Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang
diterima agar aman, tidak hilang terhindar dari kerusakan fisik dan mutunya tetap terjamin sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 1. Agar mutu obat yang tersedian di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan 2. Untuk memudahkan dalam pelayanan SK Kepala UPTD Puskesmas Rawabening Nomor : 800 / /PKM.RWB / 2016 Tentang Penyimpanan Obat 1. Pisahkan penyimpanan obat obat kategori vital ditempat sendiri, beri tanda khusus, susun menurut alfabetis 2. Obat yang disimpan berdasarkan bentuk sediaanya a. Obat oral, obat luar, obat infus dan sebagainya b. Alat kesehatan balut c. Suhu beku antara 20-10 0C 3. Sediaan farmasi tidak boleh diletakkan langsung dilantai disimpan dalam lemari, atau diatas palet 4. Periksa apakah ada kerusakan pada kemasan (strip sobek, ampul retak, warna cairan keruh) 5. Obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa disusun berdasarkan FEFO 6. Setiap penerimaan obat harus dicatat didalam kartu stok 7. Beri tanda label nama obat pada wadah penyimpanan 8. Stok obat disusun berdasarkan FIFO (First in First Out) obat yang dahulu masuk terakhir keluar 9. Obat yang disimpan didalam kardus besar ditulis jumlah isi, nama obat, dan tanggal kadaluarsa serta tanggal penerimaannya. Petugas Farmasi Gudang Obat Puskesmas 1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia N0 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian