Anda di halaman 1dari 18

MOLA HIDATIDOSA

BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan mola secara histologis ditandai oleh kelainan vili korionik yang terdiri dari
proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan edema stroma villus. Mola biasanya terletak
dirongga uterus namun kadang-kadang mola terletak di tuba fallopi dan bahkan ovarium. Ada
tidaknya janin atau unsure embrionik pernah digunakan untuk mengklafisikasikan mola menjadi
mola sempurna dan parsial. Gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus buah anggur.
Jaringan trofoblas pada villus kadang-kadang berploriferasi ringan, kadang-kadang keras, dan
mengeluarkan hormone, yakni human chorionic gonadotrophin (HCG). Dalam jumlah yang
lebih besar daripada kehamilan biasa. 1,2,3
Uterus membesar lebih cepat daripada jumlah biasa, penderita mengeluh tentang mual
dan muntah, tidak jarang terjadi perdarahan pervaginam. Kadang-kedang pengeluaran darah
disertai dengan pengeluaran beberapa gelembung villus, yang memastikan diagnosis mola
hidatidosa. Frekuensi mola hidatidosa pada wanita di Asia lebih tinggi ( 1 atas 120 kehamilan )
daripada wanita-wanita dinegara Barat ( 1 atas 2000 kehamilan ). Tentang nasibnya kehamilan
tidakk normal dapat dikatakan, bahwa mola keluar sendiri atau dapat dikeluarkan dengan suatu
tindakan, pengeluaran sendiri biasanya disertai dengan perdarahan yang banyak.
Dari mola yang sifatnya jinak, dapat tumbuh tumor trofoblast yang bersifat ganas. Tumor
ini ada yang kadang-kadang masih mengandung villus disamping trofoblast yang berploriferasi,
dapat mengadakan invasi yang umumnya bersifat local, dan dinamakan mola destruens (invasive
mole, penyakit trofoblast ganas jenis villosum). Selain itu terdapat pula tumor trofoblast yang
hanya terdirir atas sel-sel trofoblast tanpa stroma, yang umumnya tidak hanya berinvasi diotot
uterus tetapi menyebar ke alat-alat lain (koriokarsinoma, penyakit trofoblast ganan non
villosum).

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 1

MOLA HIDATIDOSA

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 DEFINISI
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan
hidropik.1,2,6Dengan ciri-ciri stroma villi korialis langka vaskularisasi, dan edematous. Mola
hidatidosa merupakan kehamilan abnormal, janin biasanya meninggal, akan tetapi villus-villus
yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus. Gambaran yang diberikan ialah
sebagai segugus buah anggur.,

II.2 ETIOLOGI
Belum di ketahui secara pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi,defisiensi makanan dan
genetik. Yang paling mendukung adalah Teori Acosta Sison yaitu defisiensi protein.
II.3 INSIDEN

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 2

MOLA HIDATIDOSA

Mola hidatidosa terjadi pada sekitar 1 dalam 1000 kehamilan di Amerika Serikat dan Eropa.
Walaupun dinegara-negara lain dilaporkan lebih sering, terutama di beberapa Negara Asia,
sebagian besar informasi ini berasal dari penelitian di rumah sakit ( Schorge dkk,2000). 6
USIA. Frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur
relative lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun, dengan
frekuensi lesi relative lebih dari 10 kali lipat dibandingkan pada usia 20-40 tahun. Banyak
dijumpai kasus mola hidatidosa yang terbukti pada wanita berusia 50 tahun atau lebih.1,5
RIWAYAT MOLA. Kekambuhan mola hidatidosa dijumpai pada sekitar 1 sampai 2 persen kasus.
Dalam suatu kajian terhadap 12 penelitian yang total mencakup hamper 5000 pelahiran,
frekuensi mola rekuren adalah 1,3 persen mendapatkan angka kekambuhan 4,3 persen pada 115
wanita yang ditindak lanjuti di Seoul, Korea.5,6
FAKTOR LAIN. Peran graviditas, paritas, factor reproduksi lain, status estrogen, kontrasepsi
oral, dan factor makanan dalam resiko penyakit trofoblastik gestasional masih belum jelas.
II.4 KLASIFIKASI
Ada tidaknya janin atau unsur embrionik pernah digunakan untuk mengklasifikasikan mola
menjadi :
1. Mola hidatidosa sempurna (complete)
2. Mola hidatidosa parsial

Mola hidatidosa sempurna (complete)


Vili korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih. Ukuran vesikel bervariasi
dari sulit dilihat sampai yang berdiameter beberapa sentimeter dan sering berkelompokkelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan histologik ditandai oleh :3,4
Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 3

MOLA HIDATIDOSA

1. Degenerasi hidrofik dan pembengkakan stroma vilus


2. Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
3. Proliferasi epitel trofobast dengan derajat bervariasi
4. Tidak adanya janin dan amnion
Mola hidatidosa parsial / incomplete
Apabila perubahan hidatidosa bersifat local dan kurang berkembang, dan mungkin tampak
sebagian jaringan janin, biasanya paling tidak kantung amnion, keadaan ini diklasifikasikan
sebagai mola hidatidosa parsial. Terjadi pembengkakan hidatidosa yang berlangsung lambat pada
sebagian vili yang biasanya avaskular, sementara vili-vili berpembuluh lainnya dengan sirkulasi
janin-plasenta yang masih berfungsi tidak terkena. Hyperplasia trofoblastik lebih bersifat fokal
daripada generalisata.1,3,4

Gambaran Mola Hidatidosa Parsial dan Sempurna 5


Gambaran

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Mola Parsial

Page 4

Mola complete

MOLA HIDATIDOSA

Kariotipe

Umumnya 69,XXX, atau 69,XXY

46,XX atau 46, XY

Patologi
Janin

Sering dijumpai

Tidak ada

Amnion,sel drh merah janin

Sering dijumpai

Tidak ada

Edema vilus

Bervariasi,fokal

Difus

Proliferasi Trofoblas

Bervariasi, fokal,ringan-sedang

Bervariasi ringa-berat

Gambaran Klinis
Diagnosis

Missed abortion

Gestasi mola

Ukuran uterus
KHML

Kecil untuk masa KHML

50%besar untuk masa

Kista teka-lutein

Jarang

25-30%

Penyulit medis

Jarang

Sering

Penyakit pascamola

Kurang dari 5-10%

20%

Dari American College of Obstetricians and Gynecologists (1993b)


Klasifikasi histopatologi
KLASIFIKASI SARWONO PRAWIROHARDJO DKK. :

Mola hidatidosa,

Korikarsinoma villosum

Korikarsinoma non villosum

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 5

MOLA HIDATIDOSA

KLASIFIKASI FIGO

Hydatidiform Mole.

Invasive Hole.

Choriocarcinoma.

Placental Site Trophoblastic Tumor.

Other

Unknown ( Not microscopically verified ).

KLASIFIKASI WHO

Molahidatidosa (komplet dan parsial)

Mola Invasif

Koriokarsinoma

Plasental site tropoblastic tumor

Trophoblastic tumor, Miscellaneuous (Exaggerated placentalsite, placsite nodule or


plaque)

Unclasified trophoblastic lesion

Klasifikasi klinis
KLASIFIKASI FIGO 2000:

Stage I

: Tumor terbatas pada Uterus

Stage II

: Tumor meluas keorgan genital lainnya

Stage III

: Tumor metastasis ke paru-paru denganatau tanpa perluasan genital.

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 6

MOLA HIDATIDOSA

Stage IV

: Distant metastases ( other than lung ).

II.5. Faktor risiko


1. FAKTOR UMUR :
risiko MH paling rendah pada kelompok umur 20-35 tahun. risiko MH naik pada
kehamilan remaja < 20 tahun,Naik sangat tinggi pada kehamilan remaja < 15 tahun, kirakira 20 x lebih besar. tinggi pada umur > 40 tahun,naikan sangat menyolok pada umur =
45 tahun
2. FAKTOR RIWAYAT KEHAMILAN MH SEBELUMNYA
Wanita MH sebelumnya, punya risiko lebih besar naiknya kejadian MH berikutnya
3. FAKTOR KEHAMILAN GANDA
mempunyai risiko yang meningkat untuk terjadinya MH
4. FAKTOR GRAVIDITAS
Risiko kejadian MH makin naik,dengan meningkatnya graviditas. (kontroversial)
5. FAKTOR KEBANGSAAN / ETNIK
wanita kulit hitam meningkat,dibanding wanita lainnya.
Euroasian turun dua kali lipat dibanding wanita Cina, India atau Malaysia.
6. FAKTOR GENETIKA
frekuensi Balance Tranlocation, wanita dengan MH komplit lebih banyak dibandingkan
dengan yang didapatkan pada populasi normal
7. FAKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
angka kejadian MH tinggi diantara wanita miskin, diet yang kurang protein, kelainan
genetik pada kromosom.(kontroversi)
8. FAKTOR SOSIAL EKONOMI

