Pembelajaran Berbantuan Komputer yang dibina oleh bapak Syaad Patmanthara
Oleh: Bagas Sadewa Ahmadi
140534600547
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO September 2016
1. Konsep Pengolahan Informasi Pembelajaran
1.1 Teori Pengolahan Informasi Istilah pengolahan informasi mengandung pengertian adanya pandangan tertentu ke arah studi individu. Pusat perhatian pokok studi ialah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan.Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang murni dalam 3 hal : a. Teori pengolahan informasi tidak berdasarkan karya satu pencetus teori atau suatu rancangan penelitian saja. Teori pengolahan informasi didasarkan pada perkembangan IPTEK seperti program komputer, studi proses pengamatan visual dan audio, model deskriptif mengenai mengingat dan fungsi pemecah masalah yang baru dan ahli. b. Perbedaan pada perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif. Perpecahan ini terjadi seperti pada konsep strukturalis dan fungsionalis. Strukturalis berusaha menyusun kesadaran orang dari unsur unsur fikiran. Fungsionalis menjelaskan pentingnya tujuan penelitian untuk menyelidiki kegiatan dalam situasi kehiduapan nyata. c. Terjadi perbedaan derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak menjadikan belajar sebagai titik pusat perhatian yang utama. Belajar hanyalah suatu proses yang diselidiki dan antara kaitan antara belajar dan sub sub ranah lain dari psikologi kognitif. 1.2 Asumsi Dasar Pengolahan Informasi Pada awalnya manusia berkonsepsi bahwa memori manusia hanyalah tempat penyimpanan untuk informasi dalam waktu yang lama. Memori dianggap sebagai koleksi potongan potongan kecil informasi yang terlepas dan tidak terkait. Mulai tahun 1960-an persepsi tersebut mulai dirubah. Konsep memori manusia bergeser menjadi struktur yang rumit yang mengolah dan mengorganisasi seluruh pengetahuan. Memori bukan lagi gudang yang pasif, melainkan sistem aktif myang mengatur informasi mana yang masuk dan diolah untuk nantinya disimpan. Informasi diolah dalam tahap yang berurutan dan tiap tahap terjadi dalam struktur tertentu dalam sistem memori. 1.3 Asumsi Saluran-Ganda Asumsi saluran-ganda beranggapan bahwa manusia memiliki saluran terpisah bagi pemrosesan informasi untuk materi visual dan auditori 1.4 Asumsi Kapasitas-Terbatas Asumsi kedua beranggapan bahwa manusia onuya keterbatasan atas jumlah informasi yang bisa diproses dalam masing masing saluran pada satuan tertentu 1.5 Asumsi Pemrosesan-Aktif Asumsi ketiga beranggapan bahwa manusia secara aktif melibatkan diri dalam pemrosesan aktif untuk mengkonstruksi representasi mental yang saling terkait terhadap pengalaman mereka.
1.6 Komponen Belajar
Berikut 3 tahap penjelasan penerapan pengolahan informasi pada belajar : a. Perhatian ke Stimulus Pengolahan informasi berwal dari isyarat fisik yang ditnagkap oleh panca indera. Data kemudian disimpan dan diolah. Terdapat 2 jenis proses dalam pengolahan stimulus, yaitu pengolahan automatic dan deliberate b. Pengkodean Stimulus Fungsi pengkodean adalah persiapan informasi untuk disimpan dalam memori jangka panjang. Metode pengkodean ada 2 macam, yaitu gladi primer dan elaboratif. Gladi primer dilakukan dengan mengulang ulang informasi. Sedangakan gladi elaboratif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggantian informasi dengan simbol, dan perubahan bentuk informasi agar saling terkait. c. Penyimpanan dan Retrival Informasi Setelah pengkodean, informasi akan disimpan dalam memori jangka panjang. Proses pemanggilan informasi tersebut tentu bergantung dari kemampuan tiap individu 1.7 Hakikat Belajar yang Kompleks Teori pengolahan informasi diaplikasikan dalam proses pemecahan masalah. Masalah yang diteliti dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu a. Induksi Struktur b. Transformasi c. Pengaturan d. Pengaturan Hibrida
2. Konsep Pengembangan Pembelajaran E-Learning
2.1 Konsep Pembelajaran E-Learning Konsep pembelajaran E-Learning merupakan jawaban dari kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI. Konsep ini membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan konvensional kedalam bentuk digital baik secara isi maupun sistemnya. 2.2 Definisi E-Learning E-learning adalah proses pebelajaran yang menggunakan komputer, jaringan, penrangkat lunak pengajaran yang dilengkapi dengan fasilitas komunikasi, pemantauan dan evaluasi 2.3 Karakteristik E-Learning E-Learning memiliki karakteristik anatara lain : a. Menggunakan jasa teknologi elektronik b. Memanfaatkan keunggulan komputer c. Menggunakan self learning material d. Memanfaatkan jadwal, kurikulum, progress dan hal administrasi yang dapat diakses dengan mudah 2.4 Komponen E-Learning Komponen yang membentuk E-Learning antara lain : a. Infrastruktur E-Learning, meliputi PC, jaringan komputer, internet dan kelengkapan multimedia. b. Sistem dan aplikasi E-Learning, meliputi manajemen kelas, pembuatan materi, forum diskusi, sistem penilaian, dan sistem ujian c. Konten E-Learning, dalam bentuk Multimedia-based Content / Text-based Content. Dan disimpan di Learning Management System. 2.5 Syarat E-Learning a. Pembelajaran melalui pemanfaatan jaringan b. Adanya penunjang layanan belajar bagi peserta didik c. Adanya Tutor 2.6 Manfaat E-Learning Manfaat E-Learning terdiri atas 4 hal, yaitu : a. Enhance Interactivity, apabila dirancang dengan benar, E-Learning sebenarnya dapat meningkatkan kadar interaksi antar peserta didik, maupun peserta didik dengan guru. b. Time and Place Flexibility, memungkinkan terjadinya pembelajaran dengan waktu dan tempat yang fleksibel. Dengan bantuan jaringan internet proses interaksi pembelajaran tidak lagi terpaku pada jadwal. c. Potential to Reach a Global Audience, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas. Berdasarkan manfaat sebelumnya kendala ruang dan waktu dapat dihilangkan sehingga cakupa peserta didik dapat lebih ditingkatkan.
d. Easy Updating of Content as Well as Archivable Capabilities, mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Dengan perkembangan jaringan internet, maka proses perkembangan materi dapat dilakukan secara periodik dan kontinyu. 2.7 Model E-Learning Tahap penerapan E-Learning dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan beberapa model, yakni : a. Selective model, digunakan apabila jumlah perangkat PC terbatas. Pengajar akan memilih media untuk penyampaian bahan ajar lalu didemonstrasikan b. Sequential model, digunakan apabila jumlah PC sangat sedikit, digunakan sistem kloter untuk bergantian mencari sumber pelajaran c. Static station model, digunakan bila terdapat sumber belajar yang berbeda untuk satu tujuan pembelajaran. Maka pengelompokan didasarkan pada jenis sumber belajar d. Laboratory model, digunakan bila perangkat PC terhubung dengan jaringan internet. Sehingga peserta didik dapat dengan leluasa belajar secara mandiri 2.8 Metode Penyampaian E-Learning Ditinjau dari segi interaksi antara manusia dan sistem, terdapat 3 metode penyampaian E-Learning : a. Synchronous Learning, pertemuan antara pendidik dan peserta didik dilkaukan secara tidak langsung melalui media internet. b. Self-directed Learning, peserta didik melakukan proses pembelajaran secara mandiri tanpa instruktur ataupun waktu khusus untuk diskusi dengan sesama peserta didik. c. Asynchronous Learning, mengkombinasikan karakteristik dari 2 metode sebelumnya. Peserta didik belajar secara mandiri namun terapat tutor yang akan memandu meski waktu diskusi tidak ditentukan secara khusus 2.9 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning a. Kelebihan E-Learning 1) Dapat dilakukan kapan dan dimana saja 2) Kuota tidak terbatas 3) Kemudahan mendapatkan materi dan info 4) Materi yang didapat lebih banyak 5) Efisien dan efektif waktu 6) Fleksibel 7) Mencangkup banyak peserta didik 8) Kemudahan pembuatan tugas b. Kekurangan E-Learning 1) Kurangnya pemantauan 2) Harus mengadakan perangkat penunjang terlebih dahulu 3) Tidak cocok diterapkan untuk peserta didik yang kurang motivasi 4) Mengurangi aspek sosial