NIM
: 372014070
awalnya bergerak dalam ranah tradisi agama hingga akhirnya NGO mengalami berbagai fase
perkembangan sampai saat ini. Fase awal yang menandai munculnya bibit NGO adalah
tahun 1950-1960an di Afrika Barat terdapat asosiasi sukarelawan yang membantu para
imigran untuk berintegrasi ke dalam lingkungan sosial dan ekonomi. Kolonialisasi Eropa juga
turut mewarnai perkembangan NGO melalui kegiatan yang dilakukan oleh missionaris dalam
mengembangkan bidang pendidikan, kesehatan, hak perempuan dan pertanian. Selain itu,
perang dunia pertama juga berpengaruh dalam sejarah perkembangan NGO yang ditandai
dengan hadirnya Save the Children Fund (SCF) pada tahun 1919 sebagai bentuk perhatian
terhadap anak-anak yang mengalami trauma terhadap perang. Sejak saat itu, kehadiran NGO
semakin meningkat ditandai dengan adanya 425 peace socities atau gerakan perdamaian di
berbagai belahan dunia. Hingga kemudian, pada tahun 1970-an kegiatan NGO semakin
intens. Hal ini terbukti dari keterlibatan NGO dalam berbagai konferensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) seperti Stockholm Environment Conference pada tahun 1972 dan
World Population Conference pada tahun 1974.
Bab ini juga memuat sejarah NGO di berbagai belahan dunia seperti pertumbuhan
NGO di Amerika Latin yang dipengaruhi oleh gereja katolik, berkembangnya NGO di India
yang dipengaruhi oleh missionaris kristen dan pemikiran Mahatma Gandhi, serta
perkembangan NGO di Nigeria, Kenya dan Ethiopia. Adapun, di Timur Tengah NGO
berevolusi dengan memasuki dunia politik yang menyentuh masalah kesejahteraan seperti
kesehatan, pendidikan serta pelatihan kerja.
Hadirnya NGO sebagai aktor penting dalam industri pembangunan tidak lepas dari
teori-teori yang mendukungnya seperti teori modernisasi dan teori ketergantungan. NGO
muncul sebagai suatu kerangka kerja yang menciptakan ide-ide brilian yang mendorong
timbulnya teori dan praktik baru. Disamping itu, NGO juga berperan sebagai agen
pembangunan yang aktif dalam melawan kemiskinan, korupsi dan menegakkan birokrasi.
Pada pembahasan selanjutnya, dijelaskan perspektif liberal yang menilai bahwa NGO
berguna dalam menjaga keseimbangan negara dan juga kepentingan bisnis. Berbeda halnya
dengan neoliberal yang melihat NGO sebagai alat untuk meningkatkan peran pasar dan
tindakan privatisasi.
Intinya, NGO bukanlah sebuah fenomena baru dalam dunia internasional yang mana
konteks mengenai NGO telah lama hadir di tengah-tengah masyarakat dengan berbasis tradisi
agama. NGO mengalami berbagai fase dalam perkembangannya hingga kemudian pada abad
ke-20 peranan NGO dinilai sangat penting terutama ide-ide brilian yang diterapkan melalui
berbagai kegiatan kemanusiaan.