Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Epidemiologi
(M.N. Bustan, hal 1 Pengantar Epidemiologi, 2006). Epidemiologi

merupakan salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health). Yang
menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah
kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit dalam masyarakat itu
didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan
mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan yang banyak memberikan
perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan.
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi = pada, Demos =
penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Pengertian epidemiologi
tersebut mengandung 3 komponen penting antara lain, sebagai berikut : (1)
Frekuensi masalah kesehatan, (2) Penyebaran masalah kesehatan, (3) Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai
populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya
merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan
pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor
yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan akhir riset epidemiologi
yaitu

mencegah

kejadian

penyakit,

mengurangi

dampak

penyakit

dan

meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi


manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu
kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya
3

kepada individu, jaringan, atau organ. Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan
menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program
pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau
mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan
penduduk.

Epidemiologi

penyakit

juga

dapat

menyertakan

deskripsi

keberadaannya di dalam populasi dan faktor faktor yang mengendalikan ada


atau tidaknya penyakit tersebut. Pengertian epidemiologi juga dapat ditinjau dari
berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-masing yaitu :
1. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosialekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat
umum atau kelompok penduduk.
2. Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk
mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan
melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru
dan awal terjadinya epidemi.
3. Aspek Praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk
atau masyarakat umum.
4. Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan
masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di dalam
epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan yakni :
1. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang
yang terkena penyakit.
2. Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.

3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.


Jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan ini adalah merupakan faktorfaktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit. Dengan perkataan lain
terjadinya atau penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni
orang, tempat dan waktu. Sedangkan definisi epidemiologi menurut para pakar :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan
penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya,
masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja,
melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit
jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi
menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada
populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan
jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan.
2.1.1 Jenis- jenis Studi Epidemiologi
Epidemiologi menekankan upaya untuk menerangkan bagaimana distribusi
penyakit dan bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyebab penyakit
tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi
melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi
menjadi beberapa jenis.
a. Epidemiologi Deskriptif (mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit)
Epidemiologi deskriptif terutama menganalisis masalah yang ada dalam
suatu populasi tertentu serta menerangkan keadaan dan bersifat masalah tersebut,
termasuk berbagai faktor yang erat hubungannya dengan timbulnya masalah.
Bentuk kegiatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam
populasi tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi
tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau
dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Bentuk ini banyak
digunakan dalam mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun
masalah kesehatan dalam suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang
tertentu pula. Di samping itu, epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan
gambaran tentang faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan
kesehatan pada suatu populasi tertentu dengan menggunakan analisis data
epidemiologi dan data informasi lain yang bersumber dari berbagai disiplin seperti
data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi, sosial ekonomi dan
sumber keterangan lainnya.
Sebagai contoh penggunaan epedemiologi deskriptif antara lain pada usaha
penanggulangan berbagai wabah penyakit menular yang timbul dalam
masyarakat. Selain itu, penggunaan epidemiologi deskriptif lebih sering kita lihat
pada analisis masalah kesehatan, penyusunan program kesehatan masyarakat dan
penilaian hasil usaha di bidang kesehatan masyarakat, serta bidang lain yaqng

berkaitan erat dengan kesehatan seperti bidang kependudukan, keluarga berencana


dan gizi.
Contohnya adalah mengenai vibrio papahaemolyticus, bakteri yang dapat
diisolasi dari air laut yang merupakan salah satu penyebab utama keracunan
makanan (food poisoning). Distribusi vibrio ini ternyata banyak ditemukan di
daerah pesisir pantai khususnya di daerah-daerah terbuka dekat pelabuhan besar.
Distribusi mereka tergantung pada temperatur air sehingga mereka banyak
ditemukan pada musim panas, dan lebih kurang ditemukan pada musim dingin.
Karena itu kejadian keracunan makanan lebih sering terjadi pada musim panas
daripada musim lainnya.
b. Epidemiologi Analitik
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi/penyebaran
penyakit tersebut (determinannya). Contohnya setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis
lebih lanjut apakah memang rokok itu merupakan fakta.
c. Penelitian ekperimental
Penelitian experimental merupakan penelitian diaman peneliti melakukan
kegiatan intervensi atau perlakuan khusus pada objek atau sasaran yang diteliti.
Dengan demikian, pada penelitian experimental peneliti dapat mengatur
perlakuan sesuai dengan keinginannya dan dapat mengamati proses kejadian
secara langsung, baik pada individu maupun pada kelompok. Secara garis besar,
dikenal dua macam penelitian ekperimental, yakni : (1) penelitian ekperimental
murni (dengan randomisasi), dan (2) ekperimental semu (tanpa randomisasi).
1) Ekperimental murni
Penelitian experimental murni merupakan penelitian experimental yang
sering dilakukan dilaboratorium maupun klinik dengan menggunakan
randomisasi yaitu setiap individu dalam penelitian tersebut mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih dalam kelompokm kasus atau kontrol.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain penelitian : laboratorium
untuk uji hipotesis tentang penyebab dan faktor resiko, percobaan klinis
(clinical trial) termasuk uji coba pengobatan, dan pencegahan dan intervensi
klinis. Disamping itu, dapat pula dilakukan untuk intervensi pada kelompok

komunitas tertentu dalam melakukan resiko tinggi (high risk group) dan
untuk menilai berbagai kegiatan klinis dalam komunitas tertentu.
2) Ekperimental semu
Ekperimental semu (quasy experimental) merupakan penelitian
ekperimental tanpa menggunakan randomisasi. Bila pada penelitian
ekperimental murni kita lebih banyak menggunakan binatang percobaan
maka ekperimental semu dapat dilakukan terhadap kelompok populasi
tertentu yang merupakan satu kesatuan unit yang tidak terpisahkan. Bentuk
penelitian ini antara lain : intervensi komunitas, uji coba sitem pelayanan
kesehatan terpadu bagi masyarakat, analisis biaya pelaksanaan usaha
kesehatan pada kelompok penduduk tertentu dan lain sebagainya. Dalam
penelitian ini, hasil yang diperleh dapat dibandingkan dengan keadaan pada
kelompok penduduk lainnya atau dengan kelompok penduduk yang sama
sebelum percobaan dilakukan.
d. Penelitian observasi
Penelitian observasi (pengamatan) ini didasarkan pada kejadian/ peristiwa
secara alami tanpa suatu perlakuan khusus terhadap kelompok yang diteliti.
Secara garis besarnya penelitian ini dapat dibagi dalam du bentuk utama, yakni
: (1) penelitian deskriftif, dan (2) penelitian analitis (etiologic).
1. Penelitian deskriptif
Bentuk ini kebih sering disebut analisis deskriptif untuk mengetahui
keadaan prevalensi kejadian penyakit atau masalah kesehatan untuk
mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta dapat
memberikan keterangan tentang berbagai faktor yang berkaitan erat
dengan kejadian penyakit untuk digunakan dalam menyusun hipotesis
penelitian selanjutnya. Pada dasarnya bentuk penelitian ini tidak dapat
memberikan jawaban pasti tentang faktor penyebab dan hubungan sebab
akibat yang jelas.

2. Penelitian analitis
Penelitian analitis

(epidemiollogi

analitic)

merupakan

bentuk

penelitian epidemiologi yang paling sering digunakan dalam mencari


faktor penyebab dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit maupun
gangguan kesehatan lainnya. Penggunaan bentuk ini bukan hanya terbatas

pada kejadian penyakit pada individu melainkan juga pada kelompok


penduduk tertentu. Bentuk penelitian ini pada dasarnya dapat dibagi dalam
dua bentuk utama, yakni : (1) penelitian retrospektif, dan (2) penelitian
prosprektif. Penelitian retrospektif didasarkan pada kejadian kasus yang
sudah ada pada saat penelitian dan dibandingkan dengan mereka yang
tidak menderita sehingga sering juga disebut penelitian kasus kelola.
Sedangkan prosfektif adalah penelitian yang didasarkan pada pengamatan
pada kelompok terpapar dengan yang tidak terpapar pada awal penelitian
kemudian diamati sampai timbul penyakit, dan juga sering disebut
penelitian kohort. Disamping itu juga dapat dikembangkan gabungan
keduanya yakni retrospektif kohor.
Dari sejarah dan latar belakang perkembangannya epidemiologi
sebenarnya sudah berkembangn sejak dahulu seperti halnya dengan
berbagai ilmu dasar lainnya. Perkembangan secara filosofis dimulai
dengan menghubungkan suatu kejadian terhadap lingkungan yang ada
kemudian beralih kehubungan interaksi antara manusia dan lingkungan
yang akhirnya menjadi lebih terarah lagi,enjadi hubungan manusia,
penyebab, dan lingkungan. Peranan dan ruang lingkup epidemiologi pada
mulanya hanya terbatas pada penyakit menular, berkembang menjadi lebih
luas yang meliputi berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat. Degan
kemajuan dan pergeseran ruang lingkup dan bidang dan sasaran
epidemiologi, menimbulkan pula pergeseran dan peranan, dari orientasi
medis ke masalah kesehatan serta masalh sosial masyarakat, menyebabkan
minat ilmuwan pada epidemiologi bukan hanya terbatas pada klinisi saja,
melainkan juga para ahli sosial dan ahli lainya sehingga pada negara yang
sudah maju tidak jarang dijumpai ahli epidemiologi dengan latar belakang
sosial non medis.
2.1.2 Tujuan utama epidemiologi yaitu :
1.

