Anda di halaman 1dari 2

1.

Kerupuk
Kerupuk adalah sejenis makanan ringan yang mengalami pengembangan volume dan
mempunyai densitas rendah selama penggorengan (Ridwan, 2007). Kerupuk mentah yang
hendak dikonsumsi harus digoreng di dalam minyak goreng pada suhu 170C selama 1
menit. Kualitas kerupuk sangat ditentukan oleh kenampakan kerupuk, pengembangan dan
kerenyahan. Tidak hanya itu, pengujian organoleptik juga turut menentukan kualitas kerupuk
(TTG, 2011). Daya serap air berkaitan dengan komposisi granula dan sifat fisik pati setelah
ditambahkan dengan air, sehingga daya serap air juga turut menentukan jumlah air yang
dibutuhkan untuk proses gelatinisasi pati selama pemasakan. Tepung yang mengandung
amilosa yang relatif tinggi akan meningkatkan daya serap air tepung tersebut (Kusnandar,
2011). Kualitas kerupuk yang baik ditentukan oleh kenampakan kerupuk, pengembangan dan
kerenyahan kerupuk. Semakin tinggi daya kembang kerupuk, maka kerupuk akan semakin
renyah (Pancapalaga, 2005). Daya kembang kerupuk adalah tingkat pengembangan kerupuk
yang mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen terhadap kerupuk. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh perbedaan campuran tepung suweg dan tepung daun kelor
terhadap daya serap air tepung, daya kembang dan daya terima kerupuk.
2. Hati Sapi
Zat besi terbagi menjadi dua macam, yaitu besi heme dan besi non-heme. Besi nonheme merupakan sumber utama zat besi dalam makanan. Besi non-heme ini terdapat dalam
semua jenis sayuran hijau, kacang-kacangan, kentang dan sebagian pada makanan hewani.
Sedangkan besi heme hampir semua terdapat di makanan hewani, seperti daging, ikan, ayam,
hati, dan organ-organ lain. Jenis protein hewani yang dikonsumsi secara mingguan adalah
daging ayam, telur ayam, ikan segar, daging sapi, dan hati. Hal ini menunjukkan pentingnya
peranan protein dalam pembetukan hemoglobin.
Menurut Muhilal (1993), protein dalam bahan makanan yang berasal dari hewan seperti
protein daging dan ikan selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi heme pembentuk
hemoglobin darah. Protein dalam tubuh manusia berperan sebagai pembentuk butir-butir
darah (hemopoiesis) yaitu pembentukan erytrocyt dengan hemoglobin di dalamnya. Di dalam
tubuh, zat besi tidak terdapat bebas, tetapi berasosiasi dengan molekul protein membentuk
feritin. Feritin merupakan suatu kompleks protein-besi. Dalam kondisi transpor, zat besi
berasosiasi dengan protein membentuk transferin. Transferin berfungsi untuk mengangkut
besi di dalam darah, sedangkan feritin di dalam sel mukosa dinding usus halus. Kekurangan
besi terutama bersangkutan dengan peningkatan kegiatan hemopoiesis dan cadangan besi
yang rendah (Linder, 1991).
Besi umumnya terdapat di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan
biologik tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai mempunyai
ketersediaan biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang
mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.
Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber
besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu
sumber absorbsi (Hidayanti, dkk, 2014).

Dapus:
Hidayanti, A., Kesumasari, C., dan Fatimah, S. 2014. Hubungan Pola Makan dengan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Penerima Suplemen Zat Gizi di Kabupaten Barru.
Jurnal Lokal.
Minerva, Elza Mercitara. 2013. Pengaruh Perbedaan Campuran Tepung Suweg dan Tepung
Daun Kelor terhadap Daya Serap Air Tepung, Daya Kembang dan Daya Terima
Kerupuk. Naskah Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai