Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Epidemiologi
(M.N. Bustan, hal 1 Pengantar Epidemiologi, 2006). Epidemiologi
merupakan salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health). Yang
menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah
kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit dalam masyarakat itu
didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan
mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan yang banyak memberikan
perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan.
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi = pada, Demos =
penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Pengertian epidemiologi
tersebut mengandung 3 komponen penting antara lain, sebagai berikut : (1)
Frekuensi masalah kesehatan, (2) Penyebaran masalah kesehatan, (3) Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai
populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya
merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan
pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor
yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan akhir riset epidemiologi
yaitu
mencegah
kejadian
penyakit,
mengurangi
dampak
penyakit
dan
kepada individu, jaringan, atau organ. Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan
menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program
pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau
mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan
penduduk.
Epidemiologi
penyakit
juga
dapat
menyertakan
deskripsi
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan.
2.1.1 Jenis- jenis Studi Epidemiologi
Epidemiologi menekankan upaya untuk menerangkan bagaimana distribusi
penyakit dan bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyebab penyakit
tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi
melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi
menjadi beberapa jenis.
a. Epidemiologi Deskriptif (mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit)
Epidemiologi deskriptif terutama menganalisis masalah yang ada dalam
suatu populasi tertentu serta menerangkan keadaan dan bersifat masalah tersebut,
termasuk berbagai faktor yang erat hubungannya dengan timbulnya masalah.
Bentuk kegiatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam
populasi tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi
tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau
dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Bentuk ini banyak
digunakan dalam mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun
masalah kesehatan dalam suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang
tertentu pula. Di samping itu, epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan
gambaran tentang faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan
kesehatan pada suatu populasi tertentu dengan menggunakan analisis data
epidemiologi dan data informasi lain yang bersumber dari berbagai disiplin seperti
data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi, sosial ekonomi dan
sumber keterangan lainnya.
Sebagai contoh penggunaan epedemiologi deskriptif antara lain pada usaha
penanggulangan berbagai wabah penyakit menular yang timbul dalam
masyarakat. Selain itu, penggunaan epidemiologi deskriptif lebih sering kita lihat
pada analisis masalah kesehatan, penyusunan program kesehatan masyarakat dan
penilaian hasil usaha di bidang kesehatan masyarakat, serta bidang lain yaqng
komunitas tertentu dalam melakukan resiko tinggi (high risk group) dan
untuk menilai berbagai kegiatan klinis dalam komunitas tertentu.
2) Ekperimental semu
Ekperimental semu (quasy experimental) merupakan penelitian
ekperimental tanpa menggunakan randomisasi. Bila pada penelitian
ekperimental murni kita lebih banyak menggunakan binatang percobaan
maka ekperimental semu dapat dilakukan terhadap kelompok populasi
tertentu yang merupakan satu kesatuan unit yang tidak terpisahkan. Bentuk
penelitian ini antara lain : intervensi komunitas, uji coba sitem pelayanan
kesehatan terpadu bagi masyarakat, analisis biaya pelaksanaan usaha
kesehatan pada kelompok penduduk tertentu dan lain sebagainya. Dalam
penelitian ini, hasil yang diperleh dapat dibandingkan dengan keadaan pada
kelompok penduduk lainnya atau dengan kelompok penduduk yang sama
sebelum percobaan dilakukan.
d. Penelitian observasi
Penelitian observasi (pengamatan) ini didasarkan pada kejadian/ peristiwa
secara alami tanpa suatu perlakuan khusus terhadap kelompok yang diteliti.
Secara garis besarnya penelitian ini dapat dibagi dalam du bentuk utama, yakni
: (1) penelitian deskriftif, dan (2) penelitian analitis (etiologic).
1. Penelitian deskriptif
Bentuk ini kebih sering disebut analisis deskriptif untuk mengetahui
keadaan prevalensi kejadian penyakit atau masalah kesehatan untuk
mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta dapat
memberikan keterangan tentang berbagai faktor yang berkaitan erat
dengan kejadian penyakit untuk digunakan dalam menyusun hipotesis
penelitian selanjutnya. Pada dasarnya bentuk penelitian ini tidak dapat
memberikan jawaban pasti tentang faktor penyebab dan hubungan sebab
akibat yang jelas.
2. Penelitian analitis
Penelitian analitis
(epidemiollogi
analitic)
merupakan
bentuk
dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial atau
perilaku
Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang
2.
3.
masyarakat
yang
diperlukan,
yang
kesemuanay
itu
kegiatan tersebut.
Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau
10
lain-lain.
Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai
intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan
kesehatan.
3. Dari kemampuan epidemiologi,
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi
masyarakat.
Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya masalah
pengambilan keputusan.
Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang
11
ada
dalam
masayarakat
dan
kemungkinan
faktor-faktor
yang
Masyarakat
Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia
12
2.3.3
2.3.4
epidemiologi.
Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi
berbagai perubahan demografis yang terjadi di masyarakat. Sistem
pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat, tetapi juga
sangat berperan dalam berbagi aspek kependudukan serta keluarga
2.3.5
berencana.
Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam
mengatasi masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
2.3.6
terpadu.
Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari
serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawi,
biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
13
2.3.7
14