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 7

MOLA HIDATIDOSA

resiko MH tinggi pada sosial ekonomi rendah (kontroversi)


9. FAKTOR LAIN :
Faktor hubungan keluarga/consanguinity, Faktor merokok, Faktor toksoplasmosis.

II.6 PATOFISIOLOGI
Teori terjadinya penyakit trofoblas ada 2, yaitu teori missed abortion dan teori neoplasma
dari Park.7

Teori missed abortion menyatakan bahwa mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu
(missed abortion) karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi
penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung.

Teori neoplasma dari Park menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dan
juga fungsinya dimana terjadi resorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga
timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian
mudigah.

Tidak sempurnanya aliran darah fetus (fetal circulatori inadequacy) yang terjadi pada
sel telur patologik, yaitu pada hasil pembuahan dimana embrionya mati kehamilan 3-5
minggu, pembuluh darah villi tidak berfungsi , penimbunan cairan dijaringan mesenkhim
villi.

Struktur trofoblas abnormal


hiperplasia, displasia, neoplasia.

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 8

MOLA HIDATIDOSA

Fungsi abnormal, absorbsi cairan yang berlebihan kedalam villi, proses penekanan,
kerusakan pembuluh darah, kematian bayi.

Adanya gangguan dari pertahanan imonologis terhadap trofoblas.

Adanya kelainan sitogenetik. Dimana terdapat sel telur patologik yang tidak mempunyai
kromosom maternal (empty egg)

Menurut DR. Dr. Andrijono, SpOG(K) dari Fak Kedokteran UI, perkembangan jaringan mola
salah satunya disebabkan oleh defisiensi vitamin A.

II.7 DIAGNOSIS
Uterus pada mola hidatidosa tumbuh lebih cepat daripada kehamilan biasa. Pada uterus
yang besar ini tidak terdapat tanda-tanda adanya janin didalamnya, seperti balottment pada
palpasi, gerak janin pada auskultasi, adanya kerangka janin pada pemeriksaan rontgen, dan
adanya denyut jantung pada ultrsonografi. Perdarahan merupakan gejala yang paling sering

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 9

MOLA HIDATIDOSA

ditemukan. Kdar HCG pada mola jauh lebih tinggi daripada kehamilan biasa. Ultrasonografi (Bscan) memberi gambaran yang khas mola hidatidosa.4.6.
PERDARAHAN. Perdarahan uterus hamper bersifat universal,dan dapat bervariasi dari bercak
sampai perdarahan berat. Perdarahan mungkin terjadi sesaat sebelum abortus atau yang lebih
sering terjadi secara intermitten selama beberapa minggu atau samapi bahkan bulan. Efek dilusi
akibat hipervolemi yang cukup berat dibuktikan terjadi pada sebagian wanita yang molanya lebih
besar. Kadang-kadang terjadi perdarahan berat yang tertutup didalam uterus. Anemia defisiensi
besi sering dijumpai dan kadang-kadang terdapat eritropoiesis megaloblastik, mungkin akibat
kurangnya asupan gizi karena mual dan muntah disertai meningkatnya kebutuhan folat trofoblas
yang cepat berplorifersai.2,3,5,
UKURAN UTERUS. Uterus sering membesar lebih cepat daripada biasanya. Ini adalah kelainan
yang paling sering dijumpai. Dan pada sekitar separuh kasus, ukuran uterus jelas melebihi yang
diharapkan berdasarkan usia gestasi. Uterus mungkin sulit diidentifikasi secara pasti dengan
palpasi, terutama pada wanita nulipara, karena konsistensinya yang lunak dibawah dinding
abdomen yang kencang. Kadang-kadang ovarium sangat membesar akibat kista-kista teka lutein
sehingga sulit dibedakan dari uterus yang membesar.1,3,
AKTIVITAS JANIN. Walaupun uterus cukup membesar sehingga mencapai jauh diatas simfisis,
bunyi jantung janin biasanya tidak terdeteksi. Walaupun jarang mungkin terdapat plasenta
kembara dengan perkembangan kehamilan mola sempurna pada salah satunya, sementara
plasenta lain dan janinnya tampak normal. Demikian juga, walaupun sangat jarang,plasenta
mungkin mengalami perubahan mola yang luas tetapi tidak lengkap disertai janin hidup.1,2,4,
HIPERTENSI AKIBAT KEHAMILAN. Yang sangat penting adalah kemungkinan terjadinya
preeklampsi pada kehamilan mola, yang menetap sampai trimester kedua. Karena hipertensi
akibat kehamilan jarang dijumpai sebelum usia gestasi 24 minggu, preeklampsi yang terjadi
sebelum waktu ini sedikitnya harus mengisyaratkan mola hidatidosa atau adanya mola yng luas.

