Anda di halaman 1dari 36

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar
perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dihadapi.

2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture


Menurut Edgard G. Hoffman (1996), jig dan fixture merupakan alat
bantu produksi yang digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan
duplikasi part yang akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai
alat bantu proses produksi untuk mempermudah dalam penyetingan material yang
menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah banyak (mass
product) serta untuk mempersingkat waktu produksi.
Jig didefinisikan sebagai piranti/peralatan khusus yang memegang,
menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat bantu
produksi yang dibuat tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi
juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi
dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau
perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil tidak dibaut atau dipasang
pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter penggurdian
diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja.
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang
diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture
untuk referensi atau setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang
tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan.
Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat dan
berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

a. Size
Jig biasanya ringan dalam ukuran, dan tidak selalu tetap pada meja mesin. Hal
ini karena jig harus bergerak mengarahkan alat potong, tidak seperti fixture
yang dijepit pada meja. Selain itu perlengkapan yang cukup besar dalam
konstruksi dan membantu menahan pada posisinya. Fixture dipatenkan pada
meja adalah untuk memastikan benda kerja tidak bergerak saat mesin mulai
beroperasi.
b. Application
Fixture diterapkan pada aplikasi yang lebih luas dibandingkan dengan jig.
Beberapa contoh fixture secara umum diantaranya lathe fixture, milling
fixture, grinding fixture dan sawing fixture. Fixture juga dapat dimanfaatkan
dalam operasi setiap mesin yang menuntut hubungan yang tepat antara posisi
alat terhadap benda kerja.
c. Accuracy
Perbedaan jig dan fixture juga terletak pada akurasi. Jig lebih akurat
dibandingkan fixture. Jig biasanya digunakan pada pembuatan part yang lebih
rumit baik dari segi ukuran dan proses pengerjaan dalam proses produksi,
sehingga bisa mendekati bahkan mencapai tujuan yang diinginkan. Keduanya
membantu

dalam

mengontrol

biaya

dan

kualitas,

artinya

dengan

menggunakan jig dan fixture bisa membantu untuk menghemat tenaga kerja
secara efektif.

2.2 Pertimbangan Penggunaan Jig dan Fixture


Berikut merupakan pertimbangan dalam penggunaan jig dan fixture
2.2.1 Aspek Teknis / Fungsi:
1. Mendapatkan kepresisian/ketepatan dalam ukuran
2. Membantu untuk menghemat tenaga kerja secara efektif
2.2.2

Aspek Ekonomi:
1. Mengurangi biaya produksi dengan memperpendek waktu proses
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat atau mesin
4. Optimalisasi mesin yang kurang teliti

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

5. Mengurangi waktu inspeksi dan alat ukur


6. Meniadakan kesalahan pengerjaan (reject)
2.3 Jenis - Jenis Jig
Jig adalah peralatan khusus yang berfungsi untuk menahan dan
menopang benda kerja yang akan mengalami proses pemesinan. Jig dibagi
atas 2 kelas: jig gurdi dan jig bor. Jig bor digunakan untuk mengebor lubang
yang besar untuk digurdi atau ukurannya yang rumit (gambar 2.2). Jig gurdi
digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming),
mengetap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink
(gambar 2.3). Jig dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi
pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan bushing yang digunakan.

Gambar 2.1 Referensi alat bantu dengan benda kerja

Gambar 2.2 Jig bor


7

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe
tertutup. Jig terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja
dimesin hanya pada satu sisi. Jig tertutup atau kotak digunakan untuk
komponen yang dimesin lebih dari satu sisi.

Gambar 2.3 Operasi umum jig gurdi


Template jig adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig
tipe ini terpasang di atas, pada atau di dalam benda kerja dan tidak diklem
(gambar 2.4). Template bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig
jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.

