PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Skala pengukuran adalah konsep dasar yang digunakan untuk
menghitung, mengukur suatu variabel dalam statistika. Sedangkan Variabel
Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang
mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Teknik yang dilakukan dalam membuat skala adalah cara mengubah fakta-fakta
kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variabel). Mengubah faktafakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif itu telah menjadi satu kelaziman paling
tidak bagi sebagian besar orang, karena berbagai alasan. Pertama, eksistensi
matematika sebagai alat yang lebih cenderung digunakan oleh ilmu-ilmu
pengetahuan sehingga bisa mengundang kuantitatif variabel. Kedua, ilmu
pengetahuan, disamping akurasi data, semakin meminta presisi yang lebih baik,
lebih-lebih dalam mengukur gradasi. Karena perlunya presisi, maka kita belum
tentu puas dengan atribut baik atau buruk saja. Sebagian peneliti ingin mengukur
sifat-sifat yang ada antara baik dan buruk tersebut. Skala perhitungan di dalam
statistika ada beberapa jenis diantaranya adalah skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan skala ratio. Skala-skala pengukuran tersebut yang akan dipelajari
pada bab ini.
2. FOKUS KAJIAN
Skala pengukuran yang terdiri dari skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan skala ratio.
3. MANFAAT
Agar dapat memahami dan mengerti konsep dasar perhitungan dalam
statistika dan macam-macam skala perhitungan statistika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Skala Nominal
Menurut (Nazir:2003) bahwa, skala nominal adalah ukuran yang
paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai
arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri
data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Skala
nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan
angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya
tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-
masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket
(2) dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak
menunjukkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis
ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak
memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya
berfungsi sebagai label saja.
Menurut (Syafta:2013)Skala nominal adalah skala pengukuran
paling sederhana. skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan
objek, individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan
disimbolkan dengan label atau kode tertentu, selain itu angka yang
diberikan kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak
menunjukan tingkatan. Skala nominal bersifat mutually excusive atau
setiap objek hanya memiliki satu kategori.
B. Skala Ordinal
Menurut (Nazir:2003) bahwa, skala yang sering digunakan dalam
statistik nonparametrik adalah data ordinal. Skala ini, selain memiliki
nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan
mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan
peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set objek yang dinomori, dari 1
sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, bila dinyatakan
dalam skala, maka jarak antara data yang satu dengan lainnya tidak sama.
Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling
rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk. Misalnya dalam
skala Likert (Nazir:2003) mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju sampai sangat tidak setuju atau jawaban pertanyaan tentang
kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan
kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode 5,
kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri,
dengan kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin
menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan
menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis
(uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim digunakan
untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation dan Kendall Tau.
Menurut (Supranto:1987) Skala nominal tidak hanya menyatakan
kategori tetapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut. hasil
pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi
tidak mengukur jarak antar peringkat.
a.
b.
c.
Tingkat kesembuhan
d.
C. Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada
klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal,
ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan
ciri dari objek yang diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan.
Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas
skala ordinal dan nominal. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol
mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor
dari rasio tertentu. Contoh Skala Interval Suhu, Tingkat kecerdasan (IQ),
Beberapa indeks pengukuran tertentu.
Skala Ordinal
Skala Interval
Skala Ratio
Reflektif :
Simetris :
Transitif :
Karena itu lambang/angka yang diberikan kepada tiap sub golongan itu dapat
dipertukarkan dan tidak berlaku operasi hitung.
Contoh, isitilah dalam kelompok diagnosis:
1. Schizoprenia,
2. Paranoid,
3. Manic depresif,
4. Psikoneurotik.
Kita tahu bahwa jarak antara 1 5 sama dengan jarak antara 5 10,
atau 10 15
Pengakuan ini benar adanya selama kita memiliki dasar yang kuat untuk meyakini
bahwa jarak antara skor 10 -15 sama dengan jarak skor 20 -25 yang dihasilkan
dari tes yang bersangkutan. Pengauan bahwa skor-skor yang dihasilkan oleh suatu
instrument itu disebut data interval didasarkan pada suatu asumsi kesamaan jarak
skor-skor yang diperoleh. Jika karena berbagai hal, asumsi ini tidak dapat
dipertahankan maa skor yang dihasilkan oleh suatu instrument akan lebih
merupakan data ordinal. Jenis perhitungan statistik yang sesuai diantaranya, yaitu
mean, simpangan baku, uji perbedaan.
Skala Ratio hampir mirip dengan skala interval, yang membedakan antara
skala ratio dan skala interval adalah data ratio memiliki nilai mutlak nol, artinya
skala ini disamping memiliki karakteristik skala di atas juga dalam skala ini
memiliki karakteristik nilai mutlak nol (0) dalam arti tidak ada/tidak
punya/kosong. Sebagai konsekuensi dari asumsi tentang adanya nilai mutlak nol,
maka kita dapat membuat perbandingan (ratio) antar skor- skor yang berskala
ratio. Skala ratio menggunkan titik nol mutlak/absolut. Angka pada skala ratio
menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur, sedangkan besar
satuan ukur ditetapkan dengan suatu penyajian tertentu. Pada hakikatnya sesuatu
dapat dikatakan pengukuran, apabila berskala ratio.
Contoh : A mengikuti tes dan semua jawaban salah, A memperoleh skor nol (0).
Tapi bukan berarti A tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dalam bidang itu,
karena skor nol tidak menggambarkan keadaan yang benar-benar kosong.
Dat
a
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
J Supranto. (1987). Teori Dan Aplikasi. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Nazir Moh. (2003). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta
Probosari, R.M. (2013). Statistika Dasar. UNS Press. Surakarta
Soendari, T. (2015). Statistika Deskriptif. UPI Press. Bandung
Sugiono. (2004). Statistika Nonparametrik Untuk Penelitian. Penerbit CV
ALFABETA: Bandung.
10
Syafta.
(2013).
(online).
Skala
http://zenmasyafta.blogspot.com
11
Pengukuran
dalam
Penelitian: