MATAKULIAH
MODUL
JUDUL
:
:
TUTOR
perubahan
tersebut
dalam
persentase.
Dengan
tahun
2002
adalah
95,6),
maka
dikatakan
telah
terjadi
Sumber Indeks
Sumber data untuk perhitungan indeks bisa didapatkan dari data-data
internal, seperti data produksi sebuah perusahaan, data penjualan
sebuah toko, data temperatur udara suatu ruangan dan sebagainya.
Selain itu, sumber data untuk perhitungan indeks yang bersifat umum
bisa didapatkan dari Pemerintah, seperti Indeks Harga Konsumen yang
bisa dilihat pada data BPS (Biro Pusat Statistik).
Sebagai contoh, pada data BPS, didapat data Indeks Harga Konsumen
di seluruh propinsi adalah sebesar
TAHUN
IHK
1996
185,92
1997
198,22
1998
168,32
1999
202,63
Data : BPS
Data tahun dasar 1988 dengan indeks 100, terlihat Indeks Harga
Konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, karena
semua angka ada diatas angka indeks dasar, yakni 100.
JENIS ANGKA INDEKS
Dalam praktek, digunakan berbagai jenis pengukuran angka indeks.
1. INDEKS HARGA (PRICE INDEX)
Indeks ini bertujuan mengukur perubahan harga antara dua interval
waktu tertentu, misal antar tahun, antar bulan, antar kuartal dan
sebagainya. Dalam praktek indeks harga adalah indeks yang paling
sering digunakan, seperti indeks harga konsumen, indeks harga
saham gabungan (IHSG) dan lainnya.
2. INDEKS KUANTITAS (QUALITY INDEX)
Indeks kuantitas mengukur perubahan sejumlah kuantitas barang
dari masa ke masa. Sebagai contoh, jika diketahui indeks kuantitas
kopi tahun 2002 adalah 107, dengan tahun dasar 2000, maka ada
peningkatan jumlah kopi sebesar 7%.
3. INDEKS NILAI (VALUE INDEX)
Page 2 of 15
dari
cara
mengukur
indeks,
ada
beberapa
cara
yang
digunakan;
1. METODE TAK TERTIMBANG
Pada metode ini dianggap semua variabel yang akan diukur
indeksnya mempunyai nilai yang sama. Metode ini merupakan
metode yang paling sederhana dan praktis dalam mengukur sebuah
indeks (bisa indeks harga, indeks kuantitas atau jenis indeks yang
lain), walaupun cara ini mempunyai kelamahan-kelamahan.
2. METODE TERTIMBANG
Berbeda dengan cara sederhana dari metode tak tertimbang, pada
metode ini ada bobot yang digunakan untuk membedakan variabel
yang satu dengan yang lain. Seperti adanya penimbangan berupa
kuantitas barang yang terjual untuk berbagai jenis barang yang
berlainan harganya. Metode ini dalam praktek masih dibagi dalam
beberapa cara perhitungan indeksnya seperti metode Laspeyers,
Paasche, Fisher dan sebagainya.
3. METODE RELATIF
Jika
pada
metode
tertimbang
atau
tak
tertimbang,
proses
Page 3 of 15
Ip =
Pn
.100
P0
Dimana:
Ip = Indeks Harga
Pn = Harga Tahun tertentu (Given Year)
P0 = Harga Tahun dasar (Base Year)
Page 4 of 15
Kasus:
Jika Harga Beras kualitas Medium pada Januari 2001 adalah Rp.
2.379,-/kg dan pada Januari 2002 adalah Rp. 2.978,-/kg, maka:
Jika digunakan tahun 2001 sebagai BASE YEAR
Indeks Harga Beras kualitas Medium tahun 2001 adalah 100.
Sedangkan Indeks Harga kualitas Medium tahun 2002 adalah :
Ip =
2978
.100 125.18
2379
Angka itu berarti harga beras kualitas medium tahun 2001 adalah
25.18 % dar harga beras kualitas medium tahun 2002.
Metode Agregatif Sederhana
Kata agregatif di sini berarti adanya lebih dari satu macam barang
yang dijadikan satu. Hal ini berbeda dengan metode sebelumnya, yang
hanya menghitung satu jenis barang saja. Karena itu, perbedaan pada
rumus terletak pada simbol yang merupakan penjumlahan sejumlah
item barang.
Rumus:
Ip =
P
P
.100
Dimana:
Ip = Indeks Harga
Pn = Harga Tahun tertentu (Given Year)
P0 = Harga Tahun dasar (Base Year)
Tanda = Tanda Penjumlahan
Kasus:
Berikut harga sejumlah barang di Pasar Jakarta tahun 1996 dan 1997
(data dari BPS dan satuan dalam Rupiah).
Jenis
Satuan
1996
Page 5 of 15
1997
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
Kilogram
Kilogram
12,077.9
7
5,108.86
12,307.7
9
6,001.07
Kilogram
Butir
Botol
2,667.30
341.96
1,843.28
2,862.31
316.34
1,937.40
Sachet
200.00
200.00
Keterangan data:
Pada baris pertama, rata-rata harga Daging Sapi di Kota Jakarta pada
tahun 1996 adalah Rp. 12.077,97 per kilogram. Sedangkan untuk
tahun 1997, harga Daging Sapi adalah Rp.12.307,79 per kilogram.
Demikian seterusnya untuk data yang lain. Karena janis barang lebih
dari satu, maka penghitungan akan dilakukan secara agregat, yakni
menjumlah secara vertikal ke bawah semua harga di atas.
Proses penghitungan angka indeks:
Jenis
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
TOTAL
1996
1997
12,077.9
7
5,108.86
12,307.7
9
6,001.07
2,667.30
341.96
1,843.28
2,862.31
316.34
1,937.40
200.00
200.00
22,239.
37
23,624.
91
Dimana:
W = timbangan (bobot)
Pada umumnya, w berupa kuantitas (jumlah barang) yang dibeli,
sehingga w sering juga disebut timbangan kuantitas.
Page 6 of 15
Ip =
P .q
P .q
n
.100
Kasus:
Terkait dengan contoh sebelumnya, misal di suatu daerah di Jakarta,
JUMLAH konsumsi beberapa jenis barang untuk tahun 1998 dan 1999
adalah sebagai berikut:
Jenis
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
Satuan
Kilogram
Kilogram
1998
(qo)
1,500.00
4,500.00
1999
(qn)
1,750.00
5,000.00
Kilogram
Butir
Botol
2,500.00
1,000.00
300.00
3,000.00
1,250.00
350.00
Sachet
500.00
600.00
Keterangan:
Daging sapi dikonsumsi sebanyak 1.500 kilogram dalam tahun 1998,
sedang tahun 1999 konsumsi meningkat menjadi 1.750 kilogram.
Untuk ikan Tingkol, dikonsumsi sebanyak 4.500 kilogram pada tahun
1998, dan meningkat menjadi 5.000 kilogram pada tahun 1999.
Demikian seterusnya untuk data lainnya.
Data harga untuk tiap jenis barang telah disajikan pada tabel
sebelumnya.
Di sini digunakan tahun dasar adalah tahun 1998, sehingga data
kuantitas barang untuk tahun tersebut diberi simbol q 0.
Page 7 of 15
Jenis
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
Harga
thn 98
(P0)
19,106.7
2
7,747.91
5,799.58
538.56
4,610.02
Harga
th. 99
(Pn)
26,411.1
3
12,602.9
6
8,012.39
799.03
4,038.26
395.83
500.00
1998
(q0)
1,500.00
4,500.00
2,500.00
1,000.00
300.00
500.00
Harga thn
98 (P0.q0)
28,660,080.0
0
34,865,595.0
0
14,498,950.0
0
538,560.00
1,383,006.00
Harga th.
99 (Pn.qn)
39,616,695.00
197,915.00
250,000.00
80,144,106.
00
118,621,498
.00
56,713,320.00
20,030,975.00
799,030.00
1,211,478.00
118621498
.100 148,07
80144106
Hal ini berarti Harga beberapa jenis barang pada Tahun 1999 di Jakarta
mengalami kenaikan 148,07% - 100% = 48,07% dari harga tahun
1998.
Page 8 of 15
Jika
ini
dibandingkan
dengan
pengukuran
Indeks
Harga
tidak
tertimbang antara tahun 1998 dan 1999. (Lihat Tabel Harga 1998 dan
1999)
Ip =
52362,77
.100 137
38198,62
penghitungan
Indeks
Harga
Konsumen
(IHG)
digunakan
Ip =
Pn
P P
P .q
Dimana:
n 1
.q 0
n 1
.100
0
Ip=
P .q
P .q
n
.100
Kasus:
Page 9 of 15
Satuan
Kilogram
Kilogram
1998
(q0)
1,500.00
4,500.00
1999
(qn)
1,750.00
5,000.00
Kilogram
Butir
Botol
2,500.00
1,000.00
300.00
3,000.00
1,250.00
350.00
Sachet
500.00
600.00
Keterangan:
Di sini digunakan tahun dasar tetap tahun 1998, sehingga data
kuantitas barang untuk tahun tersebut diberi simbol q 0. Dengan
demikian qn adalah tahun 1999.