Gambar 2.4 Template jig

Plate jig sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini
mempunyai klem untuk memegang benda kerja. (gambar 2.5).
8

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.5 Plate jig


Plate jig kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan
benda kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini
disebut jig table (gambar 2.7).
Sandwich jig adalah bentuk plate jig dengan pelat bawah. Jig jenis
ini ideal untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau
terlipat pada jig jenis lain (gambar 2.6).

Gambar 2.6 Sandwich jig


Angle plate jig (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen
yang dimesin pada sudut tegak lurus terhadap mounting locator (dudukan
lokator) yaitu dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Gambar 2.8
adalah jig jenis ini. Modifikasi jig jenis ini dimana sudut pegangnya bisa
selain 90 derajat disebut jig pelat sudut modifikasi dan diperlihatkan oleh
gambar 2.9.
9

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.7 Table jig

Gambar 2.8 Angle plate jig modifikasi

Gambar 2.9 Angle plate jig

Jig kotak atau tumble jig, biasanya mengelilingi komponen (gambar


2.10). Jig jenis ini memungkinkan komponen dimesin pada setiap
permukaan tanpa memposisikan ulang benda kerja pada jig.

Gambar 2.10 Tumble jig


10

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Channel jig adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak (gambar
2.11). Komponen dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.

Gambar 2.11 Channel jig


Jig daun (leaf) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk
kemudahan pemuatan dan pelepasan (gambar 2.12). Jig daun biasanya lebih
kecil dari jig kotak.

Gambar 2.12 Jig daun


Indexing jig digunakan untuk meluaskan lubang atau daerah yang
dimesin lainnya disekeliling komponen (gambar 2.13). Untuk melakukan
ini, jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan sebuah
plunger. Indexing jig yang besar disebut juga rotary jig.

11

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.13 Indexing jig


Trunnion jig adalah jenis rotary jig untuk komponen yang besar atau
bentuknya rumit (gambar 2.14). Komponen pertama-tama diletakkan di
dalam kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.

Gambar 2.14 Trunnion jig


Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh
pengguna (gambar 2.15). Pelat yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini
bisa memasang dan membongkar benda kerja dengan cepat.

Gambar 2.15 Jig pompa


12

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Multistation jig mempunyai bentuk seperti gambar 2.16. Ciri utama


jig ini adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian menggurdi,
bagian lain meluaskan lubang (reaming), dan bagian ketiga melakukan
pekerjaan counterbore. Station akhir digunakan untuk melepaskan
komponen yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.

Gambar 2.16 Multistation jig


2.4 Jenis - Jenis Fixture
Fixture adalah peralatan yang berfungsi untuk menahan benda kerja
dan mendukung pekerjaan sehinggga operasi pemesinan dapat dilakukan.
Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat.
Perbedaan utama dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan
berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.
Plate fixture adalah bentuk paling sederhana dari fixture (gambar
2.17). Fixture dasar dibuat dari pelat datar yang mempunyai variasi klem
dan lokator untuk memegang dan memposisikan benda kerja. Konstruksi
fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir semua proses
pemesinan.
13

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.17 Plate fixture


Angle plate fixture adalah variasi dari fixture pelat (gambar 2.18).
Dengan fixture jenis ini biasanya dimesin pada sudut tegak lurus terhadap
lokatornya. Jika sudutnya selain 90 derajat, fixture pelat sudut yang
dimodifikasi bisa digunakan (gambar 2.19).

Gambar 2.18 Angle plate fixture

Gambar 2.19 Angle plate fixture modifikasi


14

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Vise-jaw fixture digunakan untuk pemesinan komponen kecil


(gambar 2.20). Dengan alat ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang
dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.

Gambar 2.20 Vise-jaw fixture


Indexing fixture mempunyai bentuk yang hampir sama dengan
indexing jig (gambar 21). Fixture jenis ini digunakan untuk pemesinan
komponen yang mempunyai detil pemesinan untuk rongga yang detil.
Gambar 22 adalah contoh komponen yang menggunakan fixture jenis ini.

