
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
(300.000.000)
Hormat kami,
Marcus Rashford
17
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp 5.848.000.000,- (Lima Miliyar
Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 telah ditolak oleh Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
18
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/203/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
5.848.000.000,- (Lima Miliyar Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah), yang tidak
sesuai dengan perhitungan kami yaitu Kurang Bayar sebesar Rp 1.860.000.000,- (Satu Milyar
Delapan Ratus Enam Puluh Juta Rupiah) sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
8.300.000.000
4.000.000.000
4.300.000.000
1.548.000.000
5.848.000.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh Pasal 23 adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
5.500.000.000
4.000.000.000
1.500.000.000
360.000.000
1.860.000.000
Marcus Rashford
NPWP
Jabatan
Alamat
Nomor Telepon
:
:
:
:
Bertindak selaku
00.000.000.0-000.000
Presiden Direktur
Jakarta
021-3505087
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2014
Nomor : 001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp 1.815.000.000,- (Satu Miliyar
Delapan Ratus Lima BelasJuta Rupiah). Kami mengajukan banding karena keberatan yang
kami ajukan atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak 2014 Nomor :
001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 telah ditolak oleh Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/204/14/026/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
1.815.000.000,- (Satu Miliyar Delapan Ratus Lima Belas Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
2.092.000.000
757.000.000
21
1.335.000.000
480.600.000
1.815.600.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar
757.000.000
757.000.000
0
0
0
Marcus Rashford
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2014 Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp 3.346.000.000,(Tiga Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN)Masa Pajak Januari
s.d. Desember 2013 Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 telah ditolak oleh
Direktur Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002
Aspek Material :
23
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Juni 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp
3.346.000.000,- (Tiga Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Pratama Cikarang Selatan, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara
Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Pembalikan Kelebihan Bayar yang sudah
Dikompensasi dimasa pajak berikutnya
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar
91.300.000.000
89.400.000.000
1.900.000.000
646.000.000
400.000.000
400.000.000
3.346.000.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Pembalikan Kelebihan Bayar yang sudah
Dikompensasi dimasa pajak berikutnya
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar
89.000.000.000
89.400.000.000
(400.000.000 )
0
0
0
0
24
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 September 2016 dan salinan
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak Desember 2014 Nomor :
001/207/14/413/16 tanggal 1 Mei 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami
bersedia menghadiri persidangan untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta
keterangan yang diperlukan agar banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Marcus Rashford
v Wajib Pajak
Wakil
Kuasa
25
: PT IJM
: 00.000.000.0-000.000
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Banding atas Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor :
KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2013 Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp 1.340.000.000,(Satu Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Juta Rupiah). Kami mengajukan banding karena
keberatan yang kami ajukan atas SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak
Desember 2013 Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 telah ditolak oleh Direktur
Jendral Pajak.
Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016,
sehingga surat banding yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002.
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah ditetapkannya Surat
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016 sebesar Rp
1.340.000.000,- (Satu Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Juta Rupiah), yang tidak sesuai
dengan perhitungan kami yaitu NIHIL sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan akhir
hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
KPP Karawang Utara, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran Berita Acara Hasil
Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar
72.000.000.000
71.000.000.000
1.000.000.000
340.000.000
1.340.000.000
1.340.000.000
Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
sebagai berikut :
PPN yang harus dipungut sendiri
72.000.000.000
26
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Sanksi Pasal 13(3) KUP
PPN yang masih harus/(lebih) bayar
72.000.000.000
0
0
0
0
Sengketa Kredit Pajak berupa koreksi positif PPN Masukan sebesar Rp 1.000.000.000.
Alasan keberatan adalah PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan tersebut dikarenakan
PPN tersebut terkait dengan penyerahan barang kena pajak yang faktur pajaknya diterbitkan
tidak tepat waktu dikarenakan tanggal Faktur Pajak mendahului tanggal pemberian nomor seri
faktur pajak. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan sistem pada aplikasi e-faktur dari
Direktorat Jenderal Pajak. Di samping itu, dasar penomoran faktur pajak tersebut adalah SE26/PJ/2015 yang mana tidak dapat dianggap sebagai dasar hukum, ditambah lagi tidak ada
pengaturan terkait penomoran faktur pajak tersebut di dalam UU PPN dan PPnBM.
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan banding yang kami ajukan dan membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami lampirkan
Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 17 Agustus uni 2016 dan salinan
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masa Pajak Desember 2014 Nomor :
001/207/14/408/08 tanggal 1 Mei 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami
bersedia menghadiri persidangan untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta
keterangan yang diperlukan agar banding yang kami ajukan dapat diterima.
Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Marcus Rashford
27
c) Hak dan kewajiban PT IJM selama proses banding dan proses gugatan berlangsung
hingga terbitnya Putusan Pengadilan Pajak atas permohonan banding dan gugatan.
Hak dan Kewajiban PT IJM selama proses banding dan proses gugatan berlangsung
hingga terbitnya Putusan Pengadilan Pajak atas permohoan banding dan gugatan.
Kewajiban :
1. Mengirimkan kepada Pengadilan Pajak Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan
atas Surat Banding atau Surat Gugatan kepada terbanding atau tergugat dan Surat
atau dokumen Susulan Banding dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak
tanggal diterima Surat Banding atau Surat Gugatan (Pasal 44 UU ttg Pengadilan
Pajak)
2. Datang sesuai panggilan dari Hakim Ketua untuk memperoleh keterangan lisan.
(Pasal 53 (1) UU ttg Pengadilan Pajak)
3. Hadir dalam persidangan sesuai tanggal dan hari sidang yang Hakim Ketua berikan
dan dapat memberikan keterangan yang diperlukan dalam persidangan (53 (2) dan
Pasal 54 (3) UU ttg Pengadilan Pajak) jika tidak hadir persidangan akan tetap
berlangsung (Pasal 64 (3) UU ttg Pengadilan Pajak)
4. Menanggung biaya untuk mendatangkan saksi ke persidangan jika meminta (Pasal
55(5) UU ttg Pengadilan Pajak)
Hak :
1. Mendapatkan Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) oleh Pengadilan Pajak dikirim kepada pemohon Banding
atau penggugat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterima.
(Pasal 45 (1) UU ttg Pengadilan Pajak) tetapi untuk Pemeriksaan dengan acara cepat
sesuai Pasal 66 (1) tidak ada Salinan Surat Uraian Banding atau Surat Tanggapan dan
tanpa Surat Bantahan (Pasal 67 UU ttg Pengadilan Pajak)
2. Dapat menyerahkan Surat Bantahan kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal diterima salinan Surat Uraian Banding atau Surat
Tanggapan. (Pasal 45 (3) UU ttg Pengadilan Pajak)
3. Pengadilan Pajak tetap melanjutkan pemeriksaan Banding atau Gugatan meskipun
salah satu dari kedua pihak tidak memenuhi persyaratan yang berlaku. (Pasal 45 (5)
UU ttg Pengadilan Pajak)
4. Mendapatkan keterangan lisan dari Ketua didalam persidangan (Pasal 46 UU ttg
Pengadilan Pajak)
5. Hak untuk mulai dipersidangkan dalam jangka waktu 6 bulan untuk Surat Banding
dan 3 bulan untuk Surat Gugatan. (Pasal 48 UU ttg Pengadilan Pajak)
28
29
C. PENINJAUAN KEMBALI
a) Terhadap permohonan banding PT. IJM yang dikabulkan seluruhnya oleh Majelis Hakim
Pengadilan Pajak atas PPh Badan, PPh Pasal 26, dan PPN maka kelebihan pembayaran
dikembalikan dengan tambahan imbalan bunga sebesar 2% sesuai dengan Pasal 27A ayat
(1) Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas UndangUndang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu
sebagai berikut :
Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan
kembali dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar
sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar yang telah dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
pembayaran dimaksud dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; atau
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung
sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
Sedangkan atas permohonan banding atas PPh Pasal 23 yang ditolak oleh Majelis Hakim
Pengadilan Pajak, maka PT. IJM dikenai sanksi administrasi sebesar 100% dari jumlah
pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan sesuai dengan Pasal 27 ayat (5d) Undang
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak
berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
Tindak Lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak
Terhadap putusan Pengadilan Pajak yang menolak banding atas PPh Pasal 23, maka PT.
IJM dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung yang
dapat diajukan 1 (satu) kali melalui Pengadilan Pajak. Hal ini sesuai dengan:
30
b)
Pasal 77 ayat (3) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
yaitu Pihak pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas
putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung
Pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
bahwa Permohonan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat
(3) hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan
Pajak.
Jika Ditjen Pajak mengajukan PK atas putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan
banding yang diajukan PT. IJM maka PT. IJM tetap berhak mendapatkan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak ditambah dengan imbalan bunga sebesar 2% karena sesuai
dengan Pasal 89 ayat (2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak bahwa Permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.
