PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pangkreas tidak mampu
memproduksi hormone insulin sesuai kebutuhan. (Wahdah,2011).
Laporan statistik International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan
bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta diabetesi (penderita diabetes) dengan
angka kejadian naik tiga persen atau 7 juta orang pertahun. American Diabetes
Association melaporkan bahwa setiap 21 detik ada satu orang yang terkena
diabetes. Diperkirakan jumlah penderita diabetesi mencapai 350 juta pada tahun
2025, lebih dari setengahnya berada di Asia, terutama di India, Cina, Pakistan, dan
Indonesia.Penyebaran diabetesi di Asia Tenggara sebagai berikut : Singapura
(tahun 1992) 10,4
(1997) 8 persen, dan Indonesia (1992) 5,7 persen. Khusus Indonesia, pada tahun
1995 jumlah diabetesi berada diurutan ketujuh dunia, dan diperkirakan pada
tahun 2025 naik menjadi nomor lima. Di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya
hampir 10 persen penduduk mengidap diabetes. ( Tandra, 2014 ).
Setiap tahun, jumlah penderita diabetes semakin meningkat.Berdasarkan
data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4
terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada tahun 2005,
daerah semi-urban seperti Sumatera Barat melaporkan prevalensi diabetes
mellitus sebesar 5,1% dan Pekajangan (Jawa Tengah) 9,2%. Bali telah meneliti
prevalensi beberapa daerah rural dengan hasil antara 3,9-7,2% pada 2004 dan
Singaparna tahun 1995 tercatat 1,1%.(Wahdah,2011).
Di kota Solok tahun 2014,terdapat 4 buah puskesmas yang terdiri dari
Puskesmas Tanjung Paku, Puskesmas Tanah Garam, Puskesmas Nan Balimo, dan
Puskesmas KTK. Dari empat puskesmas di Kota Solok didapatkan data
kunjungan terbanyak penderita DM adalah Puskesmas Tanjung Paku
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Militus Bulan Oktober s/d
Desember Tahun 2014 Dinas Kesehatan Kota Solok
Bulan
No
Puskesmas
Jumlah
Oktobe
November
Desember
r
Tanjung Paku
42
34
11
Tanah Garam
21
26
9
16
5
12
KTK
19
26
15
Nan Balimo
98
91
27
Total
(Rekap Penderita DM Dinas Kesehatan Kota Solok, 2014)
1
2
3
4
87
56
33
60
236
Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta
orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang
atau setiap satu menit ada enam orang yang meninggal karena penyakit yang
berkaitan dengan diabetes. Di Amerika yang sudah maju sekalipun, angka
kematian karena diabetes mencapai 200.000 orang pertahun. Resiko kematian
pasien diabetes dua kali lebih besar ketimbang orang nondiabetes. Komplikasilah
penyebabnya. Memang, ujung perjalan penyakit diabetes adalah timbulnya
berbagai komplikasi yang membuat semakin menderita, kualitas hidup menurun,
serta biaya berobat melonjak.(Tandra, 2014 ).
berkelompok
agar
menimbulkan
perasaan
menyenangkan.
(Garnadi,2012 ).
Olahraga bukan sekedar berfaedah menipiskan tumpukan lemak disekitar
perut dan mengikis berat badan, tetapi juga berkhasiat memperbaiki kepekaan
insulin serta pengendalian gula darah. Perbaikan kepekaan insulin adalah dampak
dari pertambahan afinitas reseptor insulin dan penurunan kebutuhan akan insulin
itu sendiri, serta perbaikan pengendalian glukosa mengarah pada penundaan
penebalan membrane basal pembuluh darah, penambahan massa tubuh tak
berlemak, serta peningkatan kapasitas kerja. (Arisman,2010).
terhadap GDS pada anggota Persadia Putat Jaya membuktikan senam diabetes
memiliki efek menguntungkan untuk kontrol gula darah.
Berdasarkan study awal yang peneliti lakukan dengan cara wawancara
dengan beberapa penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Paku mengatakan tidak mengetahui bahwa olahraga yang teratur dapat
mengendalikan kadar gula darah dan mereka juga tidak mengetahui ada senam
khusus bagi penderita Diabetes Mellitus dalam menurunkan kadar gula darah .
Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Perbedaan kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan senam
DM pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2015.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat di rumuskan masalah
Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus sebelum
melakukan senam DM?
2. Bagaimana kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus setelah
melakukan senam DM?
3. Apakah ada perbedaan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus
sebelum dan sesudah melakukan senam DM?
D.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kadar gula darah penderita DM sebelum dan
setelah melakukan senam DM
2. Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan di bangku perkuliahan
tentang riset keperawatan dan keperawatan medikal bedah
asuhan
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi petugas puskemas dalam melakukan
intervensi atau tindakan dalam mengendalikan kadar gula darah
penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja puskesmas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan
kepada peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai data pendukung bagi
peneliti yang ingin melanjutkan penelitian dalam bidang yang sama
F.
