Anda di halaman 1dari 4

II.

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Resiko


Sesungguhnya kehidupan manusia selalu berkisar atas ketidak pastia yang
berkepanjangan dan terus menerus, keadaan tidak pasti itu lazim disebut
sebagai suatu resiko. Jadi resiko adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia, disamping itu tidak seorangpun yang dapat bebas
dari resiko. Meskipun demikian sudah barang tentu seseorang lebih terbuka
atas kemungkinan suatu resiko dibandingkan dari satu beberapa orang lain.
Hal ini dapat disebabkan antara lain jenis pekerjaan yang tidak sama,
kondisi fisik, keadaan geografis, dan berbagai alasan yang sangat bervariasi,
sehingga dengan demikian dapt pula disebut bahwa resiko akan muncul
apabila keadaan di masa deoan masih tergantung pada banyak factor.
Menurut

Sesuai penejalasan di atas setiap perusahaan membutuhkan manajemen


untuk berbagi resiko yang mungkin timbul
Menurut Silalahi ( dalam Husain Unmar 1998 ), manajemen resiko dapat
diartikan sebagai :
suatu system pengawasan resiko dan perlindungan harta benda, hak milik
dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya
kerugian karena adanya suatu resiko.
Resiko menuntut beberapa keputusan manajemen yang memiliki akibat baik
dan buruk. Hal ini terjadi karena kebanyakan proyek dan keputusan
manajemen mengandung resiko. Kebanyakan resiko tidak hanya
membahayakan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan. Resiko juga
merupakan suatu peristiwa yang telah dapat terjadi di masa mendatang
sebagai akibat dari tindakan tindakan yang telah di tempuh pada masa
sekarang. Itulah sebabnya mengapa para manager harus
mempertimbangkan pilihan pilihan yang berbeda terhadap beberapa
masalah dan memperhitungkan konsekuensi konsekuensinya dengan cara
memfokuskan pada resiko resiko yang lebih nyata.

Manajemen resiko yang lebih baik dapat membantu perusahaan semaksimal


mungkin biaya - biaya yang terpaksa harus dikeluarkan, disamping dapat
dipertahankannya ketenangan pegawai dalam bekerja. Analisis resiko dapat
membantu manajemen untuk memutuskan apakah resiko uang dihadapi
perusahaan akan dihindari atau diambil. Sering kali manajemen resiko sulit
menetukan jumlah keuangan kerugian yang diderita .
Menurut manajemen resiko, asuransi dianggap sebagai salah satu cara yang
terbaik untuk menangani suatu resiko yang dalam asuransi timbul di masa
masa yang akan datang. Dalam hal ini yang menjadi resiko dalam asuransi
umum PT Asuransi Parolamas adalah timbulnyan seuatu yang terjadi seperti
kebakaran. Kebakaran itu sendiri merupakan suatu kejadian atau keadaan
yang tidak terduga dan datangnya dari luar.
Seseorang atau perusahaan yang tidak memiliki manajemen resiko mungkin
lebih merugi dalam menghadapi masa krisis atau berbagai macam masalah.
Akan banyak biaya yang harus dikeluarkan setelah suatu peristiwa terjadi,
seperti kebakaran atau bentuk kerugian yang lain. Karena menyadari
kebutuhan untuk mengatur resiko itu penting, maka seseorang atau
perusahaan mengeluarkan biaya tambahan mesalnya untuk biaya
pemeliharaan .

2.2 Pengertian Premi


Permi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan tertanggung
kepda penanggung sebagai resiko yang ditanggungnya. Pada dasarnya suku
premi yang diberikan kepada tertanggung sebagaimana tercantum dalam
polis dan kuitansi diperkenankan untuk dilakukan perubahan, disesuaikan
dengan kondisi waktu dan situasi yang.

2.3 Polis Asuransi Kebakaran


Polis kebakaran adalah alat bukti tertulis bahwa telah terjadi perjanjian
asuransi antara tertanggung dengan penanggung. Disamping itu, polis juga
memuat kesepakatan mengenai syarat syarat khusus dan janji janji
khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban untuk mencapai
tujuan asuransi.

Polis asuransi kebakaran salain harus memenuhi syarat syarat umum pasal
256 KUHD, harus menyebutkan syarat syarat khusu yang hanya berlaku
bagi asuransi kebakaran seperti ditentukan dalam pasal 1287 KUHD tersebut
( Djoko Prakoso, 2000 : 30 )
a. Hari dan tanggal kapan asuransi kebakaran itu diadakan.
b. Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk
kepentingan diri sendiri atau pihak ketiga.
c. Keterangan yang cukup jelas mengenai yang diasuransikan terhadap
bahaya kebakaran.
d. Jumlah yang harus diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
e. Bahaya bahaya (Evenemen) mulai berjalan dan berakhir menjadi
tanggungan penanggung.
f. Waktu bahaya bahaya (Evenemen) mulai berjalan dan berakhir
menjadi tanggungan penanggung.
g. Permi asuransi kebakaran yang dibayarkan oleh tertanggung.
h. Janji janji khusus yang diadakan pihak pihak dan keadaan yang
perlu diketahui oleh dan untuk kepentingan penanggung.
i. Letak dan perbatasan benda yang diasuransikan.
j. Pemakaian untuk apa benda yang diasuranikan.
k. Sifat dan pemakaian ruamh atau gedung yang berbatan, sejauh itu
berpengaruh terhadap suatu resiko kebakaran yang menjadi beban
penanggung.
l. Harga benda yang diasuransikan terhadao bahaya kebakaran.
m. Letak dan perbatan gedung dan tempat dimana terdapat, tersimpan
atau tertimbun benda bergerak yang diasuransikan.
2.4 Evenemen bahaya Asuransi Kebakaran
Bahaya bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi tanggungan
penanggung diatur dalam pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai
tanggung jawabnya semua kerugian yang ditimbulkan oleh terbakarnya
benda asuransi.
Pengertian terbakar meliputi kebakaran biasa yang lebih luas dari pada
itu. Dalam pasal 290 KUHD disusun sebab sebab kebakaran yang sangat
luas:
1. Petir, api, kurang hati hati dan kebakaran lain.
2. Kesalahan atau itikad jahat dari penggunaan sendiri, tetangga sendiri,
musuh, perampok dan lain lain.
3. Sebab sebab lain dengan nama apa saja dengan cara bagaimanpun
kebakaran itu terjadi, direncanakan atau tidak, biasa atau luar bias
dengan tiada kecualinya.

Terjadinya Evenemen penyebab kebakaran yang menjadi tanggungan pada


penanggung mengakibatkan timbulnya kerugian bagi tertanggung. Dalam
hal ini timbul kerugian, penanggung berkewajiban membayar klaim yang
diajukan oleh tertanggung. Untuk memenuhi kewajibannya, penanggung
perlu membuktikan apakah kebakaran yang terjadi itu adalah sebab dari
yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut pasal 294 KUHD :
penaggung dibebaskan darikewajiban untuk membayar kerugian apabila di
membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian
tertanggung sendiri yang sangat melampaui batas .
Tetapi pasal 294 KUHD menentukan secara khusus tentang kesalahn
tertanggung sendiri dalam asuransi kebakaran. Kekhususan pasal 294 KUHD
itu adalah penanggung harus dapat membuktikan kebakaran itu disebabkan
oleh kesalah atau kelalaian tertanggung sendiri yang sangat melampaui
batas. Kerugian dihitung menurut harga harga waktu kebakaran terjadi.

2.5 Perhitungan Premi Asuransi

Anda mungkin juga menyukai