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 10

MOLA HIDATIDOSA

HIPEREMESIS. Pasien dapat mual dan muntah yang cukup berat. Yang menarik, tidak ada
satupun dari 24 mola sempurna yng dilaporkan mengalami preeclampsia, hiperemesis, atau
hipertirodisme klinis.1,5,
TIROROKSIKOSIS. Kadar tiroksinplasma pada wanita dengan kehamilan mola sering
meningkat, tetapi jarang menyebabkan gejala klinis hipertiroid.peningkatan tiroksin plasma
mungkin disebabkan oleh estrogen, seperti pada kehamilan normal,yang kadar tiroksin bebasnya
tidak meningkat.1,3,6,7
EMBOLISASI. Saat evakuasi, trofobast dengan atau tampa stroma vilus, lolos dari uterus
melalui aliran vena dalam jumlah bervariasi. Volumenya dapat mencapai sedemikian sehungga
menimbulkan gejala dan tanda embolisme paru akut dan bahkan hasil yang fatal,namun jarang
dijumpai. 3,5,6
Disimpulkan bahwa penegakan mola hidatidosa dapat berdasarkan gejala klinis dan
pemeriksaan penunjang sebagai berikut :1,2,5,
a. Gejala Klinis
Gejala klinik pasien mola hidatidosa :
- Amenore dan adanya tanda-tanda kehamilan disertai perdarahan. Perdarahan ini bisa
intermitten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok
atau kematian. Karena perdarahan ini maka umumnya penderita mola hidatidosa
masuk rumah sakit dalam keadaan anemia
- Hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi umumnya lebih kuat dan lebih lama
- Tanda-tanda pre eklampsia atau eklampsia pada trimester I
- Tanda-tanda tirotoksikosis
- Kista lutein unilateral / bilateral
- Umumnya uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak ada tanda-tanda adanya janin, tidak ada balltement kecuali pada Mola parsial, tidak ada
bunyi jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rontgen foto

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 11

MOLA HIDATIDOSA

b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang molahidatidosa :
- Foto toraks ada gambaran emboli udara
_Tes Acosta Sison. Dengan tang abortus, gelembung Mola dapat di keluarkan
- Penngkatan kadar beta HCG urin atau serum
- USG menunjukan gambaran badai salju (snow flake pattern)
- Uji sonde menurut Hanifa. Tandanya yaittu sonde yang dimasukkan tanpa tahanan
dan dapat diputar 360 derajat dengan deviasi sonde kurang dari 10 derajat
- Pemeriksaan T3 & T4 bila ada gejala tirotoksikosis

II.8 PENATALAKSANAAN
Berhubung dengan kemungkinan, bahwa mola hidatidosa dapat menjadi ganas, maka
terapi yang terbaik pada wanita dengan usia yang sudah lanjut dan sudah mempunyai jumlah
anak yang diingini, ialah histerektomi. Akan tetapi pada wanita yng masih menginginkan anak
maka setelah diagnosis mola dipastikan, dilakukan pengeluaran mola dengan kerokan isapan
(suction curettage) disertai dengan pemberian infuse oksitosin intravena. Sesudah itu dilakukan
kerokan dengan kuret tumpul untuk mengeluarkan sisa-sisa konseptus, kerokan perlu dilakukan
hati-hati berhubung dengan bahaya perforasi. Tujuh sampai sepuluh hari sesudahnya itu
dilakukan kerokan ulangan dengan kuret tajam, agar ada kepastian bahwa uterus betul-betul
kosong, dan untuk memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblast yang dapat ditemukan.
Makin tinggi tingkat itu, makin perlu untuk waspada terhadap kemungkinan keganasan. Sebelum
mola dikeluarkan dilakukan pemeriksaan rontgen paru-paru untuk menetukan ada tidaknya
metastasis ditempat itu. Setelah mola dilahirkan, dapat ditemukan bahwa kedua ovarium
membesar menjadi kista teka-lutein. Kista-kista ini yang tumbuh karena pengaruh hormonal,
kemudian mengecil sendiri.

5,

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 12

MOLA HIDATIDOSA

Jadi penanganan mola hidatidosa dapat dibagi menjadi 3 tahapan :9


1. perbaiki keadaan umum
2. pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi
3. pemeriksaan tindak lanjut
1. Perbaikan Keadaan Umum
- Koreksi dehidrasi
- Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 ggr% atau kurang)
- Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperremesis gravidarum, diobati sesuai dengan
protokol penanganan
- Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsul ke bagian penyakit dalam.
2. Kuretase
Kuretase pada pasien molahidatidosa :
- Keluarkan jaringan Mola dengan vakum kuretase dilanjutkan dengan kuretase tajam. Lakukan
kuretase kedua bila tinggi fundus uterus lebih tinggi dari 20 minggu sesudah hari ke tujuh
- Dilakukan setelah pemeriksaan persiapann selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar
beta HCG dan foto toraks) kecuali bila jaringan mola sudah keluar spontan.
- Bila kanalis servikalis belum terbuka mmaka dilakukan pemasangan laminaria dan
kuretase dilakukan 24 jam kemudian.
- Sebelum melakukan kuretase, untuk memperbaiki kontraksi sebelumna dierikan uterotonika
(20-40 unit oksitosin dalam 250 cc darah atau 50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCL 0,9% )
- Kuretase dilakukan 2 kali dengan intervval minimal 1 minggu.
Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 13

MOLA HIDATIDOSA

- Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA.


Histerektomi
Syarat melakukan histerektomi adalah :
- umur ibu 35 tahun atau lebih.
- Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih.
-Kemungkinan keganasan Chorio Carsinoma menjadi lebih tinggi
3. Pemeriksaan Tindak Lanjut
Pemeriksaan lanjutan pada wanita mola hidatidosa yang uterusnya dikosongkan, sangat
penting berhubung dengan kemungkinan timbulnya tumor ganas (dalam 20 %). Anjuran untuk
pada semua penderita pascamola dilakukan kemoterapi untuk mencegah timbulnya keganasan,
belum dapat diterima oleh semua pihak. Pada pengamatan lanjutan, selain memeriksa terhadap
kemungkinan timbulnya metastasis, sangat penting untuk memeriksa kadar HCG secara
berulang.
Pemeriksaan tindak lanjut pada pasien mola hidatidosa meliputi :
- Lama pengawasan 1-2 tahun.
- Selama pengawasan, pasien dianjurkan unntuk memakai kontrasepsi kondom, pil
kombinasi atau diafragma. Pemeriksaan fisik dilakukan setiap kali pasien datang
untuk kontrol.
- Pemeriksaan kadar beta HCG dilakukan seetiap minggu sampai ditemukan
kadarnya yang normal 3 kali berturut-turut.
- Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan settiap bulan sampai ditemukan kadarnya
yang normal 6 kali berturut-turut.
- Bila telah terjadi remisi spontan (kadaar beta HCG, pemeriksaan fisik, dan foto
toraks semuanya normal) setelah 1 tahun maka pasien tersebut dapat berhenti
menggunakan kontrasepsi dan dapat hamil kembali.
- Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat dan pada

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 14

MOLA HIDATIDOSA

pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda-tanda metastasis maka pasien


harus dievaluasi dan dimulai pemberian kemoterapi.

FOLLOW UP MOLA HIDATIDOSA


PEMERIKSAAN SECARA TERATUR:
I.