27 April - 27 Mei 2015 tentang perbedaan kadar gula darah sebelum dan setelah
dilakukan senam DM di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku tahun 2015
dengan populasinya seluruh penderita Diabetes Mellitus yang ada di Puskesmas
Tanjung Paku. Teknik sampling yang digunakan adalah porposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan setelah dilakukan
intervensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pangkreas tidak mampu
memproduksi hormone insulin sesuai kebutuhan. (Wahdah,2011).
Diabetes mellitus adalah gangguan keseatan yang berupa kumpulan gejala
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
ataupun resistensi insulin.(Bustan,2007)
2. Klasifikasi
Secara
umum,
diabetes
mellitus
dibagi
menjadi
kelompok
obes. Kemungkinan untuk mengidap DM tipe 2 akan berlipat dua jika berat badan
bertambah sebanyak 20 % diatas berat badan ideal dan usia bertambah 10 tahun
(diatas 40 tahun)
Tabel 2.1
Perbedaan antara DM tipe 1 dan DM tipe 2
Pembeda
Onset
Antibody ICA,GAD
Obesitas saat onset
Kaitan dengan HLA tipe
tertentu
Kaitan dengan penyakit
darah/autoimun
Kegunaan insulin
DM tipe 2
Biasanya setelah usia
pertengahan
>90 % dari semua
penyadang DM
Sangat lazim
Lambat
Jarang, kecuali jika
sakit
Biasanya negatif
Obes sebelum onset
Tidak ada
Kadang-kadang ada
Tidak ada
Penyelamat nyawa
Penyebab
Kegunaan diet
Kegunaan latihan fisik
Kadang-kadang
diperlukan
Produksi insulin masih
ada, tetapi sel target
tidak peka
Menurunkan BB
Membuat tubuh
menjadi lebih peka
terhadap insulinya
sendiri.
Proporsi
Riwayat keluarga
Gejala
Ketoasidosis
3.
DM tipe 1
Anak/dewasa muda (<25
tahun)
<10% dari semua
penyandang DM
Tidak lazim
Akut/sub akut
Sering sekali
DM tipe 3
Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder, atau DM tipe lain.
Etiologi diabetes jenis ini meliputi; (a) penyakit pada pangkreas yang merusak sel
, seperti homokromatosis, pankreatitis, fibrosis kistik; (b) sindrom hormonal
10
11
Aliran darah yang tidak lancar pada kapiler (pembuluh darah kecil)
yang rusak menghambat penyembuhan luka.
c. Kerusakan saraf
Kerusakan saraf membuat luka tidak terasa sehingga diabetes tidak
menyadari dan tidak menaruh perhatian pada luka, yang lama
kelamaan akan membusuk.
g. Kesemutan
Gula darah tinggi merusak pembuluh darah. Ini menggangguasupan
nutrisi yang diperlukan saraf sehingga saraf menjadi rusak. Bila yang
rusak saraf sensoris, timbulah rasa kesemutan/tidak terasa pada kaki
dan tangan. Selanjutnya bisa menimbulkan rasa nyeri pada anggota
tubuh, betis, kaki, tangan, dan lengan. Bahkan rasanya bisa seperti
terbakar.
h. Gusi merah dan bengkak
Kemampuan mulut menjadi lemah untuk melawan infeksi sehingga
terjadilah gusi bengkak dan merah, infeksi, serta gigi menjadi tidak
rata dan mudah tanggal.
i. Kulit kering dan gatal
Kulit terasa kering, sering gatal, dan infeksi. Keluhan ini membawa
pasien memeriksakan diri ke dokter, lalu pada pemeriksaan dokter kulit
ditemukan diabetes.
j. Mudah infeksi
Leukosit (sel darah putih) yang bertugas melawan infeksi tidak bisa
berfungsi dengan baik pada keadaan gula darah tinggi.
k. Gatal pada kemaluan
Infeksi jamur juga menyukai suasana gula darah tinggi. Vagina mudah
terkena infeksi jamur sehingga mengeluarkan cairan kental putih
kekuningan dan menimbulkan rasa gatal.
4. Faktor resiko
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan sesorang mengidap
diabetes melitus sebagai berikut(Garnadi,2012) :
12
13
kolesterol-HDL,
dan
trigliserida.
Pemeriksaan
14
Pasien
ini
harus
menerima
kalori
yang
cukup
untuk
15
merupakan 50% dari jumlah total kalori per hari yang diizinkan. Karbohidrat ini
harus dibagi rata sedemikian rupasehingga apa yang dimakan sesuai dengan
kebutuhanya sepanjang hari. Contohnya, jumlah yang lebih besar yang harus
dimakan pada waktu melakukan kegiatan fisik yang lebih berat. Lemak yang
dimakan harus dibatasi sampai 30 % dari total kalori per hari yang diizinkan, dan
sekurang-kurangnya setengah dari lemak itu harus dari jenis polyunsaturated.