Gambar 2.21 Indexing fixture


Multistation fixture adalah jenis fixture untuk kecepatan tinggi,
volume produksi tinggi dimana siklus pemesinan kontinyu.

15

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Duplex fixture adalah jenis paling sederhana dari jenis ini dimana
hanya ada dua stasiun (gambar 2.23). Mesin tersebut bisa memasang dan
melepaskan benda kerja ketika pekerjaan pemesinan berjalan. Misal, ketika
pekerjaan pemesinan selesai pada stasiun 1, perkakas berputar dan siklus
diulang pada stasiun 2. Pada saat yang sama benda kerja dilepaskan pada
stasiun 1 dan benda kerja yang baru dipasang.

Gambar 2.22 Duplex fixture


Profiling fixture digunakan mengarahkan perkakas untuk pemesinan
kontur yang tidak terjangkau atau tidak bisa dilakukan oleh mesin. Kontur
bisa internal atau eksternal. Gambar 2.23 memperlihatkan bagaimana
nok/cam secara akurat memotong dengan tetap menjaga kontak antara
fixture dan bantalan pada pisau potong frais.

Gambar 2.23 Profiling fixture


16

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Fixture biasanya diklasifikasikan berdasarkan tipe mesin yang


menggunakannya. Misal, fixture yang digunakan pada mesin milling disebut
fixture milling. Fixture bisa juga diklasifikasikan dengan subklasifikasi.
Misal, jika pekerjaan yang dilakukan adalah milling, maka fixture disebut
straddle milling fixture.
Berikut ini adalah daftar operasi produksi yang menggunakan fixture:

2.5

1.Assembling

8.Boring

15.Broaching

2.Drilling

9.Forming

16.Gauging

3.Grinding

10.Heat treating

17.Honing

4.Inspecting

11.Lapping

18.Milling

5.Planning

12.Sawing

19.Shaping

6.Stamping

13.Tapping

20.Testing

7.Turning

14.Welding

Prinsip Rancangan Jig dan Fixture


Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa sebuah benda kerja terdiri
dari beberapa permukaan bidang (surface). Pada penggunaan sebuah fixture,
proses penempatan (locating) adalah proses penempatan beberapa
permukaan benda kerja hingga bersentuhan dengan lokator-lokator yang
kemudian dilanjutkan dengan proses pencekaman (clamping) benda kerja
sehingga benda kerja stabil selama proses pemesinan. Permukaanpermukaan benda kerja yang bersentuhan dengan lokator tersebut disebut
dengan locating surface.
Pada sebuah benda terdapat 6 derajat kebebasan (degree of freedom)
pergerakan, yaitu pergerakan linear searah atau berlawanan arah dengan
sumbu X,Y dan Z, serta pergerakan rotasi terhadap sumbu X,Y dan Z searah
atau berlawanan dengan jarum jam.

17

Laporan Tugas Akhir


BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.24 6 derajat kebebasan


Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa pada masing-masing titik
kontak dipasang lokator yang akan menahan pergerakan benda kerja.
berdasarkan prinsip kinematik, diperlukan titik kontak dengan benda kerja
agar derajat kebebasan terbatasi secara penuh. Ke-enam titik kontak atau
titik lokator tersebut diletakkan pada 3 bidang yang saling tegak lurus, yaitu:
1. Tiga lokator diletakkan pada bidang dasar (bidang X-Y), sehingga
membatasi derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu X dan Y. Bidang ini
disebut sebagai bidang lokator utama (primary locating surface).
2. Dua lokator diletakkan pada bidang tegak lurus bidang lokator primer
yaitu bidang X-Z, sehingga membatasi derajat kebebasan linear sumbu Y
dan derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu Z. bidang ini disebut
sebagai bidang lokator sekunder ( seconder locating surface).
3. Satu lokator diletakkan pada bidang yang tegak lurus pada bidang lokator
primer dan bidang lokator sekunder. Yaitu bidang Y-Z, sehingga
membatasi derajat kebebasan linear sumbu X.

