Penelitian Pembelajaran Matematika
Penelitian Pembelajaran Matematika
mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Pengertian Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut
sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Menurut Kerlinger
(2006: 49), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang
bervariasi. Kerlinger juga mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita
letakan sebarang nilai atau bilangan. Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut
Suharsimi Arikunto (1998: 99), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari pendapat para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang,
faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jenis-Jenis Variabel Penelitian
Variabel dapat dikelompokkan menurut beragam cara, namun terdapat tiga jenis tiga jenis
pengelompokkan variabel yang sangat penting dan mendapatkan penekanan. Karlinger, (2006:
58) antara lain:
Variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas sering disebut independent, variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang
dipradugakan berasal dari variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak
kita jelaskan.
Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan
(dimainkan) oleh pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang pendidikan
mengkaji akibat dari berbagai metode pengajaran, peneliti dapat memanipulasi metode sebagai
(variabel bebasnya) dengan mengggunakan berbagai metode. Dalam penelitian yang bersifat
tidak eksperimental, yang dijadikan variabel bebas ialah yang secara logis menimbulkan akibat
tertentu terhadap suatu variabel terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan
kanker paru-paru, merokok (yang memang telah dilakukan oleh banyak subyek) merupakan
variable bebas, sementara kangker paru-paru merupakan akibat dari merokok atau sebagai
variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel penyebab, sadangkan variabel terikat yang
menjadi akibatnya. Dalam bidang pendidikan variabel terikat yang paling lazim adalah, misalnya
prestasi, atau hasil belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik, peneliti memiliki
sejumlah besar kemungkinan variabel bebasnya, antara lain: kecerdasan, kelas sosial, metode
pembelajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan hukuman), sikap terhadap
sekolah, suasana kelas dan seterusnya. Untuk lebih mudah dipahami berikut ini ditampilkan
skema mengenai penjelasan di atas.
mudah adalah variabel kategori dikotomis: jenis kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit
hitam, dan sebagainya. Politomi, yakni pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya dalam
sosiologi dan ilmu ekonomi: anutan agama, pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan,
dan seterusnya.
Syarat-syarat yang dituntut variabel kategori dan variabel nominal, adalah semua anggota
himpunan bagain dipandang sama. Misalnya, kalau variabel itu adalah anutan agama, semua
penganut protestan adalah sama; semua penganut katolik adalah sama; dan semua penganut
lain-lain pun sama. Jika seorang agama katolik, dia dimasukan dalam kategori katolik dan
diberi angka (nomor) 1 dalam katergori tersebut. Variabel ini bersifat demokratis artinya, tidak
mengenal tatanan peringkat atau ungkapan lebih besar maupun lebih kecil daripada di antara
kategorinya. Semua anggota kategori memiliki nilai atau harga sama, yakni:
Ungkapan variabel kualitatif kadang-kadang digunakan untuk menunjuk variabel-variabel
kategori ini, khusunya dikotomi, barangkali juga untuk mengkontraskanya dengan variabel
kuatitatif (variabel kontinu). Penggunaan ungkapan itu mencerminkan adanya gagasan yang
agak menyimpang mengenai hakikat variabel. Variabel selalu dapat dikuantisasikan; jika tidak
demikian, tentunya bukanlah variabel.
Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non observable)
sedangkan defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang teramati (observable).
Kerlinger (2006: 66) menambahkan bahwa hal yang dimaksud adalah variabel laten. Variabel
laten adalah suatu utuhan obyek (entity) tak teramati yang diduga melandasi variabel amatan.
Peneliti cenderung lebih berminat pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabelvariabel amatan; sebab peneliti berupaya menjelaskan fenomena dan relasinya.
Istilah-istilah lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya konstruk disebut
dengan variabel intervensi (intervening variabel). Variabel intervensi adalah istilah yang dibuat
untuk menunjuk pada proses-proses psikologis yang internal dan tak teramati, yang pada
gilirannya mengacu pada perilaku. suatu variabel intervensi ini hanya ada di otak peneliti tidak
dapat dilihat, didengar, atau diraba; disimpulkan dari perilaku.
Kegunaan dan Kriteria Variabel Penelitian
1. Kegunaan Variabel
Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
Untuk pengujuian hipotesis
2. Variabel penelitian yang baik
Relevan dengan tujuan penelitian
diamati dan dapat diukur
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan didefenisikan secara
operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan
pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.