Anda di halaman 1dari 2

Cara pemberian obat furosemide yang paling umum dilakukanadalah dengan pemberian

secara oral karena sangat praktis dan harganya jauh lebih ekonomis. Tetapi, Pada pemberian obat
secara oral lebih lama menunjukkan onset of action dibanding secara Intraperitonial, hal ini
dikarenakan Intraperitonial tidak mengalami fase absorpsi tapi langsung ke dalam pembuluh
darah.Sementara pemberian secara oral, obat akan mengalami absorpsi terlebih dahulu lalu
setelah itu masuk ke pembuluh darah dan memberikan efek. Maka dari itu efek yang timbul
biasanya lambat dan semakin tinggi dosis yang diberikan akan memberikan efek yang lebih
cepat. Bahkan ada beberapa obat yang setelah pemberian secara oral, obat tersebut diabsorpsi
secara tidak lengkap. Pada pemberian secara injeksi (berarti; diluar usus) biasanya dipilih bila
diinginkan cepat, dalam keadaan emergency seperti pasien yg tidak sadar. Tetapi dengan injeksi
akan memberikan dampak seperti dapat menyebabkan rasa nyeri pada saat penyuntikan karena
tidak isotonis, bahaya karena dapat merusak pembuluh atau syaraf jika tidak tepat dalam memilih
tempat suntikan, dan harganya lebih mahal.
Farmakokinetika Obat Oral vs Injeksi
Perbedaan mendasar pada obat oral dan obat injeksi adalah obat oral mengalami seluruh
proses Farmakokinetika dimulai dari Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi; sedangkan
untuk obat injeksi intravena obat yang masuk ke dalam tubuh akan langsung mengalami
Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi.
a. Absorbsi
Setelah obat diminum, obat ini akan mengalami disolusi di lambung. Setelah itu zat aktif
akan melewati dinding lambung / usus dan masuk ke pembuluh darah, proses inilah yang
dinamakan absorpsi.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi diantaranya pH obat. Obat yang bersifat asam lemah
akan diabsorpsi di lambung karena di pH lambung adalah asam sehingga obat tersebut akan
banyak dalam bentuk molekul yang mudah untuk di absorpsi oleh dinding lambung. Untuk obat
basa lemah diabsorpsinya di usus
b. Distribusi dan Metabolisme
Setelah obat melewati dinding usus/lambung, obat akan masuk ke aliran darah. Di aliran
darah ia akan didistribusikan ke seluruh tubuh sebelum sampai ke lokasi kerja obat.

Untuk obat-obat ekstravaskular yang digunakan per oral ia akan dibawa oleh vena hepatic
ke hati. Obat-obat tersebut akan masuk ke hati terlebih dahulu sebelum menuju sistemik untuk
untuk dimetabolisme oleh enzim Cytochrome P450 atau disebut mengalami metabolisme lintas
pertama ( first pass effect atau presystemic metabolism). Setelah itu baru obat akan masuk ke
saluran sistemik dan kemudian dibawa ke organ atau jaringan target kerja.
Metabolisme obat dapat:
1. Merubah obat yang semula aktif menjadi bentuk tidak aktif
2. Merubah obat tidak aktif (prodrug) menjadi bentuk aktifnya
3. Tidak merubah sifat obat (aktif tetp aktif)
4. Mengubah obat menjadi bentuk toksik.
Selain itu metabolisme juga mengubah senyawa menjadi lebih polar agar mudah larut
dalam urin untuk dikeluarkan
c. Ekskresi
Pengeluaran zat yg sudah dimetabolisme dapat berupa urin maupun feces.
Karena perbedaan proses farmakokinatik tersebut, terdapat perbedaan dalm profil kurva
antara konsentrasi obat dalam darah dengan waktu antara obat oral dan injeksi.
Rute injeksi

Rute per oral

Anda mungkin juga menyukai