18

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

BAB III
PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
3.1. Lower Bracket
Lower bracket dengan kode produk JJB09-000450-A merupakan
salah satu produk stamping part yang sedang diproduksi di PT. STEP.
Lower bracket ini diproduksi berdasarkan permintaan customer PT. STEP
yaitu PT. TMMIN, dimana part tersebut nantinya akan digunakan untuk
komponen kendaraan roda empat yang diterapkan pada bagian body
kendaraan. Lower bracket ini terdiri dari dua bagian, dimana keduanya
digabung dengan proses welding, sehingga menjadi sebuah stamping part
lower bracket.
Berikut ini merupakan part drawing dari customer untuk produk
lower bracket.

Gambar 3.1 Part drawing produk lower bracket

19

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Jenis material yang digunakan untuk memproduksi produk stamping


part lower bracket ini adalah sheet metal (lembaran baja) jenis SPHC yang
tergolong baja karbon rendah (low carbon steel).

Gambar 3.2 Material SPHC

Gambar 3.3 Part lower bracket

20

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Untuk menghasilkan part lower bracket tersebut sedikitnya


dibutuhkan 6 tahapan proses, diantaranya; blanking, piercing, bending,
chamfering, tapping dan yang terakhir welding. Dimana proses blanking,
piercing dan bending dilakukan pada sheet metal forming yaitu
menggunakan press machine dengan menggunakan dies sebagai alat
cetaknya. Sedangkan chamfering dan tapping dilakukan pada drilling
machine untuk dilakukan pembuatan ulir. Setelah ke lima proses tersebut
selesai, maka proses selanjutnya adalah welding, untuk menggabungkan
kedua part tersebut.
3.2. Tapping lower bracket jig
Tapping lower bracket jig adalah sebuah alat yang digunakan untuk
membantu proses pembuatan ulir pada produk lower bracket. Diharapkan
dengan pembuatan dan penggunaan tapping lower bracket jig ini dapat
membantu proses produksi pada pembuatan ulir pada produk lower bracket.
Dalam pembuatan tapping lower bracket jig untuk produk lower
bracket ini mengalami beberapa perbaikan dan perubahan baik dari design
dan proses machining, itu semua dilakukan berdasarkan hasil percobaan
(trial) yang memang diperlukan adanya perbaikan. Metode pembuatan yang
dilakukan adalah perancangan, perbaikan rancangan, pembuatan alat,
pengujian alat dan perhitungan waktu.
3.3

Perancangan
Proses pertama yang dilakukan yaitu perancangan dengan membuat
gambar teknik dari tapping lower bracket jig yang akan dibuat. Perancangan
alat ini dengan menggunakan program gambar Autodesk Inventor 2011 dan
memakan waktu sekitar dua minggu termasuk perbaikan rancangan.
Tapping lower bracket jig ini terdiri dari empat komponen utama
yang akan dibuat, yaitu:
a.

Clamp, yaitu komponen yang berada pada bagian atas tapping


lower bracket jig yang fungsinya untuk penempatan produk
lower bracket yang akan dilakukan proses pembuatan ulir.

21

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

b.

Stripper, yaitu komponen yang berada pada bagian tengah


tapping lower bracket jig sebagai penopang komponen clamp.

c.

Spacer, yaitu komponen yang terletak dibagian bawah tapping


lower bracket jig berfungsi sebagai base atau dasar penempatan
semua komponen tapping lower bracket jig.

d.

Stopper, yaitu komponen yang dipasang pada clamp dan


difungsinkan sebagai penahan produk lower bracket agar tidak
bergerak pada saat dilakukan proses pembuatan ulir.

Berikut dibawah ini adalah bentuk assembly design awal sebelum


dilakukan perbaikan dan perubahan dengan menggunakan Autodesk
Inventor 2011 :

Gambar 3.4 Assembly design awal

22

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Dan berikut ini adalah hasil pembuatan tapping lower bracket jig
pertama yang dibuat sebelum dilakukan perbaikan:

Gambar 3.5 Hasil pembuatan tapping lower bracket jig sebelum perbaikan

23

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

3.4

Perbaikan Rancangan
Setelah dilakukan pengujian ada beberapa hal yang ternyata masih
kurang efektif pada saat dilakukan proses tapping, ada kekurangan yang
harus diperbaiki seperti penambahan komponen dan standard part dan
perubahan dimensi.
a. Beberapa kekurangan sebelum dilakukan perbaikan:
1. Part bergoyang/oleng pada saat dilakukan proses tapping, disebabkan
tidak adanya penyanggah/penahan pada bagian bawah.
2. Pada bagian atas jig (clamp) bersifat permanen, dikarenakan pin
(standard part) yang digunakan untuk penahan tidak bisa diubah-ubah
jarak dimensinya.

Pin bersifat permanen

Part bergoyang pada saat


dilakukan proses tapping

Diperlukan penahan agar part tidak


goyang/oleng pada saat proses tapping

Gambar 3.6 Perbaikan rancangan

24

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Dibawah ini adalah drawing & assembly design beserta material


yang diperlukan (order material) untuk dilakukan proses machining setelah
mengalami perbaikan:

Tabel 3.1 Order Material

25

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

1. Clamp ( SKD11 = T130 x 75 x 20 )

Gambar 3.7 Clamp

2. Stopper ( SKD11 ) = T25x12x10, T30x12x10, T35x12x10

Gambar 3.8 Stopper


26

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

3.

Stripper ( S50C = T190 x 100 x 15 )

Gambar 3.9 Stripper

27

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

4. Spacer ( S50C = T200 x 100 x 20 )

Gambar 3.10 Spacer

28

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

5. Assembly Design Jig

Gambar 3.11 Assembly design jig setelah perbaikan

6. Assembly Design Jig dan Part

Gambar 3.12 Assembly design jig dan part

29

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

3.5

Pembuatan Alat
Setelah design dari tapping lower bracket jig telah selesai dibuat
dan disetujui maka proses berikutnya adalah membuat masing-masing
komponen dari jig tersebut dengan menggunakan mesin-mesin machining.
Proses pembuatan alat ini sendiri dilakukan di bagian line Dies Production
di PT. Sari Takagi Elok Produk. Mesin-mesin yang digunakan antara lain:
milling machine, surface grinding machine, drilling mhacine dan band saw
machine.
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan material yang akan dibuat, material yang digunakan untuk
membuat tapping lower bracket jig ini yaitu baja jenis S50C dan
SKD11.

Gambar 3.13 Material S50C dan SKD11


2. Memotong material yang akan digunakan untuk bahan pembuatan
tapping lower bracket jig sesuai dengan spesifikasi ukuran yang akan
dibuat dengan menggunakan alat potong band saw machine.

Gambar 3.14 Band Saw Machine


30

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

3. Melakukan proses machining dengan milling machine. Semua proses


pengurangan dimensi, pembuatan lubang hingga mencapai dimensi
yang diinginkan dilakukan di milling machine.

Gambar 3.15 Milling Machine


4. Melakukan proses machining dengan drilling machine. Proses
pembuatan ulir dilakukan dengan menggunakan drilling machine.

Gambar 3.16 Drilling Machine


5. Melakukan proses machining dengan menggunakan surface grinding
machine. Setiap komponen yang sudah di-machining dan sudah
mencapai dimensi yang diinginkan kemudian dihaluskan setiap bagian
permukaannya dengan menggunakan surface grinding machine.

31

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Gambar 3.17 Surface Grinding Machine


6. Kemudian ada beberapa komponen yang menggunakan standard part,
standart part ini diambil dari warehouse yang dipesan dan
didatangkan dari luar perusahaan untuk keperluan standard part pada
pembuatan dies. Karena standard part ini adalah komponen-komponen
yang dibuat secara massal dan tersedia di pasaran. Setiap perusahaan
membuat standard part tersebut dengan spesifikasi dan kualitas
masing-masing. Karena itu setiap perusahaan yang memakai standard
part tersebut memilih untuk memakai standar tertentu demi
kemudahan didalam perencanaan stock untuk maintenance ataupun
pembuatan. Beberapa merek perusahaan pembuat komponen standar
dies press diantaranya: ICMI, Misumi, Futaba, Hasco, DME, dan lain
lain.

Gambar 3.18 Standard part (Misumi)


32

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

7. Setelah semua komponen yang diinginkan sudah di-machining dan difinishing dan standard part yang dibutuhkan sudah terpenuhi, maka
proses selanjutnya adalah penggabungan atau pemasangan dari setiap
komponen-komponen (assembly) hingga menjadi sebuah tapping
lower bracket jig.

Gambar 3.19 Hasil assembly tapping lower bracket jig


8. Dan yang terakhir adalah melakukan percobaan atau penyesuaian
dengan memasang part lower bracket terhadap tapping lower bracket
jig yang sudah jadi. Pada proses percobaan ini tanpa dipasang pada
mesin, bertujuan apakah antara part dan jig sudah pas atau cocok,
sudah ada kesesuaian atau belum (Gambar 3.19).
33

Laporan Tugas Akhir


BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Gambar 3.20 Penyesuaian antara jig dan part

34

Laporan Tugas Akhir


BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

BAB IV
PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
4.1. Penggunaan Tapping lower bracket jig
Alat bantu proses pembuatan ulir/tapping pada produk lower
bracket ini dilakukan di Line Repair PT. Sari Takagi Elok Produk dengan
cara menempatkan part pada tapping lower bracket jig sesuai standard
operating procedure yang sudah ditentukan dalam penggunaannya. Ada dua
proses yang dilakukan, yang pertama part di-chamfer terlebih dahulu
setelah itu baru proses pembuatan ulir atau tapping.
4.2

Pengujian Tapping lower bracket jig


Setelah alat selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu melakukan
proses pengujian. Proses pengujian ini dilakukan di Line Repair PT. Sari
Takagi Elok Produk. Proses pengujian ini dilakukan dua tahapan proses.
Proses yang pertama adalah pembuatan chamfer, kemudian proses
selanjutnya yaitu pembuatan ulir, dengan spesifikasi ulir M61.0.
Proses penggunaan tapping lower bracket jig pada produk lower
bracket adalah sebagai berikut :
a. Setting jig pada drilling machine
Bersihkan area meja kerja sebelum jig dipasang. Lalu letakkan jig
pada meja kerja kemudian posisikan jig agar lubang ulir pada jig lurus
(center) terhadap bor tapping. Selanjutnya pasang baut pengunci,
kemudian kencangkan dan pastikan jig tidak goyang/bergerak.

35

Laporan Tugas Akhir


BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Gambar 4.1 Proses setting jig pada drilling machine


b. Lakukan Proses chamfering sebelum proses tapping dilakukan
Proses chamfering ini bertujuan agar tidak timbul burry pada
bagian luar permukaan ulir pada part. Langkah proses chamfering sama
dengan dengan proses tapping, termasuk putaran mesin yang digunakan
yaitu dengan kecepatan putar 80 rpm. Hanya bedanya pada proses
chamfering ini mata bor yang digunakan yaitu countersink. Proses
chamfering dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.2 Countersink dan part yang akan di chamfer

36

Laporan Tugas Akhir


BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Gambar 4.3 Proses chamfering


c. Proses pembuatan ulir (tapping)
Posisi.1:
Pasang part pada jig (posisi.1). Pastikan part masuk pada pin [1]
dan [2] pada jig. Kemudian lakukan proses tapping: hidupkan mesin pada
putaran 80 rpm , lalu tarik handle mesin bor ke bawah secara perlahan.
Pegang part dengan tangan kiri selama proses tapping dilakukan.

