Anda di halaman 1dari 11

Scala Besar Tektonik dan Pembentukan Struktur

Lempeng Tektonik dan pembentukan Gunungapi (Volcanism)


a) Proses Lempeng Tektonik
Lempeng teknonik menjelaskan perubahan didalam kerak bumi itu sendiri.
Model ini memikirkan dan menjelaskan bagaimana seorang geologis struktur
berperan dalam hal menganalisa variasi batuan beku dan aktivitas metamorfik dan
facies sedimentasi. Didalam faktanya dalam menjelaskan itu semua baik dari
aspek terkecil bumi itu sendiri lama setelah evolusi lempeng (e.g. Kearey and
Vine 1990). Lempeng tektonik meliputi 2 model yaitu : lempeng tektonik
samudera dan lempeng tektonik continental

a. Lempeng tektonik samudera


Lempeng samudera adalah menghubungkan kedalam siklus pendinginan
Gambar 1. Lempeng tektonik, wilayah subduksi dan wilayah
dan pengaruh
tekanan
di (spreading).
mesosfir, asteonosfir,
dan litosfirOllier
didasar
samudera.
penyebaran
lempeng
(sumber : adapredfro,
1996)
Proses pendinginan berlangsung ketika terjadinya subduksi. Pembentukan
samudera baru di litosfir akan membentuk erupsi vulcanik sepanjang mid- ocean
ridges. Pembentukan material baru yang bergerak menjauh mid- ocean ridges.
Kejadian tersebut di litosfir samudera menjadi padat kemudian menjadi dasar
mantel. Masuknya lempeng samudera terbentuknya zona subduksi. Semuanya
berasosiasi dengan gempabumi dan terbentuknya jajaran gunungapi. Lempeng

samudera yang menunjam kedalam mesosfir, lebih dari 670 km atau dibawah
permukaan. Tentunya, material subduksi terkumpul kemungkinan membentuk
lithospheric graveyards (Engebretson et al. 1992).
Litosfer kemungkinan mendingin jauh dari lapisan permukaan atau sering
di sebut Earths convective system (sistem perpindahan lempeng bumi). (Park
1988, 5). Lihat gambar 2.

Gambar 2. Interaksi antara astenosfir, litosfir, dan mesosfir. Litosfir samudera


menguatkan material dari mesosfir (dari astenosfir) lempeng yang besifat
membangun batas-batasan dan hotspots dan material

mesosfir yang sifatnya

merusak batas-batas lempeng. Material subduksi (sedimen samudera diperoleh


dari kerak samudera), mantel litosfir dan material irisan mantel dari kedalaman
mantel. sumber adapted from tatsumi (2005).
Beberapa para ahli berpendapat bahwa :
pertemuan subduksi dengan menahan didalam menembus mantel yang lemah,
tapi membawa energi termal yang rendah dan berlangsung menembus, meskipun
lebih pelan dari uppermantel, karena terakumulasinya material (Fukai et,al. 1994).
Beberapa serpihan dari material kemungkinan secepatnya mengalami
siklus yang membentuk litosfir baru. Bagaimanpun erupsi basalt di mid-ocean
ridgea menunjukan tanda yang menjadikan material baru yang tidak bisa di lalui
oleh siklus batuan sebelumnya. (Francis 1993,49).
b. Lempeng Tektonik Continental
Litosfir continental tidak termasuk kedalam bagian proses penyebaran
mantel (mantle-convection process). Ini tebalnya mencapai 150 km dan tetap

mengapung karena kerak (the tectosphere) densitasnya rendah dan sifatnya relatif
mengapung upper mantel. Oleh karena itu continen mengapung dibawah
astenosfir. Didalam pergerakan Respon dari perpindahan mantel secara lateral,
meluncur keatas permukaan bumi. Dalam menghancurkan frgamen-fragmen kecil
lempeng continental terkadang memotong sehingga sering disebut terranes.
Lempeng continental mempengaruhi efek dibawah mantel

dan

bersebelahan (adjacent) antar lempeng. Ahli geologi menyatakan bahwa


pergerakan relatif dari lempeng continental ini sejak zaman Phanerozoic aeon
keatas sebuh tingkatan yang di percaya walaupun pre-Pangaean terbentuk lebih di
percaya post-Pengaean terbentuk.

