PENDAHULUAN
PPOK atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang
dapat dicegah dan dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang
signifikan, yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap
individual.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1.
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah Penyakit paru yang
dapat di cegah dan di obati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang
tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun/
berbahaya, disertai efek ekstapatu yang berkonstribusi terhadap derajat
berat
penyakit.
Karateristik
hambatan
aliran
udara
pada
PPOK
tanda-tanda
emfisema,
termasuk
penderita
asma
persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh,
dan memenuhi kriteria PPOK.
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :
Pertambahan penduduk
Industrialisasi
dan terbagi
2.3
Faktor Resiko
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal
yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a) Riwayat merokok
Perokok aktif
Perokok pasif
Bekas perokok
b) Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu
perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan
lama merokok dalam tahun :
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
Patogenesis
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor resiko utama
penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari
saluran
nafas.
Mukus
berfungsi
sebagai
tempat
persemaian
(Sumber : PDPI,2010)
2.5
Klasifikasi
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Semakin memburuknya hambatan aliran udara (VEP 1 / KVP < 70%; 50%
< VEP1 < 80%), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas.
Dalam tingkat ini pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena
sesak nafas yang dialaminya.
2.5.3 Derajat III: PPOK berat
Ditandai dengan keterbatasan / hambatan aliran udara yang semakin
memburuk (VEP1 / KVP < 70%; 30% VEP1 < 50% prediksi). Terjadi
sesak nafas yang semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan
eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada kualitas hidup pasien.
2.5.4 Derajat IV: PPOK sangat berat
Keterbatasan / hambatan aliran udara yang berat (VEP 1 / KVP < 70%;
VEP1 < 30% prediksi) atau VEP1 < 50% prediksi ditambah dengan adanya
gagal nafas kronik dan gagal jantung kanan.
Terdapat ketidak sesuaian antara nilai VEP1 dan gejala penderita,
oleh sebab itu perlu diperhatikan kondisi lain. Gejala sesak napas
mungkin tidak bisa diprediksi dengan VEP1
2.6 Diagnosis Banding
Diagnosis Banding PPOK Adalah
Asma
Pneumotoraks
tabel 2
(Sumber : PDPI,2010)
2.7
Penatalaksanaan
Mengurangi gejala
10
12
1. Berhenti merokok
Disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu diagnosis
PPOK ditegakkan
2. Pengunaan obat obatan
3. Penggunaan oksigen
Berapa dosisnya
5. Tanda eksaserbasi :
Sputum bertambah
13
Sedang
Berat
14
Golongan antikolinergik
Bentuk
nebuliser
dapat
digunakan
untuk
mengatasi
Kombinasi
kedua
golongan
obat
ini
akan
memperkuat
efek
15
Golongan xantin
Lini I : amoksisilin
makrolid
16
Makrolid baru
d. Antioksidan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup,
digunakan N - asetilsistein. Dapat diberikan pada PPOK dengan
eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagai pemberian yang
rutin
e. Mukolitik
Hanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan
mempercepat perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik
dengan sputum yang viscous. Mengurangi eksaserbasi pada PPOK
bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian rutin.
f. Antitusif
Diberikan dengan hati hati
17
18
(Sumber : PDPI,2010)
3 Terapi Oksigen
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi
seluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ - organ
lainnya.
a. Manfaat oksigen :
19
- Mengurangi sesak
- Memperbaiki aktiviti
- Mengurangi hipertensi pulmonal
- Mengurangi vasokonstriksi
- Mengurangi hematokrit
- Memperbaiki fungsi neuropsikiatri
- Meningkatkan kualiti hidup
b. Indikasi
-
ruang rawat ataupun ICU. Pemberian oksigen untuk penderita PPOK yang
dirawat di rumah dibedakan :
-
keadaan stabil terutama bila tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian 15
jam setiap hari, pemberian oksigen dengan nasal kanul 1 - 2 L/mnt. Terapi
oksigen pada waktu tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang sering
terjadi bila penderita tidur. Terapi oksigen pada waktu aktiviti bertujuan
menghilangkan sesak napas dan meningkatkan kemampuan aktiviti.
Sebagai parameter digunakan analisis gas darah atau pulse oksimetri.
Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di atas 90%.
Nasal kanul
Sungkup venturi
Sungkup rebreathing
Sungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan
kondisi analisis gas darah pada waktu tersebut.
4
Ventilasi Mekanik
21
Volume control
Pressure control
22
Kualiti hidup
Antropometri
23
Hipofosfatemi
Hiperkalemi
Hipokalsemi
Hipomagnesemi
(Sumber : PDPI,2010)
25
2.9
Komplikasi
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
Gagal napas kronik :
-
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg,
dan pH normal, penatalaksanaan :
Bronkodilator adekuat
Antioksidan
Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing Gagal napas akut pada
gagal napas kronik, ditandai oleh :
-
Demam
26
Kesadaran menurun
Infeksi berulang
Pencegahan
Berhenti merokok
BAB III
27
DIAGNOSA PPOK
3. Diagnosis
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala,
gejala ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan
kelainan jelas dan tanda inflasi paru
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
A. Gambaran klinis
a.
Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa
gejala pernapasan
b.
Pemeriksaan Fisik
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
28
Perkusi
Pada
emfisema
hipersonor
dan
batas
jantung
29
Pemeriksaan penunjang
a.
Pemeriksaan rutin
Faal paru
VEP1/KVP ( %).
Obstruksi
VEP1(VEP1/VEP1
pred)
<
80%
VEP1%
(VEP1/KVP) < 75 %
30
Uji bronkodilator
Darah rutin
Hiperinflasi
Hiperlusen
Diafragma mendatar
31
drop appearance)
Normal
b.
Pemeriksaan khusus
Faal paru
Sgaw meningkat
Jentera (treadmill)
32
Radiologi
emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
33
Bakteriologi
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Andika 2009. PPOK dan Nutrisi, PPOK dan Antibiotik, PPOK
Eksaserbasi
Akut.
Tersedia
di:
hhtp://www.andikacp.wordpress.com/2009/07/26/PPOKeksaserbasi-akut
2. Anonim
2008.
Konsensus
PPOK.
Tersedia
di:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok
USA,
p.
16-19
Didapat
dari
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp
Didapat
dari:http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/01/penggunaanrasional-antibiotik-pada-pasien-ppok/
35
and
Prevention.
USA.
Tersedia
di
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp
11. Sin DD, McAlister FA, Paul SF, et all 2003. Management of
chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Journal of
American Medical Association, p 2302-2312.
12. Slamet
2006.
PPOK
Pedoman
Praktis
Diagnosis
&
36