Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Skala pengukuran adalah konsep dasar yang digunakan untuk
menghitung, mengukur suatu variabel dalam statistika. Sedangkan Variabel
Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang
mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Teknik yang dilakukan dalam membuat skala adalah cara mengubah fakta-fakta
kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variabel). Mengubah faktafakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif itu telah menjadi satu kelaziman paling
tidak bagi sebagian besar orang, karena berbagai alasan. Pertama, eksistensi
matematika sebagai alat yang lebih cenderung digunakan oleh ilmu-ilmu
pengetahuan sehingga bisa mengundang kuantitatif variabel. Kedua, ilmu
pengetahuan, disamping akurasi data, semakin meminta presisi yang lebih baik,
lebih-lebih dalam mengukur gradasi. Karena perlunya presisi, maka kita belum
tentu puas dengan atribut baik atau buruk saja. Sebagian peneliti ingin mengukur
sifat-sifat yang ada antara baik dan buruk tersebut. Skala perhitungan di dalam
statistika ada beberapa jenis diantaranya adalah skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan skala ratio. Skala-skala pengukuran tersebut yang akan dipelajari
pada bab ini.
2. FOKUS KAJIAN
Skala pengukuran yang terdiri dari skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan skala ratio.
3. MANFAAT
Agar dapat memahami dan mengerti konsep dasar perhitungan dalam
statistika dan macam-macam skala perhitungan statistika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN SKALA PENGUKURAN


Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistimatik dalam
menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur. Pengukuran tersebut diatur
menurut kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala
serta pengukuran yang berbeda pula. Mengolah dan menganalisis data, kita sangat
berkepentingan dengan sifat dasar skala pengukuran yang digunakan. Operasioperasi matematik serta pilihan peralatan statistik yang digunakan dalam
pengolahan data, pada dasarnya memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala
pengukuran datanya. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi
matematik /peralatan statistik yang digunakan akan menghasilkan kesimpulan
yang bias dan tidak tepat/relevan. Empat tipe pengukuran atau skala pengukuran
yang digunakan dalam statistika, yakni: skala nominal, skala ordinal, skala
interval, dan skala rasio. Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada pada alat ukur sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data.
Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk
mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data
kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Empat tipe skala pengukuran yang
masing-masing disebutnya sebagai skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.

A. Skala Nominal
Menurut (Nazir:2003) bahwa, skala nominal adalah ukuran yang
paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai
arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri
data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Skala
nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan
angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya
tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-

masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket
(2) dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak
menunjukkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis
ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak
memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya
berfungsi sebagai label saja.
Menurut (Syafta:2013)Skala nominal adalah skala pengukuran
paling sederhana. skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan
objek, individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan
disimbolkan dengan label atau kode tertentu, selain itu angka yang
diberikan kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak
menunjukan tingkatan. Skala nominal bersifat mutually excusive atau
setiap objek hanya memiliki satu kategori.
B. Skala Ordinal
Menurut (Nazir:2003) bahwa, skala yang sering digunakan dalam
statistik nonparametrik adalah data ordinal. Skala ini, selain memiliki
nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan
mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan
peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set objek yang dinomori, dari 1
sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, bila dinyatakan
dalam skala, maka jarak antara data yang satu dengan lainnya tidak sama.
Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling
rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk. Misalnya dalam
skala Likert (Nazir:2003) mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju sampai sangat tidak setuju atau jawaban pertanyaan tentang
kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan
kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode 5,
kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri,
dengan kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin
menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan

menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis
(uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim digunakan
untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation dan Kendall Tau.
Menurut (Supranto:1987) Skala nominal tidak hanya menyatakan
kategori tetapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut. hasil
pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi
tidak mengukur jarak antar peringkat.
a.

Tingkat pendidikan atau kekayaan, dalam pengukuran


yang mengelompokkan status sosial, hasil pengukuran tidak dapat
memberikan informasi mengenai perbedaan antara status sosial
(tinggi ke rendah, rendah ke sedang dan tinggi ke sedang) belum
tentu sama.

b.

Tingkat keparahan penyakit

c.

Tingkat kesembuhan

d.

