Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Identitas Nasional.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dalam makalah ini membahas tentang pengertian identitas nasional, apa saja identitas nasional
indonesia, unsur-unsur pembentuk identitas nasional,faktor-faktor pendukung identitas nasional
suatu negara, serta pembahasan tentang Alasan Pancasila Menjadi Kepribadian Identitas Bangsa,
Pentingnya Identitas Nasional Bagi Sebuah Negara, dan Pengaruh Negative dari Sikap
Chauvanisme Terhadap Identitas Nasional
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan

wawasan

dan

peningkatan

ilmu

pengetahuan

bagi

kita

semua.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendirisendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional
suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut
dengan kepribadian suatu bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga
identitas Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan
nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional?

2. Seberapa pentingkah identitas nasional untuk sebuah negara?


3. Mengapa sikap chauvinisme pengaruhnya negatif terhadap identitas nasional?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional.
2. Untuk mengetahui seberapa penting identitas nasional untuk sebuah negara.
3. Untuk mengetahui pengaruh negatif dari sikap chauvanisme terhadap identitas nasional.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan
kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga
sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali rule of law, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga
Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau
juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat

kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist
Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia.
Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang
menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung
juga nasib sosial, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang
akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara
transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance
kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa
yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai
negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
2.2 Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.

Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2.

Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3.

Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4.

Lambang Negara yaitu Pancasila

5.

Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6.

Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7.

Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8.

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9.

Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.


2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu bangsa, yaitu
:
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana
asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak kurang dari
300 dialek bahasa. Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari
jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang
mendiami kepulauan diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali
(1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu,
menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari mereka bermukim di perkotaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang di
nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu
pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya
kelompok Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam
Nominal bagi masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri
perbedaan pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernis dan

tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas
wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya
pada pendapat-pendapat ulama.
Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan
sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang
terjadi akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya, kasus Ambon
yang sering kali diisukan sebagai pertikaian anatara dua kelompok agama meskipun isu ini
belum tentu benar. Akan tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah menciptakan konflik.
Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik atar agama, perlunya diciptakan tradisi
saling menghormati antara agama-agama yang ada. Menghormati berarti mengakui secara positif
dalam agama dan kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai perbedaan memungkinkan penganut agama-agama yang berbeda
bersama-sama berjuang demi pembanguna yang sesuai dengan martabat yang diterima manusia
dari Tuhan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan bendabenda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan
merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang
seharusnya (world view) maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari
(ethos).
Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai
bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung
(linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa
komunikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa
transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh
berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun
tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar
belakang suku dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3
bagian sebagai berikut :
a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara
b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang
meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan
agama, serta kepercayaan.

2.4 Faktor-Fakor Pendukung Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan sendirisendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia,
meliputi:
1) Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi geografisekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia.

2) Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil
dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa,
dan negara berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di
indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The Power of
Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil
interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :
a. Faktor Primer
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia
yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsurunsur yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri menyatukan
diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun, kesatuan ini
tidaklah menghilangkan keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan Bhineka Tunggal
Ika.
b. Faktor Pendorong
Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu bangsa. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsa juga merupakan identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karenanya,
proses pembentukan identitas dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dimana dalam hal ini, sangat
diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama untuk memajukan bangsa
dan negara Indonesia.
c. Faktor Penarik
Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem
pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya identitas nasional. Bagi bangsa

Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa
melayu dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta
pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
d. Faktor Reaktif
Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat ikut
mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif melalui memori
kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa
dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti sosial, ekonomi, budaya,
etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alasan Pancasila Menjadi Kepribadian Identitas Bangsa
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai
salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya
yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju
fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam
filsafat hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat
hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber pada kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara
Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Bagi Bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini telah
disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan itu, telah muncul
lewat pernyataan pendiri negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di
dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang
erat dengan jiwa, moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali
dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa
Indonesia. Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber
motivasi, inspirasi, pedoman berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian
segala ide, pola aktifitas, perilaku, serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada
Pancasila. Pancasila memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia.
Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai
ciri khas, sehingga menjadi identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian.
Kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus dikemukakan bahwa salah satu fungsi
filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup masyarakat.
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia
pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba
dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup
panjang. Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD 1945
sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam
kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa
nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini

menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai
tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk
dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara
formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia 9, sidang
BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal yudiris sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan
bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada
tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri,
membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang
kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akarakar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga
merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
3.2 Pentingnya Identitas Nasional Bagi Sebuah Negara
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nation
yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas tertentu yang memiliki semangat,
cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, identitas nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat
khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu negara untuk
memiliki identitas nasional. Mengapa demikian? Karena identitas nasional merupakan jati diri
bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan
hidup bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan
oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial,
budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu

mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan
mudah goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu
mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai
cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu
merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk
menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak
diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal
yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati diri yang dimiliki
warga negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas nasional atau jati diri nasional itu ada
dalam interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi.
Karena didalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan
posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang
berlangsung. Maka dalam berinteraksi orang berpedoman pada kebudayaannya. Jika kebudayaan
kita katakan bagian dari identitas nasional, maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman
bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.
Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia,
demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan
pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep suatu bangsa mengenai dirinya
sendiri. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri
dari berbagai macam suku dari Sabang sampai Merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman
identitas nasional. Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang
mengarah kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu
yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan), politically
(identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya
sebagai pemilih dalam pemilu, atapun sebagai warga negara).
3.3 Pengaruh Negative dari Sikap Chauvanisme Terhadap Identitas Nasional
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa
sendiri, dan merendahkan bangsa lain. Karena sikap chauvinisme terlalu mengagung-agungkan

bangsa sendiri sehingga berdampak negatif bagi bangsa sendiri dan memicu permasalahan
dengan bangsa lain.
Pengertian paham chaunisme adalah paham yang di anut seseorang atau golongan dengan
membanggakan bangsanya sendiri atau ras-nya sendiri sehingga mereka beranggapan bahwa ras
lain tidak lebih baik dari ras-nya, sehingga bagi penganut paham ini akan lebih suka memusuhi
ras lain. Dapat juga diartikan bila chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebihan terhadap ras
atau kerajaannya.
Paham Chauvinisme bertentangan dengan Sila Ketiga Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia",
sehingga paham ini tidak dibenarkan bertumbuh di negara Indonesia, karena penganut paham
Chauvinisme akan berakibat terjadinya perpecahan yang berakibat pemberontakan atau
perbuatan makar. Sila Ketiga Pancasila merupakan perwujudan persatuan yang sama rata di
seluruh Indonesia, semua daerah memiliki kesempatan yang sama untuk bersatu padu dan
membangun pembangunan.
Sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam suku bangsa dan budaya, negara Indonesia
memerlukan perekat budaya bangsa. Salah satu perekat yang lahir dari hati nurani adalah
nasionalisme. Nasionalisme khas negara kita adalah nasional Pancasila yang mempunyai prinsip
berbeda dengan bangsa lain. Nasionalisme Pancasila akan tetap menyala apabila generasi muda
mampu membina persatuan dan kesatuan bangsa serta berpegang teguh pada keikhlasan para
perintis dan penegak kemerdekaan. Nasionalisme Pancasila adalah nasionalisme yang tidak
mengarah pada chauvinisme.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan manifestasi nilai
budaya bangsa dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia juga merupakan manifestasi nilai
budaya berbagai suku

dalam kesatuan Indonesia menjadi ciri khas yang tercermin

dalam pandangan hidup bangsa, Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas nasional
bersifat terbuka, sesuai dengan budaya yang menjadi akaryang selalu terbuka, untuk diberi
tafsir baru. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya

bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai kepribadian bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma


https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://sriactivity.blogspot.com/2014/07/makalah-pancasila-sebagai-identitas.html
http://www.scribd.com/doc/131338831/Pentingnya-Identitas-Nasional#scribd
http://bitalyfiz.blogspot.com/2011/12/identitas-nasional.html
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://antarberita.blogspot.com/2013/10.paham-chauvisme-adalah.html

Anda mungkin juga menyukai