Anda di halaman 1dari 9

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.


Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu
menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak
memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw,
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya
hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1437 H seluruh umat Islam di seantero dunia
memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, 9
Dzulhijah 1437 H, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah,
berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat
manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang
lainnya kecuali takwa kepada Allah. Dan Hari ini juga kita kembali di ingatkan kepada
kisah seorang kholilulloh kekasih Allah SWT, nabi Ibrahim as yang Allah uji
kecintaannya, antara cintanya kepada keluarga ( nabi Ismail as dan Siti hajar ) dan
cintanya kepada Allah. Alhamdulillah cintanya kepada Allah melebihi dari segalanya, hal
ini membuat kita bahkan nabi Muhammad SAW harus mengambil pelajaran darinya.

Allah berfirman,

Sesungguhnya telah ada contoh teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia. (QS. Al Mumtahanah: 4)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Minimal ada Empat pelajaran yang terdapat dari kisah nabi Ibrahim as dan keluarganya:
Pesan Pertama: Berbaik sangka kepada Allah SWT
Di dalam kitab; Anbiyaa Allah ( Nabi Nabi Allah) di karang oleh Ahmad Bahjat beliau
menjelaskan.

Pada suatu hari, Ibrahim as terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia memerintahkan
kepada istrinya, Siti Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa
bayinya. Perempuan itu segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang.
Pada saat itu nabi Ismail masih bayi dan belum disapih.
Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan
rerumputan, sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga
mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke
sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada
pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada
kehidupan di dalamnya.
Di tempat itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan
istri dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan anaknya
di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak
cukup untuk dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan
tempat itu.
Tentu saja Siti hajar terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari
belakang sambil bertanyaIbrahim hendak pergi ke manakah engkau? Apakah engkau
akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?
Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau terus saja berjalan, Siti hajar
kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu. Akhirnya Siti
hajar paham bahwa suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri. Dia mengerti
bahwa Allah memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia
bertanya,apakah Allah yang memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami?
Ibrahim menjawab, benar. Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu berkata,
kami tidak akan tersia-siakan selagi Allah bersama kami. Dia-lah yang telah
memerintahkan engkau pergi. Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan mereka.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan Siti hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah
SWT mereka meyakini bahwa selagi mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang
menyengsarakannya, tidak akan ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang
dapat melukainya.

Bila kita lihat banyaknya manusia yang frustasi dalam kehidupan ini atau banyaknya
manusia sengsara bukan karena sedikitnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka

akan tetapi karena sedikitnya husnu dzon (berbaik sangka) kepada kebaikan Allah,
Padahal nikmat yang Allah berikan lebih banyak dari pada siksanya. Oleh karena itu
kita harus berbaik sangka kepada Allah karena Allah menjelaskan dalam hadits qudsi
bahwa Dia sesuai prasangka hambanya;

Dari Abu Hurairah RA berkata, bersabda Rasulullah saw.: Allah berfirman:Aku


tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika
ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia
mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam
pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak,
maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku
sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangiKu dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim).

Manusia wajib berbaik sangka kepada Allah apa pun keadaannya. Allah akan berbuat
terhadap hamba-Nya sesuai persangkaannya. Jika hamba itu bersangka baik, maka
Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya. Jika hamba itu berburuk
sangka, maka berarti ia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya.
Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hambanya yang berbaik sangka kepada-Nya.

Seorang hamba yang bijak adalah mereka yang senantiasa berbaik sangka kepada
Allah dalam setiap keadaan. Jika ia diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah
karunia dari Allah. Ia tidak merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut.
Jika ia diuji dengan penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa Allah sedang
mengujinya agar ia dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan
menganggap Allah tidak adil atau Allah telah menghinakannya.

Kita harus belajar kepada Siti hajar walaupun dia seorang wanita yang baru mempunyai
anak bayi, kemudian di tinggalkan suaminya di padang pasir yang gersang, tetapi dia
yakin jika ini adalah perintah Allah maka Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Allah
pasti akan membantunya, kisah ini bukan hanya untuk Siti hajar saja, kisah ini bukan
untuk zaman itu saja, akan tetapi kisah ini akan terus berulang pada setiap zaman
bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang senantiasa berbaik
sangka kepada-Nya dalam segala hal
Pelajaran kedua: Mencari rezeki yang halal

Setelah Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya untuk kembali meneruskan


perjuangannya berdakwah kepada Allah. Siti hajar menyusui Ismail sementara dia
sendiri mulai merasa kehausan. Panas matahari saat itu menyengat sehingga terasa
begitu mengeringkan tenggorokan. Setelah dua hari, air yang di bawah habis, air
susunya pun kering. Siti hajar dan Ismail mulai kehausan. Pada waktu yang
bersamaan, makanan pun habis, kegelisahan dan kekhawatiran membayangi Siti hajar.