Gambar 4.4 Proses tapping posisi.1

37

Laporan Tugas Akhir


BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

Posisi.2:
Pada posisi yang ke-2 ini prosesnya sama seperti pada posisi ke-1,
Pasang part pada jig (posisi.2) tetapi part dibalik. Pastikan part masuk pin
[3] dan [4] pada jig. Kemudian lakukan seperti proses pada posisi.1
dengan putaran mesin yang sama.

Gambar 4.5 Proses tapping posisi.2


d. Pengecekan ulir
Setelah proses chamfering dan tapping selesai maka selanjutnya
adalah melakukan pengecekan pada hasil tapping, untuk memastikan
apakah hasil dari proses tapping ini sudah memenuhi standar yang
diinginkan atau tidak (Standar : Thread pin masuk normal/tidak macet).
Pengecekan dilakukan setiap proses produksi 1 pcs/box.

Gambar 4.6 Pengecekan ulir

38

Laporan Tugas Akhir


BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

4.3

Hasil Pengujian
Pembuatan produk dengan menggunakan tapping lower bracket jig
ini hanya dikerjakan pada shift 1, dari jam 07.00 s/d 16.00 (8 jam).
Jam kerja = 8 jam/hari = 8 3600 dt/hari = 28800 dt/hari
1 hari = 1000 pcs
1 pcs =
= 28.8 dt/pcs ~ 28 dt/pcs
Proses pengerjaannya:
Chamfering
Ambil & pasang benda pada jig

= 3 dt

Chamfer (atas)

= 4 dt

Membalik benda

= 4 dt

Chamfer (bawah)

= 4 dt

Melepas & meletakkan benda

= 3 dt

Total

= 18 dt

Tapping
Ambil & pasang benda pada jig

= 3 dt

Tapping (atas)

= 8 dt

Membalik benda

= 4 dt

Tapping (bawah)

= 8 dt

Melepas & meletakkan benda

= 3 dt

Total

= 26 dt

Hasil dari trial (percobaan) yang dilakukan dengan menggunakan


tapping lower bracket jig yaitu 26 detik/pcs atau 1100 pcs/hari (8 jam),
berarti sudah memenuhi target pengerjaan produk. Dengan kata lain
penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat berdasarkan
target yang diinginkan.

39

Laporan Tugas Akhir


BAB V PENUTUP

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
perancangan, pembuatan dan pengujian/trial tapping lower bracket jig untuk
produk lower bracket yaitu :
a. Tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat sesui dengan tujuan
utamanya, yaitu sebagai alat bantu untuk pembuatan ulir pada produk
lower bracket.
b. Untuk pembuatan ulir pada part lower bracket dilakukan dua proses, yang
pertama part di chamfer terlebih dahulu kemudian barulah pembuatan ulir
(tapping).
c. Hasil dari pengujian, lubang ulir pada part telah sesuai dengan yang
diharapkan dan operatorpun bisa dengan mudah untuk menggunakannya
dengan waktu sesingkat mungkin.
d. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan ulir pada produk lower bracket
dengan menggunakan tapping lower bracket jig ini sudah memenuhi target
pengerjaan produk, yaitu 26 detik/pcs atau 1100 pcs/hari (8 jam). Dengan
kata lain penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat
untuk memenuhi target yang diinginkan.

5.2 Saran
Setelah menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada PT. Sari Takagi Elok Produk
mengenai masalah pembuatan alat bantu tapping lower bracket jig, alangkah
baiknya dibuat lagi hingga diperbanyak dalam pembuatannya. Karena
semakin banyak tapping lower bracket jig ini dibuat maka proses
produksinyapun akan lebih cepat.
40

Anda mungkin juga menyukai