Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Petrisia Lumumba Siahaan

NIM

: 372014070

Mata Kuliah : NGO & International Development


Understanding Development NGOs in historical context
Pada tahun 1980an hingga saat ini kehadiran NGO (Non Governmental Organization)
dinilai memiliki peranan penting dalam ranah pembangunan. Hal ini dilatarbelakangi dengan
alasan bahwa NGO dinilai mampu membawa ide-ide baru yang bisa mengatasi permasalahan
pembangunan yang kompleks dan sudah berlangsung sama. Pada bab ini dijelaskan secara
detail mengenai sejarah NGO.
Bab ini juga membahas mengenai hubungan antara NGO dan negara khususnya dalam
hal legitimasi yang diberikan pemerintah terhadap NGO. Secara garis besar digambarkan
bahwa perilaku setiap pemerintah dalam melihat peranan NGO sangatlah berbeda antara
suatu negara dengan negara lainnya dan bergantung pada rezim yang berlangsung saat itu.
Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan berbagai aksi intervensi ke dalam NGO seperti
membubarkan dan mengatur pengaruh NGO dalam sebuah kebijakan. Berbeda halnya dengan
NGO yang cenderung mendukung berbagai sarana yang telah disediakan oleh negara seperti
infrastruktur serta peraturan yang terangkum dalam hukum. Singkatnya, pemerintah dan
NGO memiliki relasi yang erat dimana pemerintah memberikan legitimasi atau pengakuan
terhadap NGO melalui berbagai kegiatan monitoring setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
NGO guna memastikan adanya koordinasi yang memadai antara pemerintah dan NGO itu
sendiri.
Dalam konteks yang lebih jauh, bab ini juga memaparkan bahwa hadirnya NGO
merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi suatu negara. Hal ini dapat kita lihat melalui
upaya NGO dalam mendemonstrasikan berbagai pandangan dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pembangunan. Upaya yang dilakukan oleh NGO ini tentunya akan
membuat negara merasa terancam karena legitimasi dari negara tersebut tentu akan
dipertanyakan. Disisi lain, upaya yang dilakukan NGO juga memperlihatkan bahwa negara
tidak memiliki kemampuan sebaik NGO dalam mengungkapkan ide-ide yang berkaitan
dengan pembangunan.
Dalam perkembangannya NGO menjadi semakin kuat khususnya pada abad ke-20.
Namun demikian, perlu diketahui bahwa hadirnya NGO bukanlah sebuah fenomena baru.
Konsep mengenai NGO telah lama hadir di tengah-tengah masyarakat yang mana pada

awalnya bergerak dalam ranah tradisi agama hingga akhirnya NGO mengalami berbagai fase
perkembangan sampai saat ini. Fase awal yang menandai munculnya bibit NGO adalah
tahun 1950-1960an di Afrika Barat terdapat asosiasi sukarelawan yang membantu para
imigran untuk berintegrasi ke dalam lingkungan sosial dan ekonomi. Kolonialisasi Eropa juga
turut mewarnai perkembangan NGO melalui kegiatan yang dilakukan oleh missionaris dalam
mengembangkan bidang pendidikan, kesehatan, hak perempuan dan pertanian. Selain itu,
perang dunia pertama juga berpengaruh dalam sejarah perkembangan NGO yang ditandai
dengan hadirnya Save the Children Fund (SCF) pada tahun 1919 sebagai bentuk perhatian
terhadap anak-anak yang mengalami trauma terhadap perang. Sejak saat itu, kehadiran NGO
semakin meningkat ditandai dengan adanya 425 peace socities atau gerakan perdamaian di
berbagai belahan dunia. Hingga kemudian, pada tahun 1970-an kegiatan NGO semakin
intens. Hal ini terbukti dari keterlibatan NGO dalam berbagai konferensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) seperti Stockholm Environment Conference pada tahun 1972 dan
World Population Conference pada tahun 1974.
Bab ini juga memuat sejarah NGO di berbagai belahan dunia seperti pertumbuhan
NGO di Amerika Latin yang dipengaruhi oleh gereja katolik, berkembangnya NGO di India
yang dipengaruhi oleh missionaris kristen dan pemikiran Mahatma Gandhi, serta
perkembangan NGO di Nigeria, Kenya dan Ethiopia. Adapun, di Timur Tengah NGO
berevolusi dengan memasuki dunia politik yang menyentuh masalah kesejahteraan seperti
kesehatan, pendidikan serta pelatihan kerja.
Hadirnya NGO sebagai aktor penting dalam industri pembangunan tidak lepas dari
teori-teori yang mendukungnya seperti teori modernisasi dan teori ketergantungan. NGO
muncul sebagai suatu kerangka kerja yang menciptakan ide-ide brilian yang mendorong
timbulnya teori dan praktik baru. Disamping itu, NGO juga berperan sebagai agen
pembangunan yang aktif dalam melawan kemiskinan, korupsi dan menegakkan birokrasi.
Pada pembahasan selanjutnya, dijelaskan perspektif liberal yang menilai bahwa NGO
berguna dalam menjaga keseimbangan negara dan juga kepentingan bisnis. Berbeda halnya
dengan neoliberal yang melihat NGO sebagai alat untuk meningkatkan peran pasar dan
tindakan privatisasi.
Intinya, NGO bukanlah sebuah fenomena baru dalam dunia internasional yang mana
konteks mengenai NGO telah lama hadir di tengah-tengah masyarakat dengan berbasis tradisi
agama. NGO mengalami berbagai fase dalam perkembangannya hingga kemudian pada abad
ke-20 peranan NGO dinilai sangat penting terutama ide-ide brilian yang diterapkan melalui
berbagai kegiatan kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai