Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN STUDI KASUS

GANGGUAN GIZI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DAN GASTRITIS


EROSIF KRONIK BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA
PERIODE 11 JULI 22 JULI 2016

Oleh :
Finda Safitri
110.2011.106

Pembimbing
DR. Kholis Ernawati S.Si.M.KES

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2016

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Studi Kasus dengan judul LAPORAN STUDI KASUS GANGGUAN GIZI PADA
LANSIA

DENGAN

BERDASARKAN

HIPERTENSI

PENDEKATAN

DAN
ILMU

GASTRITIS
KEDOKTERAN

EROSIF

KRONIK

KELUARGA

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KOJA PERIODE 11 JULI 22 JULI 2016 telah disetujui


untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Juli 2016

Pembimbing,
DR. Kholis Ernawati S.Si.M.KES

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul STUDI KASUS PASIEN
GANGGUAN GIZI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DAN GASTRITIS
EROSIF

KRONIK

BERDASARKAN

PENDEKATAN

ILMU

KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA PERIODE 11 JULI 22 JULI


2016.
Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat.
2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK selaku kepala bagian dan staf
pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
3. Dr. Erlinawati, M.PH, selaku koordinator kepaniteraan ilmu kedokteran
keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, Dr. H. Sumedi
Sudarsono, M.PH, dan Dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Dr. Lysbeth R. Pandjaitan, M.Biomed selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Koja dan
pembimbing yang membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat selama berada
di Puskesmas Kecamatan Koja.

7. Dr. Julietta Tantri dan selaku staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Koja
yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses
penulisan laporan ini.
8. Seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Kojayang telah memberikan
bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
9. Orang tua dan Keluarga tercinta yang selalu memberika doa, restu, semangat dan
motivasi.
10. Kelompok 3 Kepaniteraan Kedokteran Keluarga periode 11 Juli 22 Juli 2016 dan
Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama dalam
menyusun laporan ini

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan


Diagnosis Holistik ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun
sebagai perbaikan. Kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pihak terkait.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
Tim Penulis................................................................................................................................3
Daftar Isi.....................................................................................................................................4
BERKAS PASIEN..................................................................................................................5
A. Identitas Pasien............................................................................................................5
B. Anamnesis...................................................................................................................5
C. Pemeriksaan Fisik........................................................................................................7
BERKAS KELUARGA.........................................................................................................9
A. Profil Keluarga............................................................................................................9
B. Berkas Keluarga........................................................................................................17
C. Identifikasi Permasalahan Yang Didapat Dalam Keluarga........................................18
D. Diagnostik Holistik (Multiaksial)..............................................................................19
E. Rencana Penatalaksanaan..........................................................................................20
F.

Prognosis...................................................................................................................21

G. Lampiran....................................................................................................................22

BAB I
LAPORAN KASUS

I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: Ny. S

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 63 tahun

Status

: Janda

Pekerjaan

: Pedagang Makanan

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Alamat

: Komplek UKA Blok BJ no. 13 RT 014/RW 08, Tugu Utara

Tanggal Berobat : 14 Juli 2016

B. Anamnesis
Dilakukan secara Auto-anamnesis pada tanggal 21-25 Juli 2016 pukul 10.30 WIB di
Puskesmas Kecamatan Koja dan rumah pasien.
1. Keluhan Utama: Kontrol hipertensi dan gastritis erosif kronik
2. Keluhan Tambahan: Pusing dan nyeri kepala, gatal-gatal di tangan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Lansia Puskesmas Kecamatan Koja didampingi oleh
anak kandung dengan dengan tujuan kontrol hipertensi dan gastritis erosif kronik
yang dilakukan setiap minggu. Pasien saat ini mengeluhkan badan lemas yang sudah
sering dirasakan sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan berupa pusing,
Rasa pusing dan nyeri kepala diikuti dengan keluhan mata berkunang-kunang serta
tengkuk yang terasa pegal. Terkadang pasien merasakan telinga berdenging saat
1

