LP DHF
LP DHF
Disusun oleh :
NAMA
: AHMAD SHOLIH
NIM
: P. 17420108002
RUANG
: Poli 4
DEMAM BERDARAH
I. DEFINISI
Suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam
tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides Aegypti yang menyerang pada
anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi,
manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang dapat
menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI, 1997, hal 417).
II. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai
dengan demam, sakit kepala, muak nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia
di tenggorokan, suam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan
dapat terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjarkelenjar getah bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding
kapiler sehingga cairan keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya
terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma meembes sejak permulaan demam
dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat,
volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau kurang. Bila renjatan
hipopolemik yang terjadi akibatkehilangan plasma tidak segera diatasi, maka
akan terjadi anorekma jaringan, asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice,
Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995 )
III. MANIFESTASI KLINIS
1. Masa Inkubasi
Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus
dengue ke dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 5 hari
diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise.
2. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2 7 hari
kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsungnya demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik
misalnya, anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian, nyeri
kepala dan rasa lemah dapat menyertainya.
3. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan
umumnya terjadi pada kulit , dan dapat berupa uji turniket yang positif ,
mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena , petekia dan purpura.
Selain itu juga dapat dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi ,
hematomesis dan melena.
4. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba , meskipun
pada anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan
dari hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan
akan terjadinya renjatan pada penderita.
5. Renjatan ( syok )
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki serta cyanosis
di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat, kecil
bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan menurun sampai di
bawah angka 80 mmHg.
2.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak
adekuat akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makan.
4.
Resiko kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra
vaskuler ke ekstra vaskuler.
V. PATHWAY
Virus Dengue
Virusemia
Peningkatan
permeabilitas dinding
kapiler
Infeksi
Infeksi
Demam ditandai
dengan sakit
kepala, mual, nyeri
otot disekitar
tubuh, hiperemia
tenggorokan
Kelainan sistem
retilkulo
endothelial
Perdarahan
Limpa
V. INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan
Peningkatan
suhu Suhu tubuh pasien akan 1.
tubuh
b.d
infeksi
dilakukan
Intervensi
Kaji suhu dan tandatanda vital setiap jam
tindakan 2.
keperawatan selama 2 x
Berikan
hasil :
4.
Anjurkan
berlebihan
suhu
yang
3.
yang
Meingka
tkan hidrasi
4.
menyerap
Menurun
kan suhu tubuh
keringat
6.
perdarahan
kan
pasien
pakaian
dan
Menurun
meningkat
tipis
Pasien
tidak gelisah
hipofolemik
2.
memakai
37 C
terjadi
tubuh
pasien antara 36 5.
Resiko
kompres
banyak minum
Suhu
u perubahan suhu
hangat
1.
Rasional
Memanta
syok
b.d
1.
Observasi
Memanta
u kondisi pasien
hipovolemik berkurang
selama
setelah
tnda vital
perawatan
tindakan
dilakukan
keperawatan 2.
Puasa
makan
minum
pada
selama 2 x 24 jam ,
dan
terutama
saat
terjadi perdarahan
untuk memastikan
tidak
Tanda
terjadinya
pada pasien.
Ht dalam
batas normal 37
2.
Puasa
membantu
mengistirahatkan
43 %
masa
Pasien
terlihat tidak gelisah
saluran pencernaan
untuk
sementara
selama perdarahan
Perubahan
nutrisi
berasal
dari
saluran cerna.
nutrisi
1.
Anjurkan
makan
sakit
menelan
dan setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
2.
pasien
dengan
Kolaborasi
selama 3 x 24 jam ,
dokter
melaksanakan
medik
1.
porsi
A
supan nutrisi pasien
sedikit demi sedikit
dengan
dalam
terpenuhi
2.
program
engurangi mual ,
tentang
dapat menghabiskan
pasien.
Pasien
dihidangkan
Berat
badan pasien stabil
Resiko
volume
kurangnya
cairan
b.d
vaskuler
ekstra vaskuler.
ke Resiko
kurangnya
1.
Anjurkan
pasien
tubuh
minum
pasien
akan
berkurang
setela
dilakukan
tindakan
2.
Pasien
tidak
mengalami
1.
Pantau
Kolaborasi
dengan
hasil :
banyak
keperawatan selama 3 x
24 jam , dengan kriteria
untuk
dokter
pemberian infus.
dalam
tubuh bertambah
2.
Memberikan
perkiraankebutuhan
akan
cairan
pengganti , fungsi
kekurangan volume
ginjal
dan
keefektifan
dari
ditandai
terapi
dengan
yang
diberikan.
3.
normal
Meningkatan
produksi
cairan tubuh.
Pasien
tidak merasa haus ,
mukosa mulut tidak
kering.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku K\efdokteran EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGVC.
Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
intake