31
D. AMNESTI PAJAK
a) Apabila PT. IJM mengikuti Tax Amnesty, maka langkah langkah yang perlu dilakukan
oleh PT. IJM adalah:
1 Memenuhi syarat mengajukan Tax Amnesty berdasarkan Pasal 8 ayat (3) UU No. 11
Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, yaitu:
a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. membayar Uang Tebusan;
c. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
d. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan;
e. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
f. mencabut permohonan:
i. pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
ii. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi perpajakan dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok
pajak yang terutang;
ii.
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
iii.
keberatan;
iv. pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan;
v. banding;
vi.
gugatan; dan/atau
vii.
peninjauan kembali,
dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan
surat keputusan atau putusan.
2
Wajib Pajak membayar Uang Tebusan dan menyampaikan Surat Pernyataan beserta
lampirannya.
Pasal 9:
-
Surat Pernyataan yang memuat paling sedikit informasi mengenai identitas Wajib
Pajak, Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan penghitungan Uang Tebusan.
- Surat Pernyataan dilampiri dengan:
a bukti pembayaran Uang Tebusan;
b bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan
Pajak;
c daftar rincian Harta beserta informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
d daftar Utang serta dokumen pendukung;
e bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan;
f fotokopi SPT PPh Terakhir; dan
g
Untuk penghitungan dasar pengenaan Uang Tebusan, besarnya nilai Utang yang
berkaitan secara langsung dengan perolehan Harta tambahan yang dapat
diperhitungkan sebagai pengurang nilai Harta bagi:
o Wajib Pajak badan paling banyak sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
nilai Harta tambahan; atau
o Wajib Pajak orang pribadi paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari
nilai Harta tambahan.
3. Nilai Utang yang telah dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam
SPT PPh Terakhir.
Apabila kesalahan wajib pajak hanya karena tidak melaporkan harta di SPT,
sedangkan perhitungan pajaknya sudah benar, maka cukup melakukan pembetulan
SPT tanpa ada kekurangan bayar. Namun demikian, ada konskuensi apabila WP
hanya memilih pembetulan, yaitu:
1. Tidak bisa ikut TA
2. Masih terbuka untuk dilakukan pemeriksaan pajak
3. Apabila sampai 30 Juni 2019 ditemukan harta yang belum dilaporkan, maka
harta tersebut akan diperlakukan sebagai penghasilan tahun ditemukan, lalu
pajaknya dihitung plus sanksi administrasi bunga 2% sebulan.
2. Bagaimanakah Kebenaran Pengisian kolom harta dalam SPT? Apabila selama ini
seluruh asset dari PT. IJM telah dilaporkan secara benar maka menurut kami PT. IJM
tidak perlu mengkuti program pengampunan pajak. Namun Apabila PT. IJM tidak
melaporkan Aset dengan benar dan tidak dapat membuktikan bahwa asset tersebut
berasal dari penghasilan yang telah dikenakan pajak sehingga menimbulkan resiko
sanksi dan denda apabila setelah program pengampunan pajak berakhir dan fiskus
mendapati hal tersebut, maka kami menyarankan PT. IJM mengikuti program
pengampunan Pajak.
3. Bagaimanakah administrasi perpajakan dari PT. IJM? Apabila administrasi perpajakan
PT.IJM telah dilaksanakan secara Benar, Lengkap dan Jelas sehingga kewajiban
perpajakannya terpenuhi maka menurut kami PT. IJM tidak perlu mengikuti
Pengampunan Pajak. Namun Apabila administrasi perpajakan pada PT. IJM berjalan
dengan tidak benar, lengkap dan jelas sehingga memungkinkan terjadinya
Pemeriksaan, Pemeriksaan Bukper maupun Penyidikan Tindak Pidana Bidang
Perpajakan, maka kami menyarankan PT. IJM untuk mengikuti program Pengampunan
Pajak.
4. Dalam kasus ini, PT. IJM sedang melakukan Keberatan, Permohonan Pengurangan
Sanksi administrasi atau pembatalan STP, Banding dan Gugatan serta Peninjauan
Kembali. Hal ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi PT. IJM dalam mengikuti
program pengampunan pajak, apabila menurut wajib pajak dalam upaya hukum
tersebut permohonan wajib pajak akan dikabulkan, maka wajib pajak sebaiknya tidak
mengikuti program pengampunan pajak. Namun apabila sebaliknya, maka kami
menyarankan wajib pajak untuk mengikuti program pengampunan pajak untuk
menghindari timbulnya sanksi administrasi maupun sanksi kenaikan pajak.
35