pusing. Pasien sering merasakan nyeri perut di ulu hati ketika melewatkan jadwal
makan dan terkadang malam hari. Nyeri perut dirasakan perih seperti tertusuk.
Keluhan dirasakan selama 1-2 jam dan berkurang setelah meminum obat dari RS.
Keluhan ini dirasakan mengganggu aktivitas berdagang sehingga pasien saat ini
berhenti berdagang sampai merasa sudah sembuh. Keluhan nyeri kepala terkadang
dirasakan disertai rasa pegal dan kaku pada leher dan bahu.
Saat pasien datang ke Puskesmas dilakukan pemeriksaan berat badan dan
tinggi badan. Menurut dokter yang memeriksa berat badan dan tinggi badan pasien
serta memeriksa kondisinya, pasien memiliki berat badan yang kurang. Pasien jarang
memeriksakan berat badannya sehingga tidak mengetahui dengan pasti perubahan
berat badannya.
Pasien mengaku bahwa pola makan pasien pasien awalnya tidak teratur,
namun setelah sakit pasien mulai mengontrol makannya sebanyak 2-3x sehari. Variasi
lauk yang dikonsumsi umumnya meliputi sayur dan tahu tempe. Pasien mengaku
menyukai makanan yang asin dan pedas, namun sudah mulai mengurangi konsumsi
jenis makanan tersebut. Pasien mengaku sering melewatkan jam makan dan jarang
mengemil karena sibuk berjualan dan sering merasa tidak lapar. Terdapat gangguan
makan berupa perih beberapa saat setelah makan dan cepat kenyang.
Keluhan pusing berputar, nyeri perut atau dada menjalar disangkal oleh
pasien. Pasien juga menyangkal adanya keluhan mata kabur dan sesak nafas saat
menjalani aktivitas sehari-hari. Pasien tidak merokok. Pasien jarang mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan. Konsumsi buah dikatakan jarang, namun konsumsi
sayur cukup sering. Saat ini BAB dan BAK pasien tidak terdapat keluhan.
Keluhan nyeri kepala dirasakan hampir setiap hari, sehingga pasien mencoba
mengobati sendiri dengan membeli obat nyeri kepala di warung. Persepsi pasien
terhadap sakitnya pasien mengetahui faktor faktor yang memicu hipertensi seperti
makanan yang dirasa asin dan gurih, makanan pengawet dan sebagainya. Selain itu
pasien mengetahui pola makan yang sedikit namun sering dan makanan dapat memicu
timbulnya nyeri perut. Terkadang pasien masih sering mengabaikan jam makan dan
membiarkan nyeri perutnya jika dirasakan belum mengganggu aktivitas.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:


a. Pasien mengetahui menderita hipertensi sejak 24 tahun yang lalu dengan keluhan
terkadang nyeri tengkuk yang dirasakan terutama setelah memakan makanan asin
dan gurih.
2

b. Pasien memiliki riwayat maag sejak 10 tahun yang lalu. Pasien sudah dirawat 5x
di RSUD Koja dengan keluhan lemas, nyeri perut ulu hati disertai BAB berwarna
hitam. Pasien sering mendapatkan transfusi setiap dirawat di RS.
c. Riwayat asma, penyakit jantung, diabetes melitus, kolesterol, asam urat, sakit
ginjal, dan alergi obat disangkal pasien.
5. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan Kerja:
a. Saudari perempuan pasien diketahui menderita hipertensi.
b. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.
6. Riwayat Obstetri dan Ginekologi:
Menarche pasien saat usia 12 tahun, pasien saat ini sudah menopause sejak 5
tahun yang lalu. Pasien sudah pernah melahirkan 6 orang anak. Anak pertama sampai
anak ke 4 lahir di dukun beranak dikarenakan belum adanya bidan desa saat itu. Pada
kehamilan anak ke-5 dan ke-6, pasien sering mengontrol kehamilan ke bidan namun
belum pernah mendapatkan imunisasi. Pasangan pasien sudah meninggal dunia sejak
6 tahun yang lalu. Riwayat hubungan seksual terakhir pasien diketahui 5 tahun yang
lalu.
7. Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku sudah minum obat amlodipin 5 mg sejak 24 tahun yang lalu
yang diminum setiap hari. Selama minum obat, tensi pasien stabil dalam batas
normal. Sejak 10 tahun yang lalu, pasien setiap hari mengkonsumsi obat anti nyeri
yang dibeli sendiri di warung setiap kali nyeri kepala.
8. Riwayat Makanan
Nafsu makan pasien baik, pasien pernah membatasi asupan makan yang dikonsumsi
sehari-hari berupa makanan yang pedas dan asin maupun gurih. Kebiasaan makan 23x sehari dengan nasi dan lauk pauk berupa sayur-sayuran, tahu dan tempe. Pasien
jarang memakan daging merah semenjak diketahui menderita hipertensi sejak 24
tahun yang lalu. Riwayat merokok dan minum kopi disangkal oleh pasien.
9. Riwayat Sosial dan Ekonomi:
Pasien ibu dari Nn. M, Tn. D dan Tn. T. Pasien sudah tinggal di rumah
tersebut selama 23 tahun. Pasien bekerja sebagai penjual nasi goreng di pasar, namun
selama 2 bulan ini pasien berhenti berjualan dikarenakan penyakit yang kambuh.
Pekerjaan ini sudah ditekuni pasien selama 5 tahun. Suami pasien sudah meninggal
dunia sejak 5 tahun yang lalu. Anak ke-4 pasien, Nn. S, bekerja sebagai pegawai
pabrik kipas angin dengan penghasilan Rp. 1.000.000 per bulan. Anak ke-5 pasien
3

merupakan seorang pegawai lepas yang saat ini masih menganggur selama 1 bulan.
Anak ke-6 pasien merupakan seorang buruh harian dengan penghasilan tidak menetap
Rp. 500.000 Rp. 800.000 per bulan. Hubungan komunikasi antara pasien dengan
lingkungan penjual cukup baik, begitupula di lingkungan sekitar rumah. Pasien sering
mendapat masukan biaya hidup tambahan dari kedua anaknya yang sudah menikah
sebesar Rp. 500.000 Rp. 600.000 per bulan. Pasien banyak menghabiskan waktunya
di pasar dan pulang pada siang hari langsung menuju rumah. Hubungan komunikasi
pasien anak-anak pasien cukup baik. Keluarga pasien sering berkumpul bersama di
rumah pada malam hari. Anak pasien sering membantu pasien dalam mengurus
pekerjaan sehari-hari, serta membantu menyiapkan dagangan pasien di saat tidak
bekerja.
10. Riwayat Kebiasaan
Pasien mulai beraktivitas sehari-hari dengan bangun tidur pada pukul 03.00,
dilanjutkan dengan shalat tahajud dan kemudian menyiapkan jualan. Pada pukul 05.00
pasien mandi mulai berjualan makanan di pasar sampai jam 11.00. Pasien pergi
berjualan menggunakan sebuah gerobak dipasar dan diantar dengan motor oleh
anaknya. Biasanya pasien sarapan pagi dengan makanan yang di jual di pasar dan
sering mengkonsumsi makanan yang pedas. Setelah berjualan pasien pulang ke rumah
dan memasak makanan. Pasien biasanya makan siang jam 13.00 dan setelah itu jarang
mengkonsumsi cemilan pada sore harinya. Pasien melanjutkan istirahat sampai sore
dan melakukan aktivitas ringan di rumah seperti menonton TV dan berinteraksi
dengan tetangga. Makan malam biasanya dilakukan jam 19.00 malam bersama
keluarga. Terkadang pasien tidak makan malam karena merasa tidak lapar. Pada pukul
21.00 pasien tidur.
Pola makan pasien dua sampai tiga kali sehari dengan porsi sedikit. Pasien
hanya makan makanan rumah saat malam dan siang hari. Konsumsi sayuran hampir
terpenuhi setiap hari, namun kosumsi buah kurang. Kebiasaan berolahraga pasien
jarang dikarenakan pasien sibuk akan aktivitasnya sehari-hari. Dari segi spiritual,
pasien tidak pernah meninggalkan shalat nya dan sering melaksanakan shalat tahajud.
Kebiasaan menabung terkadang tidak diterapkan pasien. Pendapatan dari hasil
berjualan dan penghasilan anaknya tidak dapat ditabung.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tampak sakit derajat ringan


2. Vital sign
Kesadaran

: Compos Mentis

Tek. Darah

: 140/80 mmHg

Frek. Nadi

: 100 x/menit

Frek. Pernapasan : 20 x/menit


Suhu

: 36,5 C

Status Gizi

IMT Ny. S:
IMT =

BB
36
=
=16
2
(berat badan kurang)
( TB ) ( 1,5 ) 2
Tabel 1. Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT
KATEGORI
< 18,5
Berat badan kurang
18,5 24,9
Berat badan normal
25.00
Kelebihan berat badan
25,00 29,9
Pre-obesitas
30,00-34,99
Obesitas kelas I
35,00-39,00
Obesitas kelas II
40,00
Obesitas kelas III
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

Metode Broka :
Berat badan ideal

= (Tinggi Badan-100) 10% (Tinggi Badan-100)


= (150-100) 10% (150-100)
= 50 5 = 45 Kg
Tabel 2. Kriteria Brocca

Status Gizi
Kategori
< 90%
Berat badan kurang
90 110%
Berat badan normal
110 120%
Berat badan lebih
>120%
Gemuk Berat badan
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

Status Gizi

= (BB Aktual : BB Ideal) x 100%


= (36 : 45) x 100%
= 80% (BB kurang)

3. Status Generalis

Kepala

:Mesocephal, rambut berwarna hitam panjang, tidak mudah

Wajah
Mata
Hidung
Mulut

dicabut
: Simetris
: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), hiperemis (-).
: Septum nasi ditengah, rhinoreae (-).
:Lidah tidak kotor, gigi lengkap, tonsil T1-T1 tenang, faring

hiperemis (-), higienis cukup baik.


Leher
: Tidak teraba pembesaran KGB
Thoraks :
:
a) Cor
:
a. Inspeksi : Iktus kordis tampak
b. Palpasi : iktus kordis teraba
c. Perkusi :
i. BJKa : ICS 6, Linea Mid clavicula sinistra,
ii. BJKi : ICS 5, Linea Sternalis dekstra,
iii. BJP : ICS 3, Linea Sternalis dekstra
d. Auskultasi : S I dan S II reguler, murmur (-), gallop (-)
b) Pulmo :
a. Inspeksi : Simetris statis dan dinamis.
b. Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simetris
c. Perkusi : Sonor seluruh lapangan pulmo.
d. Auskultasi : VBS kanan = kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen:
a. Inspeksi : Abdomen datar, sikatrik (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+) 6 x / mnt
c. Palpasi : Nyeri tekan (+) ulu hati, Hepar / Lien tidak teraba.
d. Perkusi : Timpani seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas

: - Superior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)


- Inferior : Edema (-/-), Sianosis (-/-)

A. Pemeriksaan Penunjang
1. Periksa darah rutin (Hemoglobin, Hemotokrit, Leukosit, Trombosit).
2. Endoskopi
3. Tes nafas urea
6

II.

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Alm. Tn. M (Suami Pasien)
b. Identitas Pasangan: Ny. S berusia 62 tahun (Pasien)
c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 3. Anggota keluarga yang tinggal serumah


No

Nama

Kedudukan
dalam
Keluarga

Gende
r

Umu
r

Pendidika
n

Pekerjaan

Keterangan
Tambahan

Terakhir

1.

Ny. S

Isteri

62 th

SD

Ibu Rumah
Tangga

Pasien

3.

Nn. M

Anak

35 th

SD

Pegawai
Pabrik

4.

Tn. D

Anak

29 th

SMK

Pegawai
lepas

5.

Tn. M

Anak

24 th

SD

Buruh
harian

2. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah single parent family yaitu keluarga yang terdiri dari
pria atau wanita yang sudah bercerai, berpisah, atau ditinggal mati serta anak-anak
mereka tinggal bersama. Keluarga ini terdiri Ny. S yang berusia 62 tahun, Nn. M
7

yang berusia 35 tahun dan merupakan anak keempat pasien, Tn. D yang berusia
berusia 29 tahun yang merupakan anak kelima pasien, dan Tn. M berusia 24 tahun
yang merupakan anak keenam pasien.
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Friedman (1998), Ny. S berada di tahapan siklus keluarga yang
kedelapan, yaitu keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

3. Family Map

Gambar 1. Family Map Keluarga Ny. S

3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
8

Tabel 4. Lingkungan tempat tinggal


Status kepemilikan rumah

: milik sendiri

Daerah perumahan

: padat

Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah: 10 x 5 m2

Ny. S tinggal bersama anak-anaknya.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Rumah Ny. S mempunyai kriteria


rumah

Luas halaman rumah: 1 x 3 m2

kurang

sehat,

walaupun

tersedianya ventilasi di dalam rumah

Rumah tidak bertingkat

tetapi jarak antar rumah yang sangat

Lantai rumah dari: semen tertutup keramik

berdempetan menyebabkan sirkulasi

Dinding rumah dari: Tembok

udara di rumah Ny. S menjadi kurang,

Jamban keluarga: Ada

pencahayaan rumah kurang. kebersihan

Tempat pembuangan sampah: Ada

didalam rumah cukup baik, dengan tata


letak barang-barang yang rapi dan

Ketersediaan air bersih: Ada

terdapat

Penerangan listrik: 2200 watt

ketersediaan air bersih dan

jamban keluarga.

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah tangga)


- dua buah sepeda motor
- satu buah televisi 32 inch
- satu buah rice cooker
- dua buah kipas angin
- dua buah kompor gas
- satu buah setrikaan
- tiga buah handphone
c. Denah rumah

Gambar 2. Denah Rumah Ny. S

4. Penilaian Perilaku Kesehatan keluarga :


1. Terhadap Sakit : Jika anggota keluarga sakit, Ny. S lebih sering membeli obat
dari warung atau apotek terlebih dahulu. Keluarga Ny. S pergi ke pelayanan
kesehatan jika keluhan tidak berkurang dengan obat tersebut atau bertambah
berat penyakitnya ke Puskesmas atau klinik dekat rumah.
2. Terhadap Pelayanan Kesehatan: Memiliki kartu BPJS bayar kelas III dengan
bayaran Rp.25.500 per orang per bulannya.
3. Terhadap Makanan : Pasien sering mengkonsumsi sayur, namun jarang
mengkonsumsi

buah.

Pasien

lebih

sering

konsumsi

makanan

rumah

dibandingkan makan di luar.


4. Terhadap Lingkungan Kesehatan
Lingkungan rumah : Rumah dan lingkungan rumah cukup bersih dan tertata
rapih. Tersedia air bersih yang mengalir dan toilet jongkok kamar mandi.
5. Olahraga : Jarang.
6. Konsumsi rokok/alcohol/narkotika: Pasien tidak merokok tetapi anak pasien
merupakan perokok aktif.
5.

Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)


Tabel 5. Pelayanan Kesehatan

Faktor

Keterangan

Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan Berkendara motor

Pasien jika sakit

kesehatan

Puskesmas. Karena biaya yang


10

berobat ke

Tarif pelayanan kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan

BPJS kelas III (Rp. murah dan jarak yang tidak terlalu
25.500 / orang / bulan).

jauh dari rumah, sehingga dapat

Cukup memuaskan

ditempuh dengan naik sepeda


motor menuju puskesmas. Pasien
merasa

cukup

puas

dengan

pelayanan kesehatan yang ada di


puskesmas.

6.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga


A. Kebiasaan makan :
Keluarga Ny. S makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Menu makanan yang
diterapkan dalam waktu makan mereka tidak pernah menentu. Menu makanan mereka
paling sering makan nasi dengan lauk tahu atau tempe, ikan, dan sayur rebus. Jarang
sekali konsumsi buah-buahan. Adapun makanan yang dimakan oleh keluarga Ny. S
dimasak sendiri oleh Ny. S atau Nn. M. Keluarga Ny. S selalu membiasakan diri untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan
peralatan makan mereka setelah selesai makan. Ny. S memasakkan sendiri makanan
untuk keluarganya, namun jika anak perempuannya, Nn. S, ada di rumah maka Nn. S
yang bergiliran memasak. Keluarga jarang makan makanan yang yang dibeli di diluar
rumah dan lebih sering makan di rumah. Ny. S sendiri jarang mengkonsumsi cemilan di
sela-sela jam makan, sementara anak-anaknya sering sambil istirahat kerja.
B. Menerapkan pola gizi seimbang :
Keluarga Ny. S masih kurang menerapkan pola gizi seimbang kepada seluruh
anggota keluarga dikarenakan jarangnya mengkonsumsi buah-buahan dan protein
daging-dagingan terutama bagi seluruh anggota.

Food Recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).


Tabel 6. Pola makan pasien pada tanggal 20 Juli 2016
Menu

Kalori

Karbohidrat
11

Protein

Lemak

Pagi
Siang

Nasi uduk
260 kal
32 gr
Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur asem
25 kal
5 gr
Tahu
75 kal
7 gr
Minyak
45 kal
Malam
Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur asem
25 kal
5 gr
Tahu
75 kal
7 gr
Minyak
45 kal
Total kalori pada tanggal 20 Juli 2016: 900 kalori

4 gr
4 gr
1 gr
5 gr
4 gr
1 gr
5 gr
-

12 gr
7 gr
5 gr
7 gr
5 gr

Tabel 7. Pola makan pasien pada tanggal 21 Juli 2016


Menu
Kalori Karbohidrat
Pagi
Nasi uduk
260 kal
32 gr
Siang
Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur
labu 25 kal
5 gr
siam
Ikan goreng
50 kal
Minyak
45 kal
Malam Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur
labu 25 kal
5 gr
siam
Ikan goreng
50 kal
Minyak
45 kal
Total kalori pada tanggal 21 Juli 2016: 850 kalori

Protein
4 gr
4 gr
1 gr

Lemak
12 gr
-

7 gr
4 gr
1 gr

2 gr
5 gr
-

7 gr
-

2 gr
5 gr

Tabel 8. Pola makan pasien pada tanggal 22 Juli 2016


Menu
Kalori Karbohidrat
Nasi uduk
260 kal
32 gr
Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur
labu 25 kal
5 gr
siam
Tempe
80 kal
8 gr
Minyak
45 kal
Malam Nasi putih
175 kal
40 gr
Sayur labu
25 kal
5 gr
siam
Tempe
80 kal
8 gr
Minyak
45 kal
Total kalori pada tanggal 22 Juli 2016: 910 kalori
Pagi
Siang

12

Protein
4 gr
4 gr
1 gr

Lemak
12 gr
-

6 gr
4 gr
1 gr

3gr
5 gr
-

6 gr
-

3gr
5 gr

Menurut pengakuan pasien, pasien minum air mineral sebanyak kira-kira 6 gelas
dalam satu hari ketika waktu senggang.
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny.J mendapat total kalori per hari :
o Tanggal 20 Juli 2016: 900 kal
o Tanggal 21 Juli 2016: 850 kal
o Tanggal 22 Juli 2016: 910 kal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 886,66 kalori sedangkan kebutuhan
kalori pasien adalah:
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
1. Jumlah kebutuhan kalori perhari :
1. Kebutuhan kalori basal

= BB ideal x 25 kalori (perempuan)


= 45 kg x 25 kalori = 1.125 kalori

2. Koreksi

Usia (60-69th) = - (10% x 1.125) = - 112,5 kalori


Aktivitas (sedang) = + (40% x 1.125) = + 450 kalori
Underweight = + (10% x 1.125) = + 112,5 kalori
Stress metabolik (sedang) = + (20% x 1.125) = + 225 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah:


Kebutuhan harian = 1.125 (450 + 112,5 + 225 112,5)
= 1800 kalori

Kebutuhan Karbohidrat (60-70%) : 60% x 1.800 = 1080 Kal = 270 gr


(4 kalori setara dengan 1 gr karbohidrat)

Kebutuhan Protein (10-15%)

: 10% x 1.800 = 180 Kal = 45 gr

(4 kalori setara dengan 1 gr protein)

Kebutuhan Lemak (20-25%)

: 20% x 1.800 = 360 Kal = 40 gr

(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)

Kesimpulan :
13

Setelah menghitung kebutuhan kalori serta melihat food record pasien selama 3 hari,
maka dapat disimpulkan bahwa setiap hari nya menu makan pasien Ny. S kurang dari
jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.

8. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Fasilitas yang telah tersedia cukup mendukung dan memudahkan keluarga
untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah
kesehatan di anggota keluarganya.
Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Keluarga pasien dapat
membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny.S seperti menganjurkan pasien
untuk berobat dan mengantar pasien berobat ke puskesmas jika pasien sakit. Jarak
rumah dengan puskesmas tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan kendaraan
pribadi atau umum untuk bisa berobat ke puskesmas. Menurut pasien, pelayanan di
puskesmas cukup memuaskan dan biaya pengobatan dijamin sehingga sangat
membantu pasien.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pola makan Ny.S yang tidak teratur serta kebiasaan menunda makan yang
dapat memicu munculnya gejala penyakit. Makanan pedas dan asin terkadang
masih dikonsumsi walaupun tidak banyak.
6. Dinamika Keluarga
Ny. S tinggal bersama anak keempat, kelima dan keenamnya. Sehari-hari dirumah
Ny. S pergi berjualan sendiri dengan diantar oleh anaknya, sementara anak-anak pasien
sibuk pergi bekerja.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Pada keluarga, anggota keluarga inti tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
seperti Ny.J. Namun ayah pasien diketahui memiliki riwayat darah tinggi.
b. Fungsi Psikologis
14

Komunikasi antara anggota keluarga terjalin dengan baik dan dalam pengambilan
keputusan Tn.O selalu mempertimbangkan pendapat anggota keluarga lain.
Hubungan Ny.J dengan menantu dan cucunyanya dirasa cukup dekat.
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan sehari-hari keluarga pasien hanya mecukupi untuk kebutuhan seharihari keluarga. Penghasilan keluarga ini didapat dari hasil gaji anak pasien yang
bekerja sebagai pegawai pabrik dan buruh harian dengan total penghasilan sekitar
Rp. 2.000.00 -2.500.000 per bulan. Saat ini pasien tidak bekerja karena sakit.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat penduduk, rumah
pasien sendiri memasuki gang kecil dan berdempetan dengan rumah yang lain.
Keluarga pasien dikenal sebagai keluarga yang baik dan sopan terhadap tetangga.
Pasien juga sering bersosialisasi dan mengikuti kegiatan warga sekitar.
e. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Dua dari enam anak pasien memiliki
pendidikan terakhir SMP dan empat lainnya memiliki pendidikan teakhir SD.

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1.
2.
3.
4.

Pola makan pasien yang tidak teratur dan sering menahan lapar.
Anak pasien kurang memperhatikan pola makan dan asupan makanan pasien.
Anak pasien kurang memperhatikan kesehatan keseluruhan pasien.
Kebiasaan Ny. S yang menyukai makanan asin seperti telor dan ikan asin, tahu

goreng dan sambal walau mulai dikurangi.


5. Pasien juga tidak pernah berolahraga.
6. Konsumsi buah buahan pada keluarga pasien kurang.
7. Kebiasaan olahraga pada keluarga pasien kurang.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu
mengenai penyakitnya).
a) Kedatangan: Pasien datang sendiri diantar dengan anak ke Puskesmas
Kecamatan Koja dengan tujuan kontrol penyakit hipertensi dan gastritis erosif

15

kronik. Keluhan yang dirasakan badan terasa lemas dan rasa tidak nyaman di
ulu hati.
b) Persepsi: Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan bila
rajin minum obat.
c) Harapan:
a. Pasien berharap penyakitnya dapat sembuh dan tidak akan kambuh lagi.
b. Pasien dapat menaikkan berat badannya agar pasien selalu sehat dan terlihat
segar.
d) Kekhawatiran:
a. Pasien khawatir penyakitnya ini dapat menjadi berat dan harus dirawat di
rumah sakit.
b. Pasen juga khawatir tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dan tidak
mendapat penghasilan tambahan dari hasil penjualan.
2. Aspek klinik
Diagnosis kerja : Hipertensi kronis dan gastritis erosif kronik disertai gizi kurang.
3. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien):
a.
b.
c.
d.

Kebiasaan pasien makan yang asin dan pedas.


Kebiasaan pasien tidak menerapka pola makan yang sedikit namun sering.
Kebiasaan makan yang kandungan tidak memenuhi kebutuhan harian.
Kebiasaan pasien tidak pernah berolahraga.

4. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah):


Pasien menganggap bahwa sakit pasien biasa terjadi dan tidak mengkhwatirkan.
Keluarga juga tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien yang dapat
mengakibatkan kekambuhan penyakitnya.
5. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari) :
Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien termasuk derajat 1
yang termasuk dalam aspek fungsional sakit sakit ringan dan pasien mampu
melakukan kegiatan yang sesuai dengan aktivitas sehari hari.

16

E. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 9. Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Aspek
Personal

Kegiatan

Sasaran

Menjelaskan kepada pasien kepala Pasien


pusing
tersebut
kemungkinan
disebabkan oleh hipertensi.
Menjelaskan kepada pasien bahwa
penyakitnya tidak hanya disebabkan
oleh sering memakan makanan asin
tetapi juga ada kaitannya dengan
penyakit keturunan.
Menjelaskan kepada pasien tentang
penyakit hipertensi membutuhkan
pengobatan yang berkelanjutan dan
memerlukan ketekunan berobat.
Menjelaskan kepada pasien tentang
penyakit gastritis erosif kronik yang
membutuhkan pemantauan pola
makan yang baik serta mengurangi
kebiasaan memakan makanan pedas.
Memberitahukan kepada pasien
bahwa berat badan pasien dapat
ditingkatkan dengan pola makan
yang benar.
Memberitahukan kepada pasien
bahwa penyakitnya bukan penyakit
berat dan tidak perlu dirawat.

Waktu

Hasil yang Diharapkan

Pada saat

kunjungan ke
rumah

17

Pasien dapat mengetahui


penyebab penyakitnya tidak
hanya jenis makan yang salah
tapi ada faktor keturunan.
Pasien dapat meminum obat
secara
teratur
dan
memperbaiki pola makannya.
Pasien dapat meningkatkan
berat badannya dengan cara
yang benar.
Pasien menjalankan pola
hidup sehat sehingga dapat
terhindar dari penyakit berat
lainnya.
Pasien tidak perlu khawatir
dirawat kembali ke RS

Biaya

Keterangan

Aspek Klinik

Hipertensi:
Pasien
Pemberian obat antihipertensi tablet :
amlodipin 5 mg 1 x 1 tablet saat
malam hari selama 7 hari.
Memberitahukan kepada pasien
bahwa pasien harus minum obat
seumur hidup karena hipertensi
penyakit kronik.
Memberitahukan kepada pasien
untuk mengurangi makanan yang
asin-asin seperti telur dan ikan asin.
Gastritis erosif;

Pemberian
obat penetral asam lambung atau
pengurangan sekresi asam lambung 2
x 1 sendok makan/tab setiap kali
dirasakan nyeri perut.

Membiasakan
makann yang porsi kecil namun
sering, energi dan proein cukup,
rendah lemak dan tidak memakan
makanan yang tidak dianjurkan.
Gizi kurang :
Memberikan contoh menu pola
makan yang benar sesuai kebutuhan
kalori pasien sebesar 1.800 kal dan
pedoman gizi seimbang.
Memberikan
contoh
olahraga
sederhana yang dapat dilakukan oleh
pasien

Pada saat
kunjungan ke
Puskesmas

Hipertensi :
Keluhan pasien berkurang.
Tekanan darah pasien stabil.
Mencegah penyakit pasien
ke kondisi yang lebih buruk
(hipertensi emergensi).
Gastritis erosif:
Keluhan pasien berkurang
Tidak dirawat kembali di RS
Keluhan tidak mengganggu
dan dapat kembali bekerja

Gizi kurang :
Pasien mengalami perbaikan
menjadi gizi baik.
Kalori
makanan
yang
dibutuhkan pasien menjadi
cukup (1.800 kal/hari).

18

Anjuran
untuk
memeriksak
an tekanan
darah pasien
secara rutin
dan menjaga
pola makan

Aspek Risiko
Internal

Pasien

Saat

kunjungan ke
rumah pasien

Pasien makan teratur sesuai


pola makan yang dianjurkan
Pasien dapat mengurangi
makanan asin dan pedas
sehingga keluhan pasien
berkurang.

Aspek
Psikososial
Keluarga

Pasien dan
keluarga

Saat

kunjungan ke
rumah pasien

Keluarga memberi perhatian


lebih kepada pasien.

Pasien

Saat

kunjungan ke
rumah pasien

Mencegah
terjadinya
komplikasi.
Pasien dapat meningkatkan
kualitas
hidupnya
dan
beraktivas seperti biasanya

Aspek
Fungsional

Menganjurkan pasien merubah pola


diet rendah garam dan diet lambung
dengan memberitahukan makanan
apa yg boleh dimakan sesuai
kebutuhan kalori pasien.
Menjelaskan kepada pasien jadwal
makan yang benar yaitu porsi kecil,
sedikit, namun sering dengan tinggi
protein dan rendah lemak.
Menganjurkan kepada pasien untuk
menghindari makanan luar dan
sebaiknya membawa bekal dari
rumah.
Menganjurkan keluarga memberi
dukungan kepada pasien agar selalu
menjaga kesehatannya dan selalu
mengingatkan pasien untuk kontrol
berobat.
Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien untuk meyakinkan pasien
bahwa hipertensi bukan penyakit
berat.
Menganjurkan keluarga untuk lebih
mengawasi asupan makanan pasien
dan keluarga.
Menganjurkan kepada pasien untuk
makan obat teratur dan mengikuti
pola makan yang telah dijelaskan.
Menyarankan
pasien
untuk
beristirahat sementara. Menjalankan
aktivas seperti biasanya jika keluhan

19

sembuh.

20

F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanationam
3. Ad fungsionam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

21

G. Lampiran

a)
1.
2.
3.

Diet Rendah Garam


Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidakna retensi garam atau air/dan atau
hipertensi.

b)
2.
3.
4.

Diet Penyakit Lambung


Mudah dicerna, porsi kecil, dan serinf diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara

bertahap sehingga sesuai dengan kebutuhan


5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
6. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
7. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yan g tajam, baik secara termis,
mekanis maupun kimia (disesuaikan per orang).
8. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan
untuk minum susu terlalu banyak.
9. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
10. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberi istirahat pada lambung.
Tabel 9. Contoh Menu Sehari 1800 Kalori
Waktu
Pagi

Bahan makanan
Nasi tim/bubur
Telur ayam
Oyong
Minyak
Pisang
Selingan Puding maizena
Siang
Nasi
Daging sapi
Tempe
Bayam
Minyak
Jus pepaya
Selingan Roti bakar
Malam
Bubur/ Nasi tim
Ayam
Labu siam
Tomat
Minyak
Pisang

Penukar
1 karbohidrat
1 hewani
1 sayuran A
1 minyak
1 buah
1 karbohidrat
1 karbohidrat
1 hewani
1 nabati
1 sayuran A
1 minyak
1 buah
1 karbohidrat
1 karbohidrat
1 hewani
1 sayuran A
1 sayur B
1 minyak
1 buah
22

Gram
100
40
50
5
50
25
100
15
100
50
5
100
40
100
50
100
Sekehendak
5
25

Ukuran
gelas
1 ptg sdg
1 gls
1 sdt
1 bh
1 ptg sdg
gelas
1 ptg sdg
2 ptg sdg
1 gelas
1 sdt
1 ptg sdg
2 iris
gelas
1ptg sdg
1 gls
Sekehendak
1 sdt
1 bh

Contoh menu
Nasi tim/bubur
Telor ceplok
Sayur oyong

Nasi
Semur
Tempe goreng
Setup bayam

Nasi
Bubur ayam
Tumis labu+
tomat

Selingan Susu

1 minuman

200

Karbohidrat 241 gr, Protein 75 gr, Lemak 75 gr

23

1 gls

Anda mungkin juga menyukai