3 bulan pertama periksa 2 minggu sekali,7 kali periksa

II.

3 bulan kedua periksa 1 bulan sekali, 3 kali periksa

III.

6 bulan periksa 2 bulan sekali, 3 kali periksa

IV.

1 tahun periksa 3 bulan sekali, 4 kali periksa

Apabila pada pemeriksaan laboratorium di dapat PP Test (+) sampai dengan 6 minggu post kuret
di duga Chorio Carcinoma berikan Kuur MTX 1X/bulan sampai PP Test (-).

II.9 KOMPLIKASI
Komplikasi mola hidatidosa meliputi :
- Perdarahan hebat

- Anemis

- Syok

- Infeksi

- Perforasi uterus

- Keganasan (PTG)

-Tirotoksikosis

- Eklampsia

II.10 PROGNOSA

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 15

MOLA HIDATIDOSA

Hampir 20% mola hidatidosa komplet berlanjut menjadi keganasan. Sedangkan Mola hidatidosa
parsial jarang. Mola yang terjadi berulang di sertai tirotoksikosis atau kista lutein memiliki
kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi. Kematian Mola hidatidosa diperkirakan 2% sampai
5%.2-3% kasus mola bisa berkembang menjadi keganasan (koriokarsinoma) Proses degenerasi
ganas dapat berlangsung antara tujuh hari sampai tiga tahun dengan terbenyak dalam waktu
enam bulan.

BAB III
KESIMPULAN

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 16

MOLA HIDATIDOSA

Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik.
Dengan ciri-ciri stroma villus korialis langka vaskularisasi, dan edematous.
Uterus pada mola hidatidosa tumbuh lebih cepat daripada kehamilan biasa. Pada uterus yang
besar ini tidak terdapat tanda-tanda adanya janin didalamnya, seperti balottment pada palpasi,
gerak janin pada auskultasi, adanya kerangka janin pada pemeriksaan rontgen, dan adanya
denyut jantung pada ultrsonografi. Perdarahan merupakan gejala yang paling sering ditemukan.
Kdar HCG pada mola jauh lebih tinggi daripada kehamilan biasa. Ultrasonografi (B-scan)
memberi gambaran yang khas mola hidatidosa.1,3
Berhubung dengan kemungkinan, bahwa mola hidatidosa dapat menjadi ganas, maka terapi yang
terbaik pada wanita dengan usia yang sudah lanjut dan sudah mempunyai jumlah anak yang
diingini, ialah histerektomi. Akan tetapi pada wanita yng masih menginginkan anak maka setelah
diagnosis mola dipastikan, dilakukan pengeluaran mola dengan kerokan isapan (suction
curettage) disertai dengan pemberian infuse oksitosin intravena.
Hampir 20% mola hidatidosa komplet berlanjut menjadi keganasan. Sedangkan Mola hidatidosa
parsial jarang. Mola yang terjadi berulang di sertai tirotoksikosis atau kista lutein memiliki
kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi. Kematian Mola hidatidosa diperkirakan 2% sampai
5%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Martaadisoebrata. Penyakit serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin dalam


Wiknyosastro Saifuddin AB, Rachimhadhi T, eds. Ilmu Kebidanan. Ed. III.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 1991. 339-354
Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 17

MOLA HIDATIDOSA

2. Pengurus Besar POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri & Ginekologi. Bag. 1.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI 1995. 41-45.
3. Cunningham F, Mac. Donald PC, Gant NF. Disease and Abnormalities of the
Placenta and Fetal Membranes. in : Williams Obstetrics 18th ed. Connecticut :
Appleton&Lange.1989.540-553.
4. Budi A., Muin A., Lukas E., Djuanna A. Penatalaksanaan Penyakit Trofoblas
Kehamilan. Makassar : Bagian Obstetri & Ginekologi FKUH UP. 1995.
5. Sastrawinata, Sulaiman.1981.Mola hidatidosa, Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan
ginekologi. FK UNPAD. Hal 38-42
6. http://medicastore.com/med/detail pyk.php?iddtl=3207&key word =Mola hidatidosa

Lusy Indranita-unmal
Kks OBGYN RSUD Djoelham

Page 18

Anda mungkin juga menyukai