Derajat keganasan kanker

C. Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada
klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal,
ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan
ciri dari objek yang diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan.
Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas
skala ordinal dan nominal. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol
mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor
dari rasio tertentu. Contoh Skala Interval Suhu, Tingkat kecerdasan (IQ),
Beberapa indeks pengukuran tertentu.

Gambar 1. Indeks Skala pengukuran Interval (Sugiono:2004)


D. Skala Rasio
Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu
sifat yaitu memebrikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada
hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak
tertentu, dan bisa dibandingkan (paling lengkap, mencakup semuanya
dibanding skala-skala dibawahanya).
Contoh : Bila kita ingin membadingkan berat dua orang . Berat
Fulan1 40 kg dan Fulan2 80 kg. Kita dapat tahu bahwa fulan2 dua kali
lebih berat daripada Fulan1, karena nilai variabel numerik berat
mengungkapkan rasio dengan nilai nol sebagai titik bakunya.
Contoh:
a. Panjang, berat badan, usia
b. Kadar zat dan jumlah sel tertentu
c. Dosis obat, dll
BAB III
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Dalam konteks analisis statistik, data dapat dibedakan menjadi 4 jenis


skala pengukuran. Skala pengukuran bersifat gradual yaitu skala dibawahnya

meliputi karakteristik karakteristik diatasnya. Semakin ke bawah karakteristik


skala tersebut semakin kompleks.
Skala Nominal

Skala Ordinal

Skala Interval

Skala Ratio

Gambar 2. Tingkatan Skala Pengukuran

Skala pengukuran ini berfungsi untuk menentukan analisa statistik yang


digunakan dalam mengolah data sehingga bermakna. Pemahaman terhadap sifat
skala pengukuran ini penting dalam rangka analisis dan interpretasi data, karena
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan ketepatan menggunakan metode
statistika (Soendari, 2015). Contoh, bila data penelitian berskala nominal atau
bersifat diskrit, kemudian akan dihitung kecenderungan pemusatannya, maka
tidak tepat bila menggunakan rata-rata, yang tepat adalah perhitungan modus.
Menurut Riezky Maya (2013), data terbagi atas dua kelompok, yaitu data
kualitatif (kategorik) dan data kuantitatif (numerik). Data kualitatif merupakan
data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Contohnya, kategori mahasiswa
berprestasi dan tidak berprestasi, kategori tanah lembab, basah dan kering. Data
kuantitatif atau numerik merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Contohnya, data lebar daun, jumlah antera, kerapatan populasi. Dalam skala
pengukuran, data kualitatif menggunakan skala nominal dan ordinal, sedangkan
data kuantitatif menggunakan skala interval dan ratio.

Data skala nominal merupakan angka-angka yang berfungsi untuk


mengklasifikasikan suatu obyek, sifat, jenis, atau orang. Angka-angka tersebut
dapat dipertukarkan, namun tidak berlaku operasi hitung. Data berskala nominal
merupakan tingkat yang paling sederhana, karena hanya menggambarkan jumlah
kategori saja atau mengelompokkan saja, dan tidak berlaku operasi matematika.
Hubungan kesamaan ini sifatnya :
-

Reflektif :
Simetris :
Transitif :

x = x untuk semua harga x


jika x = y, maka y = x
jika x = y dan y = z, maka x = z

Karena itu lambang/angka yang diberikan kepada tiap sub golongan itu dapat
dipertukarkan dan tidak berlaku operasi hitung.
Contoh, isitilah dalam kelompok diagnosis:
1. Schizoprenia,

2. Paranoid,

3. Manic depresif,

4. Psikoneurotik.

Angka-angka dalam kelompok hasil diagnosis tersebut hanya merupakan kode,


bukan berarti angka satu lebih baik dari angka dua. Angka-angka ini berfungsi
hanya sebagai pengganti nama dan angka-angka tersebut tidak dapat dijumlah,
dikurang, dikali atau dibagi. Perhitungan statistik yang cocok diantaranya,
persentase, modus, proporsi dengan menggunakan statistik non parametrik.
Skala Ordinal sama dengan mengkategorikan atau menggambarkan
peringkat/urutan. Data pengukuran skala ordinal adalah data bilangan-bilangan
yang menggambarkan peringkat atau urutan dalam satu kategori tertentu dari yang
tertinggi sampai dengan yang terendah. Skala ordinal memiliki karakteristik
kategorisasi, dan sifat urutan bahwa yang satu lebih tinggi/lebih baik dari yang
lain. Lebih kompleks daripada data berskala nominal, karena selain dapat
ditentukan objeknya, juga dapat ditentukan mana yang lebih besar dan mana yang
lebih kecil. Misalnya peringkat 1, 2, 3 . Dst, peringkat 1 akan lebih baik dari
peringkat 2 walaupun rentangannya/jaraknya berbeda antara satu dengan lainnya.
Data ordinal dimaksudkan untuk melihat posisi subjek didalam kelompok. Jenis
perhitungan statistic yang sesuai diantaranya, median, persentil, Rank sperman.