Untuk menjelaskan etiologi satu penyakit atau sekelompok


penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau
kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan
menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial atau
perilaku
Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang

2.

konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan,


ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru
Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah langkah

3.

pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang


beresiko, dan untuk pengembangan langkah langkah dan kegiatan
kesehatan

masyarakat

yang

diperlukan,

yang

kesemuanay

itu

akandigunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah langkah,


kegiatan, dan program intervensi
2.2 Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat
(Nur Nasry Noor, Hal 20 Epidemiologi, 2008). Dari uraian terdahulu,
epidemiologi menjadi lebih luas dan bukan hanya menganalisis penyakit serta
sebab terjadinya penyakit, melainkan dapat pula diterapkan dalam berbagai
masalah yang ada di masyarakat, baik yang bertalian erat dengan penyakit atau
masalah kesehatan lainnya, maupun yang berhubungan dengan masalah lain
dalam masyarakat.
1. Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai tiga fungsi
utama.
Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk

penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.


Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,
pelaksaaan program, dan evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan)
pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan
penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap

kegiatan tersebut.
Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau

faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.


2. Selain itu Beoglehole (WHO 1977) mengemukakan 4 peran utama
epidemiologi, yakni (Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayatin, hal 187 Ilmu
Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi, 2009) :
Mencari kausa; faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan
yang menyebabkan terjadinya penyakit.

10

Riwayat alami penyakit: perlangsungan penyakit, bisa sangat mendadak

(emergency), akut dan kronik.


Deskripsi status esehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut
status kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan

lain-lain.
Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai
intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan

kesehatan.
3. Dari kemampuan epidemiologi,
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi

masyarakat.
Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya masalah

kesehatan atau penyakit dalam masyarakat.


Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan

pengambilan keputusan.
Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang

atau telah dilakukan.


Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit

dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.


Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah
yang perlu dipecahkan.

4. 7 (tujuh) peran utama epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya


Epidemiologi In Health Care.
Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit
Mengidentifikasi faktor resiko penyakit
Indentifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
Melakukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan perencanaan
pengobatan
Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk
Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.
5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya.
Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri atas ilmu sosial
(sosiologi), ilmu kesehatan (public healt), dan lmu kedokteran (medicine).
Masing-masing ilmu perkembangan dari waktu kewaktu, sehingga lama

11

kelamaan batas masing-masing ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknya


hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya semakin erat. Epidemiologi
pada dasarnya bernaung di bawah dunia kesehatan sebagai salah satu cabang
ilmu kesehatan masyarakat. Dalam epidemiologi dipelajari distribusi penyakit
dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Dalam hal ini, epidemiologi tidak dapat beridiri sendiri karena timbulnya
penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu (host),
agent, dan lingkungan. Sehingga dari uraian ini dapat dipahami bahwa
epidememiologi tidak dapat melepaskan diri dari bidang ilmu lainnya.
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian,
sehingga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistik dan
matematika. Guna menganalisis masalah-masalah yang berkaitan dengan
penerapan strategi pencegahan dan pemeberantasa penyakit, epidemiologi
memerlukan masukan dari ilmu-ilmu sosial, misalnya Antropologi dan ilmu
Enkonomi. Dengan demikian, tampak bahwa sebagai ilmu yang berkembang
epidemiologi sangat terbuka untuk menerima masukan dari displin ilmu
lainnya. Bahkan aplikasinya epidemiologi merasa lebih sempurna bila bersama
ilmu lainnya. Sebagai contoh penerapan epidemiologi di klinik dikenal adanya
epidemiologi klinik. Dengan epidemiologi klinik, tampak epidemiologi turut
berkembang kemampuan merodologinya dengan mendapat masukan dari
berbagai ilmu klinik dalam dunia kedokteran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih
memusatkan perhatiannya pada berbagai sifat karakteristik individu dalam
suatu populasi tertentu seperti sifat karakteristik biologis, sosioekonomis,
demografis, kebiasaan individu, dan sifat karakteristik genetis. Pada berbagai
sifat karakteristik tersebut, akan memberi gambaran tentang sifat permasalahan
yang

ada

dalam

masayarakat

dan

kemungkinan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya. Dalam penerapannya kegiatan epidemiologi dapat dibagi


dalam dua bentuk utama.
2.3 Peranan Epidemiologi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan di
2.3.1

Masyarakat
Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia
12

mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah


2.3.2

satu hasil gemilang dari epidemiologi.


Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat mencari berbagai faktor yang
memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak
menular seperti, kanker, penyakit sistemik, serta berbagai penyakit menahun
lainnya termasuk masalah meningkatnya masalah kecelakaan lalu lintas dan
penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan
terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat
dengan berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai

2.3.3

bidang terutama bidang industri.


Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para
klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu

2.3.4

epidemiologi.
Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi
berbagai perubahan demografis yang terjadi di masyarakat. Sistem
pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat, tetapi juga
sangat berperan dalam berbagi aspek kependudukan serta keluarga

2.3.5

berencana.
Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam
mengatasi masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan

2.3.6

terpadu.
Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari
serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawi,
biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
13

2.3.7

Epidemiologi kesehatan jiwa


Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa
dalam masyarakat baik mengenai

keadaan kelainan jiwa kelompok

penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi


2.3.8

timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.


Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat
melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor
yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik
yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial
masyarakat.(http://redhitarizky.blogspot.com/2010/10/perananepidemiologi-dalam-masalah.html)

14

Anda mungkin juga menyukai