Perhituangan Indeks Paasche:
Jenis
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
Harga
thn 98
(P0)
19,106.7
2
7,747.91
5,799.58
538.56
4,610.02
Harga
th. 99
(Pn)
26,411.1
3
12,602.9
6
8,012.39
799.03
4,038.26
395.83
500.00
1998
(qn)
1,750.00
5,000.00
3,000.00
1,250.00
350.00
600.00
Harga thn
98 (P0.qn)
33,436,760.0
0
38,739,550.0
0
17,398,740.0
Page 10 of 15
Harga th.
99 (Pn.qn)
46,219,477.50
63,014,800.00
24,037,170.00
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
TOTAL
0
673,200.00
1,613,507.00
998,787.50
1,413,391.00
237,498.00
300,000.00
92,099,255.
00
135,983,626
.00
135983626
.100 147,71
92099255
Drobisch
pada
intinya
bertujuan
untuk
menjembatani
Ip =
P .q
P .q
n
P .q
P .q
.100
Kasus:
Terkait dengan contoh sebelumnya, maka Indeks Drobisch adalah:
Ip =
1,4807 1,4771
.100 147,89
2
5. INDEKS FISHER
Page 11 of 15
Indeks
Laspeyres,
maka
Indeks
Fisher
berusaha
untuk
P .q
P .q
Ip =
P .q
P .q
n
.100
Kasus:
Terkait dengan contoh sebelumnya, maka Indeks Drobisch adalah :
Ip =
P . q
P . q
n
.q n
.q n
.100
Kasus:
Sesuatu dengan data terdahulu, dengan tahun dasar (q 0) adalah 1998,
sehingga tahun tertentu adalah 1999 (q n), maka perhitungan Indeks
menjadi:
Page 12 of 15
Jenis
Barang
Daging Sapi
Ikan
Tongkol
Telur Ayam
Telur Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
1998
(q0)
1,500.00
4,500.00
1999
(qn)
1,750.00
5,000.00
(q0+qn)
3,250.00
9,500.00
2,500.00
1,000.00
300.00
3,000.00
1,250.00
350.00
5,500.00
2,250.00
650.00
500.00
600.00
1,100.00
Perhitungan lanjutan:
Jenis
Barang
(q0+qn
)
Daging
Sapi
Ikan
Tongkol
Telur
Ayam
Telur
Itik
Minyak
Goreng
Sabun
Diterjen
TOTAL
3,250.
00
9,500.
00
5,500.
00
2,250.
00
650.00
1,100.
00
Harga
thn 98
(P0)
19,106.
72
7,747.9
1
5,799.5
8
538.56
Harga
th. 99
(Pn)
26,411.
13
12,602.
96
8,012.3
9
799.03
4,610.0
2
395.83
4,038.2
6
500.00
P0(q0+qn)
Pn(q0+qn)
62,096,840.0
0
73,605,145.0
0
31,897,690.0
0
1,211,760.00
85,836,172.50
2,996,513.00
2,624,869.00
435,413.00
660,000.00
172,243,361
.00
254,715,124
.00
119,728,120.0
0
44,068,145.00
1,797,817.50
Angka Indeks :
Ip =
254,715,124.00
.100 147,88
172,243,361.00
Perhatikan Angka Indeks yang tidak jauh berbeda dengan Angka Indeks
sebelumnya.
Page 13 of 15
Page 14 of 15
Sam
Kash
(1986),
Interdisiplinary
Statistical
Introduction
to
Analyisis:
An
Univariate
&
Mudrajat
(2003),
Metode
Riset
Untuk
Bisnis
dan
dan
Aplikasi
dengan
SPSS,
Elek
Media
Komputindo, Jakarta
Santoso, Singgih, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan
SPSS ver. 11.5, Elek Media Komputindo, Jakarta
Trihendradi, Cornelius (2004), Memecahkan Statistik: Deskriptif,
Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS 12, Andi,
Yogyakarta
Page 15 of 15