Anda di halaman 1dari 2

Dyspepsia adalah gangguan akut, kronik, atau nyeri yang berulang atau rasa tidak nyaman

pada perut bagian atas. Rome III Committee telah mendefinisikan dyspepsia sebagai nyeri
epigastrik/rasa terbakar, rasa kenyang, atau rasa penuh setelah makan. Rasa terbakar di dada
harus dibedakan dari dyspepsia. Saat rasa terbakar di dada lebih dominan, hal ini mengarahkan
kepada terjadinya gastroesofageal refluks. Dispepsia terjadi pada 15% dewasa dan 3% pada
orang yang melakukan pemeriksaan umum.

Penyebab dispepsia terdiri dari beberapa hal. berikut ini akan saya paparkan beberapa
penyebab dari dispepsia.
1. Intoleransi Makanan atau Obat
intoleransi makanan merupakan penyebab dari dispepsia. pada kondisi akut, dispepsia
mungkin disebabkan oleh makan berlebihan, makan yang terlalu cepat, makan makanan
berlemak, makan saat keadaan stress, atau minum alcohol atau kopi terlalu banyak. Selain
makakan, banyak juga obat-obatan yang menyebabkan dyspepsia, seperti aspirin, NSAID,
antibiotic (metronidazol, makrolid), obat diabetes (metformin, penghambat alfa glukosidase,
analog amylin, antagonis reseptor GLP-1), obat antihipertensi (ACE inhibitor, angiotensin
reseptor bloker), agen penurun kolesterol (niasin, fibrat), obat-obat neuropsikiatrik
(penghambat kolinestrasedonepezil, rivastigmine), SSRIs (fluoxetine, sertraline), penghambat
serotonin-norepinefrin-reuptake (venlafaxine, duloxetine), obat Parkinson (agonis dopamine,
monoamine oxidase (MAO-B) inhibitor), kortikosteroid, estrogen, digoxin, zat besi, dan
opioids.
2. Dyspepsia Fungsional
dispepsia fungsional Ini adalah penyebab utama dyspepsia kronik. Pada 3-4 dari 10 pasien
tidak ditemukan kelainan organik setelah di evaluasi. Gejala mungkin timbul dari interaksi
yang kompleks dari peningkatan sensitivitas visceral aferen, pengosongan lambung yang
terlambat atau sistem akomodasi makanan yang terganggu, atau stress psikososial. Walaupun
jinak, gejala ini bisa menjadi kronik dan susah untuk disembuhkan apabila tidak ditangani
dengan tepat.
3. Disfungsi Lumen dari Traktus Gastrointestinal
Dispepsia juga dapat terjadi akibat disfungsi lumen saluran cerna. keadaan keadaan berikut ini
dapat menyebabkan disfungsi lumen saluran cerna: Ulkus peptik terjadi pada 5-15% pasien
dyspepsia. Gastro Esofageal Refluks Desease (GERD) terjadi pada 20% pasien dengan
dyspepsia, walaupun tanpa rasa terbakar di dada. Kanker lambung atau esophagus
teridentifikasi pada 0.25-1% tapi ini sangat jarang pada orang di bawah 55 tahun dengan
dyspepsia yang tidak berkomplikasi. Penyebab lainnya termasuk gastroparesis (terutama pada
DM), intoleransi laktosa atau kondisi malabsorpsi, dan infeksi parasit (Giardia, Strongyloides,
Anisakis).
4. Infeksi Helicobacter pylori
Walaupun infeksi lambung kronis karena H. pylori adalah penyebab utama dari penyakit ulkus
peptic, infeksi ini bukan penyebab pada dyspepsia yang tidak ada penyakit ulkus peptiknya.
Prevalensi dari H. pylori berhubungan dengan gastritis kronik pada pasien dengan dyspepsia
tanpa penyakit ulkus peptic sekitar 20-50%, sama pada sebagian besar populasi.
5. Penyakit Pankreas
Karsinoma pancreas dan pancreatitis kronik sering bergejala dispepsi.
6. Penyakit Saluran Empedu
Nyeri epigastrik atau nyeri pada kuadran kanan atas karena kolelitiasis atau koledokolitiasis
harus dibedakan dari dyspepsia.
7. Kondisi Lainnya

DM, penyakit tiroid , peyakit ginjal kronik, iskemik miokard, keganasan intraabdomen,
volvulus gaster atau hernia paraesofageal, dan kehamilan kadang-kadang disertai dyspepsia.

Anda mungkin juga menyukai