Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

LUKA BAKAR
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

DISUSUN OLEH :

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG
2004

LAPORAN PENDAHULUAN
LUKA BAKAR DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
1. DEFINISI
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontakdengan suhu yang tinggi,
seperti api, panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. Juga bisa disebabkan kontak
dengan suhu rendah ( fresh bite ). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
penyembuhan :
a. Kedalaman luka dan luas permukaan luk abakar
b. Letak daerah yang terbakar
c. Usia
d. Keadaan kesehatan penderita ( Mansjoer, 200 )
2. Klasifikasi Luka Bakar
a. Kedalaman Luka Bakar :
1. Derajat I ( Luka bakar superfisial )
Luka bakar hanya tebatas pada lapisan epidermis. Luka bakar derajat ini
ditandai dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut
dalam waktu 5 7 hari.
2. Derajat 2 ( luka bakar dermis )
luka bakar derajat 2 mencapai kedalaman dermis tetap masih ada elemen
epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
folikel rambut. Dengan adanya sisa sel epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh
sendiri dalam 20 21 hari. Oleh karena kerusakan kapiler dan ujung syaraf di dermis,
luka derajat ini lebih pucat dan lebih nyeridibangdingkan luka bakar superfisial,
karena adanya iritasi ujung syaraf sensorik. Juga timbul gula berisi cairan eksudat
yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meninggi. Luka bakar
derajat 2 dibedakan menjadi :
a. derajat 2 dangkal, dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis dan
penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10 14 hari
b. Derajat 2 dalam, dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila
kerusakan lebih dalam mengenai dermis, subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan
terjadi lebih lama, tergantung dari bagian dermis yang memiliki kemampuan
reproduksi sel-sel kulit ( biji epitel, stratum germanitavum, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dll ) yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu
lebih dari 1 bulan.
3. Derajat 3
Meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam.
Oleh karena tidak ada lagi elemen epitel yang hidup, maka untuk mendapat
kesembuhan harus melakukan pencangkokan kulit. Koagulasi protein yang terjadi
memberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada gula, tidak nyeri.
4. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
a. Berat / Kritis, bila :

. Derajat 2 dengan luas lebih dari 25 %


. Derajat 3 dengan luas lebih dari 10 % atau terdapat di muka, kaki, dan tangan
. Luka bakar disertai trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas / fraktur
. Luka bakar akibat listrik
b. Sedang, bila :
. Derajat 2 dengan luas 15 25 %
. Derajat 3 dengan luas kurang dari 10 %, kecuali muka, kaki, dan tangan
c. Ringan, bila :
. Derajat 2 dengan luas kurang dari 15 %
. Derajat 3 kurang dari 2 %
4. LUAS LUKA BAKAR
a. Perhitungan luka bakar antara lain berdasarkan rule of nine dari Wallace, yaitu :
. Kepala dan leher 9 %
. Ekstrimitas atas 2 x 9 % ( kiri dan kanan )
. Paha dan betis kaki 4 x 9 % ( kiri dan kanan )
. Dada, perut, punggung, bokong 4 x 9 %
. Perineum dan genetalia 1 %
b. Pada bayi dan anak menggunakan rumus 10 ( pada bayi ), dan rumus 10 15 20
dari Lund and Brawder
lahir
1 tahun
5 tahun
10 tahun
15 tahun
Dewasa
A
: 9%
8%
6%
5%
4%
3%
Setengah
kepala
B
:
Setengah 2 %
3%
4%
4%
4%
4%
Paha
C
:
Setengah 2 %
2%
2%
3%
3%
3%
tungkai
bawah

PATOFISIOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan ruang gerak pada area yang
sakit, gangguan massa oto, perubahan tonus
2. Sirkulasi ( dengan cedera luka bakar > 20 % APIT 0

Anda mungkin juga menyukai