Farmakokinetik
Sildenafil dengan dosis harian yang direkomendasikan sebesar 25-100
mg/hari memberikan onset sekitar 1 jam dengan durasi kerja yang pendek.
Absorpsi sildenafil berkurang secara signifikan dari saluran cerna dengan
adanya bahan makanan berlemak. Dosis yang lebih rendah dapat digunakan
pada pasien dengan gagal ginjal atau gagal jantung berat, dosis yang
direkomendasikan hanya 25 mg/hari. Semua inhibitor fosfodiesterase
dikatabolisme melalui hati oleh enzim sitokrom P450 3A4 dan sebagian kecil
melalui isoenzim lain pada enzim sitokrom tersebut. Sildenafil diekskresikan
terutama melalui feses dan sebagian kecil melalui urin.
Penurunan dosis diperlukan pada pasien yang juga menerima terapi obat
yang menghambat kerja enzim sitokrom P450 seperti simetidin, eritromisin,
klaritromisin, ketokonazole, itrakonazole, ritonavir dan saquinavir.
Efek Merugikan
Efek merugikan sildenafil dapat bersifat ringan hingga sedang yang terbatas
pada beberapa individu. Penghentian penggunaan obat ini umumnya tidak
memerlukan terapi khusus. Pada dosis yang direkomendasikan efek samping
yang sering terjadi adalah sakit kepala, wajah pucat, dispepsia, hidung
tersumbat dan pusing. Semua efek samping tersebut terjadi karena adanya
penghambatan isoenzim fosfodiesterase pada jaringan ekstra genital.
Sildenafil menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sekitar 8-10
mmHg dan penurunan tekanan diastolik sekitar 5-6 mmHg selama 1-4 jam
setelah pemberian sildenafil. Maka perlu diwaspadai kemungkinan adanya
efek hipotensi pada pasien yang cenderung hipotensi atau pasien dengan
penggunaan beberapa antihipertensi.
Interaksi Obat
Penggunaan bersama senyawa nitrat organik dengan sildenafil dapat
mengakibatkan hipotensi berat, melalui 2 faktor berikut:
1. Dengan sendirinya senyawa nitrat organik berpotensi mengakibatkan
hipotensi.
2. Senyawa nitrat organik memasok oksida nitrat tambahan yang
menyebabkan stimulasi guanilat siklase dan meningkatkan level cGMP
jaringan.
Atas kenyataan tersebut maka penggunaan sildenafil atau agen inhibitor
fosfodiesterase lainnya kontraindikasi untuk digunakan bersama dengan
nitrat organik.
Jika hipotensi berat terjadi selama pasien terpapar nitrat organik dan
inhibitor fosfodiesterase maka pasien harus ditempatkan di Tredelenburg dan
pemberian cairan secara agresif harus segera dilakukan. Jika hipotensi terus
berlanjut maka pemberian agonis adrenergik seperti dopamin, levarterrenol,
atau epinefrin dapat diberikan secara berhati-hati.
Menariknya, sumber makanan yang mengandung nitrat, nitrit atau L-arginin
(suatu prekursor senyawa nitrat) tidak berinteraksi dengan inhibitor
fosfodiesterase. Hal ini karena sumber makanan tersebut tidak
meningkatkan kadar oksida nitrat dalam sirkulasi manusia.
Sildenafil tidak berinteraksi dengan obat antihipertensi. Metabolisme hepatik
dari sildenafil dapat terhambat dengan adanya senyawa-senyawa obat yang
menghambat enzim sitokrom P450 terutama pada isoenzim CYP 3A4 seperti
simetidin, eritromisin, klaritromisin, ketokonazole, itrakonazole, ritonavir dan
saquinavir, sehingga pasien ini memerlukan inisiasi dosis yang lebih rendah.