Anda di halaman 1dari 260
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2008 - 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ( RPJMD ) Menimbang KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2008 - 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang — Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gianyar; bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPIMD) sebagaimana dimaksud dalam huruf a merupakan dokumen Perencanaan pembangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan pedoman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD); bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gianyar Tahun 2008 ~ 2013; Mengingat Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ; Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang — Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 10. i. 12. 13, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 ‘Nomor 126, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027) ; Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090) ; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelotaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009 ; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GIANYAR dan BUPATI GIANYAR MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2008 - 2013, BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gianyar. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas Otonomi dan tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 4. Bupati adalah Bupati Gianyar. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gianyar. 6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 yang selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 adalah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. 7. Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD adalah dokumen perencanan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2008 sampal dengan 2013. 8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD merupakan Fencana pembangunan tahunan daerah, BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud RPJMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 ~ 2013 adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah serta Setuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Renstra-Satuan Kerja Perangkat Daerah. (2) Tujuan RPIMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 adalah : @. mewujudkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Gianyar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (tahun 2008~ 2013); . sebagai instrumen pemerintah daerah dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan RPJM Daerah yang dituangkan ke dalam Renstra-SKPD, BAB IIT ‘SISTEMATIKA Pasal 3 ‘Sistematika RPJMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 terditi dari ; Babi Pendahuluan ; Bab IT Gambaran Umum Kondisi Daerah ; Bab IIT Visi, Misi Lima Tahun Kedepan ; Bab IV _Strategi Pembangunan Daerah ; BabV —_Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ; Bab VI Kebijakan Umum ; Bab VII Program Pembangunan Daerah ; Bab VII Penutup. BAB IV ENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH Pasal 4 (1) RPJMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 merupakan penjabaran dari vis, misi, dan program Bupati hasil pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2008 yang penyusunanannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan pengelolaan keuangan Daerah, strategi Pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewllayahan. (2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi : @, Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah; . Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah. (3) Rincian lebih tanjut dari RPJMD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. ‘SKPD melaksanakan program dan kegiatan dalam RPJMD yang dituangkan dalam Rencana Strategis ~ SKPD. Pasal 6 ‘SKPD dapat melakukan konsultas! dan koordinasi dengan Bappeda dalam menyusun Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah. BABV PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN Pasal 7 Pimpinan masing - masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Keglatan dalam program RPJMD Kabupaten Gianyar Tahun 2008 ~ 2013 yang dituangkan kedalam Renstra-SKPD. BAB VI PENUTUP Pasal 8 Peraturan Daerah ini mulai beriaku pada tanggal diundangkan, ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Gianyar. Ditetapkan di Gianyar pada tanggal 30 Oktober 2008 BUPATI GIANYAR, ¥ 1gT90K QKA ARTHA ARDHANA SUKAWATI Diundangkan di Glanyar pada tanggal 30 Oktober 2008 ‘SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR, COKORDA GDE PUTRA NINDIA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2008 NOMOR 13 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2008 ~ 2013 1. UMUM Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang - Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang Penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertal dengan rencana — rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bhakti Kepala Daerah terpilih, dimana program dan kegiatan yang direncanakan sesuai urusan pemerintahan yang menjadi batas kewenangan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan/ kapasitas kevangan daerah. RPJMD merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis ~ Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah. RPJMD akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang juga mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang merupakan rencana ‘tahunan daerah yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerinteh maupun yang ditempuh dengan mendorong partsipasi masyarakat. TT PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 ‘Cukup Jelas Pasal 3 ‘Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 12 Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 13 Tahun 2008 ‘Tanggal 30 Oktober 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. ‘Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh kementerianylembaga dan perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya, Perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud diatas, menghasilkan rencana pembangunan : jangka panjang 20 tahunan berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); jangka menengah 5 tahunan berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); dan tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan negara, RPM Nasional merupakan penjabaran dari visi misi dan program presiden yang penyususnannya berpedoman pada RPJP Nasional. Perencanaan pembangunan di daerah analog dengan perencanaan pembangunan nasional, perencanaan pembangunan daerah terdiri dari : RPIP daerah yang memuat visi misi dan arah pembangunan daerah mengacu pada RPJP Nasional, sedangkan RPJP Kabupaten mengacu pada RPJP Provinsi; RPJM Daerah merupakan penjabaran visi misi dan program Kepala Daerah (Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004) yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan RPJM Nasional, sedangkan RPJM Kabupaten merupakan penjabaran visi misi Bupati dan penyusunannya berpedoman pada RPJP Kabupaten dan RPJM Provinsi Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 (Pasal 15) RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah Kabupaten disampalkan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri, dan Peraturan Daerah tersebut ditetapkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. RPM akan menjadi ‘acuan resmi penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kabupaten setiap ‘tahunnya. 1.2, MAKSUD DAN TUJUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah ini disusun dengan maksud : 5. 1.3. 1 2 10. Me Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD setempat dan sumber pembiayaan APBN Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat daerah Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemda dan DPRD dalam mencapai tujuan dengan cara _menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan bersasaran serta terukur. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemda dan DPRD untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan LANDASAN PENYUSUNAN Dokumen RPJM Daerah ini merujuk pada sejumlah peraturan antara lain Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Kevangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286), Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Tambahan Lembaran Negara Reppublik Indonesia Tahun 2004, Nomor 5). Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan ‘Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4400). Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Tambahan Lembaran Negara Reppublik Indonesia Tahun 2004, Nomor 104). Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No, 4437). Undang-Undang No, 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438). Undang-Undang No, 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 Peraturan Pemerintah No, 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagal Daerah Otonom. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4124. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 1-2 12. Peraturan Pemerintah NO. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota. 13. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional Tahun 2004 - 2009. 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 1.4. HUBUNGAN ANTARA RPJM DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN YANG LAINNYA Pembangunan daerah adalah merupakan subsistem dari Pembangunan Nasional. Oleh karenanya RPJP Daerah harus mengacu kepada RPJP Nasional. Selanjutnya RPJP Daerah menjadi acuan untuk menyusun RPJM Daerah yang bersangkutan. Hubungan- hubungan antara RPJP Nasional dan Daerah disajikan pada gambar 1. Gambar 1. Hubungan antara dokumen perencanaan nasional dan perencanaan daerah Renstra |Pedoman, |Pédoman, KL Peta seat PIP RPIM Nasional JPegoman] Nasional [piapancat Pedoman * Diserasikan melalui Musrenbang Keterangan : a. Renstra-KL atau Rencana Strategis_Kementrian/Lembaga adalah dokumen perencanaan Kementrian/Lembaga untuk periode lima tahun. b. Renja-KL atau Rencana Kerja Kementrian/Lembaga adalah dokumen perencanaan Kementrian/Lembaga untuk periode satu tahun. c. _Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun (Rencana Pembangunan Tahunanan Nasional). d.RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga), adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementrian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementrian Negara/Lembaga dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperoleh untuk melaksanakannya, Renstra-SKPD (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode lima tahun. Renja-SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen erencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode satu tahun. 9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun, h. RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan, 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Dokumen RPJM Daerah ini terdiri atas delapan bab. Bab I Pendahuluan menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan RPJM Daerah, landasan hukum, hubungan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lain dan sistematika penulisan dokumen RPJM Daerah yang dimaksud. Bab II, memuat Gambaran Umum Kondisi Daerah. Kondisi Daerah dikelompokkan ‘menjadi lima aspek yaitu : Kondisi Geografis, Perekonomian Daerah, Sosial Budaya Daerah, Prasarana/Sarana Daerah dan deskripsi mengenai Pemerintahan Umum. Uralan mengenai kondisi daerah dilengkapi dengan data kuantitatif lima tahun terakhir. Bab III, memuat Isu strategis, Analisis Lingkungan Strategis serta Visi dan Misi pasangan Kepala Daerah terpilih. Bab IV, memuat mengenai Strategl Pembangunan Daerah. Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program Kepala Daerah sebagai payung untuk perumusan program dan kegiatan pembangunan. Bab V, Arah dan Kebijakan Keuangan Daerah. Pada bab ini diuraikan mengenai pendapatan dan pengeluaran pemerintah selama lima tahun anggaran terakhir, Mengacu pada data yang ada dibuat perkiraan Kapasitas Fiskal Daerah serta perimbangan antara pengeluaran rutin dan belanja modal untuk ima tahun kedepan, Pada bab ini j dirumuskan beberapa kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah. Bab VI, Arah Kebijakan Umum. Pada bab ini diuraikan kebijakan yang berkaitan dengan program Kepala Daerah terpih yang nantinya dipakai sebagai acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam merumuskan kebijakan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya (Tufoksi). ‘Bab VII, Program Pembangunan. Bab ini memuat matrik program pembangunan lima tahun Kedepan yang dilengkapi dengan Indikasi Program dan Kegiatan SKPD serta Indikator Kinerja. Bab VIII, Penutup. Bab ini terdiri atas dua sub bab. Sub bab pertama mengenai program transisi pada gap waktu dari masa berakhimnya masa bhakti Bupati 2008-2013 hingga disusunnya RPJM 2013-2018 oleh Bupati masa bhakti 2013-2018. Sub bab kedua yaitu mengenai kaidah pelaksanaan, dimana di dalamnya memuat bahwa RPJM Daerah merupakan pedoman dari penyusunan berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah tahunan di Kabupaten Gianyar. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. KONDISI GEOGRAFI 2.1.1. Letak Geografis dan Topografis Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar memitiki lvas wilayah 368 Km? atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah Provinsi Bali. Bila diihat dari luas wilayah per kecamatan, Kecamatan Payangan memiliki luas terbesar_mencapai 75,88 km? atau 20,62 % dari luas Kabupaten, diikuti oleh Kecaratan Tegallalang 61,80 Km? (16,79%), Kecamatan Sukawati 55,02 km’ (14,95%), Kecamatan Gianyar 50,59 km? (13,75%), Kecamatan Tampaksiring 42,63 Km? (11,58%), dan Kecamatan Ubud 42,38 km? (11,52 %), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Blahbatuh 39,70 km? (10,79%). Secara geografis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18’ 48 - 80 38’ 58” Lintang Selatan, 1150 13’ 29" ~ 1150 22' 23” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : + Sebelah Utara: Kabupaten Bangi + Sebelah Timur: Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli + Sebelah Selatan + Sebelah Barat : Selat Badung dan Samudera indonesia Kabupaten Badung dan Kote Denpasar Tabel 21. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tae ta] ao —— nan Sen cori Maa |e Sr A Saath oaror= wares | Tessar oneerayy [ser | cane Bam oso | ts wereaiseAT | we |S Tere B27 0F =o wiser nr [eres | Ui S97 ow weesi7_ [wre | a5 re Pisa 9 aiswer [ss [6 [Pasar Sear aoa | TSOTSI | ses [MET Tabet —[ orien ware [ne arn Zy [oe | See ae ae BT 2-1 Topografi Wilayah Kondisi Topografi Kabupaten Gianyar terbagi menjadi dua wilayah, dengan karakteristik yang berbeda, bagian utara merupakan wilayah yang bergelombang, sedangkan pada bagian selatan merupakan dataran rendah dan dataran pantai. |Luas kemiringan lahan di Kabupaten Gianyar dapat dikelompokan sebagai berikut : + Datar (0 - 2 %) seluas 15.377 hektar + Bergelombang (2 ~ 15 %) seluas 10.426 hektar + Curam (15 ~ 40 %) seluas 5.754,50 hektar + Sangat curam (diatas 40 %) seluas 5.242,50 hektar Sedangkan ditinjau dari tingkat kemiringan tanah di Kabupaten Gianyar, maka dapat dikelompokan menurut kecamatan sebagaimana Tabe! 2.2. Tabel 2.2. Kemiringan Tanah Per Kecamatan Di Kabupaten Gianyar ‘Las Kemiringan (a) Leeda Datar | Bergelombeng | Curam | SangatGuram 0-2%) @- 15%) | (540%) 40%) 1. Sukawat 4739.00 46880 25780 2 Blaatoh 363250 125,00 21250 3. Gianyar 231850 1973.00 27950 490.00 4. Tampaksting 1.825.9 122500 73780 47500 5 Ubud 273800 1.102,00 40000 14250 6 Tegataang 127,50 2am 80 2or7 80 161280 7. Payangan 311300 11000 268600 Kabupaten Gianyar 1837700 026,00 5754.0 524250 ‘Sanbal Dawah KOT anya, Bappts TH THT 2.1.2. Kimatologi, Hidrologi dan Hidrogeologi 1). Keadaan II Wilayah Gianyar sebagaimana halnya wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai daerah tropis, di Gianyar terdapat musim kemarau pada sekitar bulan April - September dan musim hujan sekitar bulan Nopember - Pebruari yang diselingi oleh _musim pencaroba. Rata-rata curah hujan per tahun dalam kurun waktu 5. tahun terakhir (2003-2007) adalah sebesar 1.458 mm. Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, Nopember dan Desember. Wilayah Kecamatan Payangan adalah yang terbanyak curah hujannya. Perkembangan curah hujan dan hari hujan dalam lima tahun terakhir (2003- 2007) di Kabupaten Gianyar maupun masing-masing kecamatan sebagaimana digambarkan dalam gambar 2.1. dan Tabel 2.3. Gambar 2.1, Perkembangan Curah Hujan Bulanan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 6.000 #2003 -m- 2004 —2- 2005 5.000 4.000 3000 2.000 ‘Guran Hujan (mm) 1.000 1004 FP Bo eS YS Tabel 2.3, Perkembangan Curah Hujan Per Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 ‘Cura Hujan per Tahun (ram) Kecamatan 095 2008 | 3008 [2006 | 2007 | Soxawar Ter Te2T yea] 140800] 69600 ‘anbawah Tai TB] ye40[ 120100] _ osr00 Gianyar 20 T593)~vsa] 120800] 1.10800 FFampaKsinng zie | 21805) 2216] 17e400! 1 59800 Ubud 2a 7882] vasz] 1688.00[ 1372.00 FFegalalang Be] — 73505] p38] az0ac0| 15500 Payangan Tar 2425/2452 | 290000] + 854.00 ‘Sumber «Prot Daerah Kabypaten Gary, Bappeds, Th 2007, Gambar 2.2. Perkembangan Hari Hujan Bulanan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 180 160 —o2003 2004 2008 140 120 100 80 Hari Hujan (hari) 60 40 20 Tabel 2.4, Perkembangan Hat ‘Tahun 2003-2007 as Sumlah Hari Hujan (hethy 2003 2008 | 7008 | 2006 | 2007 Siren 7 % a 15 6 Banoatuh % 708 103 128 3 Ganyar 1s TT 7 1a 43 Tamparsirng 9 3 79 20 75 bad a a7 oF a 07 Tegetaiang 127 oT o v7, 70 Payangan 30 3 5 158 44 ‘Sumber Pra O3erah Kabupaten Gianyar, Th 2007. jujan Per Kecamatan di Kabupaten Gianyar Suhu udara rata-rata di Kabupaten Gianyar mencapai 27°C, dengan suhu minimum rata-rata 24°C dan suhu maksimum rata-rata 30°C. Kelembaban udara rate-rata 75,50% berkisar_antara 74% hingga 77%. Sedangkan perkembangan keadaan iklim di Gianyar, dalam kurun waktu lima tahun, menunjukkan rata-rata suhu udara berkisar antara 27,00°-28,33°C dengan kelembaban utara yang mengaiami penurunan dari 77,15% menjadi 75,50%. Tabel 2.5. Keadaan Iklim (rata-rata) di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 KEADAANIKLIM — ___. eon ieateael 2003, 2008 2005 2006, 2007 4, Suhu (*C) 27.00 7.00 77.00 27.00 27.00 2.Kelembaban Udara (%) 7550 7550 7550 7550 | 75.50 3. Curah Hujan (mth) 1.243 1435 1962 1670 {1.289 44 Har Hujan (nan a 50 8 Ca ‘Sumber Profi Daerah Kabopaten Gianya, Th 2007 2). Hidrologi Kondisi Hidrologi (pola Aliran sungai) i Kabupaten Glanyar menunjukan pola aliran paralel (sejajar). Ciri-cii dari pola aliran paralel adalah aliran sungai sejajar_ dengan lembah dalam (dibagian hulu/utara) dan semakin ke hilir/selatansungai makin melebar. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Gianyar seperti pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Sungai-Sung: No | Nama Sungai Lokasi Muara 1 | Tokod Ges aris Sikowab, Desa Sukanal 2 | Tukad Pein Panta Soba, Dose Saba 3 | Tue Roth Panta Saba, Oesa PerngSaba 4 [Tukas Seng Panta Seba, Oesa Perng Sabo 5 | Tukad Patensan Partai bh esa Lebh | Tukod Geluung Pant Siva, Desa Tuiup 7 | Yuka Sangsang i Panai iy Dasa Tulkyp 8 | Tukad Welangt a3 $458 | 6260.0 | Panta Sit Dosa Tuitup ‘8 _[Tukad Nangha 7.00 700 Panta Siu. Oesa Tulkup “| Tukad Buh 185 Panta Siva Desa Tuikup 11 [Tukad Canghr 23.00 Pantal Sip Desa Tuikup 72 [Toad Ayung 50 Partai di Kola Denpasar ‘Sumber: STLHD Kabupaten Gianyar, DUH, Th 2007, Peta Hidrologi adalah sebagaimana peta berikut. 3). Hidrogeologi Air tanah bebas (hidrogeolog) adalah air yang tersimpan dalam suatu lapisan pembawa air tanpa lapisan kedap air di bagian atasnya. Kondisi air tanah bebas sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas curah hujan setempat dan penggunaan jahan di sekitarnya. Hasil penelitian hidrogeoiog! yang dilakukan oleh menunjukkan kondisi air tanzh dan produktivitas akulfer (lapisan pembawa air) yang terdapat di Kabupaten Gianyar adalah akuifer dengan aliran ‘melalui celah dan ruang antar butir yang terdiri dari © Akuifer produktivitas tinggi dan penyebarannya luas (akuifer dengan keterusan dan kedalaman muka air sangat beragam, debit air umumnya > 5 Iyat) © Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas (akuifer dengan keterusan dan kedalaman muka air tanah sangat beragam, debit air umumnya < Si/dt) © Setempat akuifer produktif (akuifer dengan keterusan sangat beragam, umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah, setempat muka air tanah dapat diturap. Sedangkan berdasarkan peta tinjauan Hidrogeologi Kabupaten Gianyar (MM Purbo Hadiwidjojo, 1972 dalam Inventarisasi Geologi Teknik, 2003), menunjukan bahwa kandungan air tanah di Kabupaten Gianyar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: + Kandungan air tanah besar dengan debit 10 It/dt terdapat di bagian selatan, © Kandungan air tanah sedang dengan debit 5 It/dt tersebar di bagian tengah, dan + Kandungan air tanah rendah dengan debit < 1 It/dt terdapat di bagian utara daerah dataran tinggi. Penyebaran kandungan air tanah (hidrogeologi) di Kabupaten Gianyar seperti pada Peta berikut. | "RENCANA PeNeaNGUNAN—] JANGKA MENENGAH (RPIM) PETA HIDROCEOLOG 2.1.3. TATA GUNA LAHAN Penggunaan lahan di Kabupaten Giznyar dalam Tahun 2007 lebih banyak digunakan untuk lahan kering mencapai 21,682 Ha atau sekitar 58,92 % dari luas wilayah Kabupaten Gianyar, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 11.247 ha adalah untuk tegalan, permukiman 5.080 Ha dan pengusahaan lainnya sebesar 3.787 Ha, Sedangkan kondisi luas lahan sawah di Gianyar dalam Tahun 2007 adalah seluas 14,932 Ha, dimana seluas 14.033 Ha merupakan Iahan sawah beririgasi teknis dan lainnya merupakan lahan sawah tradisional maupun pengairan sederhana. Jika ditinjau perkembangan uas lahan sawah di Gianyar dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari Tahun 2003 s/d 2007, maka perkembangan luas lahan sawah di Gianyar mengalami penurunan, dimana’ dalam Tahun 2003 lvas lahan sawah di Gianyar adalah seluas 14.937 Ha, kemudian dalam Tahun 2007 menurun menjadi 14.932 Ha, sehingga dalam lima tahun menunjukan perubahan fungsi guna lahan sawah sebesar 5 hektar beralih fungsi menjadi guna lahan lainnya, ‘Adapun perkembangan guna lahan di Kabupaten Gianyar dari Tahun 2003 hingga ‘Tahun 2007 adalah sebagai berikut. Tabel 2.7. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 No} PENGGUNAAN LAHAN a 2003 2004 2005 2008 2007 Tyan Hater (Ha) oAr oo | 1047.60 | 104700 | —.09200 | 109000 tan Rakyat 7047.90 [1 047.00-| 1047.00 | —.082.00 | 1.09200 7 [Laron Persawahan (a) 4937.00 | 14.678,00 | 1486600 | —14932.00 | 1493200 Pengaran Seiengah Tetns 14 111.00] —74,057,00 | —14035,00 | 14,033.00 | 1403.00 Bb Pengavan Sederane PU exo] rosoo | 20300 {70300 20300 Pengaran Tradsional 20300 | 618.0.| 61800 | 695,00 | 696,00 3 [laran Keng (a) 71679.00 | 71.7380 | 21.75800_| —71682.00 | 71 682,00 Ladang (Tegaien) vis7o0-] 1137600 11.370 [—11.247.00 | 11247.00 Perebunan 00 $00 300 _a7e00 [474,00 ie Perukiran 036.00 | 6086.00 | S780 | 6080.00 | ~ Sa0.00 [sana tain 421500 | 424200 | 4262.00-| 3767.00 | —3.767.00, 7 oan Air TavarEnpang a) 16300] 168,00 16500 | 16500 [ 18500 [Tarek han (Ha) 7800 16,00 zoo {700 | 2100 ‘5 Pacang Rumpui (a) 2.0 200 200 208 200 mia 36,800.00 | 36.800,00 | 36.8000 | 26:800,00 | _36.800,00 ‘Sambar Gianyar Datars Angha. OPS, Th 2007 2.2, PEREKONOMIAN DAERAH 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupkan salah satu dampak nyata atas keberhasilan beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan pada waktu sebelumnya sehingga pembangunan secara keseluruhan juga tergerak kearah yang sama. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar yang ditunjukan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 mengalami perubahan yang cukup drastis. Pada masa sebelum 2-9 krisis (Tahun 1994-1996) rata-rata_pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar adalah 8.06%, Puncak dari krisis terjadi pada Tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar pada saat itu berkontraksi minus 2,62%. Hal tersebut menunjukan penurunan yang cukup tajam selama periode 1996-1998. Pada Tahun 1999, perekonomian Kabupaten Gianyar tumbuh sebesar 1,76%, bahkan pada Tahun 2000 PDRB Kabupaten Gianyar tumbuh sebesar 4,70%. Namun tragedi WTC. 11 September 2001, berpengaruh buruk terhadap pariwisata Internasional, juga mempengaruhi pariwisata di Kabupaten Gianyar, sehingga pertumbuhannya menurun menjadi 4,45% di Tahun 2001. Bom Kuta pada Oktober 2002 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar tahun 2002 hanya sebesar 3,48%, dan di Tahun 2003 hanya mencapai 3,33%, angka ini lebih rendah dari pada pertumbuhan ekonomi Ball yang mencapal 3,70%. Kemudian dalam Tahun 2004 perekonomian Kabupaten Gianyar mulai_membaik sehingga tumbuh mencapai 4,95%, kemudian Tahun 2005 pertumbuhan ekonomi meningkat lagi mencapai 5.47%, namun demikian dalam tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar Kembali turun lagi sedikit mencapai 5,20%, dan kondisi ini mash berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang mencapai 5,28%. Penurunan tersebut ciakibatkan oleh terjadinya Bom Jimbaran Oktober 2005 dan di Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar diestimasi sebesar 5,32%. Adapun erkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gianyar dapat diuraikan dalam Tabel 2.8. Jka ditinjau terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor, maka dalam Tahun 2004, sektor-sektor yang menunjang kepariwisataan mengalami ertumbuhan yang sangat baik, khususnya sektor industri pengolahan, kemudian sektor Perdagangan Hotel dan restoran juga menunjukan pertumbuhan yang lebin baik Khususnya sub sektor perhotelan, dimana Tahun 2003 pertumbuhannya negatif yaitu minus 0,45 %, meningkat menjadi postif 2,76 % pada Tahun 2004 Dalam Tahun 2006 Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor jasa- jasa yaitu 6,97 %, disusul sektor pengangkutan dan komiunikasi 5,71 %, selanjutnya sektor pertanian sebesar 6,36 %, sektor keuangan, persewean dan jasa perusahaan sebesar 6,66 %, sektor listrik dan air bersih 6,66 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,22 %, sektor industri pengolahan 4,36 %, sektor bangunan 1,90 % dan sektor penggalian 3,26 %. Tingginya pertumbuhan sektor jasa-jasa Tahun 2006 tersebut ditunjang oleh Sub Sektor Pemerintahan Umum 7,29 % dan Sub Sektor Jasa Swasta 6,55 %. Laju pertumbuhan PORB dalam Tahun 2007 menunjukan angka yang semakin meningkat di bandingkan Tahun sebelumnya dengan pencapaian pertumbuhan sebesar 5,32 % dalam Tahun 2007, sedangkan tahun 2006 pertumbuhan PORB hanya mencapai nilai sebesar 5,20 %. Sedangkan ditinjau dari pertumbuhan PDRB masing-masing sektor dalam Tahun 2007, maka sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya dengan nilai pertumbuhan sebesar 9,13 %, kemuudian disusul sektor listrk, gas dan air bersih sebesar 8,70 % dan sektor pertanian memilki pertumbuhan sebesar 6,77 %, Adapun kondisi pertumbuhan PDRB masing-masing sektor dalam Tahun 2007 adalah sebagaimana Tabel 2.9. Tabel 2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gianyar Pertumbuhan Ekonomi ‘Suiber Baka PORB Kabupaen Gianyar, BPS, Th 2002 2007 *Angka Sementora Gambar 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Empat Sektor Utama di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2006 1 6 5 1 4 3 2 1 0 Pertumbuhan (%) Tabel 2. Pertumbuhan Sektor-Sektor PDRB dalam Tahun 2006-2007 di Kabupaten Gianyar (atas Harga Konstan) Sektor-Soktor PORB, tarea mee pei taser te [aj perumibuhan PORS ats dasarLoslon 520 532 Pertunbuhan menurdt rasing-masnglapargan wsaha 1 [ Pertanian, petmoian, kehtane,perkeren 536 a7 2 | Perambangan & penggalan 325 457 3 faust pengtaran 436 2a 4 [Lis gas, arbersh 586 870 5 | Bangunan 120 275 5 | Partagangan, ntl & restora 422 406 7_[ Pengargkutan &komunias! 371 654 15 | Kevangan,persewaen jae perusshaan 688 603 9 | sasarasa 679 a3 Sumber: PotD abosen Gan, Boyde T2007 2-11 2.2.2, Struktur Perekonomian Pilar-pilar ekonomi Kabupaten Gienyar yang selama ini merupakan sektor penyumbang terbesar dalam PDRB Kabupaten Gianyar yaitu sektor pertanian, industri kerajinan, serta perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa telah mampu_membuka beragam peluang yang dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Gianyar. Berkembangnya industri pariwisata di kabupaten Gianyar telah mampu menggerakan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata, seperti sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan Hotel dan Restoran, kedua sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar. Pada Tahun 2002 konstribusi sektor industri pengolahan di kabupaten Gianyar sebesar 18,23 % dan terus mengalami penurunan hingga pada Tahun 2003 kontribusinya 17,98 %, Tahun 2004 sebesar 17,77 %, 2005 sebesar 17,48 % dan bahkan Tahun 2006 hanya sebesar 17,38 %, Nemun demikian sektor industri engolahan hendaknya terus mendapat perhatian dan pembinaan yang intensif dari Pemerintah Daerah, mengingat sektor ini merupakan komponen ekonomi kerakyatan yang sangat potensial dalam penyerapan tenaga kerja terutama kelompok industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Hal yang sama juga terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dimana kontribusinya pada Tahun 2002 mencapai 31,12 9%, tetapi Tahun 2003 hanya 30,90 %, Tahun 2004 menjadi 30,70 %, Tahun 2005 menjadi 29,47 % dan Tahun 2006 hanya sebesar 28,86 %. Sedangkan sektor yang paling kecil kontribusinya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar Tahun 2006 adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,56 %. Disamping itu sektor listrk, gas dan air minum sumbangannya kurang dari 1'% yaitu hanya 0,89 %. Struktur_perekonomian Kabupaten Gianyar bila dibandingkan dengan struktur ‘ekonomi Provinsi Bali tampak pola penajaman peranan sektoral yang sudah sejalan yaitu sudah mengarah kepada struktur ekonomi maju yang lebih dominan didukung sektor sekunder dan tersier, Tabel 2.10. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) Gianyar Ball No Lapangan Usaha 2002 2006 2002 2006 + [ Pertanian 2083 247 2195 1996 2_ | Pertambangan dan Penggaien oat 086 08s 069 3. [ indusin 1823 17.8 921 870 | Us. Gas dan Ar 080 088 153 194 8 | BangunaniKonsinks) 448 422 406 42 | Perdogargan, Hotel dan Restoran 312 78.86 2858 2888 Gianyar Bali No Lapangan Usaha 2002 2006 2002 2006 7_| Angkutan dan Korunikasi 488 478 11.07 1186 | Kevangan dan Persewean 461 480 6a 146 9 | vasajasa 15.02 iret 16.13 1622 ‘Jumiah 100,00 100,00 100,00 100,00 ‘Suanber = Bika PORB Kabupaten Gianyar, BPS, Th 2007. 2.2.3. PDRB Per Kapita PDRB per Kapita sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan bruto yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun, Dalam Tahun 2002, PDRB per Kapita masyarakat di Kabupaten Gianyar atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 6,720 Juta, Tahun 2003 mencapai Rp. 6,986 Juta, Tahun 2004 mencapai Rp. 7,593 Juta, Tahun 2005 mencapai Rp. 8,945 Juta dan Tahun 2006 mencapai Rp. 9,787 Juta, Dibandingkan dengan Tahun 2005, PORB per Kapita Tahun 2006 menunjukan adanya peningkatan sebesar 9,41 % atau sebesar Rp. 842 Juta. Berdasarkan tinjauan terhadap harga konstan 2000 dalam kurun waktu yang sama juga memperlihatkan penurunan dari Rp. 5,545 Juta Tahun 2002 menjadi Rp. 5,505 Juta Tahun 2003, Tahun 2004 naik menjadi Rp. 5,704 Juta dan meningkat lagi Tahun 2005 menjadi Rp. 6,051 Juta lebih, sedangkan pada Tahun 2006 mencapai Rp. 6,281 Juta yang berarti meningkat 3,80 % dari Tahun sebelumnya (gamb. 2.4). 2.2.4, Pemerataan Pendapatan Pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat masyarakat di Kabupaten Gianyar, dapat dihitung berdasarkan analis's perhitungan Gini Ratio. Dimana analisis perhitungan Gini Ratio selama ini telah menjadi pedoman untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan yang terjadi pada suatu daerah, dimana indikator tingginya ketimpangan pendapatan antar kelompok atau antar wilayah dapat dinyatakan sebagai berikut + Lebih kecil dari 0,35 atau ( G < 0.35), menunjukan ketimpangan pendapatan yang rendah * Lebih besar 0,35 dan lebih kecil 50 atau (0.35 > G < 0,50), menunjukan ketimpangan pendapatan yang sedang + Lebih besar dari 0,50 atau ( G > 0,50), menunjukan ketimpangan pendapatan yang tinggi Berdasarkan hasil analisis gini ratio, maka diketahui bahwa alam Tahun 2002 Gini Ratio di Kabupaten Gianyar sebesar 0,2008, kemudian Tahun 2003 menurun menjadi 0,2152, kemudian di Tahun 2004 menurun lagi menjadi 0,1866, kemudian Tahun 2005 meningkat dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 0,2561, dan pada Tahun 2006 Gini Ratio di Kabupaten Gianyar menunjukan sebesar 0,284. Berdasarkan analisis Gini Ratio tersebut, maka diketahui bahwa dalam kurun waktu 5 Tahun ketimpangan pendapatan di Kabupaten Gianyar masih sangat rencah, karena masin berada dibawah batas minimum kriteria ketimpangan pendapatan, 2.2.5.Komponen PDRB Dalam Tahun 2007 estimasi produk domestik regional brutto Kabupaten Gianyar (atas dasar harga berlaku) adalah sebesar Rp, 4.614.243,97 Juta, sedangkan rilai PDRB atas dasar harga Konstan adalah sebesar Rp. 2.826.342,85 Juta. Ditinjau dari sumbangan masing-masing sektor pembentuk PORB di Gianyar, maka Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki Kontribusi yang tertinggi yaitu sebesar Rp, 1.306,837,30 Juta (atas dasar harga berlaku), kemudian sektor tertinggi kedua adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 959.978,99 Juta dan sektor industri hanya berada diurutan ketiga dengan kontribusi sebesar Rp. 779,501,68 Juta. Adapun informasi Kontribusi sektor-sektor terhadap PDRB dalam Tahun 2007 adalah sebagaimana Tabel berikut 2.11. Gambar 2.4, Grafik Perkembangan PDRE Per Kapita Di Kabupaten Gianyar Tabel 2.11, Kontribusi Sektor - Sektor Terhadap PDRB (Atas dasar Harga Berlaku) di Kabupaten Gianyar Tahun 2007 ‘Sektor-sektor PORB Nilai PORB (Juta Rupiah) Total PORE Tahar 2007 (alas desarharga berlaku) 4614,208 97 PORB menurui masing-masinglapangan usahe 1] Pertanian, petemakan, kehutanan,perkanan 959.978 98 2__| Pertarbangan & penggatan 7041 90 3__| tndustr pengolanan 779,501 68 4 | Ustik gas. ar bers 411658 5_| Bangunan 198,601 69 6 _| Perdagangan, hole & restoran 7,306 837.30 7 _| Pengangkutan.& kamunkass 220.907 67 | Kevangan, persewaan, jsa perusahsan 226,49 76 9 | vasajasa 852.808 40 Sun ProOaeeh Kaban Gara, Beyeede, abn 2057 1), Lapangan Usaha Pertanian (Dalam Arti Luas) Lapangan usaha pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar terdiri atas 4 Komponen yaitu ; Pertanian yang termasuk pertanian tanaman pangan dan perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Dalam pembentukan PORB Kabupaten Gianyar sektor pertanian memiliki peran sebesar 20,38 % rata-ata per Tahun yaitu dari Tahun 2003 hingga Tahun 2007, dimana peran sektor pertanian dalam harga berlaku adalah sebesar Rp. 597.283,50 Juta dalam Tahun 2003, dan Tahun 2006 mencapai sebesar Rp. 856,180,24 Juta, kemudian Tahun 2007 diperkirakan memberikan kontribusi sebesar Rp. 959.978,99 Juta. 1. Pertanian Tanaman Pangan Luas hamparan sawah yang ada di Kabupaten Gianyar tahun 2003 adalah seluas 14.937 ha, dimana dalam proses pembangunan yang terjadi selama kurun waktu lima tahun telah terjadialih fungsi fanan seiuas 5 ha, sehingga pada tahun 2007 luas lahan sawah yang tersisa tercatat menjadi 14.932 ha. Berdasarkan data lima tahun terakhir (2003-2007) rata-rata luas tanam. padi per tahun seluas 30.491,40 Ha. Dengan rata-rata produksi padi per tahunnya sebesar 184.434,60 ton. Luas areal panen jagung mengalam! penurunan dari 393 hektar tahun 2003 menjadi 286 hektar tahun 2007 atau menurun rata-rata sebesar 2,22 persen per tahun. Hal ini juga terjadi pada jumlah produksinya, dalam periode yang sama mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,08 persen per tahun dari 2.241,22 ton menjadi 1.480,35 ton. Perkembangan komoditas tanaman pangan selengkapnya sebagaimana disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.12. Luas Areal Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian ‘Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 — 2007 TAH aera 2003 2004 2005 2006. 2007, Tp ma 2), was eal Panan(a)| 3000000 | —PaeR5Oo] srA7aGO] Wario] —sOszTA) ), Produk (To) 776315:0) 185.221.60] 163958 62)” 192.543.00| Ta2 140.38 } Procukivtas (aa) sea] 6u77] 6083] 6278] e006 =| sagung a). Luas Areal Panen (ia) | 8500] ss000| tea00] 20300] zen 00 2), Produ (Ton Zoet za Saio.27| —15t600| ess.67] 148035 ),rodutvtas (RF) sos] soar] $623] 48.18] 5176 | Keseia a) Luss eelPonen (aj ea00| 00] sao] 7aan0| Brac Produ (Ton) ws i| 95345 T2496] 120820] tasror 1): roguktitas (GW) 1e45| t946[ 1690] 1430] 1748) Kacang Torah a) Las Areal Panes Pa]| 761.00] 7630] roo] ergo] —_ Bao 2) Prods (fon) Tarr ta] tans.95] —ovra0[ east] tavaz 2-15 TAHUN celal 7003 [200d | ~ 2005 [2006 [2007 roaunivios Gay vai] eau] 1266| tear] 10 S| Kacang Hj 2) Luas Areal Pare (a) apo] abo] spa 500] 090 9), Produkt Ton) iss] zese[___raso|___asal__ 6961 ) Produits (Gna) vasif 1594] 1830[ 1628 23.20 [Ubi Kayu a) Luas AeaParen ay] 31600] men00| —_stopo| 1600] 23600 8) Prosuisi (Ton) Teer ra] _6asr.36[77v@7s| Sae000] 7760.4) 2) Proauntvias ential | 73898] 20039] 26a 16] 14000 s20z71 7 [Ubi Jalar a) Luas AeaParen hay] e000] 48600] 79500] se100| ~—a000 9) Produisi (Ton) Gozaz5[ 71277] s2v6e0| 8 rooss| S405 2) Produtos (ewig | too | 1485[ 21275] f96,72[ 138,10 ‘Sorter Daerah Kabpsen Gina. Bape, Th 077, Berdasarkan perhitungan produksi beras Kabupaten Gianyar tahun 2005, dari Produks! padi/gabah sebesar 183.953,02,00 ton GKG setelah dikurang} penyusutan-penyusutan diperoleh beras sekitar 107.507,79 ton, di Kabupaten Gianyar masih menunjukkan kelebihan produksi beras atau surplus sebesar 44.319,00 ton, Gambar 2.5. Perkembangan Produksi Padi, Produksi, Kebutuhan dan Surplus Beras di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 - 2007*) 250,000 = : a ~~ 80,000 fi 27.735, 7000 200.000 se — Sg Sgn e eam oo eee gooey ‘anneal aan ssc aea1990 40824588 41280703 eee 04.1641 0 50.000 me Proce Pac etwangan Ange Somes ‘Tanaman Perkebunan Luas areal perkebunan di Kabupaten Gianyar tahun 2006 mengalami Penurunan 0,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya jika dilhat secara keseluruhan, namun jika dirinci menurut komoditi perkebunan ‘menunjukkan Iwas areal cengkeh, tembakau rakyat dan empon-empon ‘mengalami penurunan, sedangkan luas areal perkebunan kelapa, Kopi arabika, Kopi robusta, kakao, dan vanili mengalami peningkatan, Penurunan luas areal perkebunan cengkeh, dan tembakau rakyat dan empon-emipon_mempengaruhi_produksi Komoditas tersebut, malahan tembakau Virginia mulai tahun 2004 tidak ada realisasi penanaman, Perkembangan luas areal perkebunan dalam lima tahun terakhir sebagaimana disajian dalam table 1.23. Produksi perkebunan dalam lima tahun terakhir juga _mengalami penurunan rata-rata 12,47 persen. Hampir sebagian besar komociti perkebunan yang produksinya paling besar mengalami penurunan seperti kelapa hibrida menurun rata-rata 20,39 persen, kelapa dalam menurun rata-rata 5,41 persen per tahun, kopi arabika dan robusta menurun rata- rata 9,82 persen dan 11,64 persen, Demikian pula produksi cengkeh ‘mengalami penurunan rata-rata sebesar 10,21 persen, Sebaliknya, komoditas perkebunan seperti kunir, jahe, kencur dan tembakau rakyat mengalami peningkatan, Dimana produksi Kunir rata~ rata sebesar 133,91 ton atau 35,69 persen per tahun, produksi jahe per tahu rata-rata sebanyak 448,34 ton atau 20,24 persen, produksi Kencur rata-rata 164,71 ton per tahun dan Tembakau rakyat meningkat rata~ rata 9,89 persen atau rata-rata 138,59 ton per tahun. Perkembangan produks! perkebunan dalam lima tahun terakhir sebagaimana disajikan dalam tabel 2.13. Tabel 2.13. Luas Areal (Ha) Perkebunan Menurut Jenis Komoditas di Kab. Gianyar Tahun 2003 - 2007 LENS KOMOOTTAS. “on 08 oe 2005 2008 Eo 1 [|_ Kelepa Dal 43130 Rp. 600 ata [63.662 | 104,870 | 156,886 cc rst) ». | Menurut Jenis Penggunaan 730,400 | 850.578 | 1.077.258 1,296.506 | uta Re 1)_| Modal Kena 365,802 | 399,538 | 505.549 618,236 | Juta Rp. [esas wee] won| 08 rea [Ror rar SET | HBT E651 [ah © [ena Sonera [Taco eae | Torr aa TESTE | wae 7 [Poa Bz ait Tao 2 | Poa 7H a 33 [aah I]. | Penndustrian wm | 301 32518 E ‘36.714 | uta Rp. | Pangan OBSTOS | OE [TUF WETS | BEE La va 3) | Listrk, Gas dan Air Be] tae] tate] tae | 106 | sate Rp Roe Tea] 6 | 1 | Baguio Paanan | — 3778 | Era | —Zaae | tare | bare] aa seroma I [asada Oona ate | RT| RE |] BT HR aa | ase Sol i ee Masyerakat ene tarisn rr | | |W a ‘Slander: rat Bank Indore, 2007 2-31 9). Jasa-Jasa Sektor jasa-Jasa yang terdiri dari Peran Pemerintahan Umum, Sektor swasta seperti sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi serta perorangan dan rumah tangga, memiliki peran yang cukup tinggi dalam pembentukan PRB Kabupaten Gianyar, dimana dalam Tahun 2006 peran sektor jasa-jasa memilki peran sebesar 17,81 % dari Total PDRB Kabupaten Gianyar, dari persentase tersebut sekitar 11,28 % atau sekitar 248,212,32 Juta Rupiah sedangkan sektor swasta masih sebesar 6,53 % atau sekitar 187,692,30 Juta Rupiah. Ditinjau dari APBD Kabupaten Gianyar, maka terlihat adanya peningkatan dari tahun _ke Tahun, dimana dalam tahun 2003 penerimaan APBD Kabupaten Gianyar sebesar Rp. 285,8 Milyar, kemudian terus meningkat tiap tahunnya dimana Tahun 2004 menjadi Rp. 299,7 Miyar, Tahun 2005 Rp. 323,4 Milyar, Tahun 2006 sebesar Rp. 457,1 Milyar dan kemudian Tahun 2007 menjadi Rp. 538,3 Miyar. 2.2.6. Tingkat Inflasi Inflasi adalah proses Kenaikan harga umum barang-barang secara terus menerus (Nopirin, 1999), kenaikan harga-harga tersebut tidak selalu dalam persentase yang sama, karena kenaikan harga tersebut dapat terjadi dalam waktu yang tidak reiatif sama, yang penting terdapat kenaikan harga umum barang-barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali saja meskipun persentasenya cukup besar tidak dapat dianggap sebagai inflasi. Kenaiken harga (inflasi) ini dapat diukur dengan menggunakan indeks harga, dimana beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain > Indeks biaya hidup (consumer price index) Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index) > GNP Deflator. Berdasarkan hasil perhitungan GNP Defiator, inflasi di Kabupaten Gianyar dalam kurun waktu 2003 hingga 2007 adalah rata-rata sebesar 6,17 %, dimana inflasi Tahun 2003 adalah sebesar 4,71 %, kemudian dalam Tahun 2004 sebesar 4,91 % dan Tahun 2005 meningkat drastis menjadi 11,05 %, kemudian dalam Tahun 2006 inflasi kembali turun menjadi 5,41 % dan Tahun 2007 adalah sebesar 4,77 %. ‘Adapun perkembangan inflasi di Gianyar adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.26, Perkembangan Inflasi Di Kabupaten Gianyat Tahun Infasi() 7003) ant ~ 2004 4st 2005, 1105 fet Sat 7 Ratarata 617 Sanita» Boopeds FaB. Goa, dan wraIss. .7. Tingkat Investasi Pengembangan investasi baik yang dilakukan pihak pemodal dalam negeri maupun pemodal asing sangat dibutuhkan di daerah, karena perkembangan investasi dapat ‘menunjang penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan perekonomian wilayah. Guna _mendukung perkembangan investasi, _kemudahan pelayanan_ perijinan senantiasa dilaksanakan, dimana pelayanan perijinan melalui satu pintu yaitu Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Gianyar diharapkan dapat mendukung terwujudnva percepatan investasi di daerah, Perkembangan investasi di Kabupaten Gianyar cukup diminati oleh investor dalam negeri maupun investor asing, dimana banyak investor yang telah mendapat ijin penanaman modal asing dari Pemerintah telah merealisasikan aktivitas kegiatannya, sehingga hal ini mendorong terhadap tumbuhnya perekonomian wilayah serta minat investor-investor lainnya untuk berkembang di Gianyar. Dalam Tahun 2007 di Kabupaten Gianyar terdapat 21 proyek investasi yang telah disetujui_ijinnya oleh Pemerintah, dimana investasi penanaman modal yang sebagian besarnya sumber biayanya dari dana asing tersebut diperkirakan mencapai US § 2.950.000,- dengan jenis kegiatan seperti jasa ekspor dan impor, biro perjalanan dan hiburan umum, Kemudian dalam Tehun 2008, perkembangan investasi di Gianyar _semakin meningkat, dimana terdapat 6 buah proyek yang telah setujui ijinnya oleh Pemerintah hingga bulan Apri! 2008, Dimana nilai investasi penanaman mocal asing tersebut mencapai nilai sebesar US $ 3.150.000,- yang meliputi proyek jasa akomadasi hotel, biro perjalana umum, jasa konsultasi dan jasa ekpor impor. Adapun perkembangan investasi dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah sebagai berikut Tabel 2.27. Perkembangan Investasi Di Gianyar Dalam Tahun 2007 dan 2008 Tahun sn sna ue EELS Juma Proyek (oh) | Nil investasi (US §) SHEL ANT 2 2950.00 2008 6 3 150.000 Fatal investas zr 6100.00, Suarbr : Bpoeda KaB. Gianyar, T2007 2.2.8. Perkembangan dan Komponen Penerimaan Daerah Komponen penerimaan daerah untuk pembentukan APBD Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan sumbangan dari Pemerintah Pusat yang dialokasi dalam bentuk dana perimbangan, dimana Komponen penerimaan daerah yang bersumber dari Pemerintah meliputi : Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Sedangkan komponen penerimaan daerh yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah, Laba Usaha Daerah dan lain-lain pendapatan yang sah. Perkembangan penerimaan daerah yang terealisasi dalam APD Kabupaten Gianyar menunjukan Kecenderungan penerimaan yang meningkat setiap tahunnya, dimana realisasi penerimaan daerah sebesar Rp. 279,91 Milyar, Tahun 2004 sebesar Ro. 2-33 298,649 Milyar, Tahun 2005 sebesar 320,46 Milyar, Tahun 2006 sebesar Rp. 466,546 Milyar dan Tahun 2007 sebesar Rp. 549,623 Milyar. ‘Adapun perkembangan penerimaan daerah adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.28. Perkembangan Penerimaan Daerah Pada APBD Kabupaten Gianyar ae Penerimaan Daerah (Juta Rp.) 2003 2006 2005 2006 2007 7 | Rencana pesaaat | zoe r6ret | aza.caazt | 457.1647 | 53632508 2 | Reaisas: 27991483 | 206.649 18 | 320.46190 | 486.54645 | 540,629 06 3. | Persentase rales 974 3 eon] 1o20s[ 10210 Somber © Bappeda Kabepater Garver, 2007 Jika ditinjau penerimaan dari masing-masing komponen pendapatan, maka Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan penerimaan terbesar di Kabupaten Gianyar, kemudian diikuti oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana Bagi Hasil Pajak. ‘Adapun perkembangan penerimaan dari masing-masing komponen penerimaan daerah adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.29. Perkembangan Penerimaan Daerah Untuk Masing-Masing Komponen Pada APBD Kabupaten Komponen Penerimaan 2 co ia Bs Na a. | Rencana 1,000.00 | —s,00000/ 1262000} 30,63000} 43,147.00 o [Resa #235 | sono] —r2qz0e0 | —ss0o05 | tsnon «Perens was ‘woos | Tonoo—r0008 | ad | — a ‘ui Ore Ala Ui a_| Rencana 203,642.11 | 193,933.00 | 19817200 | 31467300 | 347,800.00 wT tas maou reiswat [e200] susrs00| PAD | Perea ama ‘wom twee] wow] T0900] seas onl a a Pak a a | Rencana 2si3e4 | mazsz97 | 3805323 | 1736032 | 1738033 | b_| Rediisas: 2011254 | 24,2860 | 41,32558| 47,987.19 | 5.13606 [Peis alt weso[nosa| von [ase 00 Realisasi Bagi Hasil Pajak ~ [| PaabiedSogme P| SOs | TERE] waa | aaa | Tass Bee Proran ot eTown | seussn | —aemaes| armor] ost) 171970 | ap Ha Pa Pega PPT | —ZaTare | — ane} —aairar | — aaa | aan 4 | askBoranbakrrewanan | asaras | aearas| sanamn | worane : | Punk endian Boron Pak sasoos) asm) wars) womens a 2.58184 | aera | a7018 7) $43.03 496.59 2-34 Komponen Peneimaan Penerimaan Daerah (Rp. Juta) mii [ am | me || Toninh Sagi i Ban Fak | Rerana ras b | Reaisasi 434.74 929.03 318.32 258.03 164.88 | Paes ea ah " Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak ee iy” [han asi Pon a | a : : a sare] verse] siase| somo) texan “3 Benbaran Ha a Tana in Tt ' Sanguran Sinber Poppe Kabupaten Gia, T2007 2.2.9, Pendapatan Asli Daerah Implementasi otonomi daerah_membuat pelaksanaan_pembangunan_ sangat ditentukan oieh kemampuan masing-masing daerah, khususnya dalam pembiayaan pembangunan. Disamping itu keberhasilan pembangunan ekonomi memberi eluang meningkatnya penerimaan daerah, penerimaan tersebut selanjutnya dimanfaatkan kembali dalam bentuk pembiayaan pembangunan di berbagai bidang guna meningkatkan kesejahteraan yang makin balk bagi masyarakat. Guna memenuhi_ pembiayaan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Gianyar, maka diusahakan terutama dari kemampuan daerah sendiri yang berasal dari PAD, disamping bantuan dari pemerintah propinsi dan pusat baik yang berasal dari dana upiah maupun bantuan luar negeri. Pendapatan Asli Daerah yang merupakan sumber dana dalam pembiayaan pembangunan terdiri dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba BUMD dan Lain-lain pendapatan yang sah. Tabel 2.30. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar TARUN JENIS DATA 2008 7006 2005 7006 2007 Total PAD (uta Rp) Tris, seis} seooeso| ersweaT] 7e12080 Pajak Daerah Time] 241549 | arze050] se ie163 | seas Oe Retibusi Daerah TOSTS| ERODES] WaT] HWA] 7020580 Bagion laeaUsahaDaerah | 198070] 18555 | 152082| 3a2a7e| 3485.20 Taran Pendapatan ears] a0sar7 | i7ea7e| _aseis2[ 2ai550 ‘Saber Bappeda, Dsperda dan Bagian Recarigan cide Woh Garver, Th 2007 Untuk PAD Tahun 2007 mencapai Rp. 75.129,63 Milyar mengalami peningkatan sebesar 10,75 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 67.838,57 Milyar. Penerimaan tertinggi Komponen PAD adalah dari pajek daerah yang mencapai 53,17 persen dalam Tahun 2007. Perkembangan penerimaan dari pajak daereh ini dalam lima tahun terakhir pada awalnya menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, dimana Tahun 2003 mampu memberikan sumbangan sebesar Rp. 17.704,61 Milyar (47,68 persen dari total PAD), tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 27.415,49 Milyar (56,48 persen dari total PAD). Kemudian Penerimaan Pajak Daerah meningkat terus hingga Tahun 2-35 Gambar 2.9. Kontribusi Masing-Masing Komponen PAD Tahun 2003 - 2007 0.00% Pea aa aS sooo | 7" am 30.00% | anaee ae \ 20.00% | 10.00% | aaa je a an! 0.0% 1 — 2003 2008-2005 2008 (2007 > Pajak Daerah —#-Retnbus Daerah —#-Bagian Labe Usaha Daerah — —tLaln-lain pendapatan Gambar 2.10. Kontribusi PHR Terhadap PAD dan Pajak Daerah serta PAD Terhadap APBD Tahun 2003 - 2007 i 2 71399 — 71.49 i - Persentase PHR Temasan Payee Oaeran + Persentase PHR temadep PAD _& 74.38 —-w 73.63 41.99 —* 4186 39.06 eat 2004 2007 mencapai sebesar Rp. 39.945,04 Milyar atau sekitar 53,17 % dari Total PAD. Penerimaan paling kecil untuk komponen PAD adalah dari Bagian Laba Usaha Daerah yang memberikan kontribusi sebesar 4,20 % rata-rata per Tahun dari Tahun 2003 hingga Tahun 2007. Tahun 2003 Bagian Laba Usaha Daerah hanya mampu menyumbang sebesar Rp. 1.969,70 Milyar (5,30 % dari total PAD), tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan yaitu sebesar 3,23 % di Tahun 2004 dan sebesar 2,76 2-36 % di Tahun 2005, kemudian meningkat di Tahun 2006 menjadi Rp. 3.424,78 Milyar (5,05 % dari total PAD) dan Tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 3.483,28 Milyar. Bila dilihat dari peranan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap PAD dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran mencapai rata-rata 38,42 persen dari pendapatan asli daerah, demikian pula kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran. terhadap Pajak Daerah mencapai rata- rata 71,67 persen. 2.3. Sosial Budaya Daerah 2.3.1. Kependudukan Berdasarkan data statistik (Susenas) Tahun 2006 jumlah penduduk di Gianyar sebanyak 387.183 jiwa yang terdiri dari 194.064 jiwa atau 50,12 persen penduduk laki-aki dan 193.119 jiwa atau 49,82 persen penduduk perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten 368 km’, maka kepadatan penduduk di Gianyar telah mencapai 1.161 jiwa/km?, Gambar 2.11. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2002-2006 1,900; 1,600 | 2,400 2,200 2,000 ‘00 i 600 400 200 oneme —A ved oa tan te Sepang oH me Po 7 Dari tujuh Kecamatan yang ada, kepadatan penduduk tertinggi di atas rata-rata kabupaten adalah Kecamatan Sukawati, Gianyar, Blahbatuh dan Ubud, sedangkan Kecamatan Tampaksiring, Tegallalang, dan Payangan kepadatan penduduknya di bawah rata-rata Kabupaten. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar wilayah di daerah tersebut belum dipakai sebagai tempat pemukiman penduduk disamping perekonomiannya belum berkembang cukup pesat, ‘Sementara itu, jumlah penduduk usia 0-14 tahun mencapai 109.539 orang di tahun 2006 atau naik sebesar 2,18% atau sebanyak 2.334 orang dibandingkan penduduk Usia yang sama di tahun 2005. Penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 287.496 orang atau turun sebesar 0,49% (1.409 orang) dibanding tahun 2005 dan penduduk di atas 65 tahun sebanyak 29.669 orang atau turun sebesar 10,86% (3.616 orang) dibanding tahun 2005. Dengan menurunnya penduduk usia produktif ‘maka secara langsung akan mempengaruhi angka ketergantungan (Dependensy ratio). Tahun 2003 angka ketergantungan mencapai 45 orang per 100 orang usia roduktif sedangkan tahun 2006 mencapai 48 orang per 100 usia produktif atau ‘meningkat rata-rata sebesar 3,46 persen. Gambar 2.12 Jumiah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2003-2007*, S200 pa 230 aso | 416728 © 423185 429,985 423158 | neo 400,000 (357,183. PAZ | 1500 sae 10.0 | 5.00 aot 0.00 mom | 335 * 1800 50 1000 4000 S100 800 ule a0 1682 203 mo es ane? ur Jurrtah Penddue (orang) Lalu Perturrbahen (7) Tabel 2.31 Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar Menurut Kelompok Umur ‘Tahun 2002-2006 TAHUN 2002 | 2003 | 2004 | 2005 | 2006 JENIS DATA 1. Kelompok Umur (Tahun) O14 ‘34247 | 98.272 [i051 | 107.705 | 109.539 15-64 778.608 | 267.478 [768.165 | 268.805 | 787.496, datas 65 30314 | 30378 | 28707 | 33.285 | 29.669, ka Ketergantungan (9%) 4496 | 46.68 98,42 “Suimber: BPS Kab. Gianyar (Data Susenas) Tabel 2.32. Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2003 — 2007 *) Tar f foielaall 0s [ 0a [205 | 2008 [a 1 Jonah Penduk Kecaratan 1 Sukonan won | wae sign | orm] ae Pat onan = sie | 8H a6 | 8278 31 Gonar mow) raw 24a] e2ae0 a] Tanpasing am) 8st eure] ane 5 Ubud cages | age cose] sore 6 Tevoing 46608 | 4728 7000] 4734 7 Payargan | 39586 aon ~aosar | 40423 B. JamlahPenduck Kabupaten aise | a2.te8 257.485) a. iT tata moze | 2iewa | ara0ea | tonooa [207107 7_Peesuen as sora) aia | ea te] 26081 Sex Rao 185 i 104 18 102 Suber 85 Kabupaten Gaya Date Sra, esa ain 206 por acraan dt estas] + angka sementara 2.3.2. Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang citandai oleh pengangguran. keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu, kemiskinan merupakan masalah pokok yang penanggulangannya tidak depat ditunda dengan dalin apapun dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Sesuai dengan prinsip keadilan, penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu upaya strategis dalam mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan, Kemiskinan pada dasarnya dapat dibedakan mejadi dua, yaitu kemiskinan kronis (chronic poverty) atau kemiskinan struktural yang terjadi terus menerus dan kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan menurunnya pendapatan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan siklus ‘ekonomi dari kondisi normal menjadi kondisi krisis dan bencana alam. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam memenuhi Kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, pendidikan dan Kesehatan, kemampuan berusaha, dan mempunyai akses yang terbatas kepada kegiatan sosial ekonomi sehingga menumbuhken perilaku miskin. Selain itu, periiaku miskin ditandai pula oleh periakuan diskriminatif, perasaan ketakutan dan kecurigaan serta sikap apatis. Dalam kaitan itu, upaya penanggulangan kemiskinan terkait erat dengan upaya pemberdayaan masyarakat dan penyediaan berbagai kebutunan pokok dengan biaya yang terjangkau sehingga secara bertahap mereka dapat meningkatkan kemampuannya untuk memanfeatkan peluang yang terbuka, Jumiah penduduk miskin di Kabupaten Gianyar selama periode 2002 hingga 2006 ‘menunjukkan peningkatan baik dalam jumizh maupun persentasenya terhadap total jumlah penduduk dengan rata-rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 7,82 persen. Pada tahun 2002, jumlah penduduk miskin sebanyak 26.052 orang atau sekitar 6,46 persen dari jumiah penduduk Kabupaten. Tahun 2003 jumlah penduduk miskin sekitar 31.427 orang atau sebanyak 7,54 persen, Tahun 2004 penduduk 2-39 miskin Gianyar kembali meningkat = Persentase Tabel 2.33. Jumiah Keluarga Miskin Per Kecamatan di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2002 - 2006 Ta ene 2002 2003 2004 2005 2006, 7 Sava ar _—[ 310 [683] 52 [1.007 2 [ahah 3 | 68_[ 700 [10 [127 3. Gianyar eet [ seas [128s [80 a [Terparsng we [ae [aor] 5 8 5 | Ubu Z| [ aor tae | Tegataang mo we | toss | ar | Payangen sa} 6a [810] aro] 18 Jiah ase | 42m | sess | sar | 7020 ‘Sumber UPTO Gianyar Sejattera Dinas Korsos dan BPS Kab. Gianyar Gambar 2.14, Jumlah dan Persentase Keluarga Miskin Tahun 2002 - 2006 9.000 os: ‘8.000 7629 0425 7.000 6473 6.000 baie oa 5.000 aa 23 0075 4.000 | 3336 3.000 0.08 2.000 oars 1.000 qe om a 7 yo02 "2003, 008752006 akeloarga Miskin (KK) APersentase 2.3.3. Ketenagakerjaan 1). Angkatan Kerja Menurut Badan Pusat Statistik Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja atau penduduk umur 10 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi, yaitu melakukan kegiatan yang menghasilkan Keluaran (output) baik berupa barang atau jasa. Angkaten kerja di Kabupaten Gianyar dalam kurun waktu 2002 hingga 2006 cenderung semakin meningkat khususnya pada periode Tahun dari Tahun 2002 hingga Tahun 2005, namun dalam Tahun 2006 mengalami penurunan sedikit. Dalam Tahun 2002 Jumlah Angkatan kerja di Gianyar adalah sebanyak 223.472 orang, kemudian Tahun 2003 menjadi sebanyak 235.635 orang, Tahun 2004 sebanyak 240.766 orang dan Tahun 2005 menjadi 243.505 orang kemudian Tahun 2006 menurun dari Tahun 2005 menjadi 239.473 orang, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2006 mencatat jumiah penduduk usia kerja di Gianyar sebanyak 354.356 orang, Dari jumlah tersebut, sebanyak 239.473 orang (67,58%) diantaranya merupakan angkatan kerja yang terdiri dari penduduk yang sudah bekerja 225.872 orang dan yang mencari ekerjaan 13.601 orang. Sedangkan bukan angkatan kerja sebanyak 114.883 orang (32,42%) yang terdiri dari penduduk yang bersekolah 55.201 orang, mengurus rumah tanga 39.671 orang dan yang lainnya 20.011 orang. Gambaran penduduk usia kerja pada tahun 2003 dan 2006 nampak menunjukkan suatu perubahan sebagaimana tabel di atas. Sedangkan jumlah penduduk usia kerja yang berstatus bukan angkatan kerja yang kegiatan utamanya mengurus rumah tanga dan lainnya mengalami peningkatan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 sebagaimana disajikan dalam gambar 2.45 Tabel 2.34. Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar Tahun 2002-2006 ca aaa ie |e Ponduduk Usia Kea (arg) so7.o74 | 352006 | 317254 | 354905 | 964.386 ‘Angkatan Kerja (orang) 223.472 | 236635 | 240.766 | 243.505 | 239.473 Bekenaloreng) aniau | zie770| 252305 | 225000 | zs8r2 ‘Mencakea (orang) vie2e | veaes | eeao| rears] 19601 Tahal Penggerguran Tebuke sa] sor| asi] 7a0| 568 Tngkat ParsipasiArgkatan Kee) | _ose2| 70a] ream | 05s Rata-Rata Kebutuhan Hidup Minimum (Rp.) 476.385 | 486.856 | 498.990 | 703.005 | 622.752 Rata Upah Minimum Kabupaten (RD) 225000 | 423.000 | 446265 | 75000] s40.000 Sunes 1 oi 7 BPS Kat Goya tar Baar haan Sta Rah Gaya owrargan Tahu 204 ato 14 port usin 1S ttn at Gambar 2.15. Prosentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2003 dan 2006 Bersok aMengur Bersek wrercat gah en mPencan a BMengut ee 0% Rumah Tangga 3 Deckers ms 62% Laie. Perbaikan pendapatan pekerja seialu mendapat perhatian dari pemerintah, karena itu sepanjang tahun 2002-2006 kenaikan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) mencapai 14.54 persen, yaitu dari semula Ro, 476.385,- pada tahun 2002 menjadi Rp. 822.752-, di tahun 2006, Sedangkan untuk Upah Minimum Kabupaten (UMK) mengalami kenaikan yang cukup tajam, yaitu sebesar 26,08 persen dari Rp.245,000,- menjadi Rp. 540,000, tahun 2006, Gambar 2.16. Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Tahun 2002-2006 900.000 eno : ees eee nano Selanjutnya, hal yang menarik tentang Ketenagakerjaen adalah persoalan tingkat kesempatan kerja (employment) dan tingkat pengangguran terbuka (unemployment rate). Kedua Komponen ini sangat penting dalam suatu perencanaan pembangunan ketenagakerjaan. Dalam konteks ini, tingkat Kesempatan kerja merupakan suatu lukuran yang menunjukan proporsi orang yang bekerja dalam angkatan kerjanya Pada tahun 2006 tingkat kesempatan kerja di Gianyar mencapai 94,32 persen. ‘Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2005 yang mencapai 92,41 persen, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menunjukkan rasio antara banyaknya angkatan kerja dengan penduduk usia kerja di Gianyar selama tahun 2006 tercatat sebesar 67,58 persen. Angka TPAK ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 66,12 persen. 2), Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan status pekerjaan, sebanyak 58.305 orang (25,81%) penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2006 berusaha sendiri atau sebagai pekerje mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap sebanyak 19.946 orang (8,83%). Berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 7.682 orang (3,40%), Sebagai_buruh atau __karyawan pemerintah/swasta sebanyak 110.728 orang (49,02%) Sisanya sebanyak 4.133 orang (1,83%) sebagai pekerja bebas di pertanian dan 19.479 orang (8,62%) pekerja tidak dibayer. Tabel 2.35. Status Pekerjaan Tenaga Kerja di Kabupaten Gianyar Tahun 2002-2006 TAHON ‘STATUS PEKERJAAN ee Bewsaha Sends 62655] 08307) 93786) 58305 2 | Berusena Gibanty Brun Tak Tetap 26.084] 24650, 29233, 19986 3._| Berusaha Oibantu Buruh Tetap 347g) 6.110[ 3.016 7.682 3 | BuruhiKaryawanPPekera abayar bizor| i12190] 1022381 t70.728 Peterabebas di Pertanian Petera betas d non Pertanian 7 | Pekeratidok cibayar Sumter BS Kab Gayar Ket SeuanOrang ms Tatu 204 ttt 54 prea 1S ah aas 423 1928/2016) 4109 art] 1613/1188) ss90| Buta, “aa]—aorer|—i9479 Pada tahun 2006, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan sebanyak 62.502 orang atau 27,67%, selanjutnya sektor Perdagangan, hote! dan restoran sebanyak 58.544 orang atau 25,92 persen dan ketiga terbanyak adalah sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan sebanyak 39.463 orang (17,47%) dari keseluruhan tenaga kerja di Gianyar. Sedangkan sektor yang menyerap tenaga kerja terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebanyak 126 orang (0,06 %). Selengkapnya perkembangan penyerapan tenaga Kerja di Kabupaten Gianyar sebagaimana disajikan dalam tabel dan Gambar di bawah, Tabel 2.36. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gianyar TAN Pannen uen 7oa_[ 7005] 2004 [2605 [20H 7 Pertanian, Kehstanan Porebunan don Ponkaran | 41.946 | 62285 | 30.500 | 5013 | v0.83 2. | Pertabangan den penegaian vaz_| 2052 [ some | zane | 126 3 [uti pengolaan Bice | v2.0r2 | sa195 | 72348 | 62500 4 | Uist, Gas an Ar 75 32 | 036 | vee [te 5 | Bangunan “azo | reat | vo5t6 | 5260 | 17700 6. | Percogengn beset, eceran, ugh makan dantotel | odas7 | a0ese | seg7o | 72372 | oasue 7. | Angkatan,pergudengan dan komumkast 705 | 614 | aoe | roast [7.120 8. | Kevangen,asurans, usa Sew 226 | 377 | 2am | 5035 | 4431 | Jase kemasyarakatan zaos | 26055 | 25809 | a40et | 35808 0) tanan 7? Lum | pte f Tara Fiisad | 716.770 | Bese | Ge040s | 25.872 ‘Sie SRS Cae Gambar 2.17. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Gianyar Tahun 2006 Lainnya, 0% asa 10% Penanian, 17% panes Pertambangan & Kevangan, 2% alan, O% Anghutan & Kom. 39% Indus, 20% | Perdagangan. hotel 8 rest. 25% List Gas 8 0% Bangunan, 8% 2.3.4. Kesehatan dan Keluarga Berencana 1). Kesehatan Pada hakekatnya pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan masyarakat sehat di daerah, oleh karenanya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat merupakan prioritas pembangunan dibidang kesehatan. Dalam paradigma sakit (kuratif), penekanan lebih diberikan pada upaya untuk mengobati gangguan_penyakit’ yang muncul. Sedangkan paradigma sehat (preventif dan promotif)lebin menekankan pada upaya apa yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya suatu penyakit. Termasuk dalam pendekatan kedua ini adalah upaya-upaya pencegahan dan penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, Perbaikan derajat Kesehatan masyarakat tersebut sangat relevan bila dibarengi pula dengan ketersediaan fasiitas Kesehatan seperti rumah sakit umum (RSU) dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Untuk di Gianyar, jumlah RSU milik pemerintah masin tetap sebanyak satu unit, dengan tipe B sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk wilayah Bali Timur. Selain RSU, juga terdapat Puskesmas, yang merupakan prasarana kesehatan yang tak kalah pentingnya di Gianyar disamping keberadsan Klinik swasta yang juga memberiken andil membantu pemerintah dalam pelayanan kesehatan. Ke depan hal yang perlu mendapat perhatian di bidang kesehaten adalah menyangkut masalah pemeliharaan dari sarana dan prasarana di bidang kesehatan baik kuantitas maupun kualitasnya, serta peningkatan kualitas pelayanan can ketrampilan tenag2 medis dan paramedis, Beberapa cepaian indikator kesehatan dalam periode Tahun 2003 hingga Tahun 2007 beberapa diantaranya menunjukan peningkatan sedangkan yang lainnya 2-45 masih perlu penanganan yang serius, dimana jumiah Balita yang mengalami kekurangan gi2i mengatami penurunan yaitu dari 204 pada Tahun 2003 menjadi 144 pada Tahun 2007, sedangkan angka kematian bayi terlinat_semakin meningkat yaitu dari 9,40 per seribu kelahiran bayi pada Tahun 2003 menjadi 11,63 per seribu kelahiran bayi. Angka kematian ibu melahirkan juga menunjukan peningkatan dimana Tahun 2003 sebesar 44,09 per seratus ribu menjadi 57,42 per seratus ribu, Jumlah penderita Narkoba meningkat dari 9 orang pada Tahun 2003 menjadi 106 orang pada Tahun 2007, Penderita HIV/AIDS juga meningkat dari 7 orang menjadi 58 orang dalam Tahun 2007. ‘Adapun capaian indikator Kesehatan tersebut dapat dituangkan sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.37. Perkembangan Indikator Kesehatan di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003-2007 LJENIS INDIKATOR CAPAIAN [003 [2000] 2005 [2006 [2007 T]_Joniah Baila Kurang Gz Gay) e485 fee 2.| Angka Kematan Bayi AKB (BayiT000) 940_| 767_| 824 | aaa | 116s '3.| Angka Kematian Bata /AKABA (Batiali000) |.) 467165 | 072 4.| Argka Kematian Ibu (u/t00 000) 4400 | 3068 | 3053 | so30 | 57.42 5. Jumiah Penderita Narkoba (Orang) 9 4 a4 [tot] 106 6. uriah Pendesita HIVIAIDS (orang) 7 9 | 6 | 4 | 8 7.| Jumiah Balita (Baita) 33.086 | 31.040 | 31.049 | 31.637 [31.861 [3.[ Rata Rata KunungankePosesnas Orenghaf) | $5 | 6 | 50 | 8 | 6 Sunbar_ Oras Reetton Ke Gyr ip Bah 2). Keluarga Berencana Kegiatan keluarga berencana di Kabupaten Gianyar menunjukan adanya peningkatan ke arah yang postif, baik ditinjau dari perkembangan jumlah akseptor baru maupun jumiah peserta KB aktif. Dalam Tahun 2006 pencapaian jumiah akseptor baru di Gianyar adalah sebanyak 7.181 peserta, kondisi ini sedikit menurun dibandingkan Tahun 2005 sebesar 7.313 peserta, namun jika dibandingkan dengan Tahun 2004 dan 2003 telah menunjukan adanya peningkatan. Adapun perkembangan jumlah peserta akseptor baru KB adalah sebagai berikut. Tabel 2.38. Perkembangan Akseptor KB Di Kabupaten Gianyar Tahun ‘Jarlah Akseptor Baru KB 2002 724 2003 6512 2004 5867 2005 7313 2008 7181 “Tariber> Gyr Dalam Agha, PS, Tr 200 Jika ditinjau terhadap jenis kontrasepsi yang dipitih oleh para akseptor baru KB, maka IUD merupakan pilihan yang tertinggi yaitu sebanyak 2.054 peserta dalam Tahun 2006, kemudian diikuti KB suntik sebanyak 3.796 peserta, Pil sebanyak 1,161 peserta, Kondom sebanyak 130 peserta dan implan sebanyak 29 peserta kemudian MOW sebanyak 11 peserta Dalam Tahun 2006 tercatat sebanyak 68.138 merupakan pasangan usia subur, dimana sebanyak 60.267 merupakan peserta KB aktif atau sebesar 88,45 %, namun demikian kondisi ini menunjukan peningkatan jumlah peserta KB aktif sika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Dimana dalam Tahun 2002 jumlah peserta KB aktif adalah sebanyak 57.038, kemudian di Tahun 2003 hingga ‘Tahun 2006 terus meningkat sebagaimana tabel dibawah. Tabel 2.39. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif Di Kabupaten Gianyar Tahun 2002-2006 Perenbongan_ moz_[ 2003] 2008 | “2005 [2005 Pasangan Usia Subur | 70976 | 72.168 | 73576 | 73496 | 66.138, PosetaKB at! | $7038 | 57.804] 58313 | 8670 60267 Persentase (3) wx 8023; 7az6} 7983) 8845 Sumber: Gianyar Dalam Arighe, BPS, Th 2006. Untuk jumlah peserta KB lestari dalam Tahun 2006 juga cukup tinggi, dimana peserta KB lestari yang mendapat penghargaan dari Pemerintah adalah sebanyak 6.021 untuk KB lestari 5 Tahun, sebanyak 4.014 untuk KB lestari 10, Tahun, sebanyak 6.021 untuk KB lestari 15 Tahun dan sebanyak 3.010 untuk KB lestari 20 Tahun. Akseptor 2.3.5. Pendidikan 1). Angka buta Huruf Di Kabupaten Gianyar daiam Tahun 2006 terdapat 354,356 jiwa yang merupakan penduduk usia 10 Tahun ke atas, dimana sekitar 13.95 % merupakan penduduk yang tidak mampu baca dan tulls (buta aksara), sedangkan penduduk yang mampu membaca huruf latin adalah sebanyak 42,56 % dan yang mampu membaca tulis huruf lainnya adalah sebanyak 1,16 %. Jika dibandingkan dengan perkembangan 5 Tahun yang lalu atau Tahun 2002, nampaknya jumiah bute aksara di Kabupaten Gianyar telah menurun, dimana Jumlah buta aksara atau tidak mampu baca tulis dalam Tahun 2002 adalah sebanyak 16,26 %, kemudian Tahun 2003 sebanyak 17,69 %, Tahun 2004 sebanyak 14,44 % dan Tahun 2005 seanyak 14,06 % hingga mencapai 13,95 %. ‘Adanya penurunan jumlah penduduk buta aksara di Kabupaten Gianyar tidak lain disebabkan oleh semakin tingginya minat masyarakat khususnya penduduk usia 10 Tahun ke atas, untuk mengikuti pendicikan masyarakat yang dikembangkan Pemerintah, ‘Adapun Perkembangan jumlah penduduk Buta Aksara sebagaimana Tabel berikut. ii Gianyar adalah Tabel 2.40, Perkembangan Penduduk Buta Aksara di Kabupaten Gianyar. Parkerbargan aera | oe S| ESSE TTARENEG | sero] sao] aro) owas] aa [1) | Wamp tocafuntata | ave | ava |ea7e| aaa | ara 2 | Neovo na cal cass Sena sea Sea 3. Tamapa bate) ea] ve] wae) ats] m8 “Suniber Prot O3erah Rabupaien Gianyar, Ripped, Th 2007 2). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini (PAUD) ditujukan untuk menyiapkan anak pra sekolah untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan perkembangan jiwanya, sehingga setiap anak usia sekolah yang akan mengikuti pendidikan dasar telah dilatin kemampuan mentainya untuk mengikuti kurikulum pendidikan yang sesuai dengan usianya. Perkembangan prasarana pendidikan anak usia dini menunjukan perkembangan yang meningkat dalam kurun waktu dari Tahun 2003 hingga tahun 2007, dimana Jumiah Taman bermain atau Playgroup hingga Tahun 2007 telah berjumiah sebanyak 83 buah, kemudian taman kanak-kanak (TK) dari berjumiah sebanyak 79 buah dalam Tahun 2003 menjadi sebanyak 98 buan dalam Tahun 2007, dimena 2 buah diantaranya merupakan TK yang berstatus sebagai TK Negeri dan 96 buah merupakan TK yang cikelola swasta. Meningkatnya jumlah prasarana pendidikan anak usia dini, hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengembangkan kemampuan bakat dan mental anak secara dini telah tumbuh dalam diri setiap orang tua, kini para orang tua semakin menyadari bahwa pendigikan sangat penting bagi putra-putri mereka. ‘Adapun perkembangan jumlah prasarana pendidikan anak usia dini adalah sebagaimana Tabel berikut, Tabel 2.41. Perkembangan Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Gianyar. ioe passa ‘Jummlah Prasarana Pendidikan (Unit) 2003] 2004 + 2005 | 2006 [2007 ‘Jumiah Sekolah I 4)_[ Taman Bermain Play gioup |= | ose E90 8 2)_| Taman Kanakkenak (TK) 79 6 90 | 8 Negeti 1 1 2 ‘Swasta [ 8 9 % ‘Suriber Prot Osea Rabopaion Gianyar, Bippeds, Tr TO7- Perkembangan jumlah prasarana pendidikan anak usia dini juga diikuti dengan semakin meningkatnya jumiah anak usia dini yang masuk TK, dimana dalam Tahun 2003 jumiah murid sekolah TK adalah sebenyak 4.698 siswa kemudian meningkat terus hingga Tahun 2007 berjumiah sebanyak 6.328 siswa. Perkembangan jumlah siswa antara anak laki-laki dengan perempuan, setiap tahunnya — menunjukan —dominasi_jumlah anak —lakilaki,@dapun perkembangannya adalah seperti Tabel berikut. Tabel 2.42. Perkembangan Jumlah Murid Taman Kanak-Kanak i Kabupaten Gianyar aaa Bekorbogr Janah Ward Seva) Fo Toman rarer) sees] sao] zee] ow] 6am Taina 2se8 | 2705] 3.175 | 9086 [336 2 [Pereroua zat] 2avs] seca] 3031 | 2079 ‘Suber: Prof Daerah Kabupaten Garvey, Bapeda, 17007, Perkembangan jumiah prasarana pendidikan dan siswa diatas, juga diikuti dengan semakin meningkatnya jumiah guru sekolah TK, sehingga hal ini sangat membantu dalam penyerapan tenaga kerja, dimana hingga Tahun 2007 jumiah guru sekolah TK telah mencapai sebanyak 344 orang yang terdiri dari Guru TK Negeri sebanyak 7 orang dan Guru TK Swasta sebanyak 341 orang. Adapun perkembangannya adalah sebagaimana Tabel berikut Tabel 2.43. Perkembangan Jumlah Murid Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Gianyar “lumlah Guru (Orang) 203 [ 2004 [700s [2006 [2007 ‘Taman Kenatckanak (7%) aor [ a] me] mal aaa 1 | Neger zi : a 7 Jeriah Guru 2 [ Swasta aa] at ‘Sonter- Prof Daerah Ktupten Gara. spec, Th 2007 3). Angka Partisipasi Kasar (APK) ‘Capaian angka partisipasi menunjukan semakin membaiknya pengembangan SDM di suatu daerah, oleh karenanya capaian angka partisipasi ini wajib terus dikembangkan agar mncapai hasil yang lebih maksimal untuk kemajuan pembangunan daerah, Untuk capaian angka partisipasi kasar (APK) di Kabupaten Gianyar menunjukan kondisi yang semakin meningkat baik untuk pendidikan sekolah dasar maupun tingkat SLTP, dimana kedua kelompok pendidikan tersebut mampu mencapai angka partisipasi kasar (APK) ciatas 100 %, sedangkan untuk tingkat pendidixan SM/SMA walaupun kendisinya masin cibawah 100 %, namun kondisinya ‘menunjukan kearah peningkatan. Untuk tingkat Sekolah Sasar (SD) dalam Tahun 2003 memiliki tingkat APK sebesar 101,70 %, kemudian di Tahun 2004 meningkat lagi menjadi 103,63 %, Tahun 2005 meningkat menjadi sebesar 11,64 %, Tahun 2006 meningkat menjadi 113,82 % dan di Tahun 2007 meningkat menjadi 113,84 %. Sedangkan untuk tingkat pendidikan SLTP dalam periode Tahun 2003 hingga Tahun 2004 tingkat APKnya masin dibawah 100 %, yaitu 95,56 % di Tahun 2-49 2003 dan sebesar 94,98 % di Tahun 2004, kemudian mulai Tahun 2005 keatas tingkat pendidikan SLTP ini mulai memilki nilai APK di atas 100 % yaitu 100,06 % di Tahun 2005 dan Tahun 2006 sebesar 106,21 %, kemudian Tahun 2007 meningkat lagi menjadi 106,40 %. ‘APK Kabupaten Gianyar untuk tingkat pendidikan SM/SMA dalam Tahun 2007 adalah sebesar 84,02 % dan kondisi ini sudah menunjukan kondisi yang terus meningkat dari Tahun ke Tahun, karena dalam Tahun 2003 hingge Tahun 2005, nilai APK Kabupaten Gianyar adalah masih dibawah 80 %. Adapun untuk lebih rincinya nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah sebagaimana Tabel berikut, Tabel 2.44, Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Gianyar T_Gapmlan Angie Partisan Keser (aD _ ee eee 2003_| 2004 2006_| 2007 1) | Sekolah Dasar(SDYMI_ 101.70 | 103.63! 112.64] 1136211384 2)|stTPMTs | 95.56 | 94.98 | 100.06 | 106.21 | 106.40 [ay [soso 6725| 7065| 71.46 | 9386] 84.02 “Suner” roel Daerah Kabupaten Gianyar, Bapzeda, Th. 2007 4). Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat partisipasi muni (APM) yang berhasil di capai di Kabupaten Gianyar, welaupu tidak setinggi yang dicapai dalam APK namun kondisinya juga ‘menunjukan kondisi kearah yang semakin membeik, yang berarti akan semakin baiknya pernbangunan/pengembangan SOM di Kabupaten Gianyar. Untuk tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) terlinat bahwa dalam periode Tahun 2003 hingga Tahun 2007 berangsur-angsur_mengalami_peningkatan, hingga Tahun 2007 APM tingkat sekolah dasar mencapai sebesar 97,29 %. Sedangkan untuk tingkat pendidikan SLTP_perkembangan APMnya juga mengalami_ peningkatan secara bertahap dari Tahun ke Tahun, dimana dalam ‘Tahun 2003 APM tinglat SLTP sebesar 67,34 %, kemudian dalam Tahun 2007 meningkat menjadi 81,90 %. [APM yang berhasil dicapai tigkat SM/SMA hingga Tahun 2007 adalah sebesar 65,10 %, sedangkan pada Tahun 2003 APM SM/SMA hanya sebesar 61,70 %, kemudian Tahun 2004 sebesar 56,43 9%, Tahun 2005 sebesar 63,83 %, Tahun 2006 sebesar 64,36 % dan Tahun 2007 sebesar 65,10 %. Adapun perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gianyar adalah sebagaimana Tabel berikut, Tabet 2.45, Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gianyar Copan ga Paxisipasi Mur (APH) pee ene 2003, 2004 2005 | 2006 | 2007 1} | Sekolah Dasar (SO\Mi 9589] 9640] 96.41) 96.85| 97.29 SLPS eae] sees] 8125) 8170] 8190 3) | SWSMA ero] 56] 6363 | 6436] 8510 “Sumber: Prof Dae Kabupaten Gaye, Bappeta, T2007, 5). Angka Putus Sekolah Kejadian anak putus sekolah merupakan kondisi yang tidak diharapkan oleh Pemerintah arena hal tersebut akan menghambat _perkembangan Pembangunan SDM di daerah serta menghambat pencapaian indeks pembangunan manusia di daerah. Namun demikian anak putus sekolah semakin tidak dapat terhindarkan, dimana faktor-faktor penyebabnye antara lain semakin meningkatnya biaya hidup dan biaya pendidikan, sehingge beberapa keluarga miskin tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk mengikuti pendidikan, sedangkan faktor lainnya adalah kemauan siswa bersangkutan untuk berhenti sekolah dengan alasan mencari pekerjaan untuk membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan data Susenas dan hasil registerasi dalam Tahun 2006, di Gianyar terdapat penduduk usia 7-12 tahun atau anak usia pendidikan dasar (SD) sebanyak 48,235 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 1,40 % sudah tidak sekolah lagi atau putus sekolah. Jika dibandingkan dengan perkembangan Tahun-Tahun sebelumnya dari Tahun 2002 hingga Tahun 2006, maka kondisi anak putus sekolah tingkat sekolah dasar cukup memprihatinkan, karena kecenderungannya semakin meningkat setiap tahunnya, dimana dalam Tahun 2002 angka putus sekolah mencapai 0,45 %, kemudian Tahun 2003 menjadi 0,54 %, Tahun 2004 menjadi 0,58 % dan Tahun 2005 mencapai sebesar 0,67 %. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.46. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-12 Tahun ii Kabupaten Gianyar Petar Pas So haankonie sa | aaa] | [a Fess Usa Taka Ua) | sts 6s] || 0 | Teas ae oo] os) ast) eae 2_| Masin Sekaan fey Be, ew, wa) ee] are 3; a St Lg ous|—ost[ — 058[ oot | 1 Suber «Prof Daerah Kabupaten Gianyar, Bappede, Th 2007, Perkembangan anak putus sekolah anak usia tingkat SLTP atau penduduk usia 13-15 Tahun menunjukan angka yang lebih tinggi Jika dibandingkan dengan anak usia 7-12 Tahun, dimana faktor-faktor penyebabnya juga sama yaltu alasan ekonomi keluarga yang membutuhkan anak yang bersangkutan untuk ‘menopang perekonomian keluarga. Dalam Tahun 2006 terdapat sebanyak 20.115 jiwa penduduk usia 13-15 Tahun, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 10,91 % merupakan anak yang tidak sekolah lagi atau putus sekolah, Namun jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya yaitu Tahun 2005, kondisi ini sudah menunjukan adanya penurunan yaitu dari 13,20 % menjadi 10,91 %. ‘Adapun perkembangan angka putus sekolah penduduk usia 13-15 Tahun adalah sebagaimana Tabel berikut Tabel 2.47, Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 13-15 Tahun di Kabupaten Gianyar ema Perkerbangan Putus Sekolah mooz_[ 200s [20 | 7005 | 2006 Penduduk Usia 12-15 Tahun (wa) | t6422| teara| teora| 16900] 20.115, 9 [et ban Poa Seth : Ta a7 2_| Masih Sexolah (5) wa] wel rer o606| 6008 3)_[ Tidak Sekolah Lagi 1081 216 ex] 320] 1091 Sua: rot Dae ah Kabupaten Ganyar, Bapzeda, T2007 Pada usia 16-18 Tahun atau setara dengan anak tingkat pendidikan SM/SMU, di Kabupaten Gianyar memiliki jumlah penduduk sebanyak 18.723 jiwa dalam Tahun 2006, dimana dari jumlah tersebut yang masih sekolah hanya sebesar 71,20 %, tidak/belum pernah sekolah 0,67 % dan tidak sekolah lagi/putus sekolah sebanyak 28,13 %. Jika dilihat perkembangannya dalam jima tahun terakhir terlihat bahwa kondisi di Tahun 2006 tersebut menunjukan kondisi yang menurun jikan dibandingkan dengan Tahun 2003, 2004 dan 2005. Kondisi anak putus sekolah merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan ditengah_upaya Pemerintah Kabupaten Gianyar tengah_menggalakan pengembangan kemampuan SDM masyarakat untuk menghadapi_ persaingan global yang semakin ketat. Sehingga upaya untuk mengatasi Kondisi anak putus sekolah perlu disikepi dengan serius agar perkembangan tidak semakin meningkat, dimana upaya ini periu dilakukan dengan memperbaiki pendepatan dan_ kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan struktur_perekonomian, peningkatan peluang investasi, serta peningkatan pemberian beasiswa bagi anak tidak mampu. Tabel 2.48. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 16-18 Tahun di Kabupaten Gianyar aang ES coos 2002, 2003 2004 2005, 2006, Ream as Co To | Te] sow] 1) [tee eamnenn se] aa ose] ove] ome] om 7 Peon oar a} na] a} ew] 3 Tassos —[ as] ae] ete] ‘Saber Prof Daerah Kabupaten anys, Bappede, 172007. 2.3.6. Kesejahteraan Sosial 1). Perlindungan Orang Cacat Penanganan masalah sosial di Kabupaten Gianyar, perlu memperhatikan kondisi dan keberadaan orang cacat yang ada di daerah, Karena keberadaan orang cacat tersebut akan menambah beban anggota keluarga serta sebagai salah 2-52 2). satu indikator penghambat dalam peningkatan pembangunan IPM didaerah. Keberadaan orang cacat_ akan mempengaruhi angka _ketergantungan (Dependency Ratio) di daerah, oleh karenanya kondisi orang-orang cacat peri diberdayakan agar bermanfaat dalam pembangunan daerah. Perlindungan bagi orang cacat_ merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah, oieh karenanya penanganan perlindungan orang Cacat perlu terus dikembangkan secara berksinambungan, dengan mengatasi dan membantu pemulihan kondisi orang cacat, atau mendukung prasarana dan sarana yang diperiukan sehingga mereka mampu mengatasi persoalannya sendiri sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain. Perkembangan jumiah penyandang cacat di Kabupaten Gianyar menunjukan Kondisi yang semakin meningkat dari tahun ke Tahun, dimana dalam Tahun 2003 jumlah pendentta orang cacat adalah sebanyak 589 orang, kemudian menjadi 1.833 orang dalam Tahun 2004, dan Tahun 2007 diperkirakan mencapai 2.355 orang. ‘Adapun perkembangan jumlah penyandang cacat di Kabupaten Gianyar adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.49, Perkembangan Penyandang Cacat Di Kabupaten Gianyar. Kondisi Turk Penyardang Cocat 2003 2004 | 2005, 2006 J 2007 Penyandang Coat (rare) wo | tasx_| 1979 | 1027 | 2258 erurtuhan Fe) {mar | _7a7_| gre) | 2890 Sinnber rad Daerah Rapaten Gonyar, Rappe, Th 2007 Perlindungan dan Pelayanan Lansia Sebagaimana halnya penyandang cacat, keberadaan LANSIA di Kabupaten Gianyar juga akan menjadi beban dan tanggungan bagi warga masyarakat dan Pemerintah, akibat kondisi perekonomian keluarga yang buruk khususnya pada keluarga miskin dan tidak mampu, banyak warga lansia Kurang mendapat pelayanan yang balk dan menjadi terlantar, sehingga kondisi ini sangat ‘memprihatinkan dalam penanganan masalah sosial di Kabupaten Gianyar. Beberapa warga lansia yang terlantar juga diakibatkan oleh putusnya geris keturunan keluarga, sehingga warga lansia seperti tersebut, tidak ada yang melayani sehingga menjadi terlantar. Perkembangan jumlah lansia di Kabupaten Gianyar dalam 5 Tahun terakhir menunjukan kondisi yang semakin buruk, karena dari tahun ke tahun juga menunjukan jumlah Lansia yang terlantar semakin meningkat. Dalam Tahun 2003 jumiah Lansia terlantar di Gianyar adalah sebanyak 696 orang, kemudian menjadi 721 orang dalam Tahun 2007. Adapun perkembangannya adalah sebagaimana Tabel berikut. 2-53 Tabel 2.50. Perkembangan Lansia Terlantar Di Kabupaten Gianyar. Konelsi - ‘umiah Lansia eae] zoos [2004 | 2005 a anut Usia Telantar (Orang) $96 i mT a Penumbuhan (0.72) : aa ‘Surber : Prof Daerah Kabupaten Gianyar, Bapoeds, Th 2007, 3). Perlindungan Anak Yatim Piatu (Terlantar) Anak-anak merupakan lambang generasi_ muda, dimana_ditangan-tangan mereka terletak harapan kemajuan pembangunan di daerah, oleh karenanya perlindungan anak khususnya anak terlantar di daerah wajib ditanggulangi oleh Pemerintah Daerah agar mampu memberikan peran dalam berbagai bidang pembangunan ci daerah. Kondisi anak terlantar di Kabupaten Gianyar, umumnya disebabkan oleh situasi atau musibah yang dialami oleh anggota keluarga khususnya kehilangan orang tua anak, balk Ibu, Ayah atau kedua-duanya, sehingga keberadaan anak-anak mereka menjadi terlantar akibat tidak mendapat pelayanan yang memadai, olen karenanya kondisi yang demikian perlu dientaskan, agar setiap anak terlantar mendapat pelayanan yang memadai baik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lainnya, sehingga mampu tumbuh mandiri dan memberikan peran dalam pembangunan di daerah. Dalam penanggulangan anak terlantar, tindakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah sudah sangat tepat sehingga jumlah anak terlantar di Gianyar setiap tahunnya sudah semakin tepat, dimana dalam Tahun 2003 jumiah anak terlantar di Gianyar adalah sebanyak 768 orang, kemudian Tahun 2004 dan 2005 meningkat menjadi 881 orang, Kemudian Tahun 2006 terus menurun menjadi 327 orang dan pada Tahun 2007 menjadi 387 orang. Adapun perkembangannya adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.51, Perkembangan Anak Terlantar Di Kabupaten Gianyar. Taatah Brak Tear ne Fa ‘ak Tear (eng) TE a1 oo mr 7 Pertumbuhan : 5 @ Suber: roi Daerah Rabopaten Garver, Sappeda, Th 2007, Disamping penduduk rawan sosial diatas, penduduk rawan sosial lainnya yang paling besar peningkatannya adalah gepeng, hal ini terlthat pada tahun 2005 sejumlah 223 jiwa meningkat pada tahun 2006 menjadi sejumlah 738 jiwa. Perkembangan yang cukup pesat ini terjeci, karena adanya anggapan bahwe mengais rejeki di daerah pariwisata akan lebin menjanjikan. Kondisi ini kalau tidak ditangani dengan segera akan memperburuk citra pariwisata menyangkut masalan kenyamanan wisatawan. Gambar 2.18. Grafik Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003-2007 *) 7.900 000 4.200 2.00 1.000 Fakir Miki mana Tetantar anjut Use Terantar Tune suse Penyandang Cacat ener Keverangon =) Angha Sememr 2.3.7. Pemuda dan Olah Raga Penduduk Generasi._ muda _merupakan tumpuan dan harapan__peningkatan pembangunan di masa yang aken datang, oleh karenanya tindakan dan aktivitas generasi muda harus diarahkan sesuai perkeibangan jiwa dan mental anak muda agar _kemampuan dan bakatnya dapat tersalur dengan balk, sehingga arah pengembangan jiwa dan semangat generasi muda sudah sesuai kearah yang benar. Pengembangan aktivitas bagi generasi muda perlu dikembangkan dalam berbagai kegiatan dan wadah yang positif, seperti aktivitas kepemudaan maupun kegiatan keolahragaan sehingga energi yang dimiliki dapat tersalur secara positif dan bermanfaat bagi masyarakat, Pemerintah, Nusa dan Bangsa, Dibidang kepemudaaan peran Pemerintah Daerah untuk mengembangkan organisasi kepemudaan yang sesuai dengan karakter daerah/wilayah sudah sangat sesuai, dimana organisasi kepemudaan tersebut mampu diterima dan dikembangkan ‘oleh generasi muda sebagai wadah yang positif untuk mengembangkan bakat, ketrampilan dan kepribadian dari pemuda, Hingga Tahun 2007 di Kabupaten Gianyar telah terdapat 540 buah organisasi kepemudaan yang terangkum dalam Sekehe Teruna (Karang Taruna) yang ada di masing-masing banjar ataupun masing-masing desa di Gianyar. Keberadaan sekehe Teruna tersebut hingga saat ini telah mampu mengayomi para anggota di wilayah baik dalam bidang seni budaya, keagamaan, keolahragaan dan lain-lainnya. Untuk meningkatkan peran organisasi sekehe teruna yang ada, pembinaan bagi organisasi sekehe teruna terus dikembangkan baik melalui pemberian bantuan sekehe teruna, pembinaan dan penyuluhan maupun pelaksanaan lomba sekehe teruna, sehingga keberadaan organisasi sekehe teruna tersebut mampu memberikan peran dalam pembangunan di daerah. Tabel 2.52. Organisasi Kepemudaan dan Olah Raga Di Kabupaten Gianyai Riclan Aktvitas Pemud Tanah akiviasKepemudaan dan Olah Raga 7003 | 2008 | 2005 | 2006 | 2007 Tuna Kerang Tuna Seiahe Tervna) | 540) S40 | 600] 640] 600 Jumiah Perkumpun Olah Raga 455] 46] a0) es | 86 Banyaknye Lapargan Oh Raga | Sepak Boi B Bp ow = t@] 2)__| Bola Basket 25 EI a 0 6 3)_| Bola Voley 6S CJ B 85 190 @)_| Tens Lapangan 3 6 7 7 9 | Bul Tangs az | 7] wo | 6 8) [ Renang Peeeaaereees ces ee ne 1 | ‘Sabor: Prot Daerah Kabupaten Garver Bapoedh, Th 2007, Disisi lain energi pemuda yang besar perlu disalurkan secara positif agar setiap pemuda dapat mengembangkan kemampuan bakat dan minatnya, dimana pengembangan aktivitas keolahragaan merupakan sarana yang tepat untuk mewadahi aktivitas Kepemudaan, Sebagian besar prasarana olah raga_seperti lapangan olah raga yang meliputi lapangan sepak bola, volly, Basket, Bulu Tangkis, Tennis dan lain-lain disiapkan secara swadaya oleh masyarakat, sedangkan prasarana olah raga yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah adalah menyangkut prasarana olah raga untuk kepentingan turnamen/kompetisi yang lebih besar, sehingga mampu menampung berbagai aktivitas keolahragaan. 2.3.8, Agama dan Kebudayaan 1). Pembinaan Keagamaan Dalam pengembangan seni dan budaya di Kabupaten Gianyar, tidak bise dipisahkan dari kegiatan keagamaan yang cianut oleh masyarakat yang umumnya beragama Hindu, Dimana setiap gerak langkah aktivitas seni dan budaya di daerah selalu merupakan bagian proses dari kegiatan keagamaan yang sangat melexat dalam kehidupan masyerakat di Kabupaten Gianyar. Kini aktivitas seni dan budaya yang berkembang di daerah telah menjadi salah satu aset nasional yang membanggaken bangsa dan negara, arena keunikan seni dan budaya daerah telah mampu mendorong wisatawan dari Mancanegara untuk berkunjung ke Ball. Sehingga aktivitas seni dan budaya daeran mampu berkembang dan memberikan kontribusi dalam pengembangan kepariwisataan di daerah. Kehidupan Agama Hindu sebagai landasan hidup bermasyarakat di daerah perlu terus didorong, dibina dan dikembangkan agar setiap masyarakat_ mampu meningkatkan rasa_bakti dan keyakinannya terhadap Ida Sanghyang Wichi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Disisi lain pembinaan kehidupan beragama di Kabupaten Gianyar ditujukan untuk menciptakan harmonisasi dan Kerukunan antar umat beragama di daerah. Pembinaan dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi_ dan meningkatkan rasa persatuan dikalangan umat beragama, ager kehidupan masyaraket didaerah berada dalam suasana ruku, aman, tentram dan sejahtera, 2-56 Data statistik menunjukkan sebagian besar penduduk di Bali umumnya dan di Gianyar khususnya memeluk agama Hindu, di mana pada tahun 2006 jumish penganutnya mencapai 412.997 jiwa atau 99,11 persen dari seluruh penduduk. Selebihnya memeluk agama Islam 0,42 persen, Kristen Protestan 0,18 persen, Kristen Katolik 0,13 persen, dan Budha 0,17 persen Tabel 2.53 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003-2007 *) TAHOW ee woos [pas | 2005 2006 [28677 isan 1850 | 180 | 17S | 1788 sin Pselan | Tae ng | 78 8 566 Kristen Kall 587, 556) s56_| Hinds azar | 997 | ata 987 aT Busha 70. 682 700 700) 700) ‘Surber ro Daan fabopson Oya Bupa 2 otwangan Ania Seven Sementara itu, jurmiah sarana ibadah (tempat peribadatan) di Gianyar untuk lumat Islam seperti mesjid sebanyak 4 buah, demikian pula tempat peribatan umat Kristen baik Katolik maupun Protestan masih tetap masing-masing sebanyak 1 buah dan tempat peribatan untuk umat Budha 1 buah. Untuk tempat peribadatan umat Hindu yang merupakan mayoritas penduduk Gianyar, mengalami peningkatan dari sebanyak 4.276 pura tahun 2003 menjadi 4.277 ura di tahun 2007, Tabel 2.54 Jumlah Sarana Peribadatan Menurut Agama di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007 TAHUN JENIS PERIBADATAN - aa a [Her fr] was a 3 4 4 4 [2 Gereja Kisten Kath 1 1 1 7 1 [3] Gora Kristen Protestan 1 t 1 H T [a Pura a7 | 4282 ‘car Ta Ta | vinare 1 7 i 7 t ‘Soner- PW Eawah Kaban Gaya Bupa OT 2), Sumber Daya Budaya Perkembangan modernisasi dan globalisasi yang begitu deras dikawatirkan dapat melemahkan struktur sosial masyarakat di daerah, sehingga diperlukan Usaha untuk menata kembali berbagai pranata sosial kemasyarakatan termasuk di dalemnya desa pekaraman. Oleh karena itu, pembenahan struktur dan ranata sosial budaye merupakan keharusan untuk merespon tantangan masa depan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan tanpa menghilangkan kearifan lokal yang telah tumbuh dan berkembang pada kehidupan masyarakat i daerah. Dengan demikian diperlukan transformasi sosial dan budaya sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dengan tetap mengedepankan kepribadian dan jatidiri bangsa dan negara. Bali dikenal di manca negara dengan berbagai julukan, seperti: “The Istand of Gods” , “The Island of Paradise” dan lain sebagainya, dengan modal budaya 2-57 sebagai sumber daya pembangunan, yang dilandasi dan dijiwai oleh nilai-niai luhur agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar penduduknya. Kabupaten Gianyar sebagai salah satu icon Bali dalam menata kehidupan sosial budaya memiliki keunikan dibandingkan daerah lainnya di luar Bali. Dalam tata pemerintahan disamping adanya pemerintahan yang bersifat administratif juga ada kelembagaan yang bersifat adat sesuai sosio-cultural_masyarakatnya. Kelembagaan adat yang cikenal dengan sebutan desa adat (desa pakraman) merupakan salah satu bentuk pemerintahan di Bali yang khusus dan sudah terstruktur. Kegiatan yang dilakukan dalam desa adat meliputi: bidang adat dan keagamaan, dimana suatu desa adat di Bali memiliki aturan adat tersendiri yang dituangkan dalam awig-awig desa (aturan hukum adat). Dari segi pemerintahan adat, masing-masing desa adat_ bersifat otonom, dalam arti setiap desa adat mempunyai aturan tersendiri yang berlaku bagi desa/banjar yang bersangkutan, yang sama_sekali terlepas dari system pemerintahan administratif. Walaupun demikian aturan-aturan yang tertuang dalam awig-awig sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku baik ditingkat nasional maupun daerah, Batas wilayah geografis suatu desa adat adalah sama dengan batas pemerintahan adat yang secera fisik ditentukan oleh batas alam seperti sawah, sungai, bukit, gunung, garis pantai, jalan dan sebagainya. Setiap desa adat memegang falsafan hidup yang berdasarkan pada ajaran agama Hindu dan tetap berpegang pada konsep Tri Mita Karana, Tatwam Asi, dan Desa Kala Patra. Jumizh desa adat/pakraman yang ada di Kabupaten Gianyar pada tahun 2007 tercatat sebanyak 271 Desa Adat/Pakraman atau mengalami penambahan sebanyak 2 Desa Adat jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2006, dan dibandingkan Tahun 2005 meningkat sebanyak 5 desa adat/Parakaman, dimana Tahun 2005 jumlah desa Adat/Pakraman di Gianyar sebanyak 266 Desa Adat/Pakraman. Sedangkan jumlah banjar sebagai struktur terendah dalam desa adat sebanyak 565 banjar adat. Demikian pula sekehe teruna yang keberadaannya melekat dengan adanya banjar dinas sama kondisinya Penambahan jumiah desa adat sebagai konsekuensi adanya pemekaran atau pemisahan diri dari desa adat induknya, Keberadaan subak sebagai lembaga tradisional yang mengatur tata air di tingkat paling bawah dari system irigasi Keberadaannya dari tahun ke tahun masih tetap sebanyak 518 subak yeh hingga Tahun 2005, kemudian menurun menjadi 514 subak yeh dalam Tahun 2007, dan khusus untuk subak abian mengalami Penurunan jumiah sehingga hanya masih 45 subak abian. Tantangan dant kelembagaan ini yakni semakin derasnya alin fungsi lahan persawahan menjadi Permukiman maupun penyediaan prasarana pendukung kepariwisatazn peri diperhatikan sejak dini supaya lembaga ini tidak hilang Karena merupakan warisan yang memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air di deerah. Keberadaan sumber budaya lainnya yang ada di Gianyar, adalah menyangkut keberadaan sekha-sekha yang bergerak dibidang kesenian seperti sekha Gong, sekha santi, sekha arja dan lain-iainnya. Dalam Tahun 2006 sekha yang terbanyak terdapat di Gianyar adalah Sekna Rejang yaitu sebanyak 402 sekha, ‘Sekha Gong Kebyar dengan jumiah sebanyak 382 sekha, kemudian dikuti sekha Baris Upacara sebanyak 290 sekha, Sekha Angklung sebanyak 231 sekha, Sekha Barong sebanyak 224 sekha serta masih banyak sekha-sekha lainnya. Keberadaan sekha-sekha tersebut merupakan potensi sumber daya budaya yang selama ini mampu menggerakan kehidupan seni budaya dan mendorong ertumbuhan pariwisata untuk datang ke Gianyar, sehingga dimasa-masa yang akan datang sekha-sekha semacam ini periu dilestarikan dan dikembangkan sehingga Kebudayaan daerah akan semakin lestari dan berkembang. Tabel 2.55 Jumlah Desa Pakraman, Banjar, Sekehe Teruna dan Subak di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 - 2007 JENIS DATA, TAHUM. 03] 0 | — 205 [aoe 07 7 [bene 2-[ Boner Aa on [Soles Toute 30] 58 sa] 0] Esk a Sao Yeh we ee Sak Aba abc a fa ‘Sumber Dinas Kebudayaan Kad. Gianyar Th 2007 2.3.9, Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup 1). Sumber Daya Alam 41. Sumber Daya Lahan Di Kabupaten Gianyar terdapat 12 buah sungai induk yang mempengaruhi bentuk morfologi lahan, dimana kedua belas sungai tersebut membentang paralel (sejajar) dari utara ke selatan dan terbagi lagi atas beberapa anak sungai yang lebih kecil, Dengan bentang lahan yang pendek yaitu sepanjang 15,842 Km yaitu dari pantai Candra Asri di bagian barat hingga pantai Siyut di bagian timur, banyaknya sungai dan anak sungai yang terdapat di Gianyar maka mempengaruhi pola masyarakat untuk bermukim dan berusaha di Gianyar. Morfologi lahan yang bergelombang dengan kemiringan lahan yang bervariasi pada sisi-sisi sungai antara 5 % hingga diatas 45 %, mengakibat lvas lahan yang layak dibudidayakan untuk kepentingan pertanian, pariwisata, industri dan jasa semakin terbatas. Luas lahan yang layak untuk dikembangkan atau dibudidayakan adalah sekitar 70,12 % atau sekitar 25.803 Hektar, sedangkan lahan yang tidak layak untuk dijadikan kegiatan budidaya adalah sekitar 29,88 % atau sekitar 10.997 Hektar. Kondisi lahan datar yang terbatas tersebut mengakibatkan, pola bermukim masyarakat tradisional dari jaman dul hingga sekarang cenderung berkembang secara urbant sprawl pada lahan wilayan DAS yang datar. Perkembangannya membentuk kampung-kampung perdesaan/banjar dan tersebar di selurun wilayah Kabupaten Gianyar. Kondisi morfologi lahan yang bergelombang di Kabupaten Gianyar, ternyata memiliki Keunggulan dalam hal Kondisi panorama alam yang indah pada beberapa wilayah, sehingga tempat-tempat yang demikian banyak dicari investor, termasuk orang-orang asing yang ingin bermukim di daerah 2-59 Gianyar, maupun pengusaha swasta nasional maupun swasta lokal untuk mengembangkan villa-vila wisata yang indah. Akhimya perkembangan villa, jasa akomodasi, spa feraphys dan lain-lainnya mulal menjamur di sepanjang pinggir jureng yang lokasinya tersebar di wilayah Kabupaten Gianyar. Hingga Bulan Oktober Tahun 2007, tercatat sebanyak 26 villa yang telah mengajukan_permohonan jin membangun di Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Gianyar, sedangkan beberapa diantaranya masih ditemukan pelanggaran-pelanggeran dalam membangun villa, seperti tidak mengurus ijin membangun dan lainnya. Kondisi perubahan lahan di Kabupaten Gianyar menunjukan kecenderungan yang meningkat khususnya dari Lahan Pertanian ke Non Pertanian, dimana Perubahan iahan pertanian ke non pertanian tersebut adalah sebesar 6 hhektar dalam Tahun 2005-2006 yang cimanfaatkan untuk permukiman sebesar 2 hektar, untuk usaha lainnya seperti jasa, industri dan lain-lainnya adalah sebesar 4 hektar. Kebutuhan lahan untuk sektor sekunder dan tersier di Kabupaten Gianyar seperti untuk pengembangan usaha industri, jasa dan lain-lainnya ‘menunjukan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, namun di satu sisi, keterbatasan sumber daya lahan telah mempengaruhi pola Penggunaan ruang di Kabupaten Gianyar, sehingga pertumbuhan fisik lahan cenderung tetap urban sprave, Pertambahan penduduk yang tinggal di Kabupaten Gianyar dari tahun ke tahun semakin meningkat. Melihat kenyataan tersebut, kebutuhan akan tanah untuk permukiman semakin bertambah atau akan terjadi pergeseran penggunaan tanah dari pertanian ke non pertanian semakin bertambah tuas. Disamping itu pada umumnya keperiuan penggunaan tanah non pertanian di samping faktor luasan, juga faktor letak. Dimana justru tanah pertanian dekat ——perkotaan atau = yang_——padat_ ©—_pendudluknya, berkembangnya/perubahannya ke non pertanian lebih cepat dibanding tanah-tanah pertanian yang jauh dari perkotaan atau permukiman penduduk, Di lain pihak, pemerintah daerah bertekad mempertahankan surplus pangan, yang menuntut kebutuhan tanah pertanian tetap luasannya. Hal ini akan menimbulkan konfiik penggunaan lahan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sedangkan kalau ditinjau dari pemanfaatan tanah untuk pertanian ‘memertukan tanah-tanah yang subur, pada kenyataannya justru pada tanah- tanah yang subur Inilah terjadi akumulasi penduduk Pada tanah-tanah tersebut kecendrungan berubah penggunaannya, dari pertanian ke non pertanian lebih besar dan lebih cepat. Oleh’ karena itu, maka pola penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Gianyar perlu dikendalkan secara konsisten, sehingga terciptanya Keserasian penggunaan tanah dengan lingkungan sekitarnya, sesuai dengan fungsi kawasan yang sudah direncanakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (1998 - 2008). Gambar 2.19. Persentase Luas Penggunaan Lahan Tahun 2005-2006 Padona ten Kolam Rarput Ranyet ae 001% pried Tawar erpan 8 f= tohan pete Sawan / “037 % J Lana Tonto Kern whan 5627 0.06% 2005 4.00% 200% 40.00% 1a0% 35.00% mar% 38.10% a 30.00% ar 1.20% 25.00% 100% 200% 0.80% 15.00% ao 10.00% oie ‘500% 0.20% 0.00% 0.00% 2003 ©2004-2005 2006-2007 B-Setengah Teknis —e—Sederhana PU —*—Tradisional * angta sementara LLuas lahan persawahan di Kabupaten Gianyar Tahun 2006 mencapai 14.932 hektar atau 40,58 persen dari seluruh luas wilayah. Jika dilihat dari jenis Pengairannya maka lahan sawah berpengairan setengah teknis merupakan lahan terluas yang mencapai 38,13 persen, disusul pengairan tradisonal 1,89 ersen dan sederhana PU mencapai 0,55 persen. Namun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya nampak ada peningkatan luas lahan sawah seluas 76 hektar. Peningkatan ini disebabkan karena alin fungsi lahan yang sebelumnya tanah ering untuk tegal/kebun dimanfaatkan untuk persawahan. Al fungsi lahan dari pertanian ke permukiman adalah menjadi penyebab uutama semakin. menyempitnya lahan persawahan di Gianyar. Hal ini terlihat dengan semakin luasnya lahan pemukiman/pekarangan rumah dari tahun 2002 sampai tahun 2006. Pada tahun 2002 luas lahan pemukiman mencapai 5.029,00 hektar sedangkan pada tahun 2006 bertambah menjadi 5.080,00 2-61 hektar atau meningkat rata-rata sebesar 1,01 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir Tabel 2.56 Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007* NO} PENGGUNAANLAHAN | ___ 2 PRIM eet 2003 | 2004 2005 2006, T | Wiaah Rutan ha) oer a) oer a] a no 00 Ta. Hutn Rakyat P1700] “1 047.00] 1. 047.00°|_t08z00 2 | Lahan Persawahan (Ha) 14.937,00 14.878,00 14,856.00 | 74.832,00 ‘2 [Pengaitan Setengah Teknis ¥4.117,00_)14057,00- | 14:035,00 [14,033.00 [b [Pengatan SederanaPU [825007 708002080071 0300 ¢-[Pengaran Treision) zog00-|—“Giga0 |“ s18.00 | 6.00 T [Laon Keng Fa) “Fi 7a.o0-|Fi73800- [Fi re8 9 1 “77 88200 a [Latang (Teor) f1370001 1137090" ~tig70 [1124700 | Parkebunan 30 300 00 | 47400 e [Pomakinan $0G6 00 | ss 0 | 507800] 508.00 a [Ussha Lan #71500 Ta 742.0 14 25200-| 376700} 378700 [aa Ai Tawar pag a) 16800. | ~~ 16800. [—~ 16500" 18500"T ies 00 5 [Tabak hon (i 1600-[ 1600. [ 20} — 2190-2100 6 [Patera Rumput (a) 20 200 200 zoo [2.00 Jumtah 36,800.00 36.800,00 | 36,800.00 | 36.800,00 | 36.800,00 “Sumber” Gianyar Dalam Agha, BPS. Th 2007 * angka sementara 2. Sumber Daya Hutan Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, menunjukkan bahwa kawasan hutan di wilayah Provinsi Daerah Bali selves 130.686,01 Ha. Kawasan hutan ini tersebar di semua kabupaten/kota, kecuali di Kabupaten Gianyar. Walaupun di Kabupaten Gianyar tidak mempunyai_kawasan hutan, bukan berarti seluruh wilayahnya merupakan lahan terbuka/non hutan, tetapi masih ada areal hutan seperti hutan rakyat. Di Kabupaten Gianyar terdapat Hutan Laba Pura seluas 163,58 Ha dan Hutan Raya Buatan sebesar 1.125 Ha. Keberadaan hutan sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, hususnya _menjaga kehidupan ekosistem lingkungan yang hidup pada ‘suatu wilayah, fungsi hutan juga berperan sebagai sumber resapan air, tempat perputaran udara dan lain-lainnya, Dengan semakin terbatasnya ketersediaan sumber daya air dan kemungkinan terjadinya rawan air dimasa yang akan datang, maka hutan perlu diselamatkan dan dilestarikam untuk kesinambungan pembangunan dan hidup manusia. Tabel 2.57. Data Hutan di Kabupaten Gianyar Tahun 2007 Ne Hitan uss (Ha) Lokas! 1 | Hater Uaba Pra 1358 2 | Hutan Raya Buta 125,00, 3] Huan Potensa Kits 70-030.00 + Kecamatan Tampaksing 1.125,00 | DAS Oossinah » Kecamatan Tegatalang 3510.00 | OAS Oos-inah + _Kecaratan Payangan 5.305,00 | OAS PangiAyung Sar STOR nab Gary Di 207 Tabel 2.58. Luas dan Lokasi Hutan Rakyat di Kabupaten Gianyar Tahun 2007 No | Kecamatan/Desa/Dusun Jens Hutan Rakyat 1 TP Ubud © Padang Tegal | © Hutan Pure Dalem (Monkey Forest) Los Tueuh + _Hutan Pura Dalem Alas ru 2) Papa tMargatergan | «Huan Late Pure Puen 0 ‘+ HutanLaba Pura Dalom Pint 3 ++ Huten RakyauBamba © Pian | © Hutan Kuburan 35 © Seming © Hutan Kuburan 8 * BuahaniPausan © Hutan Pucak Sari a | + Hutan Pucak Sanat 3 TT egatalang + Taro | Haan Kebon Teo 2785 ‘Hutan Jake 3 ‘Hutan Puakan 16.93 Hutan Daler Pura Dar Pini 4 | Tampaksirng ee ManskaaPanempstan | + Han aba Pre Guang 5 ae Hutan Alas Jaga Sen 8 ‘+ Huten Milk Pura Tegeh! Manukaya 4 ayer + Manutayatiaet — | «tan Labe Pure Pucak Keande 2 ‘+ ManukayalManittawang |» Hutan Pura Semut ties | ‘+ Hutan Laba Pura Belanan Pura Alas pan “urlah xk ‘Sumbor: STLHO Kabupaten Gianyar, DLA, Th 2007 Sumber Daya i Kabupaten Gianyar terdapat 44 buah lokasi mata air yang tersebar di 6 kecamatan, dimana mata air tersebut disamping dilestarikan dan disucikan ‘untuk kegiatan aktivitas agama dan kebudayaan, pemanfaatannya juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum/air bersih bagi penduduk serta untuk keperluan irigasi dan pertanian. Pelestarian mata air sebagai tempat yang disucikan bagi umat Hindu di Gianyar, memberikan hikmah bahwa pelestarian sumber daya air di Kabupaten Gianyar tetap terjaga secara berkesinambungan. Namun untuk kepentingan agar sumber-sumber mata air tersebut tetap mampu 2-63 mengeluarkan air, maka pada areal tangkapan (Cathment Area) atau wilayah yang berfungsi sebagai wilayah resapan disekitarnya perlu dilestariken agar tidak menjadi daerah terbangun. Kebijakan Pemerintah Daerah untuk menetapkan sempadan mata air pada lokasi sumber-sumber mata alr merupakan suatu kebijakan yang tepat, sehingga sumber mata air akan senantiasa dapat berfungsi Adapun jumlah mata air dan sempadan mata air di Gianyar adalah sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.59 Mata Air, Luas dan Sempadan Mata Air di Kabupaten Gianyar Tahun 2007 ] Radius | tas] No Lokasi lear 7 | Gaver Patek, Giat Cond Bary, Ba, Tegal Tugu, dan Taman ese mo | 0372 Z| Banbatih | Buran (2h) Calo, Cotas Kuti dan Banguion etl oa 3 | Skene 5 | Satan, Gangs Rasa, Catangidong dan Sngapaae Kale" | a9) | gag 7 | Payensen 10 | Welnggih, Gi Kesuma Ar Bak, Keta, Undisan (2 Bm) Momoul. Yeh Kung, Susu. dan Teng oi ate 5 [Tegatalong 7] Telaga Wea. Sapat Kedisn, Tegalalang, Pupuan, Gunung Kant dan Ta ere tae & | Tarpatsnng [10 | Tite Empul (@ Oh) Tegal Sam, Sndurae, Beusing, Suradayu, Mangering, Gurung Kawi dan Taran Sar oes |e sia “ 278 ‘Sumber STLHD Kabupaten Gianyar. DUM, Th 2007 Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Gianyar terhadap air bersih, maka sampai saat ini masin dilayani PDAM untuk memenuhi pasokan alr bersin, dimana pasokan air bersin yang dikelola olen PDAM sebagian besar merupakan Sumur Bor yang dikelola dengan sistem gravitasi perpipaan. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan terhadap air bersin juga semakin meningkat, namun akibat terbatasnya ketersediaan sumber produksi dengan permintaan, maka sampai saat ini banyak masyarakat yang belum menikmati layanan PDAM, Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan PDAM terhadap air bersin dirasakan setiap tahunnya semakin meningkat sehingga jumlah antrean atau daftar tunggu di PDAM terus semiakin meningkat bahkan Kini telah mencapai > 3.000 kebutuhan sambungan rumah, Kondisi yang demikian menunjukan bahwa Kabupaten Gianyar telah mengatami krisis air, sehingga PDAM tidak mampu lagi melayani kebutuhan sambungan baru, namun disisi Iain beberapa sumber air seperti air permukaan dan mata air belum dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersin, sehingga hal ini merupakan kontradiksi dalam pelayanan air bersih Tingginya investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sumber-sumber produksi air bersih membuat pengembangan pelayanan air bersih sedikit terhambat, sedangkan disisi iain PDAM masih memiliki beban tanggungan 2-64 hutang atas pinjaman pengembangan investasi dan pelayanan pada saat pelaksanaan P3KT Batch I Jawa Timur dan Bali Disamping sumber air yang berasal dari mata air sebagaimana tersebut diatas, di Kabupaten Gianyar juga terdapat 12 buzh sungai yang merupakan sumber air permukaan, dimana semua sungai tersebut cikelompokan dalam 2 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaity DAS Tukad Ayung dan DAS Oos. Dimana kondisi masing-masing DAS adalah sebagai berikut : + Daerah Aliran Sungai (Tukad) Ayung : Sub-satuan wilayah sungai ini terdiri dari daerah aliran Tukad Ayung dengan luas sekitar 288,37 km2 yang meiintas di 3 Kabupaten, yaitu : Bangli, Gianyar dan bermuara ci Kabupaten Badung. Aliran Tukad Ayung Kontinyu sepanjang tahun, didukung oleh curah hujan rata-rata cukup tinggi yaitu berkisar 2000 mm per tahun, © Daerah Aliran Sungai (Tukad) Oos : satuan wilayah sungal ini meliputi 5,55% dari seluruh iuas pulau Bali yang didominasi oleh aliran Tukad os dengan luas aliran sungai mencapai 116,52 km2, yang semuanya berada di wilayeh Kabupaten Gianyar. Aliran sungai ini Kontinyu sepanjang tahun, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2000 mm/th. Kondisisungai yang bertebing curam dan alur yang panjang menyebabkan tingkat erosi vertikal di semua sungai cukup besar. Yang termasuk dalam DAS ini adalah Tukas Pakerisan, Tukad Sangsang, Tukad Petanu, Tukad Melangit dan lainnya, 2). Lingkungan 2, Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau di Kabupaten Gianyar dapat berupa hamparan sawah hijau, hutan rakyat, lapangan umum, areal perkebunan, taman kota dan lian-lainnya. Untuk’ melindungi beberapa kawasan agar tetap_berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai kawasan jalur hijau ataupun sebagai kawasan rvang terbuka hijau pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar. Namun seiring berkembangnya pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan perkembangan investasi di daerah, maka beberapa kawasan yang telah ditetapkan sebagai daerah ruang terbuka hijau telah dibangun oleh masyarakat untuk kepentingan perumahan dan permukiman. Maraknya pembangunan di jalur hijau pada beberapa wilayah atau pada ruas jalan yang telah citetapkan sebagai kawasan jalur hijau_mencerminkan kurang tanggapnya aparat terhadap kondisi masyarekat terhadap kebutuhan perumahan dan permukiman serta menurunkan cite Pemerintah Daerah terhadap penertiban pelanggaran jalur hijau. Berdasarkan hasil survey dan pemetaan jalur hijau di Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan Tahun 2006 menunjukan bahwa sebagian besar kawasan jalur hijau telah dilanggar oleh masyarakat, dimana tingkat pelanggaran yang terjadi antara 2 hingga 15%, atau rata-rata sekitar 2 hingga 15 unit bangunan pada setiap kawasan jalur hijau. 2. Kejadian pelanggaran jalur hijau tersebut perlu disikapi dengan serius dengan melakukan penataan kembali tethadap kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan jalur hijau. Peran ruang terbuka hijau sangat diperlukan, dimana keberadaan ruang terbuka hijau akan mengurangi kejadian banjir pada saat hujan, serta berperan sebagai tempat sirkulasi udara akibat polusi kendaraan bermotor dikawasan tersebut, serta mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Gianyar. Pengelolaan Sampah dan Limbah Cair ‘Sumber-sumber sampah di Kabupaten Gianyar dapat diidentifikasi dari : sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah sapuan jalan, sampah Perkantoran dan sempah daerah komersil. Dari seluruh sumber sampah tersebut sampah rumah tanga mendominasi timbulan sampah terbanyak di Gianyar yang mencapai 90 m3 per hari, kemudian disusul sampah pasar sebanyak 78 m3 per hari, sedangkan timbulan sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar (DKP) adalah sebanyak 180 m3 per hari Jika dihitung berdasarkan ratio timbulan sampah nasional yang mencapai 0,003 m3 per hari, maka jika dikalikan jumlah penduduk di Kabupaten Gianyar maka diperkirakan timbulan sampah di Gianyar telah mencapai 1.288,61 m3 per hari. Untuk menunjang pelayanan pengangkutan sampah, maka DKP Gianyar didukung sebanyak 15 buah armada, yang terdiri dari Dump Truck sebanyak 11 buah, dan arm roll truck sebanyak 3 buah, Colt Pick Up 4 buah, Kijang Pick Up 1 Buah. Tingginya timbulan sampah yang ada di Gianyar jika dibandingkan dengan jumlah armada, kondisinya sangat jauh dari memadai, karena dari jumlah armada tersebut, apabila seluruh armada dioperasikan maka kapasitasnya hanya mampu melayani pengengkutan sebanyak 216 m3 er hari dengan jangkauan pelayanan hanya wilayah perkotaan di Kote Gianyar, serta sampah pasar yang ada di masing-masing kecamatan. Terbatasnya jumlah armada yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gianyar telah disikapi oleh _masyarakat secara mandiri untuk mengembangkan armada pelayanan angkutan sampah di wilayah desanya masing-masing, adapun desa-desa yang teridentifikasi telah memiliki armada sampah mandir antara lain : Kelurehan Ubud, esa Peliatan, Celuk, Keramas, Mas, Tegallalang, Kemenuh, Serongga, Batuan, Kedewatan, Guwang, Sukawati dan Blahbatuh. ‘Adanya dukungan armada secara swadaya telah membantu Pemerintah Daerah dalam melayani pengangkutan sampah masyarakat, dimana dengan adanya armada yang dikelola secara swadaya tersebut, maka timbulan sampah yang mampu dikelola di Kabupaten Gianyar adalah sebanyak 450 m3 atau sekitar 34,92 % dari total timbulan sampabh. Guna mendukung pelayanan dibidang persampahan, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan didukung oleh SOM sebanyak 403 orang yang terdiri dari Staf kantor sebanyak 33 orang, tenaga penyapuan sebanyak 282 orang dan tenaga pengangkutan dan sopir sebanyak 403 orang. Lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kabupaten Gianyar berlokasi di Desa Temesi, yaitu sekitar 5 Km dari pusat kota Gianyar. Luasan TPA tersebut saat ini telah mencapai sekitar 4,5 hektar. Untuk mendukung program Reuse, Reduce, dan Recycle dibidang persampahan maka di TPA Temesi telah dikembangkan fasiitas pemilahan sampah dan komposting yang bekerjasama dengan Rotary Ubud Bali, Badan Pengelolaan Sampah Desa Temesi, LSM Bali Fokus dan Gelombang Udara Segar (GUS). Dengan adanya fasiltas pemilihan dan komposting tersebut, dari selurun sampah yang masuk Ke TPA teryata mampu menekan timbulan residu sampah hingga 50 %, dimana sampai saat Ini kemampuan komposting sampah baru mencapai 5 ton per hari. Untuk menekan angka residu sampah di TPA, maka upaya peningkatan kemampuan pemilzhan sampah dan komposting dari 5 Ton menjadi 50 Ton per hari, merupakan suaty langkah konkrit yang tepat untuk mewujudkan Zero Waste di Kabupaten Gianyar. Dimana untuk mendukung langkah tersebut TPA Temesi telah mendapatkan bantuan dari Pemeritah Swiss untuk mengembangkan fasilitas pemilahan sampah tersebut. Sedangkan untuk pengelolaan limbah cair di Kabupaten Gianyar, kondisinya magi sangat memprihatinkan, karena Pemerintah Daerah belum mampu mengelola timbulan limbah cair masyarakat, di Kabupaten Gianyar belum terdapat IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) maupun armada jasa kuras WC balk yang dikelola oleh Pemerintah maupun Swasta. Disist lain untuk wilayah Ubud telah direncanakan pengembangan sanitasi korunal melalui sewarage system, dimana design perencanaannya saat ini telah dilakukan oleh Dinas PU Provinsi Bal. Apabila terdapat septic tank milik masyarakat yang telah jenuh, maka upaya Penanganannya dilakukan oleh individu yang bersangkutan dengan ‘menghubungi jasa kuras WC yang ad di Denpasar. Pencemaran Air Kejadian kasus-kasus pencemaran air di Kabupaten Gianyar menunjukan adanya intensitas peningkatan, dimana pada Pebruari 2007 terdapat kasus pencemaran air permukaan yang diiakukan oleh 2 usaha industri Tahu yang berlokasi di sekitar Tukad Cangkir dan Tukad Pekerisan di Bitera. Berdasarkan hasil investigasi aparatur Pemerintah Daerah, kedua usaha industri Tahu tersebut secara nyata tidak melakukan pengelolaan atas limbah yang dikeluarkannya, tetapi mereka langsung membuang ke sungat limbab-limbah mereka, Disisi lain intensitas pencemaran air permukaan oleh masyarakat di Kabupaten Gianyar juga cenderung —meningkat, namun kadar pencemarannya masih tergolong tercemar ringan. Pemantauan kualitas air pada Tahun 2007 pada sungai-sungai atau sumber air permukaan yang ada di Gianyar yang termuat dalam Status Lingkungan Hidup Daerah, menunjukan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan adanya pencemaran ringan di seluruh sungai-sungai yang ada di Kabupaten Gianyar, hasil analisa terhadap kualitas Fisik dan kualitas kimia menunjukan reta-rata_sungai di Gianyar tercemar ringan dan berada dibaweh baku mutu lingkungan hidup, namun untuk kualitas mikrobilogi seperti Keberadaan coliform menunjukan tingginya tingkat pencemaran yang 2-67 ada. Kondisi ini menunjukan bahwa pengelolaan limbah baik limbah tinja dan libah cair milik masyarakat tidak dikelola dengan bail ‘Atas dasar tersebut, maka masalah pencemaran air di Gianyar perlu disikapi dengan serius agar sumber-sumber air baku yang ada di daerah dapat dilestarikan dan dimanfeatkan untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan di daerah. Abrasi Pantai Wilayah pesisir/pantai di Kabupaten Gianyar mencapai panjang 14,842 km yang terbentang dari Ousun Siyut (Desa Tulikup) hingga ke Pantal Candra Asri (Desa Batubulan). Wilayah-wilayah yang termasuk kawasan pesisir di Kabuaten Gianyar meliputi Kecamatan Sukawati, Biahbatuh dan Gianyar ‘dengan luas kawasan mencapai 5.061 Ha. Pantai di Kabupaten Gianyar umumnya berpasir kelabu atau hitam dengan butiran pasir yang sangat halus. Pertumbuhan ewan karang di Pantai Gianyar (Gumicik, Saba, Masceti, Lebih) hampir tidak ada hal Ini disebabkan karena gelombang yang besar dan kondisi pantai yang drop. Umumnya pantai-pantai ada di Bali menjadi tempat rekreasi bagi para wisatawan, namun pantai Lebih Kurang diminati, karena ombaknya relatif besar dengan kecepatan dapat mencapai 40 cm/dt, sehingga menjadi kendala utama bagi keamanan rekreasi pantai. Di samping itu kondis! perairan pantai agak curam di dekat pantai, kemudian sedikit melandai kearah ebih ke tengah sehingga mengakibatkan gelombang pecah dipinggir pantai, Hal ini sesuai dengan Peta Batimetri (Batimetri Kawasan Bali Tenggara, ICM, 2001 dalam Proyek Pengaman Daerah Pantai Bal, 2002) disebutkan wilayah pantai di Kabupaten Gianyar temasuk daiam wilayah pantai tenggara Pulau Bali, dimana hampir sepenjang pantai Bali Tenggara tergolong berelevasi curam, terutama sekitar pantai Saba (Gianyar) sampai sepanjang pantai Karangasem dimana garis isobath 50 m sampai garis isobath 250 m sangat berdekatan. Sebagaimana umumnya pantai-pantai di wilayah lainnya di Propinsi Bali, pantai-pantai yang terdapat di Kabupaten Gianyar memiliki peran multi fungsi, antara lain : (i) untuk kegiatan nelayan tradisional dan penambatan perahu, (ii) untuk kegiatan upacara adat dan keagamaan, (iil) untuk kegiatan rekreasi dan wisata pantai bagi masyarakat-masyarakat disekitarnya. ‘Sumber daya pesisir yang ada di Kabupaten Gianyar adalah budidaya rumput laut dan tambak udang yang dikelola secara tradisional. Luas tambak udang hanya 16 Ha yang terdapat di Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh. ‘Sumber daya laut yang dimiliki berupa ikan tangkapan seperti tuna, tongkol, tenggiri dan jenis ikan lainnya. Kegiatan penangkapan ikan laut dilakukan oleh masyarakat desa pesisit seperti di Banjar Gumicik (Desa Ketewel), Banjar Saba (Desa Saba), dan Banjar Lebih Beten Kelod (Desa Lebih), Masalah Abrasi pantal merupakan permasalahan utama yang terjadi saat ini pada sumber daya pantai di Kabupaten Gianyar, dimana kejadian abrasi di perkirakan mulai periode tahun 1980-an dan berlangsung sampai sekarang tanpa mendapat penanganan yang berarti. Hingga kini Abrasi pantai telah mencapai kedalam sekitar 150 meter ke arah daratan, dan telah merusak warung-warung/bangunan yang ada pada pesisir bagian barat pantai Lebih, . Pencemaran Udara Isu tentang pencemaran udara di Gianyar juge muncul dalam berbagal forum, diskusi dan seminar di Gianyar, dimana isu global tentang kerusakan zon yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global, baik temperatur dara serta meningkatnya ait permukaan laut, merupakan dampak dari pencemaran udara. Kejadian pencemaran udara i Gianyar, lebih banyak disebabkan oleh aktivitas kendaraan yang melintasi jalan-jalan yang ada di Kabupaten Gianyar, dimana saat ini terdapat sekitar 119.792 kendaraan yang terdapat di Kabupaten Gianyar yang terdiri dari kendarean mobil penumpang sebanyak 201 buah, Bus 6.945 buah, Truck sebanyak 4.674 buah, sepeda motor sebanyak 102,901 buah serta kendaraan lainnya dengan jumlah sekitar 5.071 buah. Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas udara di Gianyar, —kondisi pencemaran udara di Gianyar belumlah terlalu parah, mengingat jumian kendaraan di Gianyar dengan kota-kota lainnya seperti Denpasar dan Kabupaten Badung masin relatif lebih sedikit. Disamping itu di Kabupaten Gianyar belum terdapat usaha industri skala nasional yang memiliki pengaruh terhadap pencemaran udara seperti Industri Pulp, Industri Logam, industri non logam, industri semen dan industri pembangkit tenaga listri« dan lain-lain Belum adanya_industriindustri yang memberikan pengaruh terhadap pencemaran udara, menyebabkan Kondisi udara di Gianyar masih baik, bersin pada jam-jam tertentu dan hari-hari tertentu. Hasil pemeriksaan kualitas udara di Gienyar yang dilakukan di tiga lokasi yaitu di Pusat Kota Ubud, Kota Gianyar dan TPA Temes), menunjukan bahwa masing-masing parameter yang diukur masih berada dibawah baku mutu lingkungan. Tabel 2.60. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Tahun 2007 7 ne] Parmesan | UM T Loan [| ee 1 | $02 wgNm? 900 184 ] 406 | 246 2 |co aaaaa pgNm? 30,000 568 | 164 746 [3 [nos wen | wo |e | = | # | 4 | : ‘pgm? , 235, 6 9 B 5 | HC gm? 160 84 62 92 “| 6 | PM pgiin? “| nae . cs 7 | PMas | gin 2 1 Bons Wate No Peat satuen | BOM | Logaess | tobe | Los 3 | TSP voNn® 9 |p Tuan 2 | ons | oo | oat 10 | Dusal vant 11 [rire [ vie a 12. | Fluor Index gin? eer ioine bore a | Dioksida bagtNen 14 Sunatncex von? - : Sir Taporan STUD Kabupaten Garr, OU, 2007 2.3.10. Pola Penataan Ruang Peruntukan ruang di Kabupaten Gianyar diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayh (RTRW), dimana didalamnya diatur Kawasan-kawasan yang ditetapkan ‘sebagai kawasan lindung atau kawasan konservasi, serta kawasan budidaya yang menyangkut pengaturan peruntukan untuk pengembangan kawasan permukiman | bagi masyarakat, pengembangan kawasan pariwisata, Pertanian, industri dan jasa serta kawasan lainnya. Disamping pengaturan peruntukan yang bersifat umum seperti RTRW tersebut diatas, pada beberapa wilayah kawasan yang dignggap cepat berkembang serta beberapa pusat pertumbuhan yang ada di masing-masing Ibu Kota Kecamatan, juga telah disusun dan diatur peruntukan ruangnya kedalam Rencana Detail Tata Ruang (OTR). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 1998-2008 yang ditetapkan_berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 421 Tahun 2001, dalam Penerapannya mengalami berbagai masalah, kendala, dan tantangan akibat dari hampir seluruh wilayah Kabupaten Gianyar memilki nilai strategis dan sangat potensial untuk dikembangkan, Permasalahan tersebut dapat dilihat dari esatnya pembangunan akibat laju pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang mengakibatkan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan rencana umum tata Tuang yang telah ada, sehingga menimbulkan tekanan pada lingkungan hidup, pada akhinya mengganggu keseimbangan dan kelestarian ekosistem, Luas kawasan lindung di Gianyar yang meliputi tanaman kayu-kayuan hutan rakyat, kawasan sempadan sungai, mata air, pantal, jurang dan cacar alam serta budaya sejak tahun 2002 - 2006 mengalami peningkatan yaitu seluas 47 hektar hingga tahun 2006 menjadi seluas 1.092 Ha. Sementara itu luas kawasan permukiman terus mengalami peningkatan dari 5.029,00 hektar di tahun 2002 menjadi 5.068,00 hektar di tahun 2004 dan pada tahun 2006 las kawasan permukiman telah mencapai 5.080,00 hektar. Seiring dengan penambahan vas kawasan pernukiman, lvas lahan produktif (lahan sawah, tegalan dan perkebunan) justru mengalami peningkatan dalam tahun 2006. Pada tahun 2002 Iuas lahan produktit mencapai 26.334,00 hektar meningkat menjadi 26.653 hektar tahun 2006. Peningkatan luas iahan produktif ini sebagai konsekuensidari menurunnya luas lahan lain-lain lahan bukan sawah beralin fungsi menjadi fahan Pertanian, Untuk kawasan pariwisata, saat ini di wilayah Gianyar telah ditetapkan dua kawasan untuk pengembangan pariwisata yakni Kawasan Pariwisata Ubud dengan luas 7.120 Ha dan Kawasan Pariwisata Lebih dengan luas 4.534 Ha terletak di wilayah pesisir Kabupaten Gianyar sepanjang jalan Prof. Ida Bagus Mantra (By Pass Tohpati ~ Kusamba). Tabel 2.61. Tata Ruang Kawasan Menurut Jenisnya di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003 ~ 2007* TAHUN KaWasAN ound [ae | moos | amos | mar awazan Undung (He) ToL) T8ET TB) eRe) 108111 BbI Kewasan Permukiren (Ha) | 503600 506800] soveco | 5080.00) 508000 Kawasan Pavsala 2) THesAOO] 1105400] —11884.00 | 11.05400 | TH e840 | a Ubud (Hay ea “7 2000] 712000) 742000) 7.12000] 7.12000 iain) SOO asHOO] Asa ABAD] aeRO Kewasan Produ (Ha) 2531600 | 2625700] 620500 | 27900) 2672800 Sumber Pro Gaorah Kab, Gary, Boppode, Th 207 Keteragan *) Agha Semertar 2.3.11. Pemerintahan Secara administratif Kabupaten Gianyar terbagi menjadi tujuh kecamatan yakni: Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang dan Kecamatan Payangan. Perkembangan administrasi pemerintahan sampai tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan tidak mengalami perubahan. Jumlah desa sampai dengan tahun 2006 tetap sebanyak 63 desa, dan kelurahan tetap sejumlah 6 kelurahan, yaitu: di Kecamatan Gianyar sebanyak 5 kelurahan dan di Kecamatam Ubud sebanyak i kelurahan sehingga jumlah total desa dan kelurahan adalah 69 buah. Namun jka dilihat dari tingkat_pemerintahan desa/kelurahan kebawah yakni, pada tingkatan _dusun/banjar/lingkungan mengalami perubahan selama periode 2003-2007. Pada tahun 2003 jumiah dusun/banjar sebanyak 495 berkembang menjadi sebanyak 504 dusun/banjar di tahun 2007. Sedangkan jumlah lingkungan dari sebelumnya sejumlah 45 lingkungan berkurang menjadi sejumiah 42 lingkungan. Perubahan ini terjadi akibat dari adanya pemekaran desa/kelurahan. Berdasarkan data Profil Daerah tahun 2007, aparatur negara (pegawai negeri sipi/PNS) yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Gianyar sebanyak 7.154 ‘orang meliputi: PNS golongan I sebanyak 3iorang (0,43%), PNS golongan IL sebanyak 884 orang (12,36%), PNS golongan IIT sebanyak 3.008 orang (42,05%), dan PNS golongan IV sebanyak 3.231 orang (45,16%). Semua aparatur negara (PNS) tersebut tersebar ke dalam organisasi daerah yang terdir dari 12 bagian, 15 dinas, 1 kantor, 6 badan, Sekretariat Dewan, Inspektorat, Bappeda dan 'RSUD. Jika dibandingkan dengan tahun 2005, jumiah PNS 2-71 mengalami peningkatan yang mencapai 2,77% persen atau bertambah sebanyak 193 orang. Penambahan ini sebagian besar akibat dari adanya tambahan pegawai baru untuk formasi tahun 2006, Tabel 2.62. Administrasi Pemerintahan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007* TaN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, 5-7 REN (7 Kecamatan 7 Z 7 7 7 2. Kelyrahan 6 6 é 6 6 3. Desa Bs 83 83 84 4 OusuniBanr a5, 85, 495 Or 504, 3 Lnghungan s & & a Sumer Das PUD Kat Garyar Sejek dilaksanakan otonomi daerah secara penuh tahun 2001 dan adanya perubahan kelembagaan dimana pimpinan unit kerja (Dinas dan Badan), Assisten dan Sekretaris Daerah serta Sekretaris Dewan eseloneringnya adalah sama maka pada tahun 2002 jumlah eselon II sebanyak 25, eselon III sebanyak 126, dan eselon IV sebanyak 681 orang dan eselon V_ dihapuskan. Perubahan kelembagaan terjadi Kembali di tahun 2006 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dimana pejabat eselon II menjadi sebanyak 26 orang, eselon III sebanyak 119 orang, eselon IV sebanyak 364 orang (334 orang eselon IVa dan 30 orang eselon IVb) dan eselon V sebanyak 23 orang. Tabel 2.63, Jumlah Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab Gianyar Tahun 2003-2007* TaN PEIABAT STRUKTURAL [pg RR Teint [a | | | Zeseen i a6_[ art [1198 SEseen Va et [ as | “us [30d] 59 4, Eselon WV b 30 0 30. 36 3 EsecnV a mia 55 sega ar ‘Sumber Badan Kopogawaan Dacrah Ka. Gianyar Keterangan * angke samentara Gambar 2.21. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan di Pemkab Gianyar Tahun 2007 anon: * oenan ‘ost SV Golongan i Solongan iv 41458 “46 108% Gambar 2.22. Perkembangan Jumiah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan di Pemkab Gianyar Tahun 2003-2007* 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 wos 2004 2005—«2008.—=—(2007 DGolongan! 61 BTL Golongan ti 699814 Bk ak. Golongani 3345 34313472 3.008 2.990 Golonganiv 267 2612-2854 «3.201.268, 2.3.12. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Penegakan Supremasi Hukum Guna _menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi dan investasi di daerah, diperlukan adanya kondisi stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah. Dimana upaya penanganan bidang keamanan, ketertiban dan penegakan supremasi Hukum ini telah dilaksanakan dengan baik oleh perangkat daerah, dengan berkoordinasi dengan perangkat hukum di daerah seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Dalam bidang ketertiban umum kasus pertikalan antar warga merupakan kasus yang sangat menonjol di Gianyar, dimana konflk antar banjar maupun antar desa adat hampir setiap tahun dialami di Kabupaten Gianyar, sehingga hal ini cukup menganggu stabiltas ketertiban dan keamanan di daerah. Meningkatnya Kebutuhan hidup dan Kebutuhan ekonomi lainnya seperti pendicikan, Kesehatan dan lain-lainnya telah menjadi tekenan hidup bagi masyarakat di Gianyar, sehingga hal ini memberipengaruh _ terhadap meningkatnya angka kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Gianyar, dimana dalam Tahun 2006 dan 2007 telah terdapat diatas 1.000 kasus kriminal yang dilaporkan. Adapun_masalah gangguan ketertiban umum di Gianyar dapat disampaikan seperti Tabel 2.64. Selain itu permasalahan dibiéang Hukum lainnya adalah menyangkut kasus elanggaran hukum baik yang menyangkut pidana maupun kecelakaan lalu lintas. Berikut ini adalah data mengenai kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Kabupaten Gianyar. Tabel 2.64. Kasus-Kasus Ganguan Kamtibmas di Kabupaten Gianyar. Uraian Ganguan Kamtibmas Jumiah Kejadian (Kasus) mea 200 [005 | 2006 | 1007 Tala minal Ya t it apa yang ar) 35 ae | nas | 1.008 2. | Kasus potion artarwarga a. | Artarwinyeh doco 7 z z 7} b. | Antaretns| ei : ail. | Anta sinatsan Prpl 7 Tal & Antarpeljar } Anta agama i 1 | nuk rasa ‘a Bidang Polk fag : 1 a] 2 Bideng Ehonor z : 1 1 arbor Dah Rabie Gav pee Th Tabel 2.65. Kasus Pelanggaran Hukum di Kabupaten Gianyai | Jumiah Kasus (Perkara) Uraian Pelanggaran Hukum Sear 2008 | 2006 | 2005 | 2006 | 2007 Tariah Kejanatan yang portant | o5y | a5 | agg T karte Pana : 583363 erdaa - lik ae ag —+— =tavinas - [18 ah Kein yang dblsokan dionkarrPala kcal Pea t a) Pers Politik —__[_ I — -Lalvinigs as JorichKecitoonatinis (Ong) | 2 | 72 | wa [ae |v Wt (Orr) eo a ) ~Loka Berat (Orangh u 45 “4 70 | 18 Lia gan (a6) s [a [9 |m[r ‘Sornber“ProW Daerah Kabupaten Giana, Sapped, T2007. 2.4, Prasarana dan Sarana Daerah 2.4.1, Prasarana/Sarana Ekonomi 1). Pasar Guna_mendukung perekonomian masyarakat kecil, ketersediaan_prasarana pemasaran seperti pasar merupakan salah satu sebuah kebutuhan dasar untuk mengembangkan sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan. Tersedianya 2-74 pasar maka akan memudahkan perolehan bahan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya bagi masyarakat di daerah. Keberadaan pasar disamping bermanfaat bagi kepentingan pengembangan perekonomian masyarakat juga memiliki manfaat untuk meningkatkan potensi pendapatan asli daerah, khususnya retribusi pasar. Dengan berkembangnya kepariwisataan dan sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Gianyar, maka kebutuhan prasarana pasar tidak hanya mencakup keberadaan paser umum, tetapi juga kebutuhan terhadap keberadaan pasar seni sebagai tempat transaksi jual beli barang Kerajinan dan kesenian penunjang pariwisata, Guna meningkatkan perekonomian yang memihak bagi kepentingan masyarakat kecil di daerah, maka pengembangan prasarana pasar mutiak diperlukan, mengingat pertumbuhan dan perkembangan penduduk akan membawa implikas) perkembangan perekonomian dan kebutuhan akan prasarana pasar, ketersediaan prasarana pasar saat ini mungkin hanya memenuhi kebutuhan jangka pendek, sehingga keterbatasan prasarana pasar yang ada akan dapat menghambat pelueng masyarakat untuk berdagang maupun peluang ekonomi lainnya, Sampai saat ini di Kabupaten Gianyar memiliki 7 buah pasar umum yang tersebar di masing-masing Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Gianyar, disamping itu terdapat juga 1 buah pasar hewan yaitu Pasar Hewan Semabaung dan 6 buah Pasar Seni yaitu Pasar Seni Sukawati, Pasar Seni Guwang, Pasar Seni Goa Gajah, Pasar Seni Gelulung, Pasar Seni Tirta Empul dan Pasar Seni Gunung Kawi, seluruh pasar seni tersebut telah memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Guna _mendukung perekonomian masyarakat berpenghasilan rendah, maka usaha mikro, kecil dan menengah perlu terus didukung keberadaannya agar tetap tumbuh dan exist dalam sistem perekonomian di Daerah, untuk pengembangan usaha ekonomi mikro ini cilakukan dengan mengembangkan Pasar Senggol, dimana sampai saat ini di Gianyar telah terdapat 6 lokas! pasar senggol yang terdapat di Gianyar, Batubulan, Semabaung, Blahbatuh, Sukawati dan Payangan. 2), Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Salah satu faktor penting dale pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah tersedianya dana yang cukup dengan penyaluran yang baik oleh lembaga keuangan (perbankan). Selama tahun 2002-2006, jumiah lembaga keuangan umum pemerintah terus mempertuas jaringan pemasarannya dengan adanya peningkatan jumlah Kantor yakni dari 21 kantor di tahun 2002 menjadi 25 kantor tahun 2006. Bank umum milik pemerintah ini termasuk bank milik pemerintah propinsi yang saat ini di wilayah Gianyar ada 2 Kantor cabang, yakni BPD ‘Cabang Ubud dan Cabang Gianyar. Sebaliknya lembaga keuangan (perbankan) milik swasta nasional_mengalami pengurangan dari 20 kantor tahun 2002 menjadi 18 kantor tahun 2006, pengurangan ini terjadi akibat ditutupnya atau dimergernya bank swasta yang ada. Untuk lembaga keuangan (perbankan) milk pemerintah Kabupaten tidak mengalami penambahan masih tetap sebanyak 1 kantor pusat yang dikatagorikan Bank Perkecritan Rakyat yakni Bank Pasar Werdi Sedana, Keberadaan lembaga keuangan seperti Bank umum maupun Bank perkreditan rakyat, sangat menunjang perkembangan perekonomian di daerah, dimana keberadaan Bank-bank ‘tersebut sangat mampu menunjang kebutuhan masyarakat terhadap pengembangan modal usaha dengan fasiltas yang memadai dan terjangkau pengembaliannya bagi masyarakat kecil. Tabel 2.66. Jumiah Kantor Perbankan Menurut Jenisnya di Kabupaten Gianyar jun 2003 - 2007* TAR Jems 04ta [aes [ee [0s [eo ‘Bank Umum Pemerintah *) t 2 ry EJ a a Bank Umum Swasta Nasional a | 19 19 19 19 Sr ee ee ‘Sumber, Bank indonesia, Denpasar Kelerangan *) Termasuk Mik Pemprop Keberadaan penanaman modal atau investasi juga sangat dibutuhkan dalam menunjang pertumbuhan perekonoman ataupun perluasan kesempatan kerja baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Peranan investasi ‘melalui lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank ini sangat membantu terciptanya_usaha-usaha lainnya yang memerlukan dukungan dana maupun pelayanan keuangan lainnya. Lembaga keuangan bukan Bank yang berkembang di Gianyar adalah Lembaga Perkreditan Desa maupun Koperasi Simpan Pinjam. Untuk jumlah Lembaga Perkreditan Desa (LD) terus mengalami peningkatan yang cukup pesat dari sebanyak 225 LPD tahun 2002 menjadi sebenyak 266 LPD di tahun 2006. Jumlah LPD bila dilihat dari desa adat yang ada sebanyak 270, masih menunjukkan kekurangan. Pemerintah Kabupaten Gianyar terus berupaya agar seluruh desa adat yang ada memiliki LPD. Tabel 2.67. Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007* TAHUN JENIS DATA, a 2003 | 2004 200s | 2006 | 2007" 1 2 2 ‘Sumber Bank Indonesia 8 Bagian Perekonomian Selda Kab. Gianyar Kelerangan: “| angka someniare Jumlah LPD yang ada di tahun 2006 sebanyak 266 buah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seiring dengan bertambahnya jumlah nasabah, penghimpunan dana dan perolehan laba LPD yang ada juga mengalami peningkatan. Demikian pula dengan perolehan laba LPD dalam lima tahun terakhir meningkat hampir mendekati 100 persen, yakni dari sebesar Rp. 12,52 mmilyar di tahun 2002 menjadi Rp. 22,09 milyar tahun 2006. Peningakatan jumlah laba berdampak positif pada peningkatan jumiah asset LPD yang pada tahun 2-76 2002 sebesar Rp. 153,72 milyar menjadi Rp. 373,65 milyar di tahun 2006. Namun dalam tahun 2006 ini, bila dilihat dari tingkat Kesehatan LPD menunjukkan kecenderungan yang semakin bertambahnya jumlah LPD yang katagori kurang sehat dan tidak sehat, dimana pada tahun 2006 jumlah LPO yang tidak sehat sebanyak 16 LPD yang kurang sehat dan 10 LPD yang di katagorikan tidak sehat. Keberadaan LPD sebagai lembaga keuangan mikro tingkat desa adat (desa pakraman) amat membantu penyediaan dana bagi masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, sehinage pemerintah daerah setiap tehunnya selalu berupaya meningkatkan kinerja lembaga ini baik melalui pembinaan, pendidikan dan latinan maupun melakukan upaya perbaikan kinerja sehingga keberdaan LPD ini tetap berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Tabel 2.68. Perkembangan Kinerja LPD di Kabupaten Gianyar Tahun 2003- 2007* TARUN. eeeeee 2008 [2006 [200s [7006 [2007 Turiah (PO (Bush) 255 | 256 [268 268 765 Juan Nasabah (Orang) Bisse | mea ts5 | araeie | areas | 204708 Penghinpunan Dana (Rp Mia) | 115.8 [ 20571 | 24964 | 286.48 | — 322040 Prjaman Torsaur Rp Miya) [19659 | 17350 | 2o4a6 | 270869 | 36403, Perciehen Laba (Rp Miya) rage { 1645 | tag8 | 22099 [11923 Juma Asset (Ro. Mit) waa | teats [ais | a7s6ts | atse23 Tinghat Kesehatan (LPO) a Serat 26] __a7 [an 26 76 b- Cukup Sehat 31 26 z1 2 24 Kurang Sorat g ¢ 2 i i (La Tidak Sehar 3 it 10 10 ‘Santer GaprPershanaTinn HGS Ka) Gara Kewargan "arglasenentaa 3). Koperasi Koperasi_merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Sehingga keberadaan koperasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, Oleh karenanya pemberdayaan kelembagaan koperasi di Gianyar diarahkan sesuai visi yang telah ditetapkan yakni menciptakan koperasi, pengusaha kecil dan menengah yang tangguh dan pofestonal sebagai pelaku tutama perekonomian daerah, Dalam upaya menjadikan koperasi tangguh, mandiri dan profesional, pemerintah daerah berupaya menciptakan iktim yang kondusif serta lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi, memberikan bantuan perkuatan sehingga dapat bersaing secara sehat dengan pelaku ekonomi lainnya. Untuk menjadikan koperasi, usaha kecil dan menengah yang tanggun dan profesional diperiukan kelembagaan yang mandiri dan pengelolaan usaha yang profesional, disamping iklim usaha yang mendukung dan adanya dukungan perkuatan dari pemerintah. Pencapaian iklim yang kondusif dan pemberian bantuan perkuatan, ituangkan dalam program-program kegiatan yang mengacu pada pemberdayaan lembaga, pemberdayaan usaha, simpan pinjam dan fasilitas koperasi. Secara umum dapat di nilai pembangunan koperasi di Kabupaten Gianyar telah berhasil. Koperasi terbukti telah ikut berperan aktif di dalam kegiatan ekonomi rakyat, secara langsung ataupun tidak langsung telah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat _khususnya yang menjadi anggota. Hal ini tercermin antara lain dari peningkatan jumlah dan ragam koperasi, jumiah simpanan, jumizh modal serta meningkatnya nilai usaha _koperasi, Hasil pembangunan koperasi di Kabupaten Gianyar dari tahun 2002 hingga saat ini menunjukkan kemajuan yang cukup berarti dalam rangka mewujudkan ekonomi kerayatan yang ditunjukkan oleh perkembangan jumiah koperesi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan rata ~ rata 94,33 persen per tahun. Jumiah koperasi pada tahun 2002 sebanyak 124 buah meningkat menjadi 798 buah pada tahun 2006. Kenaikan jini tentunya menambah jumiah anggota dimana perkembangannya mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 33,58 persen. Pada tahun 2002 jumiah anggota koperasi sebanyak 50.156 orang mengaiami peningkatan menjadi 140.898 orang tahun 2006. Untuk Asset koperasi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 58,70 persen per tahun, dengan total asset pada tahun 2002 sebesar Rp. 30,18 milyar meningkat menjadi Rp. 149,57 milyar pada tahun 2006. Volume usaha juga mengalami peningkatan sebesar 25,13 persen dalam lima tahun terakhir. Demikian pula halnya dengan sisa hasil usaha koperasi dari tahun 2002 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 58,40 persen, dengan sisa hasil usaha pada tahun 2002 sebesar Rp. 0,80,- milyar meningkat menjadi Rp. 6,72,- milyar tahun 2006. Tabel 2.69. Jumiah, Anggota, Modal, Asset, Volume dan Sisa Hasil Usaha Kopera: di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 ~ 2007") TAHON caer 2003, 2004 2005 [2006 2007" TT] rin Ropers Guar) 7 76 72 78 | &0 2.| lumiah Anggota (Orang) | 1298368 | 192996 | 138320 | 140898 | 146028 | Modal Senda (Rp Mir) | 2297 | 3103] 396] 62161 83.70 | Model Luar. Myer ingr | 6650 | a8a8 | 610] 6611 3.[ Asset Rp. Miyar) wast | _9795 [9983 | _vaasr | 18588 | Voume Usaha (Rs. Mivar | @sze | toa0s | 11676, 1) 18657 7. [SHU (Ro. Miyar) 1.98 222 562 572 580 Suter vas Psnctop Kah Gianyar strana Angra Semerira 4). Pariwisata Perkembangan kepariwisatzan di Kabupaten Gianyar sudah berlangsung sejak sekitar tahun 1930-an yang ditandai dengan kedatangan pelukis-pelukis terkenal ke wilayah Ubud, Sektor pariwisata menjadi andslan pengembangan wilayah dan pertumbuhan perekonomian bagi Kabupaten Gianyar. Dalam perkembangannya Sektor pariwisata sempat mengalami keterpurukan akibat peristiwa Bom WTC dan Bom Bali 12 Okober 2002, namun seiring dengan perkembangan wektu, sektor pariwisata berangsur-angsur mulai pun kembali. Sebagai daerah pariwisata, Kabupaten Gianyar sangat kaya akan obyek dan daya tarik wisata, dimanz saat ini ada 59 obyek wisata yang akan cikembangkan oleh Pemerintan Daerah dan masyarakat di Kabupaten Gianyar. Dari 59 obyek 2-78 wisata yang ada di Kabupaten Gianyar, saat ini Pemerintah Kabupaten Gianyar baru mampu mengelola sebanyak 14 buah, dengan jumiah kunjungan pada tahun 2004 sebanyak 518.384 wisatawan atau naik 24,61 persen dari tahun sebelumnya yang sebanyak 415.995 wisatawan. Peningkatan jumlah kunjungan ini berdampak pula pada tingkat hunian kamar hotel berbintang maupun non bintang yang ada di wilayah Gianyar dari 27,56 persen pada tahun 2003 menjadi 30,15 persen tahun 2004, atau terjadi peningkatan tingkat hunian hotel sebesar 9,40 persen. Dampak dari adanya peristiwa bom Bali yang kedua di tahun 2005 mengakibatkan kunjungan wisatawan ke Gianyar kembali_ mengalami penurunan. Penurunan kunjungan wisatawan ini mempengeruhi pula tingkat hunian yang juga mengalami penurunan, Walaupun jumlah kunjungan wisatawan semakin berkurang, akan tetapi gairah investor untuk membangun hotel dan akomodasi bukannya berkurang, bahkan mengalami_peningkatan. Pada tahun 2002 jumiah hotel dan akomodasi mencapai 698 buah mengalami peningkatan menjadi sebanyak 859 buah di tahun 2006, Peningkatan hotel dan akomodasi ini yang paling besar berasal dari penambahan jumlah pondok wisata dan rumah makan di tahun 2006, Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor ini dan wilayah Gianyar masih tetap menjadi tumpuan perekonomian daerah dan primadona investor untuk menanamkan modainya dan menganggap Gianyar dan Ball masih menjadi destinasi pilihan untuk membangun infrastruktur pariwisata, Tabel 2.70. Jumiah Hotel, Akomodasi, Tingkat Hunian dan Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 - 2007 *) Tao ao 7003_| mana [200s | 3006 [nor 7 [durian Hote dan Aromas ne ms, ui] ose one a Hol Beroaarg (ua) vi eet se] eee eat Hote Mel (Buh) an [aor |e | 8 [as Se Pondok Wai (Bah) asa [ae | as | ao] as 4 Resiawan vat) 2[ ef sf «| _w Ruri akan us) ost | on [an [003 alo) «| «| 6 ass wars [mas | toa] tao ‘Sontr Oras Forms Kab Gena ‘aaron gh Sonanare 2.4.2, Prasarana/Sarana Wilayah 1). Prasarana Jalan dan Perhubungan 1, Prasarana Jalan Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting dan strategis untuk memperiancar aktivitas perekonomian di daeran. Semakin meningkatnya usaha pembangunan antar wilayah di Gianyar menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperiancar arus distribusi barang dan jasa dari satu wilayah ke wilayah lain Panjang jalan di Gianyar selama periode tahun 2003-2007 sepanjang 684,97 km, jalan tersebut sudah termasuk jalan propinsi yakni ruas jalan Prof. Ida 2-79 Bagus Mantra (By Pass Tohpat:-Kusamba) yang menghubungkan kawasan pesisir di sepanjang wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung. Dilihat dari status jalan meliputi jalan di bawah wewenang negara sepanjang 26,800 km, jalan di bawah wewenang propinsi sepanjang 104,36 km dan jalan di bawah wewenang Kabupaten sepanjang 553,81 km. Sesuai dengan kewenangan jalan Kabupaten yang menjadi beban pemerintah Kabupaten Gianyar sepanjang 553,81 km pada tahun 2006 telah berhasil ditingkatkan kondisi jalan yang sebelumnya beraspal biasa menjadi berhotmik. Panjang jalan kabupaten yang telah di aspal lapen sepanjang 187,35 km, jalan di hotmix 324,56 km, jalan berkerikl 0,90 km dan jalan tanah sepanjang 38,50 km. Keberhasilan peningkatan kondisi jalan tersebut didukung dari program bantuan Bank Dunia melalui P3KT-BUIP dan dari Dana Alokasi Khusus, Penyediaan infrastruktur khususnya jalan yang berkualitas selalu menjadi fokus perhatian dalam setiap pembangunan akan tetapi _pemerintah Kabupaten Gianyar mash pula memiliki jalan kabupaten yang belum teraspal maupun yang mengalami kerusakan yang cukup panjang yakni mencapai 102,12 km ditambah beban pemeliharaan rutin terhadap jalan- jalan yang sudah beraspal lapen dan hotmix. Keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur wilayan, Tabel 2.71. Prasarana Jalan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 — 2007*) THAN | __sewsoara = a 1 Status Jalan (Km) 4733 | 684,793 | 684,793 | Gb4973 | 684973 [a Nasional 75.400 | 26400 | 26400 | 26800 | 26800 |». Propins 704.520_| 104,520 [104,520 | 104,360_| 104,360, Kabupaten $5813 | 553813 | 653813 | So3813 | S5R813 2 | Jenis Permukzan Jalan Kab, [a Aspal ape (km) | 736,180 | 240.180_| 910.47 | 787.360 | Ter. 360 _Aspal Hotrk (Km) 21.113 | 276.263 |” 299938 | “304563 | 324563 fe Beroatu Km) T ~f =| 2500_| 2500 Kerk (kr) a4co | 3500 [2500 [0900 [0900 fe. Tanah (km) ~i3.180_| 32.300 [32.900 [38500 [38 500_| 320562, 477 | e38974 Sumber: Dinas PU Kab. Gianyar Keterangen: *) angka sementara Pelaksanaan_pembangunan jalan disamping oleh pemerintah, pattisipas! masyarakat juga mempunyai andil yang cukup signifian dalam upaya memperiancar roda perekonomian di masing-masing wilayah yang ada di Gianyar. Upaya-upaya masyarakat ini nampak dari makin meningkatnya gairah_masyarakat untuk membangun jalan swadaya yang sampai tahun 2006 telah mencapai sepanjang 943,471 km. Tingginya _partisipasi masyarakat untuk berswadaya ini berkat adanya insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui penyediaan material jalan seperti aspal dan alat berat, Dimana masyarakat secara bergotong royong menyediaan bahan lainnya serta tenaga untuk membangun jalan di lingkungan wilayahnya. 2 Tabel 2.72. Keadaan Jembatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2003 - 2007*) SENSORTA sor 1. Panjang (Meter) 1.221,53 143453) — 1.615,10 1615.10} 1.615,10 a Negara 348,00/ _34800/ 348.00 398.00 348.00 > Propins: [2inss| zines se2.t0[ 362.10] 96210 Kabupaten 200) _e7500) 0500 90500 e650 2, Jumiah (Buah) 58 87 a 60! 60 a Negara « a # “ ® Pros g |e 2] Kabupaten 2 u F3 Su neeal 3 Konds Jenbatn | anegea gay | a 4 ci b Propinsi {Baik} ge 9 12 12 12 Kabupaten: i leases Bak Guan) 2 8 ‘Sedang (Bueh) 4 in Rusak Ringan (Buch) EE 1 1 1 i “Sunder Das PUIGD Gianyar evar ara MeN? Keadaan jembatan yang ada di Gianyar sampai dengan tahun 2007 dari sejumiah 60 buah jembatan yang merupakan jembatan negara sebanyak 14 buah, jembatzan propinsi 12 buah dan jembatan kabupaten sebanyak 34 buah, dengan panjang total jembatan mencapai 1.615,10 meter yeng lebarnya berkisar 2,50 - 13,00 meter. Dalam lima tahun terakhir hanya jembatan kabupaten dan propinsi yang mengalami penambahan. Jembatan kabupaten bertambah sebanyak 3 buah dari sebelumnya sebanyak 33 buah di tahun 2002, dengan penambahan panjang jembatan sebesar 253,00 meter, Jembatan propinsi bertambah sebanyak 3 buah. Dilihat dari kondisi jembatan yang ada untuk jembatan propinsi dan Negara semuanya dalam keadaan baik, sedangkan jembatan kabupaten saat ini 1 buah yang mengalami rusak ringan, 14 buah sedang dan sisanya 21 buah dalam kondisi baik. Perhubungan Ketersediaan dan keterjangkauan angkutan jalan (kendaraan bermotor) sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas dan mobilisasi suatu usaha, baik jasa pelayanan yang berhubungan distribusi arus barang dan jasa, kepariwisataan dan tain-lain Selama tahun 2003 sampai dengan 2007 jumlah sarana_angkutan penumpang mengalami penurunan rata-rata 3,01 persen per tahun. Tahun 2003 jumlah armada angkuten penumpang 842 unit menjadi sebanyak 696 unit tahun 2007. Dari jumiah dimaksud di tahun 2007 sebagian besar adalah 2-81 sarana angkutan wisata sebanyak 350 unit, angkutan antar kota sebanyak 166 unit dan sarana angkutan pedesaan sejumiah 180 unit. Angkutan mobil barang pada periode yang sama menunjukkan erkembangan yang positif dimana terjadi peningkatan rata-rata sebesar 4,22 persen per tahun, Pada tahun 2003 angkutan mobil barang sebanyak 4.258 unit menjadi sebanyak 5.014 unit di tahun 2007. Demikian pula hainya dengan kendaraan wajib uji terus mengalami peningkatan dengan perkembangan rata-rata per tahun sebesar 2,98 persen dari sebanyak 5.100 unit di tahun 2003 menjadi 5.710 unit di tahun 2007. Dibidang prasarana angkutan jalan, Pemerintah Kabupaten Gianyar telah pula menyiapkan 2 (dua) unit terminal yakni Terminal Batubulan yang berfungsi sebagai Termini Tipe B yang berlokasi di bagian barat wilayah Gianyar berbatasan dengan Kota Denpasar, merupakan terminal yang aktivitasnya sangat padat untuk melayani trayek angkutan kota dalam: propinsi (AKDP) dan trayek angkutan pedesaan (Angdes), dan Terminal Kebo Iwa ci jantung Kota Gianyar yang saat ini melayani angkutan kota dalam propinsi (AKDP) dan trayek angkutan pedesaan (Angaes). Terminal Kota Gianyar, secara fisik dan prasarana Terminal sudah cukup menunjang untuk melayani trayek AKDP dan Trayek angkutan pedeszan, namun terihat aktivitas yang terjadi di Terminal tersebut belum berkembang sebagaimana yang terjadi di Terminal Batubulan. Tabel 2.73. Jumlah Sarana dan Prasarana Perhubungan di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003 - 2007 (eee peer 2003 2004 2005 2006, 2007, 1 Angiatan Penurpang (Unt) |e | 718 | oo? | sw | ows [ a, Peesaan i 2 Antar Koa gi [aos [tee | ee [8 Agta Wea sea [zr [aor [aan [80 2. Anghutan Mobi Garang uni] 4788 | aara | aaz0 | agra | sore 3. KendasanWajo uj int) [6100 | 5005 | S207 | siz) 5710, Terminal (a) [rsaaats 2 2 2 2 Sumer as Perubrgan Kab Gory 2). Prasarana Pos dan Telekomunikasi Ditengah persaingan_informasi yang ditandai_ menjamurnya _sarana telekomunikasi, kecepatan dan infrastruktur komunikasi mutlak diperiukan, PT Pos Indonesia sebagai salah satu bagian dari BUMN yang berwenang dalam melayani dan mengendalikan arus informasi serta komunikasi, memiiki andi besar dalam menciptakan banyak kemudahan dalam berkomunikasi bagi masyarakat lus. Tidak hanya itu, lembaga ini juga berperan dalam delivery maupun pengiriman surat-surat, paket pos, wesel dan lain sebagainya. Namun dari segi praserana yang ada ternyata jumiah kantor pos yang ada ticak mengalami perubahan dari tahun 2002 hingga tahun 2006, yaitu sebanyak 7 unit. Perangkat surat mungkin salah satu sarana untuk berkomunikasi, namun masih banyak sarana lainnya seperti telepon kabel, telepon seluler, telegram, fax ataupun telex bahkan di era serba_elektronik, teknologi ‘informasi juga memegang peren penting melalui internet dan emailnya sehingga piinan jasa komunikasi semakin beragam. Apalagi sekarang ini kepemilikan telepon seluler (GSM/COMA) kian menjamur sampai ke pelosok desa, hal ini sebagai alternatif untuk memenuhi Kebutuhan konsumen yang tidak terjangkau dengan telepon kabel Penyediaan sarana telekomunikasi di Gianyar dilayani oleh 4 (empat) sentral telepon otomat yang meliputi STO Gianyar, Ubud, Tampaksiring dan Sukawati dengan jumlah kapasitas sentral telepon’ sepanjang tahun 2006 mencapai 25.206 SST (satuan sambungan telepon). Kondisi ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 32.448 SST. Lebih jauh dapat disimak, jika pemakaian telepon dihubungkan dengan intensitas kapasitas terpakai, maka terithat bahwa kapasitas terpakai selama tahun 2006 sebanyak 21.796 SST, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 28.111 SST. Perkembangan jumlah pelanggan telepon mengelami fluktuasi dari sebanyak 28.111 pelanggan menurun menjadi 21.835 pelanggan tahun 2004, meningkat di tahun 2005 menjadi sebanyak 21.903 pelanggan dan menurun kembali di tahun 2006 menjadi 21.762 peianggan, Gambar 2.23. Jangkauan Pelayanan Telekomunikasi Tahun 2003 - 2007*) ‘abupaten Gianyar ni | xe | ee 22.000 21.000 | 20.000 19.000 Fa Kopastas Tepasang (SST) 25456 257425674 25.206 28.206, Kapastas Tepakal (SST) 2164721960 21999 24.796. 21.549. Pelanggan (Orang) 21.583 21835 21.903 21762-21433 Santer PT Tekom Kteangan. angtasereaa Seirama dengan peningkatan pelayanan yang menjangkau seluruh desa yang ada di Kabupaten Gianyar baik melalui jaringan telepon Kabel meupun tanpa kabel. Sedangkan jumlah warung telekomunikasi (wartel) yang tercatat sebanyak 112 unit pada tahun 2006, mengalami penurunan rata-rata per tahun sebesar 11,42 persen dibandingkan dengan keadaan tahun 2002. Derikian pula dengan jumlah telepon umum yang mengalami penurunan rata-rata sebeser 17,60 persen per tahun pada periode yang sama, dari sebanyak 341 unit di tahun 2002 sampai tahun 2007 masih sebanyak 46 unit. Perubahan pola pemanfaatan sarana telekomunikasi menggeser peran telepon umum kearah 2-83 pemanfaatan telepon seluler baik GSM maupun CDMA yang dapat cibawa kemana pun bepergian, 3). Air Bersih Ketersediaan air baku dalam pembangunan sangatlah penting, disamping pakaian dan makanan, Berdasarkan sifat tersebut maka permintaan akan air baku khususnya air minum setiap tahun mengalami peningkatan bahkan terjadi daftar tunggu calon pelanggan yang cukup besar. Kondisi ini harus segera diambillangkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan pengelola air minum yang ada disamping dukungan pemerintah daerah melalui program-program penyediaan air bersih di daerah perkotaan dan perdesaan. Dari 41.026 Sambungan Langganan pada tahun 2006, penggunaan air minum di Kabupaten Gianyar sebagian besar adalah untuk rumah tempat tinggal yang mencapai di atas 50 persen. Dimana perkembangan penggunaan untuk jenis ini ari tahun ke tahun terus meningkat. Sedangkan penggunaan lainnya yang » [= | s | @ 2 ann Orr wa [ae [war | eae | on 1 wr oma) vent | ire | etre] ae] [ema oor ame] wer | eae [are | a Sumber” Dinas Pendiican Kab, Gianyar Keferngan *) Angka Sementara Tabel 2.80. Jumlah Guru Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Gianyar ‘Tahun 2003 - 2007") JENJANG PENDIDIKAN mit 2003) 2004 _[ 2005 2006 2007 1] TK (rang) 287 28 206 3 3 2. | SLB & SDLB (Orang) 18 iv 5 7 19 3.[_ SOM (Orang) 2578 Zae0_| 2494 2731 222 4-[SLTPIMTs (Orang) 1315 1396] 1482 1557 1573 | SWSNA (Orang) 1220 ree] 1827 1367 1407 ‘Sumber: Dinas: Pendickan Kab. Gianyar ‘olerangan *)Angka Sementara 2.5. CAPAIAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Dalam rangka mengevaluasi kinerja_pembangunan daerah khususnya dalam Pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Gianyar, dibutuhkan adanya indikator-indikator yang relevan yang dapat menggambarkan keadaan kehidupan sosial ekonomi penduduk atau kesejahteraan rakyat. Indikator-indikartor_yang digunakan harus bersifat obyektif, valid, sensitif dan spesifik serta mudah diperoleh data penyusunnya. Selain itu incikator tersebut capat diperbandingkan antar daerah dan antar waktu sehingga lebih spesifik dalam menggambarkan perbedzan antar daerah dan pembangunan dari tahun ke tahun, Indikator kesejahteraan rakyat dapat berupa indikator tunggal maupun indikator komposit yang merupakan gabungan dari bederapa indikator tunggal. Indeks komposit yang umum digunakan saat ini untuk keperiuan analisis kesejahteraan rakyat baik di pusat maupun di daerah adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan alat ukur bagi tingkat pencapaian upaya pembangunan manusia secara keseluruhan dari persepektif agregatif karena mencakup tiga komponen kesejahteraan yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Standar Hidup Layak. Sebagai suatu alat_ukur yang sederhana IPM dapat_menggambarkan kinerja embangunan yang diiakukan di suatu wilayah atau secara lebih spesifik merupakan 2-90 ‘lat ukur_kinerja dari pembangunan suatu wilayah. Welaupun tidak dapat mengungkap semua dimensi pembangunan, tetapi IPM disadari merupakan alat ‘ukur keberhasiian pembangunan yang dapat dijadikan sebagai salah satu petunjuk untuk melinat apakah arah pembangunan yang telah dilakukan sudah sesuai erencanaan, Hasil perhitungan berdasarkan data Susenas, tahun 2006 angka IPM Kabupaten Gianyar sebesar 72,17 poin, jika dibandingkan dengan IPM Kabupaten Gianyar tahun 2003 yang hanya senilai 66,38 terlihat adanya peningkatan sebesar 4,42 poin atau sekitar 2,05 persen per tahun dan mengingikasikan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Gianyar selama periode 2003-2007, walaupun adanya penurunan nilai IPM di tahun 2002 sebesar 1,98 poin dari tahun 2001 sebagai dampak dari krisis kepariwisataan di Bali umumnya maupun di Kabupaten Gianyar khususnya. Penurunan IPM Kabupaten Gianyar tahun 2002 cibandingkan tahun 2001 nampaknya lebih banyak diakibatkan oleh adanya enurunan yang cukup drastis dari indeks hidup layak, yaitu dari 55,46 tahun 2001 ‘menjadi 45,48 tahun 2002, menurun sekitar 9,98 poin atau sekitar 17,99 persen. Tabel 2.81. Nilai Komponen IPM Kabupaten Gianyar Tahun 2003 - 2007") TAHUN : seinen: 2003, 2004 2005] 2008 | 2007° [7 Agha rapa Hidup (AHH) 7200] is0__| 710] 7217 | _ra17_| 2. Anoka Melo Huryp (ANH) 0% 84.20 0 35.0__ | #5.00__| [SRaeAsalenaSeloah is) [757 | 750770 [7.0 710 4. Rate Rata Konsumsvkapta (RPO yang] 1.113-46400 | 60810000 | 622,300.00 | 622,200.00 | €22 30000 dsesuaken) IPM Kab. Gianyar 66,38 68,30 rose | ran | 7288 ‘Sumber BPS Kab. Gianyar. Kelerangan. *) angka semontore Gambar 2.28. Perkembangan IPM Kabupaten Gianyar Tahun 2000 — 2007* IPM 2000 2001 2002 2003 2004 2005 20062007 Kewongon “Vong semen Namun yang menarik dari keadaan penduduk Gianyar, walaupun terjadi penurunan daya beli (rata-rata_konsumsi per kapita per tahun), pembangunan di bidang Kesehatan dan pendidikan tetap dapat ditingkatkan terbukti dari adanya Peningkatan angka harapan hidup, serta meningkatnya angka melek huruf dan rata- rata lama sekolah. Keadaan ini menunjukkan bahwa unsur Kesehatan dan pendidikan tetap dipertahankan guna makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia di Gianyar. Kemajuan yang dicapai di sektor kesehatan dan pendidikan harus terus ditingkatkan ‘mengingat sektor ini menjadi prioritas pembangunan kedepan dalam rangka ‘menyiapkan sumber daya manusia yang andal, Nill IPM Kabupaten Gianyar masin di bawah standar yang ditetapkan UNDP dimana nilai ideal komponen IPM di Indonesia adalah 85 tahun untuk angka harapan hidup, 100 persen untuk angka melek hurup dan 15 tahun untuk rata-rata lama sekolah. Untuk Komponen IPM Kabupaten Gianyar pada tahun 2006 tidak dilakukan penghitungan, sedangkan hasi! IPM tahun 2005 merupakan hasil penghitungan BPS Propinsi Bali. 2.5.1. Tingkat Harapan Hidup Peningkatan kualitas hidup penduduk merupakan salah satu aspek dalam upaya Peningkatan kesejahteraan penduduk, Peningkatan kualitas penduduk secara fisik khususnya dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk secara keseluruhan, Pada tingkat_makro, angka harapan hidup dipakai sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Derajat Kesehatan penduduk Gianyar di tahun 2002-2006 semakin membaik bila dilihat dari segi pelayanan Kesehatan dan indek kesehatan sebagai mana yang digambarkan di atas. Akan tetapi bila dithat dari indikator umur harapan hidup mengalami penurunan dalam tahun 2003 hingga 2004. Dimana Angka harapan hidup penduduk pada tahun 2002 mencapai 72,27 tahun mengalami penurunan pada tahun 2003 mencapai 72,00 tahun bahkan di tahun 2004 sebesar 71,50 tahun, namun di tahun 2005 mengalami peningkatan Kembali menjadi 71,80 tahun dan tahun 2006 mencapai 72,17 tahun. Fluktuasi umur harapan hidup penduduk ini petlu dicermati secara bijaksana kerena banyak faktor yang menyebabkan, yang terpenting kedepan adalah bagaimana mengupayakan agar umur harapan hidup itt bisa ditingkatkan dengan berbagai_langkat-langkah ~—strategis__tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan lainnya, Gambar 2.29, ‘Angka Harapan Hidup Penduduk Gianyar Tahun 2002 - 2007* 73.00 7250 72.00 72.00 nso 71.00 72.85 | | | | Keverargon mela smears 2.5.2. Tingkat Partisipasi Pendidikan Dalam perkembangan masyarakat, upaya peningkatan kualitas penduduk dapat cilakukan dengan peningkatan standar pendiikan. Makin tinggi pendidikan masyarakat, makin luas pengetahuan dan wawasan masyarakat tersebut, sehingga semakin mudah menerima dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang erkembangannya cukup pesat. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan khususnya di bidang pendidikan adalah dengan melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam ‘mengenyam pendidikan hal ini tercermin dari kemampuan membaca dan menulis ‘maupun rata-rata lama bersekolah penduduk. Kemampuan membaca dan menus, diterjemahkan dalam bentuk indikator tunggal yang disebut angka melek huruf. Seseorang dikatakan melek huruf apabila ia memiliki kemampuan membaca dan menulis huruf latin atau lainnya. Kemampuan membaca saja atau menuls saja belum memenuhi syarat untuk dikatakan melek huruf. Selama lima tahun terakhir, tingkat pendidikan penduduk Gianyar menunjukkan eningkatan, Hal ini terihat melalui indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Angka melek huruf mencapai 83,74 persen di tahun 2002, kemudian meningkat pada tahun 2004 menjadi sebesar 84,20 persen disusul kenaikan kembali ada tahun 2006 menjadi 85,00 persen. Sedangkan dari indikator rata-rata lama sekolah, pendidikan penduduk Gianyar pada tahun 2002 mencapai 7,84 tahun atau setara dengan drop-out (DO) pada pencidikan SLTP kelas 2. Pada tahun 2004, rata- rata lama sekolah mencapai 7,50 dan tahun 2006, rata-rata lama sekolah mencapai 7,70 tahun atau setara dengan DO pada tingkat SLTP pada kelas 2, Kondisi ini masih jauh dari program wajib belajar 9 tahun, Gambar 2.30. Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Gianyar Tahun 2002 - 2007* at Se 100 200 sooo eo Hae e196 4208.00 erate ata Lama setae) 7878778 .0 Aetorangan argtasomenana BAB IIT VISI DAN MISI LIMA TAHUN KEDEPAN 3.1. ISU-ISU STRATEGIS Mengidentifkasi isu-isu strategis adalah jantung dari sebuah perencanaan (strategis), demikian Jhon M Bryson menulis dalam sebuah bukunya Perencanaan Strategis (2000), Dengan mengetahul isu-isu yang sedang berkembang maka kita akan mengetahui arah Pembangunan yang diinginkan publik. Dengan mengakomodas!isu-isu strategis, pada hekekatnya adalah untuk melaksanakan rencana penanganan yang bersifat urgen dan memillkinilai partisipatit (bottom up). Beberapa isu strategis tersebut adalah : 3.1.1, Kemiskinan Proporsi peduduk miskin. Dari sekian masa_pembangunan yang telah dilalu, bagi banyak daerah kemiskinan tetap menjadi fenomena sosial yang sult untuk diatasi Kabupaten Gianyar merupaken salah satu kabupaten yang memilki tantangan Penduduk miskin cukup berat. Sebagaimana dltunjukkan oleh graf k dibewah ‘ni, jumlah penduduk miskin meningkat dari tahun ke tehun. Dari 25.824 orang pada tahun 2000 meningkat menjadi 32.704 orang pada tahun 2004, dan. terus meningkat menjadi 45.311 orang tahun 2005 dan 53.403 orang pada. tahun 2006. Demikian juga jika di hitung KEMISKINAN Gambar 3.1. Grafik degradasi Kemiskinan (Sumber PIP Gianyar 2006 dan Profil Daerah Gianyar 2006) Ket : Jum! Pddk miskin Th 2005 dan 2006 adalah perkalian KK miskin dengan rata-rata Jumiah orang per KK miskin Th 2000-2004, berdasarkan keluarga miskin, meningkat dari 3.047 KK pada tahun 2000 menjadi 5.656 KK pada Tahun 2004, 6.473 orang Tahun 2005 dan membengkak menjadi 7.629 orang pada Tahun 2006. Jumlah lanjut usia terlantar mengalami peningkatan dari 691 jiwa pada Tahun 2002 ‘menjadi 779 jiwa pada Tahun 2003. Apabila penangan terhadap kemiskinan ini tidak tepat maka akan berakibat pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial. Proporsi penduduk menderita kelaparan. Dari data diatas dapat diketahul masih ada penduduk yang rentan terhadap kelaparan. Pada Tahun 2006 juga terdapat 47 Kasus bayi kurang gisi atau bayi yang mengalami busung lapar. 3.1.2. Kesehatan Kesehatan penduduk yang balk merupakan indikator dambaan dari usaha pembangunan, Penduduk yang sehat akan berdampak pada peningkatan kualitas SDM, Namun sampai saat ini masih terdapat beberapa indikator kesehatan yang kondisinya mesti mendapatkan pert Data Profil Daerah Gianyar Tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan kematian bayi dari Tahun 2004 sampai 2006 yaitu : 7,60 orang/1000 (2004), 8,24 ‘orang/1000 (2005), dan 8,24 orang/1000 (2006). Tingkat Kematian Ibu melahirkan masih_mengkhawatirkan, dimana pada Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006 terjadi 30 lebih ibu melahirkan/100.000 persalinan setiap tahunnya. Usia harapa hidup dari Tahun 2002 ~ 2006 mengalami fluktuasi yaitu : 72,27 tahun (2002), 72,00 tahun (2003), 71,50 tahun (2004), 71,80 tahun (2005), dan 72,17 tahun (2006). Hal ini mesti mendapatkan perhatian sehingga umur harapan hidup dapat terus ditingkatkan. |Isu kesehatan lain yang sangat santer di masyarakat adalah meningkatnya kasus Penderita HIV/AID dan Narkoba. Di Gianyar pada Tahun 2002 hanya terdapat 1 orang kasus HIV/AID sedangkan pada tahun 2006 melonjak menjadi 7 kasus. Sedangkan untuk kasus Narioba juga mengalami lonjakan dari 4 kasus pada Tanun 2004 menjadi 254 kasus pada Tahun 2006. kasus yang juga terus menghantui kondisi Kesehatan masyarakat adalah merebaknya penyakit malaria ataupun DB yang dapat terjadi sewaktu-waktu. 3.1.3.Pendidikan Pendidikan Dasar. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Salah satu indikator yang dipergunakan adalah ‘Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Dari kondisi Angke APM SD (menurut Profil Daerah Gianyar 2007), walaypun mengalami peningkatan dari 84,22% pada Tahun 2000 menjadi sebesar 99,40% pada Tahun 2004, namun pada Tahun 2005 turun menjadi 96,41% dan Tahun 2006 menjadi 96,85%. Hal tersebut menunjukkan masih ada anak usia sekolah dasar yang tidak mengikuti pendidikan. Untuk penduduk SMP (usia 13-15) sepanjang Tahun 2000 - 2004 memiliki APK dan APM masin jauh dari capaian 100%, bahkan untuk APM besarnya cendrung berfluktuasi yaitu pada Tahun 2000 sebesar 62,27% meningkat menjadi 76,65% 3-2 pada Tahun 2001 dan menurun menjadi 65,41% pada Tahun 2004 dan menjadi 81,70% Tahun 2006. Kondisi ruang kelas di Kabupaten Glanyar selama tahun 2000-2004 (RPIP Gianyar 2006) mengalami penurunan dimana dengan kualifkasi baik pada tahun 2000 sebanyak 40,50% dan angka tersebut mengalami penurunan menjadi 31,28% pada tahun 2004, Menurunnya kondisi baik ruang kelas ini beralih kekondisi rusak ringan dan rusak berat. Kondisi rusak ringan mengalami peningkatan, yang pada tahun 2000 40,45% menjadi 45,89% pada tahun 2004 dan kondisi rusak berat pada tahun 2000 sebanyak 19,05% mengalami peningkatan menjadi 22,83% pada tahun 2004, Kondisi tersebut menunjukkan bahwa upaya pemberian pendidikan dasar untuk ‘semua sebagaimana program MDGs, masih memiliki tantangan yang beret. Pendidikan Kejuruan. Saat ini masin terdapat kecendrungan anak sekolah di Gianyar memiiki minat yang dominan untuk melanjutkan sekolah di sekoiah umum ddan sangat minim yang mau mengikuti pendidikan kejuruan. Padahal pelvang kerja yang ada saat ini membutuhkan banyak tenaga yang memiliki skill kejuruan. Hal ini harus mendapat perhatian, 3.1.4.Gender Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Kondisi di Bali pade umumnya termasuk di Kabupaten Gianyar, adalah rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, di samping masin adanya berbagai bentuk praktek diskriminasi terhadap perempuan, Permasalzhan lainnya adalah masih terdapatnya kesenjangan partisipasi politik kau perempuan yang bersumber dari ketimpangan struktur sosio-kultural masyarakat, Dalam konteks sosial, Kesenjangan ini mencerminkan masih terbatasnya akses sebagian besar perempuan terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi, dan keterlibatan dalam kegiatan publik yang lebih luas. Kendala utama dalam pembangunan pemberdayaan perempuan adalah rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan. Data Tahun 2003 menunjuk-kan bahwa, penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas sebanyak 21,18% sementara penduduk laki- aki sebanyak 30,60%. Sementara perempuan yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 35,84% sedangkan penduduk laki-aki 25,01%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan umur 13-15 tahun sebesar 83,46% sedangkan penduduk lakilaki 88,71%, dan APS penduduk perempuan umur 16-18 tahun sebesar 60,33% sedangkan laki-laki 63,57%. Penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang buta aksara pada Tahun 2003 (Susenas 2003) dua kali lipat lebih banyak dari penduduk laki-laki yaitu masing-masing 9,72% dan 4,43%. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan masin relatit rendah yaitu 59,92%, dibandingkan dengan laki-iaki 77,82%. Serta di bidang politik, meskipun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu mengamanatkan keterwakilan 30 persen perempuan di lembaga legislatif, namun hasil Pemilu 2004 masih menunjukkan rendahnya keterwakilan peremipuan di Lembaga Legisltif. 3.1.5.Generasi Muda Dari Profil Daerah Gianyar 2006 penduduk Gianyar berjumlah 429.532 orang, dimana pemudanya (dalam hal ini penduduk yang berumur 6 ~ 24 tahun) sebesar 3-3 28,1% penduduk. Besarnya persentase pemiuda terhadap jumlah penduduk tersebut tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan daerah, Pemuda yang berkualitas akan memacu pembangunan, sedangkan pemuda yang keropos akan menjadi beban pembangunan. ‘Aktifitas kepemudaan di Gianyar, sampai saat ini tampak masih bergairah dengan ditandai semakin meningkatnya jumlan karang taruna dari 536 karang taruna pada tahun 2002, menjadi 540 karang taruna pada tahun 2006. Kondisi rill dlapangan menunjukkan bahwa sebagian besar organisasi kepemudaan tersedut_memilki aktivitas yang sifatnya reguler. Namun, walaupun banyak hal positif yang telah diperbuat generasi muda, terdapat beberapa kondisi mengkhawatirkan yang sedang dialami pemuda Gianyar. Profil Daerah 2006 menunjukkan perkem-bangan kasus NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Aditif) yang hanya 11 kasus pada Tahun 2002 membengkak menjadi 254 kasus pada tahun 2006, Dan tentunya sebagian besar kasus tersebut menimpa pemuda Gianyar. 3.1.6. Ekonomi Kerakyatan Ekonomi Gianyar dikontrol oleh 4 sektor yaitu pariwisata, pertanian, industri dan Jas, sebagaimana ditunjukkan pada grafik distribusi PDRB 2000 ~ 2006 (Gambar 3.4), Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa walaupun pesentase Perdagangan dan erhotelan mengontrol PDRB Kabupaten, namun besaran persentasenya mengalami Penurunan. Sektor pertanian dan jasa merupakan sektor yang pesentasenya terhadap PDRB semakin membesar. Namun yang perlu disayangkan, sektor industri yang persentasenya cukup besar juga mengalami degradasi Distribusi Sektor PDRB : Dean Pens 10 roar i om ge 2 Fotgmun it anton fe tegen Bo Dima cuanie 2 nas roysin ° oreommcn neve 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2008, Tahun Gambar 3.2. Grafik Distibusi POR menurut Sektor Th 2000 ~ 2006 (sumber : Profil Daerah Gianyar 2007) Data pertumbuhan dari masing-masing sektor ungguian tersebut telah terjadi fluktuasi akibat krsis keamanan. Sektor perhotelan dan Industri Pengolahan hampir memiliki fluktuasi yang sebangun yang menandakan bahwa kedua sektor tersebut adalah sektor yang berjalan beriringan.

Anda mungkin juga menyukai