Ismail mulai menangis karena kehausan. Kemudian sang ibu meninggalkannya


sendirian untuk mencari air. Dengan berlari lari kecil dia sampai di kaki bukit Shafa.
Kemudian dia naik ke atas bukit itu. Di taruhnya kedua telapak tangannya di kening
untuk melindungi pandangan matanya dari sinar matahari, kemudian dia menengok ke
sana kemari, mencari sumur, manusia, kafilah atau berita. Namun tidak ada sesuatu
pun yang tertangkap pandangan matanya. Maka dia bergegas turun dari bukit Shafa
dan berlari lari kecil sampai di bukit Marwa. Dia naik ke atas bukit itu, barangkali dari
sana dia melihat seseorang, tetapi tidak ada seorang pun.

Hajar turun dari bukit Marwa untuk menengok bayinya. Dia mendapati Ismail terus
menangis . tampaknya sang bayi benar-benar kehausan. Melihat anaknya seperti itu,
dengan bingung dia kembali ke bukit Shafa dan naik ke atasnya. Kemudian dia ke bukit
Marwa dan naik ke atasnya, Siti hajar bolak balik antara dua bukit, Shafa dan Marwa,
sebanyak tujuh kali.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Ada rahasia yang jarang di kupas dari kejadian ini..

Yaitu kesungguhan Siti hajar dalam mencari air di keluarkan segala tenaganya bolak
balik dari Shafa dan Marwa, walaupun bolak balik dari Shafa dan Marwa belum
mendapatkan air dia terus berusaha. Walaupun akhirnya air itu ada di dekat anaknya
sendiri. Ini memberikan pelajaran kepada kita untuk bersungguh-sungguh dalam
menjemput rezeki dengan mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki karena
Kita di perintahkan bukan Cuma melihat hasil tapi juga usaha dan tenaga yang kita
keluarkan, Rasulullah SAW sangat mencintai orang-orang yang bekerja keras.

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah berjumpa dengan Saad bin Muadz AlAnshari. Ketika itu Rasulullah melihat tangan Saad yang melepuh, kulitnya gosong
kehitaman seperti lama terpanggang matahari.

Rasulullah bertanya, Kenapa tanganmu ?

Saad menjawab, Wahai Rasulullah, tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah
dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku,

Seketika itu, Rasulullah mengambil tangan Saad dan


berkata,Inilah tangan yang tidak pernah tersentuh api neraka,

menciumnya

seraya

Hikmah dari kisah ini yaitu terdapat tanggung jawab seorang Saad bin Muadz AlAnshari dalam menafkahi anak dan istrinya melalui rizki yang halal. Tangan yang
semata-mata berada di jalan Allah SWT dengan penuh keikhlasan dalam menjalankan
Amanah.

Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja.(HR. Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda,Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih


baik daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud
AS itu makan dari hasil jerih payahnya sendiri. (HR. Bukhari).
Bahkan Allah SWT berfirman:






Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. AlJumuah: 10)
ayat ini memotivasi kita untuk bekerja keras, setelah melaksanakan shalat karena
dengan bekerja kita akan mendapatkan rezeki yang halal.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

berhati-hatilah terhadap barang haram yang masuk ke tubuh kita, karena tidaklah tubuh
yang di dalamnya ada barang haram kecuali neraka adalah lebih berhak untuk menjadi
tempat kembalinya.
Rasulullah SAW: Wahai Saad, murnikanlah makananmu, niscaya kamu menjadi orang
yang terkabul doanya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya.
Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam
perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari.
Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Dan juga ketika tubuh termasuki dengan barang haram maka selama 40 hari amal
ibadahnya tidak di terima Allah akan tetapi dosa dosa yang diperbuatnya di catat oleh
malaikat.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT
Pelajaran yang ke tiga: Berkorban untuk Allah SWT
Ketika Ismail bertambah besar, hati Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak
mengherankan karena Ismail hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah sebabnya
beliau sangat mencintainya. Namun Allah hendak menguji kecintaan Ibrahim as dengan
ujian yang besar disebabkan cintanya itu.


Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! ia menjawab: Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar. (QS. Ash Shaaffat: 102 )
Renungkanlah bentuk ujian yang telah Allah berikan kepada beliau. Bagaimana kira-kira
perasaan Ibrahim as pada saat itu? Pergulatan seperti apa yang berkecamuk di dalam
batinnya? Salah besar jika ada yang mengira bahwa tidak ada pergulatan pada diri
Ibrahim as. Tidak mungkin ujian sebesar ini terbebas dari pergulatan batin. Ibrahim
berpikir, mengapa? Ibrahim membuang jauh-jauh pikiran itu. Bukan Ibrahim namanya
jikalau beliau mempertanyakan kepada Allahmengapa ataukarena apakarena orang
yang mencintai tidak akan bertanya mengapa? Ibrahim hanya berpikir tentang putranya,
apa yang harus beliau katakana kepada anak itu, saat beliau hendak membaringkannya
di atas tanah untuk disembelih?
Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut
kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.

Lihatlah kepasrahan dan pengorbanan Ismail dan ayahnya Ibrahim mereka berlombalomba untuk mendapatkan cinta Allah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan
kasih sayang Allah. Walaupun yang di korbankan adalah diri Ismail.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Sadarkah kita, bahwa saat ini kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnya
tentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini,

Kata kurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan diri. Dalam fiqih Islam dikenal
dengan istilah udh-hiyah, sebagian ulama mengistilahkannya an-nahr sebagaimana
yang dimaksud dalam QS Al-Kautsar (108): 2,
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah
Akan tetapi, pengertian korban bukan sekadar menyembelih binatang korban dan
dagingnya kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Akan tetapi, secara filosofis,
makna korban meliputi aspek yang lebih luas.
Dalam konteks sejarah, dimana umat Islam menghadapi berbagai cobaan, makna
pengorbanan amat luas dan mendalam. Sejarah para nabi, misalnya Nabi Muhammad
dan para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan
pengorbanan. Sikap Nabi dan para sahabat itu ternyata harus dibayar dengan
pengorbanan yang teramat berat yang diderita oleh Umat Islam di Mekah ketika itu.
Umat Islam disiksa, ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir Quraisy.
Rasulullah pernah ditimpuki dengan batu oleh penduduk Thaif, dianiaya oleh Ibnu
Muith, ketika leher beliau dicekik dengan usus onta, Abu Lahab dan Abu Jahal
memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Para sahabat seperti Bilal ditindih
dengan batu besar yang panas di tengah sengatan terik matahari siang, Yasir dibantai,
dan seorang ibu yang bernama Sumayyah, ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang
tombak.
Tak hanya itu, umat Islam di Mekah ketika itu juga diboikot untuk tidak mengadakan
transaksi dagang. Akibatnya, bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah
SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy, hingga beliau sekeluarga terpaksa
memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Pelajaran keempat adalah Mendidik Keluarga

Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari
ibunya dan Siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh
nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah
SWT melalui wahyuNya.

Seorang anak dalam perkembangannya membutuhkan proses yang panjang, maka


peran orang tua dalam membentuk perilaku yang berakhlaq mulia sangat dibutuhkan,
perhatian sempurna kepada anak semenjak dari masa mengandung, melahirkan hingga
sampai masa Kewajiban ini diberikan di pundak orang tua oleh agama dan hukum
masyarakat. Karena seseorang yang tidak mau memperhatikan pendidikan anak
dianggap orang yang mengkhianati amanah Allah. Sebagian ahli ilmu mengatakan
bahwa Allah Swt. Pada hari kiamat nanti akan meminta pertanggungjawaban setiap
orang tua tentang perlakuan mereka kepada anaknya.

Redaktur: Ardne
Beri Nilai:

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars6 Stars7 Stars8 Stars9 Stars10 Stars (117 votes,
average: 9,26 out of 10)

Bergabunglah ke Channel @dakwatuna di Telegram, caranya klik di sini.

Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2011/11/03/16155/khutbah-idul-adha-1432-hempat-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-as-dan-keluarganya/#ixzz4JwrF5Vhm
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2011/11/03/16155/khutbah-idul-adha-1432-hempat-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-as-dan-keluarganya/#ixzz4JwpKCqoH
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai