Anda di halaman 1dari 28

FISIKA LINGKUNGAN

AKUSTIK DAN PERMASALAHANNYA SERTA RADIOAKTIF DAN


PERMASALAHANNYA

OLEH
KELOMPOK 2

1. Amanah (06111381320011)
2. Leni Marlina (06111381320013)
3. Lista (06111381320025)

Dosen Pengasuh : Taufiq S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi, masalah lingkungan yang mulai terasa
adalah masalah kebisingan, terutama di lingkungan perkotaan. Kebisingan sangat erat
kaitannya dengan kesehatan seseorang, yaitu dapat menyebabkan gangguan kesehatan
seseorang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mereduksi bising, khususnya pada
ruangan adalah dengan memasang material penyerap kebisingan (panel akustik). Tetapi
material penyerap kebisingan (panel akustik) yang tersedia dipasaran saat ini kebanyakan
masih relatif mahal dan kurang ramah lingkungan. Disisi lain, dewasa ini masalah lingkungan
yang juga dirasakan semakin mengganggu adalah sampah, khususnya juga dilingkungan
perkotaan. Selama ini sebagian besar usaha yang dilakukan dalam penangan sampah kota di
Indonesia adalah bagaimana cara membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Tetapi akan muncul masalah baru lagi ketika kemampuan TPA tidak sudah seimbang
lagi dengan sampah yang dihasilkan.
Permasalahan kebisingan menjadi hal yang biasa di Indonesia, tingkat kebisingan di
negara ini merupakan kebisingan yang semakin parah setiap tahunnya. Kebisingan dikotakota besar dengan jumlah kendaraan yang semakin meningkat sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan dalam beraktivitas. Permasalahan-permasalahan kebisingan yang terjadi di
Gedung ini biasanya terlalu banyak sehingga memerlukan pembatasan sehingga
mempermudah dalam penyelesaikan permasalahanya.
Polusi suara atau bising adalah salah satu isu lingkungan yang terjadi di wilayah
perkotaan. Polusi suara adalah polusi yang tak terlihat. Indera pendengaran merupakan alat
komunikasi manusia terpenting kedua setelah penglihatan. Indera penglihatan atau mata
dapat dipejamkan untuk menghindari pandangan yang tidak menyenangkan sedangkan
telinga selalu terbuka bagi semua bunyi yang ada, sehingga perlu dipikirkan untuk
mengurangi atau mencegah semaksimal mungkin bunyi yang kurang menyenangkan. Prinsip
utama desain akustik ruang dalam adalah memperkuat atau mengarahkan bunyi yang berguna
serta menghilangkan atau memperlemah bunyi yang tidak berguna untuk pendengaran
manusia.

Setiap aktifitas manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber bising. Seiring
perkembangan zaman manusia pun membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun kebanyakan aktifitas dalam suatu industri terutama proses produksi, dapat
menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat sekitarnya.
Kebisingan adalah bentuk energi yang bila tidak disalurkan pada tempatnya akan
berdampak serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya pengawasan dan
pengendalian kebisingan

menjadi faktor yang menentukan kualifikasi suatu perusahaan

dalam menangani masalah lingkungan yang muncul.


Kebisingan merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan. Karena
termasuk polusi yang mengganggu dan bersumber pada suara / bunyi. Oleh karena itu bila
bising tidak dapat dicegah atau dihilangkan, maka yang dapat dilakukan yaitu mereduksi
dengan melakukan pengendalian melalui berbagai macam cara.
Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan
hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara
binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga
mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan
musik yang dinyalakan orang lain.
Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran
pada 1996.
Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat
bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil
penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan seharihari tentang dampak
kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah langkah yang tepat
untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding
dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan
kita seharihari.
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari
ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah, di kantor, di pasar, di lapangan,
maupun di tempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali radiasi. Yang perlu diketahui
selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan
kita.

Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari
sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi,
energi dapat juga dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah
sehari-hari radiasi selalu diasosiasikan sebagai radioaktif sebagai sumber radiasi pengion.
Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi pengion dan radiasi bukan pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses terlepasnya elektron dari
atom sehingga terbentuk pasangan ion. Karena sifatnya yang dapat mengionisasi bahan
termasuk tubuh kita maka radiasi pengion perlu diwaspadai adanya utamanya mengenai
sumber-sumbernya, jenis-jenis, sifatnya, akibatnya, dan bagaimana cara menghindarinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan akustik ?
2. Apa saja aspek ilmu akustik ?
3. Apa saja pembagian gelombang akustik ?
4. Apa saja dasar-dasar akustik ?
5. Apa saja Fenomena akustik dalam kehidupan ?
6. Bagaimana menyikapi permasalahan akustik di tinjau dalam fisika ?
7. Apa pengertian sinar radioaktif ?
8. Apa saja aplikasi radioaktif dalam kehiduapan?
9. Apa saja dampak dari sinar radioaktif ?
10. Bagaimana menyikapi permasalahan radioaktif di tinjau dari fisika ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akustik
2. Untuk mengetahui aspek ilmu akustik
3. Untuk mengetahui pembagian gelombang akustik
4. Untuk mengetahui dasar-dasar akustik
5. Untuk mengetahui Fenomena akustik dalam kehidupan
6. Untuk mengetahui cara menyikapi permasalahan akustik di tinjau dalam fisika
7. Untuk mengetahui pengertian sinar radioaktif
8. Untuk mengetahui aplikasi radioaktif dalam kehiduapan ?
9. Untuk mengetahui dampak dari sinar radioaktif
10. Untuk mengetahui menyikapi permasalahan radioaktif di tinjau dari fisika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akustik

Akustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah ilmu terapan yang
dimaksudkan untuk memanjakan indra pendengaran Anda di suatu ruang tertutup terutama
yang relatif besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio sudah mulai melakukan
pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran suara asli dan getaran
pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun baru pada tahun 1856
akustik ini mulai dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry dan akhirnya
dikembangkan penuh oleh Wallace Sabine di tahun 1900. Keduanya adalah fisikawan
Amerika. Namun sayangnya kecenderungan sampai saat ini dinegara kita nampaknya
menunjukan bahwa kecuali pada ruangan ruangan khusus seperti untuk ruang konsert, studio
rekaman atau panggung teater, rancangan akustik umumnya diabaikan. Padahal di ruang
manapun , bagi orang-orang yang indra pendengarannya sensitif, berada diruang yang
berakustik buruk merupakan siksaan.
Akustik

adalah

ilmu

yg

mempelajari

tentang

suara,bagaimana

suara

diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya,serta mempelajari bagaimana suatu


ruang / medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri. Contoh sebuah
kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akustik :
1.
2.
3.
4.

Suara manusia
Suara pesawat terbang
Suara sirine ambulans
Suara alat musik

2.2 ILMU AKUSTIK


Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta segala gejalanya disebut
Akustik. Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
1. Akustik Arsitektur (Arcitectural Acoustics)
2. Akustik Udara (Aero Acoustics)
3. Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
4. Akustik Elektro (Electro Acoustics)
5. Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)

6. Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise Control)


7. Ultrasonik (Ultrasonics)
8. Getaran (Vibration)
Setiap cabang dari ilmu akustik ini dapat dipecah-pecah lagi menjadi cabang-cabang
yang lebih spesifik, misalnya Akustik Lingkungan, mempunyai cabang yang disebut Bising
Lalu lintas (Traffic Noise), Kebisingan Bandara (Airport Noise); Ultronic mempunyai cabang
Ultrasonik untuk industri dan Ultrasonik untuk kedokteran.
2.3 GELOMBANG AKUSTIK
Gelombang akustik adalah gelombang mekanis yang berasal dari getaran mekanis.
Gelombang akustik memerlukan medium (padat, cair, gas) untuk perambatnnya. Frekuensi
Gelombang Akustik : Frekuensi menyatakan jumlah getaran per detik, Gelombang akustik
mempunyai tiga pembagian daerah frekuensi, yaitu :

f < 20 Hz Infrasonik

20 f < 20 KHz Sonic

f 20 KHz Ultrasonic

Daerah frekuensi lebih kecil dari 20 Hz tidak dapat diindera oleh telinga manusia.

2.4 Dasar Dasar Akustik


1. Gelombang Suara
Gelombang suara adalah getaran/osilasi yang terjadi akibat fenomena tekanan, regangan,
perubahan posisi partikel, dan perubahan kecepatan partikel dari medium pengantar
gelombang suara itu sendiri (udara, air/cairan atau juga benda padat). Getaran/osilasi itu
sendiri, terjadi pada sumber suaranya, misalnya snar gitar dan juga body gitar itu sendiri.
Gelombang suara itu sendiri harus merambat melalui medium (atau juga kombinasi medium2
dengan jenis berbeda, misalnya udara dan tembok atau kaca jendela). Gelombang suara yang
merambat di udara (umumnya) merupakan penyebab terjadinya sensasi pendengaran pada

telinga manusia. Seperti efek domino, pergerakan gelombang terjadi dengan cara perpindahan
energi yang terdapat pada gelombang tersebut dari satu partikel ke satu partikel dekat lainnya
pada suatu medium. Kecepatan rambat gelombang bergantung pada kerapatan massa
mediumnya. Di udara, gelombang suara merambat dengan kecepatan kira-kira 340 m/s. Pada
medium rambat zat cair dan padat, kecepatan rambat gelombang suara menjadi lebih cepat
yaitu 1500 m/s di dalam air dan 5000 m/s di dalam besi.
2. Parameter gelombang suara.
Penyimpangan tekanan medium dari kondisi seimbangnya yang terjadi akibat adanya
propagasi gelombang suara. Diukur dalam satuan Pascal (Pa). Parameter ini dipersepsikan
oleh telinga manusia sebagai Jumlah osilasi partikel medium yang terjadi dalam setiap detik.
Diukur dalam satuan cps (cycle per second) atau Hertz (Hz). Perbandingan antara jarak
tempuh gelombang dengan waktu yang diperlukannya. Diukur dalam satuan meter/sekon
(m/s) atau meter/detik (m/dt).
3. Intensitas Suara
Gelombang suara pada umumnya menyebar dengan arah persebaran spheris / bola, atau
menyebar ke segala arah dengan merata, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu yang
disebabkan oleh atenuasi lingkungan. Intensitas suara menggambarkan kerapatan energi suara
persatuan luas persebaran. Pada sumber dengan propagasi gelombang bidang (satu dimensi),
penghitungan Intensitas (I) menggunakan rumus berikut :
Untuk sumber titik dengan propagasi gelombang bola, intensitas suara dapat dihitung
menggunakan rumus :
Dimana :
prms = tekanan akustik RMS, Pa
c0

= kecepatan rambat gelombang di udara, m/s

= rapat masa medium rambat g/m3


2.5 Fenomena-fenomena akustik yang terdapat
pada suara
Fenomena-fenomena akustik yang terdapat pada suara,

antara lain:
a. Absorpsi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu material, maka
material itu akan menyerap sebagian atau seluruh energi gelombang suara yang
membenturnya.
b. Refleksi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu material, maka
material itu akan memantulkan sebagian atau seluruh energi gelombang suara yang
membenturnya.
c. Refraksi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara berubah arah rambatnya saat
gelombang suara tersebut merambat melalui dua lapisan material yang berbeda.
d. Difraksi
Suatu fenomena akustik ketika arah rambat gelombang suara yang sebelumnya
merambat pada satu arah menjadi banyak arah. Saat fenomena ini terjadi, energi
yang dibawa oleh gelombang suara menjadi terpecah-pecah dan mengalir sesuai
dengan arah variasi difraksi.
e. Difusi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara dilepaskan dalam suatu ruang yang
tingkat tekanan suaranya tidak sama di setiap titik. Gelombang suara yang memiliki
tingkat tekanan suara tertentu akan mengalir menuju semua titik yang tingkat
tekanan suaranya lebih rendah.
f. Transmisi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu permukaan
material dan material tersebut meneruskan rambatan suara sebagian atau seluruh
energi gelombang suara yang membenturnya.
2.6 Analisis permasalahan Akustik dalam Kehidupan
a. Secara Fisika

Unsur lingkungan yang mempunyai andil dalam mempengaruhi kondisi ruang dan
perilaku pemakainya adalah suara, temperatur dan pencahayaan (Haryadi dan Setiawan,

1995). Suara yang diukur dalam desibel (dB), akan berpengaruh buruk apabila terlalu keras.
Tempertur berkaitan dengan kenyamanan pemakai ruang. Ruang yang panas karena
kurangnya pembukaan atau jendela yang langsung terkena sinar matahari, akan membuat
kepanasan, berkeringat dan pengap. Akibatnya kegiatan yang diharapkan terjadi di ruang
tersebut tidak dapat berjalan secara optimal. Demikian juga jika temperatur terlalu dingin,
kegiatan juga tidak akan dapat berjalan secara optimal.
Bunyi adalah rangsangan melalui telinga yang terjadi karena fluktuasi tekanan dalam
udara. Fluktuasi ini dapat di timbulkan dengan bermacam-macam cara, tetapi biasa nya di
sebabkan oleh benda yang bergetar dan berbentuk gerak gelombang longitudinal
(Sudarbo,1988). Frekuensi adalah gejala fisis obyektif yang dapat di ukur dengan instrumeninstrumen akustik. Frekuensi bunyi mempunyai satuan Hertz (Hz) menurut Leslie (1985).
Telinga normal tanggap terhadapt bunyi di antara jangkauan frekuensi audio sekitar 20
sampai 20.000 Hertz.
Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam Keputusan Menteri LH (1996) menyatakan
kebisingan sebagai suara yang tidak di inginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dalam
waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan. Wardhana (2001) membagi kebisingan atas tiga macam berdasarkan asal
sumbernya, yaitu :
a. kebisingan impulsip, yaitu kebisingan yang datang nya tidak secara terus-menerus

akan tetapi sepotong-sepotong.


b. kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam
c.

jangka yang cukup lama.


kebisingan semi kontinyu (intermittent), yaitu kebisingan kontinyu yang hanya
sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi.

Batasan nilai tingkat kebisingan untuk beberapa kawasan atau lingkungan tertera pada tabel
Tabel: Baku mutu tingkat kebisingan
Peruntukan kawasan/lingkungan kesehatan

Tingkat kebisingan (dBA)

Peruntukan kawasan :
1. Perumahan dan pemukiman

55

2. Perdagangan dan jasa

70

3. Perkantorandan perdagangan

65

4. Ruang terbuka hijau

50

5. Pemerintahan dan fasilitas umum

60

6. Rekreasi
Lingkungan kegiatan :

70

1. Rumah sakit atau sejenisnya

55

2. Sekolah atau sejenisnya

55

3. Tempat ibadah atau sejenisnya


Sumber : Menteri NegaraLingkungan Hidup, 2006

55

Pertumbuhan transportasi yang cepat dan penggunaan mesin-mesin yang lebih besar
dan berkekuatan dimana-mana, bising telah menjadi hasil sampingan yang tidak dapat di
abaikan dari kehidupkan kita dan merupakan bahaya yang serius bagi kehidupan. Sasaran
pengendalian bising adalah menyediakan lingkungan akustik yang dapat di terima di dalam
maupun di luar ruangan, sehingga intesitas dan sifat semua bunyi di dalam maupun di sekitar
bangunan akan cocok dengan keingina pengguna ruangan tersebut ( Leslie, 1985).
Pengelompokan suatu tempat berdasarkan kebisingan lalu lintas di bagi menjadi 3
yaitu daerah aman bising (DAB), daerah moderat bising (DMB), dan daerah resiko bising
(DRB). Kriterian untuk daerah tersebut berdasarkan Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan
Peredam Bising (PPTBPB) Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1999 adalah sebagai
berikut:
1. Daerah Aman Bising (DAB)
a. Daerah dengan lebar 21s/d 30 meter dari tepi perkerasan jalan.
b. Tingkat kebisingannya kurang dari 65 dBA (Leq)
c. Lama waktu paparan (60-65 dBA) maksimum 12 jam perhari.
2. Daerah Moderat Bising ( DMB)
a. Daerah dengan lebar 11-20 meter dari tepi perkerasan jalan.
b. Tingkat kebisingan antara 65-75 dBA (Leq)
c. Lama waktu paparan (65-75 dBA) maksimum 10 jam perhari
3. Daerah Resiko Bising (DRB)
a. Daerah dengan lebar 0-10 meter dari tepi perkerasan jalan.
b. Tingkat kebisingan lebih dari 75 dBA (Leq)
c. Lama waktu paparan (75-90 dBA) maksimum 10 jam perhari

Perambatan gelombang bunyi yang mengenai obyek akan mengalami pemantulan,


penyerapan, dan penerusan bunyi, yang karakteristiknya tergantung pada karakteristik obyek.
Perambatan gelombang bunyi yang mengenai bidang batasdengan celah akan mengalami

defraksi (Ernaning Setiyowati).Hal inilah yang terjadi pada bunyi pada ruangan
yangberlubang. Refleksi atau pemantulan bunyi oleh suatu obyekpenghalang atau bidang
batas disebabkan oleh karakteristik penghalang yang memungkinkan terjadinya pemantulan.
Padaruangan yang memiliki bidang batas yang memilikikemampuan pantul yang besar akan
terjadi tingkat pemantulanyang besar, sehingga tingkat kekerasan bunyi pada titiktitikberbeda dalam ruangan tersebut lebih kurang sama.Pada keadaan ini, ruang mengalami
difus Pemantulansuara bisa digambarkan sebagai berikut: pantulan ke fokus, pantulan
menyebar, pentulan terkendali (Ernaning Setiyowati).Dalam ruangan, suara yang memantul
akan mempengaruhi kejelasan suara. Terkadang pemantulan suara bisameningkatkan
intensitas suara dan membuat suara menjadilebih jernih, tapi jika suara itu datang terlambat
ke penerima, maka akan menimbulkan gema.
2.7 Cara Mengatasi Permasalahan Akustik
Strategi umum penanganan kebisingan sebagai berikut:
1. Langkah awal selalu menangani kebisingan pada sumbernya dengan cara mengatur

sedemikian rupa agar sumber bunyi mengeluarkan intensitas bunyi minimal. Bila
memungkinkan, bungkam sumber kebisingan dengan cara memberikan penutup yang
melingkupi sumber tadi dari bahan yang memiliki hambatan suara tinggi (TL besar,
kehilangan transmisi besar).

2. Bila tidak mungkin menangani sumber kebisingan langsung, maka tangani media

rambatan bunyi. Getaran mesin dapat merambat melalui lantai yang akan menjadi
kebisingan di ruang lain. Pemakaian pegas atau peredam getar langsung pada mesin
akan memotong rambatan bunyi. Permukaan-permukaan yang tidak memantulkan
bunyi akan sangat membantu mengurangi kebisingan.
3. Jika kedua hal di atas tidak memungkinkan, maka terpaksa penanganan kebisingan
dilakukan pada penerima bunyi. Perlindungan telinga (ear protector) sangat
diperlukan untuk melindungi telinga dari ketulian akibat kebisingan yang kuat.
Strategi penanganan kebisingan bisa dilakukan pada ruang luar maupun ruang dalam.
Strategi penanganan kebisingan ruang luar adalah sebagai berikut :
1. Manfaatkan jarak karena tingkat bunyi akan semakin berkurang bila jarak semakin

besar. Untuk bangunan yang kritis, bila mungkin carilah lokasi yang gangguan
kebisingannya minimal.
2. Mengelompokkan kegiatan yang berpotensi bising dan yang memerlukan ketenangan.
3. Memberi tabir (penghalang bunyi)

4. Memanfaatkan daerah yang tidak terlalu mensyaratkan ketenangan sebagai perintang

kebisingan dengan cara pengaturan daerah (zooning)

5. Menjauhkan bukaan (pintu dan jendela) dari sumber kebisingan (Satwiko, 2004)

Strategi penanganan kebisingan ruang dalam adalah sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Mengusahakan peredam pada sumber kebisingan


Menggunakan pengeras suara
Mengisolasi sumber kebisingan atau memakai penghalang bunyi
Mengelompokkan ruang yang cenderung bising, menempatkan ruang-ruang yang
tidak terlalu bising sebagai pelindung ruang-ruang yang memerlukan ketenangan.

5. Meletakkan sumber-sumber bising pada bagian bangunan yang masif (misalnya

basemant)
6. Mengurangi kebisingan akibat bunyi injak dengan bahan-bahan yang lentur
7. Mengurangi kebisingan pada ruangan bising dengan bahan-bahan peredam

2.8 Pengertian Radioaktif


Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair
atau gas.
Kita telah mengetahui bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang
beredar mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman),
hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit terluar,
sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut perubahan pada inti disebut
reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan
terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut
zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,
inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor.
Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan
reaksi kimia biasa. Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai
(bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan
pemanfaatannya dalam bidang kesehatan.
2.9 Sejarah Penemuan Radioaktif

Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie
bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur lain dari batuan uranium
yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing
polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari
kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang
bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang
mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat
radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif
disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi
disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode
mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret,
walaupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal hakekatnya, sinar
ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul
karena benturan berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rongent yaitu untuk
mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat
fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi
(disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar
X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa
sinar yang dipancarkan uranium dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus
kertas hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar
berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini
terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu pemancaran radiasi secara
spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif.
2.10 Sinar-sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan
zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang
berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta.
Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar gamma.

1. Sinar alfa ( )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa
sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah
partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Karena memiliki massa yang besar,
daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif.
2. Sinar beta ( )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas elektron yang berasal dari inti atom. Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit. Karena sangat kecil,
partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi .
3. Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan
tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi . Sinar gamma mempunyai daya
tembus.
2.11 Unsur Radioaktif dalam Bidang Kesehatan
Radioisotop telah banyak digunakan dalam banyak bidang, salah satunya adalah di
bidang kesehatan. Bidang kesehatan merupakan bidang terbesar yang menggunakan senyawa
bertanda radioaktif. Hampir 80% dari penggunaan zat radioaktif terletak pada bidang ini.
Dengan adanya zat radioaktif kita telah dapat menyelidiki dan mempelajari proses fisiologi,
biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat.
Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, telah dimulai pada tahun 1901 oleh
Henry Danlos yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit TBC pada kulit.
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.
Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber
radiasi terbuka berasal dari inti radionuklida buatan untuk mempelajari perubahan fisiologik
dan biokimia sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian (World
Health Organization). Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan
diagnosis maupun terapi dikenal dengan bidang kedokteran nuklir.
Bidang kedokteran lain yang memanfaatkan radiasi untuk keperluan diagnosis dan
terapi adalah bidang radiologi. Perbedaan antara kedua bidang tersebut terletak pada jenis
sumber radiasi yang digunakan. Bidang radiologi menggunakan sumber radiasi tertutup,
sedangkan bidang kedokteran nuklir menggunakan sumber radiasi terbuka.

Ditinjau dari sisi keselamatan penggunaan sumber radiasi tertutup lebih mudah
penangananya, karena tidak mengakibatkan terjadinya kontaminasi internal. Contoh sumber
radiasi tertutup yaitu pesawat sinar X, jarum radium, cobalt unit dan akselerator linier.
Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit.
Sumber radiasi terbuka sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi internal.
Sedang dalam penggunanya justru sebagian besar sengaja memasukkan sumber radiasi
terbuka ke dalam tubuh. Namun demikian penggunaan sumber radiasi terbuka dalam bidang
kedokteran telah diperhitungkan seteliti mungkin hingga tidak membahayakan pasien.
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran di Indonesia telah dimulai sejak akhir
tahun enam puluhan, setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai beroperasi di
Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh ahli dari luar negeri mulai merintis
pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Reaktor Atom Bandung (kini bernama Pusat
Penelitian Teknik Nuklir), salah satu Pusat Penelitian di lingkungan Badan Tenaga Atom
Nasional. Selain digunakan untuk mendiagnosis penyakit, radioisotop juga digunakan untuk
terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara pengobatan dengan memakai radiasi. Terapi seperti
ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker. Pemberian terapi dapat menyembuhkan,
mengurangi gejala, atau mencegah penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan stadium
kanker. Dalam bidang radiologi, zat radioaktif digunakan dalam radiodiagnostik dan
radioterapi.
1. Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan perangkat
radiasi sinar pengion (sinar X), untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi. Ahli dalam
bidang ini dikenal sebagai radiolog. Salah satu contoh radiodiagnostik adalah rontgen.
Radiodiagnostik dilakukan sebelum melakukan radioterapi.
Prinsip dasar digunakannya penunjang diagnostik di bidang radiologi adalah
penggunaan pesawat radiologi sebagai sumber tertutup (Tungsten), dengan energi yang
besar (kV) untuk menghasilkan sinar x (sinar pengion) yang mengenai tubuh pasien.
Transmisi radiasi yang mengenai tubuh tersebut bergantung dari kepadatan organ yang
dilalui, makin padat akan memberikan gambaran putih (opakue) hal ini juga dapat
ditimbulkan dengan pemberian kontras bubur barium pada pemeriksaan traktus intestinal
(saluran cerna), juga pada pemeriksaan traktus urinarius (saluran kemih). Sedangkan
sebaliknya akan memberikan warna hitam (lusence). Penggunaan kontras ini harus
menggunakan persyaratan yang cukup ketat karena sifat alergik yang mungkin timbul
pada diri pasien, sehingga diperlukan uji alergi dan juga ada kontra indikasi tertentu yang

dipersyaratankan pada diagnsotik menggunakan kontras. Hasil pencitraan dalam bentuk


gambaran anatomi.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk mematikan
sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin.
Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar radiasi gamma atau
pesawat sinar-x dan berkas elektron.
Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi
akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel
kanker akan terhambat. Sekitar 50 60% penderita kanker memerlukan radioterapi.
Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, yaitu untuk mengurangi dan
menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker, selain itu juga bertujuan
untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dosis dari radiasi ditentukan dari
ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan.
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
a. Mengobati: banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan
atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
b. Mengontrol: Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna
untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih
kecil dan berhenti menyebar.
c. Mengurangi gejala: Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi
gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat
hidup penderita lebih nyaman.
3. PET
PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop untuk
dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop
pemancar positron.Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan fungsi atau
metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini.
Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic
resonance imaging) dan CT (computed tomography). MRI dan CT scans adalah
visualisasi anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh. Dengan kedua
metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan ketidaknormalan bentuk organ. Berbagai
kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah adanya metabolisme
sel kanker, dapat diketahui dengan cepat melalui PET.
3

MANFAAT UNSUR RADIOAKTIF DALAM BIDANG KESEHATAN

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu
proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi
/sumber sinar.
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi radioisotop sebagai perunut:
1. Teknesium-99 (Tc-99) yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan akan diserap
terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paruparu. Sebaliknya, TI-201 terutama akan diserap oleh jaringan sehat pada organ jantung.
Oleh karena itu, kedua radioisotop itu digunakan bersama-sama untuk mendeteksi
kerusakan jantung.
2. Iodin-131 (I-131) dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.
3. Iodin-123 (I-123) adalah radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang memancarkan
sinar gamma yang digunakan untuk mendeteksi penyakit otak.
4. Natrium-24 (Na-24) digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran
darah. Larutan NaCl yang tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam
darah dan aliran darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga
dapat diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah.
5. Xenon-133 (Xe-133) digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru.
6. Phospor-32 (P-32) digunakan untuk mendeteksi penyakit mata, tumor, dan lainlain. Serta dapat pula mengobati penyakit polycythemia rubavera, yaitu
pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya isotop P-32
disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta
dapat menghambat pembentujan sel darah merah pada sum-sum tulang belakang.
7. Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
8. Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas.
9. Kobalt-60 (Co-60) sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan kanker. Karena
sel kanker lebih mudah rusak terhadap radiasi radioisotop daripada sel normal,
maka penggunakan radioisotop untuk membunuh sel kanker dengan mengatur
arah dan dosis radiasi.
10. Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137), radiasinya digunakan untuk
sterilisasi alat-alat medis.
11. Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan untuk mempelajari dan mengukur laju pembentukan
sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakah zat besi dalam makanan
dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.
12. Cr-51 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan limpa.
13. Ga-67 dapat digunakan untuk memeriksa kerusakan getah bening.
14. C14 dapat digunakan untuk mendeteksi diabetes dan anemia.
Contoh aplikasi radioisotop sebagai sumber radiasi:

1. Teknik Pengaktifan Neutron


Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh
terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co,
Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn, dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional.
Kelebihan teknik ini terletak pada siftanya yang tidak merusak dan kepekaannya yang sangat
tinggi. Disini contoh bahan biologic yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron.
2. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar X yang diserap oleh
tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang.
Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat osteoporosis yang sering
menyerang wanita pada usia menopause sehingga menyebabkan tulang mudah patah.
3. Three Dimensional Conformal Radiotherapy (3d-Crt)
Terapi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi
telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju
dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade, telah membawa perkembangan pesat
dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk
membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta
memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan
teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metode pembedahan dengan
radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Kasus-kasus tumor ganas yang sulit
dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan teknik ini, bahkan
tanpa perlu membuka kulit pasien dan tanpa merusak jaringan di luar target.
4. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
1.
2.
3.

Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.


Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru

dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit
penyakit.
Prinsip sterilisasi adalah membebaskan alat tersebut dari semua jasad hidup terutama jasad
renik (mikroba). Secara umum teknik sterilisasi dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sterilisasi panas menggunakan uap dan tekanan atau suhu 170oC
2. Sterilisasi dingin dengan menggunakan cara kimia atau cara radiasi
Alat kedokteran kebanyakan berbahan plastik sehingga tidak tahan terhadap sterilisasi
panas, untuk itu dilakukan sterilisasi cara radiasi menggunakan radioisotop. Alat-alat
kedokteran yang disterilkan dengan cara radiasi harus tahan terhadap dosis radiasi yang
digunakan. Bila bahan tersebut terurai karena radiasi maka hasil urainya tidak berpengaruh
negatif.
Jenis radiasi yang dapat digunakan untuk sterilisasi terdiri dari :
1. Radiasi pengion yang dapat berupa gelombang elektromagnetik (sinar , sinar X) dan
dapat pula berupa partikel .
2. Radiasi non pengion misalnya sinar ultraviolet, infra merah, ultra sonik dll.
Besarnya dosis untuk sterilisasi tergantung pada jumlah, jenis dan daya tahan mikroba yang
mencemari, akan tetapi umumnya dosis yang digunakan adalah 25 kGy. Alat kedokteran yang
disterilkan dengan cara radiasi harus tahan terhadap dosis radiasi yang digunakan.
5. Metode Terapi
Saat ini, telah ada beberapa terapi menggunakan radioisotop yang dapat dikatagorikan
ke dalam nanomedicine. Salah satunya adalah penggunaan CNT. Mereka menggunakan lensa
dilapisi dengan carbon nanotube (CNT) untuk mengkonversi cahaya dari laser untuk
gelombang suara terfokus. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah metode yang
bisa menghancurkan tumor atau bagian tubuh lainnya yang sakit tanpa merusak jaringan yang
sehat. Para peneliti sedang menyelidiki penggunaan nanopartikel bismut untuk memfokuskan
radiasi yang digunakan dalam terapi radiasi untuk mengobati tumor-kanker. Terapi ini sedang
dikembangkan untuk menghancurkan tumor kanker payudara. Dalam metode ini, antibodi
ditarik oleh protein yang diproduksi oleh sel kanker payudara setipe yang melekat pada
nanotube, yang menyebabkan nanotube berakumulasi di tumor. Sinar inframerah dari laser
diserap oleh nanotube dan menghasilkan panas yang dapat menghancurkan tumor.
6. Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata

lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan
dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
7. Medical Imaging
Medical imaging menggunakan sinar-X didasarkan pada perbedaan daya tembus
sinar-X pada materi yang berbeda. Sedangkan pada nuclear medicine, medical imaging lebih
didasarkan pada interaksi level molekul antara senyawa atau gugus atom tertentu dengan sel
atau jaringan. Misalnya senyawa 2- methoxy-isobutyl-isonitrile (MIBI) untuk jantung,
diethylene tetramine penta acetate (DTPA) dan hexamethylpropylene amine oxime (HMPAO)
untuk otak, DTPA untuk ginjal, hepatoiminodiacetic acid (HIDA) untuk hati dan hydroxy
methylene diphosphonate (HMDP) untuk tulang.
Penggunaan teknik nuklir dalam bidang kedokteran, dapat menunjang para ahli medis
untuk mengambil keputusan dalam mendiagnosis suatu penyakit serta dapat dipakai untuk
pengobatan. Diagnosis penyakit dengan teknik nuklir dapat dilakukan dengan lebih cepat dan
tepat karena dari hasil pencitraan dapat dievaluasi keadaan struktur morfologis, maupun
anatomis dan fisiologis suatu organ serta tidak memberikan rasa sakit. Pemakaian zat
radioaktif untuk maksud diagnosis serta pengobatan penyakit relatif aman selama memenuhi
aturan yang telah ditentukan baik mengenai dosis maupun penanganannya.
Efek radiasi yang dipancarkan radioisotop dapat digunakan untuk sterilisasi bahan dan
peralatan yang menunjang segi kesehatan serta dapat digunakan sebagai pengobatan dan
terapi berbagai penyakit dalam organ tubuh. Teknik nuklir memberikan manfaat dan andil
yang cukup besar dalam menunjang program kesehatan masyarakat.
4 EFEK SAMPING UNSUR RADIOAKTIF DALAM BIDANG KESEHATAN
1. Darah dan Sumsum Tulang Merah
Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah sel.
Komponen seluler darah yang lain (butir pembeku dan darah merah) menyusun setelah
sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih
dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup tinggi akan
terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian (dosis lethal 35 sv).
Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan
menderita

kecenderungan

pendarahan

dan

infeksi,

anemia

dan

kekurangan

hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan kanker
sel darah merah.

2. Saluran Pencernaan Makanan


Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual, muntah,
gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian dapat timbul
karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang dapat timbul
berupa kanker pada epithel saluran pencernaan.
3. Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas, sedangkan efek genetik
(pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada sel kelamin.
4. Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf

terjadi pada dosis puluhan sievert.


5. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non stokastik
yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun).
6. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai
dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek somatik stokastik pada
kulit adalah kanker kulit.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput
dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena penimbunan
stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik stokastik berupa kanker pada
sel epithel selaput tulang.
8. Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon tiroxin
yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar namun mudah
rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif.
9. Paru-paru
Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari gas, uap
atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui
pernafasan.
A. Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi
dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang
reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.

Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat
mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu
paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila
dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.

Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis
atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau
terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga
mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.

B. Bahaya Zat Radioaktif


Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang
tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir
adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.

Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan
terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak
sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.

Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare,
Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya
denyut jantung atau nadi.
Pencemaran radioaktif biasanya adalah akibat hasil tumpahan atau kemalangan
semasa penghasilan atau penggunaan radionuklid (radioisotop), nukleus tidak stabil yang
memiliki tenaga berlebihan. Kurang biasa, guguran nuklear ("nuclear fallout") iaitu taburan
pencemaran radioaktif akibatan ledakan nuklear. Jumlah bahan radioaktif yang dibebaskan
dalam kemalangan dikenali sebagai istilah sumber.
Pencemaran mungkin berlaku dari gas beradioaktif, cecair atau zarah. Sebagai contoh,
sekiranya radionukled digunakan dalam perubatan nuklear tertumpah secara tidak sengaja,
bahan itu boleh disebarkan oleh orang ketika mereka berjalan merata-rata. Pencemaran
radioaktif mungkin juga hasil tidak disengajakan proses tertentu, seperti pembebasan xenon
beradioaktif dalam pemprosesan bahan api nuklear. Dalam kes bahan radioaktif tidak dapat
dikurung, ia boleh dilarutkan kepada kepekatan selamat. Bagi perbincangan mengenai
pencemaran alam sekitar oleh pemancar zarah alfa sila lihat aktinides dalam alam sekitaran.
Pengurungan ialah apa yang membezakan bahan radioaktif dengan pencemaran radioaktif.
Pengurungan tidak termasuk sisa bahan radioaktif baki di tapak selepas penyahtauliahan.

Dengan itu, bahan radioaktif dalam bekas tertutup dan ditetapkan tidak dirujuk khusus
sebagai pencemaran, sungguhpun unit ukuran masih kekal sama.

Contoh kasus radiasi nuklir


Kecelakaan nuklir diakibatkan oleh energi yang terlalu besar yang seringkali sangat
berbahaya. Pada sejarahnya, insiden pertama melibatkan pemaparan radiasi yang fatal. Marie
Curie meninggal akibat aplastik anemia yang merupakan hasil dari pemaparan nuklir tingkat
tinggi. Dua peneliti amerika, Harry Daghlian dan Louis Slotin, meninggal akibat penanganan
massa plutonium yang salah. Tidak seperti senjata konvensional, sinar yang intensif, panas,
dan daya ledak bukan satu-satunya komponen mematikan bagi senjata nuklir. Diperkirakan
setengah dari korban meninggal di Hiroshima dan Nagasaki meninggal setelah dua hingga
lima tahun setelah pemaparan radiasi akibat bom atom.
Kecelakaan radiologis dan nuklir sipil sebagian besar melibatkan pembangkit listrik tenaga
nuklir. Yang paling sering adalah pemaparan nuklir terhadap para pekerjanya akibat
kebocoran nuklir. Kebocoran nuklir adalah istilah yang merujuk pada bahaya serius dalam
pelepasan material nuklir ke lingkungan sekitar. Kecelakaan militer biasanya melibatkan
kehilangan atau peledakkan senjata nuklir yang tidak diharapkan. Percobaan Castle Bravo di
tahun 1954 menghasilkan ledakan diluar perkiraan, yang mengkontaminasi pulau terdekat,
sebuah kapal penangkap ikan berbendera Jepang (dengan satu kematian), dan meningkatkan
kekhawatiran terhadapkontaminasi ikan di Jepang. Di tahun 1950an hingga 1970an, beberapa
bom nuklir telah hilang dari kapal selam dan pesawat terbang, yang beberapa di antaranya
tidak pernah ditemukan. Selama 20 tahun terakhir telah jadi pengurangan kasus demikian.
Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat,
cair atau gas yang kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari
radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.
Menurut situs atomicarchive.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila
tubuh manusia terkena bocoran radioaktif dari PLTN. Efek itu bisa berbahaya bagi rambut,
organ tubuh seperti otak, jantung, saluran pencernaan, kelenjar gondok, sistem peredaran
darah dan sistem reproduksi.

Rambut

Efek paparan radioaktif membuat rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi
di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.

Otak

Sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems
atau lebih. Seperti halnya jantung , radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan
dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.

Kelenjar gondok
Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu,

yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.

Sistim Peredaran Darah


Ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan

berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal mirip seperti penyakit
flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat
bertahan selama sepuluh tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia
dan limfoma.

Jantung

Seseorang terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan
kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan
kematian mendadak.

Saluran Pencernaan
Radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan

saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.

Saluran Reproduksi
Radiasi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200

Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.


Kebocoran radioaktif adalah peristiwa bocornya bahan yang mengandung unsur radioaktif
sehingga mengontaminasi suatu daerah baik lautan, daratan, udara serta makhluk hidup.
Radioaktif berhubungan dengan pemancaran suatu partikel dari sebuah inti atom. Sedangkan
unsur radioaktif adalah unsur yang mempunyai nomor atom diatas 83.
C. Dampak Radioaktif
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor

atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah
radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partike
l neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang
biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya
akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang
merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukemia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih
yang jumlahnya berkurang.
Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :
1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah tidak
dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi
pengion.
Jenis limbah radioaktif :
1.Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan
aktivitas rendah.
2.Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh pendek.
3.Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang
paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha,
beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya
2. Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat,
cair atau gas.
3. Penggunaan zat radioaktif yang sangat luas dewasa ini dapat menimbulkan berbagai
sensasi dalam kehidupan.
4. Zat radioaktif dan radioisotop yang berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit serta digunakan untuk terapi.
5. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan
aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan

DAFTAR PUSTAKA
PTPLR, Batas Pelepasan Maksimal (BPM) Pembuangan Zat Radioaktif ke Atmosfer dan
Badan-air untuk tiap Instalasi Nuklir di PPTA, Revisi-1, (1991).

Anda mungkin juga menyukai