Gambar 3. Perubahan pengaturan dari lempeng continental lebih 245 juta miliyar
tahun, menunjukan Pangaea, sejak periode Triassic : sejak zaman Callovian umur
(pertengahan zaman Jurassik) : sejak zaman Cenomanian umur (Cretaceous) dan
Sejak zaman Oligocene. Sumber : Adaptep dari peta Smith et,al. (1994).
Proses Diastrophic
Tektonik atau geotectonic dibagi kedalam 2 kelompok yaitu :
1. Diastrophic force
Adalah : mendorong kearah lipatan, patahan, pengangkatan, dan penurunan
litosfir.

2. Vulcanic dan plutonic force.


Adalah : terjadinya ekstrusive magma di permukaan bumi sebagai lava dan
intrusive contohnya : dike, dan sills didalam batuan. Plotunic yang dimana
terjadinya pembekuan magma didalam bumi yang menghasilkan intrusi (plutons)
dan berasosiasi dengan dapur magma.
Gaya diastropic mengubah bentuk litodfir seperti lipatan, patahan,
pengangkatan, dan penurunan. Merupakan respon besar untuk menonjolkan
beberapa sifat fisik toposfer. Terdapat 2 katagori dari diastropism yang dapat
dikenali yaitu : Orogeny dan Epeirogeny (Ollier and Pain 2000, 4-8).
1. Orogeny
Orogeny secara harfiah maksudnya asal-usul pembentukan pegunungan
dan pertama kali digunakan untuk definisi tersebut. Kemudian, berasosiasi dengan
ide lipatan, dan akhirnya menjadi pengertian lipatan pada batuan didalam daerah
patahan. Pembentukan pegunungan tidak berasosiasi dengan lipatan batuan, ini
bukan persamaan orogeny (Ollier 2003).
2. Epeirogeny
Epeirogeny merupakan penekanan (depression) dari area Cratons yang
signifikan mengalami pelipatan or rekahan. Hanya lipatan yang berasosiasi
dengan

Epeirogeny

paling

luas

menggelombang

(lipatan).

Epeirogeny

menggabungkan isostatic movements (pergerakan statis), seperti yang ada dalam


pulau setelah bongkahan es yang telah meleleh, dan cimatogeny, yang mana
cincin busur, dan boming, batuan dengan mengalami deformasi kecil diatas 10
1000 km. Seperti ahli geomorfologi percaya bahwa gunung hasil dari erosi area
pengangkatan epeirogenically (e.g. Ollier dan Pain 2000, 8; Ollier 2003; see
Huggett 2006, 29-30).
Terdapat 3 tipe lapisan lempeng yang diguna dihasilkan oleh tektonik yang
disebut triple junction sebagai berikut :
1. Lempeng yang dibatasi dengan Divergen (mendekati)

(Divergent plate

boundaries)
Merupakan wilayah yang mana sepanjang mid-ocean ridges, yang
berasosiasi dengan wilayah tektonik divergen yang di ikuti pendangkalan,
magnitud gempa yang rendah an di ikuti oleh pegunungan api yang menghasilkan
basaltik.
2. Lempeng yang dibatasi konvergen (menjauhi) (Convergent plate boundaries)

Tektonik konvergen memiliki variasi : normalnya di ikuti oleh parsial


peleburan (partial melting) dan menghasilkan granite dan erupsi andesit dan
rhyolit.
Trench samudera merupakan sebuah busur pulau gunungapi dan sebuah
wilayah dipping planar

seismik yang aktif (a Benioff zone) dengan variasi

gempabumi yang magnitudnya di tandai dengan tabrakan antara kedua penujaman


samudera di litosfer . sebagai contoh di busur lempeng Scotia dengan lempeng
Amerika. Subduksi yang terjadi di litosfer samudera dibawah kempeng
continental yakni di litosfer menghasilkan 2 unsur yakni :
Oregenik mountain belt (orogen)
Yang meliputi lempeng continental di litosfer selanjutnya ke tranch

samudera (bagian barat Amerika selatan).


Intra-Oceanic arc
Pulau gunungapi (terdapat di bagian samudera pasifik bagian barat)
didalamnya terdapat kasus dari continental samudera yang di ikuti oleh
penujaman dasar /lantai samudera telah mengesampingkan dari contiental
itu sendiri disebut obduksi. Contoh obduksi adalah gunung Trodos di

wilayah Cyprus.
3. Lempeng yang dibatasi Transfrom (berpapasan)
Merupakan pergerakan lempeng yang mengalami pergeseran (shear)
sepanjang pergerakan transform ini patahan yang dihasilkan antara pergerakan
konvergen dan divergen. Pergerakan ini berasosiasi dengan Strike slip diwilayah
tektonik dengan gempabumi bermagnetud dangkal. Terjadi rekahan di sepanjang
zona mid-ocean ridges dan sebagai zona patahan strike slip dengan lempeng
tektonik continental di litosfer. Sebagai contoh sistem patahan San Andreas di
California. Lempeng tektonik aktif hanya terjadi di litosfer, ini biasanya disebut
within plate tectonik (lempeng tekonik)
lempeng tektonik.

ciri-ciri dari pembentukan lapisan

Proses

pembentukan

Vulcanik dan Plutonik


Gunungapi (volcanic)
memiliki

gaya

yaitu

Intrusive dan extrusive .


Intrusive
yang
dapat
diketahui

merupakan

bagian litosfer dan menghasilkan seperti : batholit, dike, dan sill. Wilayah bagian
besar (major) dalam intrusvie meliputi : Batholit, dan stocks yang dihasilkan oleh
proses plutonik, sedangkan bagian kecil (minor) intursive yang terjadi di dekat
permukaan seperti : dike dan sill. Sedangkan Extrusive adalah sebuah proses
yang terjadi diatas permukaan seperti erupsi gunungapi dan explosive dari
berbagai material vulkanik yang merupakan bagian dari proses vulkanik.
Gambar 4. Distribusi penyebaran Gempabumi secara Global
Sumber : Adapted from Ollier (1996)
Lokasi terbentuknya Gunungapi
Gunungapi paling banyak berada di batas lempeng, sedikitnya mencakup
kelompok gunungapi Cape verde di samudera antlantik selatan dan gunung Tibesti
di Sahara, Afrika. Terjadi di lempeng. Ini Hot-spot gunungapi dipermukaan
ditunjukan adanya panas dari mantel. Karakteristik hot-spot oleh topografi (tipikal
500 1.200 m tinggi dan 1.000 -1.500 km lebar gunungapi, anomali gravitasinya
tinggi dan aliran panasnya juga tingi. Di dalam samudera, ini menghasilkan
sebuah rantai gunungapi atau sebuah penjalaran hot-spot, sebagai contoh pulau
Hawaii.
Pembentukan Daratan Berhubungan Tektonik Lempeng
Proses tektonik semata menentukan scala-besar pembentukan daratan yang
melingkupi air, angin dan es memiliki bagian dalam membentuk detail
permukaan. Ahli Geomorfologi mengklasifikasi scala-besar pembentukan daratan
dalam banyak kemungkinan.
1. Lempeng dalam pembentukan daratan (Plate-interior landform)
Cratons adalah lebar, pusat bagian dari continental. Sedikit banyaknya
continental yang stabil melindungi areanya dengan sebuah batuan basement yang
berumur sejak zaman precambrian yang besar dan tidak efektif oleh orogenic tapi
subjek ke epeirogeny.
2. Cekungan intra craton

Sekitar 1.000 km lebih sama seperti cekungan danau Eyre di Australia dan
Chad dan cekungan Kalahari di Afrika mengalami pengeringan.
3. Continental rifting
Sedikitnya ada beberapa wilayah lempeng continental dimana terdpat
kerak bidang potong dan patahan.

Gambar 5. Permukaan morphotektonik di daerah margin pasif dengan beberapa


gunung (sumber : adaptasi dari Ollier dan Pain, 1997)
Permukaan di wilayah Aktif Margin (tektonik lempeng)
Dimana tektonik lempeng mengalami pendekatan (convergen) atau
mengalami penunjaman di daerah continenal margin yang kemudian menjadi
lempeng yang aktif. Lempeng tersebut sering di sebut juga dengan pacific - type
margin sebagai wilayahnya mengikuti Pasifik Oceans rim (samudera pasifik
rim).

Gambar 6. Potongan akhiran besar dari pasif margin


(sumber : Adapted from Summerfield, 1991, 86)

Gambar 7. Konseptual model dari pasif margin mengalami denuasi dan


mengalami pengangkatan (uplift) didasar Western Ghats, India
(sumber : Gunnell dan Fleitout, 2000)
Margin yang tidak bergerak/tetap (steady-state Margin)
Margin ini terbentuk akibat 2 lempeng besar intra samudaera busur
kepulauan (intra-oceanik island arc) dan continental margin orogens (gambar 8)

Gambar 8. Kedua lempeng baik yang tetap (steady-state margin). a. Intra


samudera busur kepulaun terbentuk dimana lempeng samudera mengalami
subduksi dibwah lainnya lempeng samudera. Dimana diikuti dalam Western
lempeng samudera. b. Sebuah margin continental orogen terbentuk dimana
lempeng samudera mengalami subduksi dibawah sebuah lempeng continental.
Contohnya gunung Andes. (Summerfield 1991,58)
Intra-samudera busur kepulauan gayadari samudera di lithosfer kemudian
mengalami subduksi dibawah lempeng samudera. lempeng yang mengalami
perubahan suhu di daerah subduksi akan menghasilkan gunungapi dan efek
thermal (panas) yang terbentuk di busur kepulauan. Sekrang, terdapat 20 intrasamudera busur kepulauan yang ada di zona subduksi. Lebih dari yang ini di barat
samudera pasifik dan tergabung busur Aleutian, busur Marianas, busur Celebes,
busur Solomon, dan busur Tonga. Adalah busur yang terbentuk dari relif melalui
besar- kecil skala intrusi dari batuan beku dan aktivitas vulkanik. Kedalaman
trench (palung) sering terbentuk didapan busur kepulauan dimana dimulai dari
lithosfer samudera kedalam mantel bumi. Palung marianas 11.033 meter
kedalamanan sebagai contoh di permukaan bumi. Sedangkan continental margin

orogens terbentuk ketika litosfer samudera mengalami subduksi dibawah litosfer


continental. Gunung Andes di Amerika Selatan mungkin contoh yang bagus tipe
orogens ini.
Collision Margins
Pembentukan margin collision di setujui akibat pendinginan unsur-unsur lapisan
lempeng. Ada 4 tipe collision : sebuah continen mendingin dengan continental
yang lainnya, kemudian busur kepulauan mendingin dengan continental: sebuah
kontinental mendingin dengan busur kepulauan dan busur kepulauan mengalami
pendinginan dengan busur pulau (lihat gambar 9)
1. Continental collisions yang terbentuk secara intercontinental collision
orogens. Contohnya Himalaya. Collision dari India dengan Asia yang
menghasilkan orogen sepanjang 2.500 km.
2. Busur kepulauan continental collision terjadi dimana busur kepulauan
bergerak kearah zona subduksi bersebelahan ke sebuah continental.
Kembali membentuk sebuah continental margin orogen.
3. Continental busur kepulauan terbentuk ketika continental mengapung
kearah zona subduksi menghubungkan dengan intra-samudera bususr
kepulauan. Continental membalas secara signifikan subduksi dan
membentuk pasif continental margin. contohnya Utara New Guninea.
4. Busur kepulauan-busur kepulauan collision sedikit memahami karena ini
tidak hadir contohnya antara melibatkan proses dari luar. Bagaimanapun
kemungkinan ini datang menjadi komponen intra-samudera busur
kepulauan.

Gambar 9. Keterangan dari keempat collisional margin baik. (a) Intercontinental


collision orogen terbentuk dimana kedua lempeng continental saling menabrak.
Contohnya Himalaya. (b) terbentuknya continental-margin orogen dimana intrasamudera busur kepulauan bergerak kedalam sebuah zona subduksi yang
membatasi kerak continental. (c) terbentuknya passive continental margin dimana
continental bergerak kearah sebuah zona subduksi yang berasosiasi dengan intrasamudera busur kepulauan. (d) komponen intra-samudera busur kepulauan
terbentuk oleh kedua collosion intra-samudera busur kepulauan
(Sumber : Summerfield (1991, 5960).

Anda mungkin juga menyukai