Anggota Kelompok:
Rizki Ayu Aprianti
120110140001
Hasby Harvianto R
120110110003
Silfi Shinta
120110140029
Merry Novita A
120110140033
Melinda
120110140037
Tika Kartika
120110140040
Ajie Kristanto
120110140062
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul PROGRAMME
BUDGETING.
Tanpa
pertolongan-Nya
mungkin
penyusun
tidak
akan
sanggup
Bandung,
September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Programme Budgeting
Programme Budgeting adalah salah satu teknik penganggaran yang termasuk
salah satu produk dari era New Public Management. Programme Budgeting atau
Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS) dijelaskan oleh Jones dan
Pendlebury (1996) sebagai berikut.
PPBS is primarily concerned with the needs of decision makers. It is
invariably the case that the resources available to public sector organizations are
limited to the demands for them.
Berdasarkan paparan di atas, PPBS menitikberatkan pada alokasi sumber daya.
Kelangkaan sumber daya diatasi dengan alokasi yang tepat agar dapat menghasilkan
manfaat yang maksimal dan memberikan dampak pada tujuan organisasi secara
keseluruhan. Perencanaan, penyusunan, program dan penganggaran merupakan bagian
yang tak terpisahkan satu sama lainnya di dalam PPBS.
The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy (CIPFA) (dalam
Jones, 1996) memberikan definisi sebagai berikut.
Programme budgeting is primarily a system associated with corporate
management which identifies alternative policies, presents the implications of their
adoption and provides for the efficient control of those policies chosen. It embraces
several established concepts and analytical techniques within the framework of a
systematic approach to decision making, planning, management and control. The
principal features of programme budgeting are that it relates to objectives, it relates
to outputs, it emphasizes the future, and it emphasize choice
Ketika kita ingin menggunakan teknik anggaran PPBS, kita perlu tahu apa yang
dimaksud dengan struktur program dari sistem dan analisis program. Struktur program
menyediakan kerangka (framework) untuk menghubungkan sumber daya dengan
aktivitas. PPBS melibatkan bagian-bagian dari seluruh struktur normal organisasi
sehingga input yang tepat dapat dibuat bersama-sama. Setelah struktur program dibuat,
masuklah ke tahap analisis program yang bertanggungjawab menyediakan informasi
untuk pengambilan keputusan.
Analisis program berkaitan dengan analisis cost and benefit dari setiap program,
sehingga dapat diambil berbagai keputusan. Ketika dihadapkan pada kondisi dimana
adanya persaingan permintaan atas sumber daya langka, pengambil keputusan perlu
2
tahu efek dari proposed expenditure yang diharapkan untuk mencapai tujuan. Ada
benefit yang diharapkan sebagai hasil dari proposed expenditure pada program tertentu,
dan inilah informasi yang diperlukan oleh pengambil keputusan. Hubungan antara
biaya dan benefit inilah yang digunakan sebagai basis pembuatan keputusan diantara
alternative program.
2.2. Perkembangan Programme Budgeting
Pada awalnya, PPBS hanya diterapkan pada perusahaan swasta dan
penggunaannya masih terbatas. Sampai ketika PPBS diadopsi oleh Departemen
Pertahanan AS pada tahun 1961, dan kemudian diperluas ke semua Departemen
Pemerintah Federal oleh presiden Lyndon B. Johnson pada tahun 1965. Di AS maupun
di Inggris, banyak Negara dan pemerintah daerah yang menerapkan PPBS, atau
setidaknya pernah mencobanya. Berkembangnya PPBS ini disebabkan karena PPBS
sendiri dipandang sebagai suatu solusi dari permasalahan yang disebabkan oleh teknik
penganggaran tradisional. Sayangnya, pada pertengahan tahun 1970an pamor dan
euforia PPBS mulai menurun. PPBS telah ditinggalkan oleh Pemerintah Federal AS dan
juga oleh organisasi lain.
Dalam sebuah studi mengenai praktik penganggaran di pemerintah kota di
Negara bagian Victoria di Australia, Bellamy dan Kluvers (1995) menemukan bahwa
sebanyak 18 dari 122 sampel pemerintah daerah (14.8%) menggunakan PPBS sebagai
metode satu-satunya dalam persiapan anggaran.
2.3. Penerapan Programme Budgeting
Dalam pengimplementasian PPBS, yang pertama kali harus dilakukan adalah
menentukan tujuan secara keseluruhan dari organisasi, dan juga sub-tujuan yang
membuat tujuan secara keseluruhan. Hal ini penting karena tanpa adanya proses ini,
tidak ada pula struktur programnya. Struktur program yang programnya memiliki
tujuan sama dikelompokkan menjadi kategori program. Kategori program tersebut
kemudian dipecah menjadi elemen program. Estimasi biaya dan benefit pun perlu
dilakukan ke setiap elemen program. Biaya dan benefit tersebut dijumlahkan
(aggregated) sehingga menjadi total costs and benefits dari program. Setelah total costs
and benefits dari setiap program dihitung, barulah pembuat keputusan dapat memilih
diantara alternatif pilihan program.
2.4. Kelebihan dan Kelemahan Programme Budgeting
Berikut ini kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh PPBS atau Programme
Budgeting.
3
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. PPBS menitikberatkan pada alokasi sumber daya. Kelangkaan sumber daya diatasi
dengan alokasi yang tepat agar dapat menghasilkan manfaat yang maksimal dan
memberikan dampak pada tujuan organisasi secara keseluruhan.
2. PPBS diterapkan di Amerika Serikat dan Inggris, dengan banyaknya pemerintah
daerah yang menerapkan atau mencoba PPBS. PPBS juga ditemukan di Australia.
3. Proses implementasi PPBS adalah sebagai berikut: menentukan tujuan
perusahaan, pembuatan struktur program, pengelompokkan struktur program ke
dalam kategori program, pemecahan kategori program menjadi elemen program,
analisis cost and benefit setiap elemen program, analisis cost and benefit progam.
4. PPBS memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan PPBS terletak pada teori,
sedangkan ketika masuk ke tahap implementasi PPBS cenderung sulit dan
memiliki kekurangan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Rowan, dan Maurice Pendlebury. 1996. Public Sector Accounting 4th Edition. London: Pitman
Publishing.