Skala Interval memiliki karakteristik kategorisasi, urutan, dan kesamaan


jarak, artinya semua ciri dari skala-skala sebelumnya ada pada skala ini ditambah
dengan ciri lain yaitu rentang skalanya atau jarak yang sama antara skala yang
satu dengan skala lainnya.
Contohnya : - Bilangan kelipatan 5, (1; 5; 10; 15; dst).
-

Kita tahu bahwa jarak antara 1 5 sama dengan jarak antara 5 10,
atau 10 15

Pengakuan ini benar adanya selama kita memiliki dasar yang kuat untuk meyakini
bahwa jarak antara skor 10 -15 sama dengan jarak skor 20 -25 yang dihasilkan
dari tes yang bersangkutan. Pengauan bahwa skor-skor yang dihasilkan oleh suatu
instrument itu disebut data interval didasarkan pada suatu asumsi kesamaan jarak
skor-skor yang diperoleh. Jika karena berbagai hal, asumsi ini tidak dapat
dipertahankan maa skor yang dihasilkan oleh suatu instrument akan lebih
merupakan data ordinal. Jenis perhitungan statistik yang sesuai diantaranya, yaitu
mean, simpangan baku, uji perbedaan.
Skala Ratio hampir mirip dengan skala interval, yang membedakan antara
skala ratio dan skala interval adalah data ratio memiliki nilai mutlak nol, artinya
skala ini disamping memiliki karakteristik skala di atas juga dalam skala ini
memiliki karakteristik nilai mutlak nol (0) dalam arti tidak ada/tidak
punya/kosong. Sebagai konsekuensi dari asumsi tentang adanya nilai mutlak nol,
maka kita dapat membuat perbandingan (ratio) antar skor- skor yang berskala
ratio. Skala ratio menggunkan titik nol mutlak/absolut. Angka pada skala ratio
menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur, sedangkan besar
satuan ukur ditetapkan dengan suatu penyajian tertentu. Pada hakikatnya sesuatu
dapat dikatakan pengukuran, apabila berskala ratio.
Contoh : A mengikuti tes dan semua jawaban salah, A memperoleh skor nol (0).
Tapi bukan berarti A tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dalam bidang itu,
karena skor nol tidak menggambarkan keadaan yang benar-benar kosong.

Dat
a

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN

Berdasarkan materi tentang skala pengukuran dalam statistika di atas dapat


disimpulkan bahwa, Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada pada alat ukur sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data. Skala pengukuran ada beberapa jenis antara lainnya
adalah skala nominal skala nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana
angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak
menunjukkan tingkatan apapun. Skala ordinal adalah skala yang di dalamnya
terdapat pernyataan tentang katagori/peringkat. Skala interval adalah suatu skala
pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat
ukuran ordinal, ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan
merupakan ciri dari objek yang diukur, sedangkan skala rasio adalah skala yang
mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memebrikan
keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.
2. SARAN
Sebagai mahasiswa pascasarjana pendidikan biologi, kita harus memahami
skala pengukuran dalam statistika guna menghadapi penelitian tesis dan penelitian
yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
J Supranto. (1987). Teori Dan Aplikasi. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Nazir Moh. (2003). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta
Probosari, R.M. (2013). Statistika Dasar. UNS Press. Surakarta
Soendari, T. (2015). Statistika Deskriptif. UPI Press. Bandung
Sugiono. (2004). Statistika Nonparametrik Untuk Penelitian. Penerbit CV
ALFABETA: Bandung.

10

Syafta.

(2013).

(online).

Skala

http://zenmasyafta.blogspot.com

11

Pengukuran

dalam

Penelitian:

Anda mungkin juga menyukai