System makanan penukar telah dikembangkan untuk membantu pasien menangani
dietnya sendiri
. Sistem
ini
mengelompokkan
makanan-makanan
dengan
kadar
pendek yang sesuai. Pasien dapat menghitung jumlah karbohidrat yang disajikan
maupun gram karbohidrat total. Insulin dapat digunakan dengan rasio 1 unit per
15 gram karbohidrat total. Rasio ini dapat ditingkatkan bergantung pada respon
pasien. Pasien dengan diabetes tipe 2 yang resisten terhadap insulin mungkin
membutuhkan 2 hingga 5 unit untuk setiap karbohidrat yang disajikan atau untuk
setiap 15 gram karbohidrat total.
Latihan fisik kelihatanya mempermudah transpor glukosa kedalam sel-sel
dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin. Pada individu sehat, pelepasan
insulin menurun selama latihan fisik sehingga hipoglikemia dapat dihindarkan.
Namun, pasien yang mendapat suntikan insulin, tidak mampu untuk memakai cara
ini, dan peningkatan ambilan glukosa selama latihan fisik dapat menimbulkan
hipoglikemia. Faktor ini penting khususnya ketika pasien melakukan latihan fisik
16
17
dan
pelepasan
hormone
dari
kelenjar-kelenjar
adrenalin,
yang
hipoglikemia
sehingga
menimbulkan
kategori
gejala-gejala
18
Komplikasi ini dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh yang sangat
kekurangan insulin dan sifatnya mendadak. Glukosa darah yang tinggi tidak dapat
memenuhi kebutuhan energi tubuh. Akibatnya, metabolisme tubuhpun berubah.
Kebutuhan energi tubuh terpenuhi setelah sel lemak pecah dan membentuk
senyawa keton. Keton akan terbawa dalam urine dan dapat dicium baunya setelah
bernafas. Akibat akhir adalah darah menjadi asam, jaringan tubuh rusak, tidak
sadarkan diri, dan mengalami koma.
Penyebab komplikasi ini umumnya adalah infeksi. Walaupun demikian,
komplikasi ini bisa juga disebabkan lupa suntik insulin, pola makan yang terlalu
bebas, atau stress. Semua itu menyebabkan terjadinya defisiensi atau kekurangan
insulin akut pada metabolisme lemak,karbohidrat, maupun protein. Gejala yang
sering muncul adalah poliuria, polidipsia, dan nafsu makan menurun akibat rasa
mual. Selain itu, terjadi hipotensi (tekanan darah rendah) sampai shock,kadar
glukosa tinggi, dan kadar bikarbonat rendah.
3) Koma Hiperosmolar Non Ketotik (KHNK)
Gejala dan KHNK adalah senyawa dehidrasi yang berat, hipotensi, dan
menimbulkan shock. Komplikasi ini diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa
penimbunan lemak sehingga penderita tidak menunjukkan pernafasan yang cepat
dan dalam (kussmaul). Pemeriksaan di laboratorium menunjukkan bahwa kadar
glukosa penderita sangat tinggi, pH darah normal, kadar natrium (Na) tinggi, dan
tidak ada ketonemia.
4) Koma Lakto Asidosis
Komplikasi ini diartikan sebagai suatu keadaan tubuh dengan asam laktat
tidak dapat diubah menjadi bikarbonat. Akibatnya, kadar asam laktat di dalam
darah meningkat (hiperlaktatemia) dan akhirnya menimbulkan koma. Keadaan ini
dapat terjadi karena infeksi, gangguan faal hepar, ginjal, diabetes mellitus yang
19
20
nyeri, rasa kesemutan, serta rasa terhadap dingin dan panas berkurang.
Selain itu, otot lengan atas menjadi lemah, penglihatan kembar,
impotensi sementara , mengeluarkan banyak keringat, dan rasa
berdebar waktu istirahat.
d) Diabetik foot (DF) dan kelainan kulit, seperti tidakberfungsinya kulit
(dermatopati diabetic), adanya gelembung berisi cairan di bagian kulit
(bullae diabetik), dan kulit mudah terinfeksi.
2) Komplikasi tak spesifik
Kelainan ini sama dengan non-diabetes melitus, tetapi terjadinya lebih
awal atau lebih mudah. Penyakit yang termasuk komplikasi tak spesifik dalam
diabetes melitus sebagai berikut:
a) Kelainan pembuluh darah besar atau makroangiopati diabetika
(Ma.DM). kelainan ini berupa timbunan zat lemak di dalam dan di
bawah pembuluh darah.
b) Kekerutan pada lensa mata (kataraktalentis).
c) Adanya infeksi seperti infeksi saluran kencing dan tuberculosis(TBC)
paru.
B.
Olahraga Bagi Penderita Diabetes Mellitus
1. Pentingnya Olahraga
Keseimbangan dibutuhkan oleh diabetis untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya sebagai manusia dan membantu mengatasi penyakit psikologis.Tetap
aktif dalam menjalankan kehidupan sehari-hari diharapkan dapat membantu
21
memperoleh tubuh yang sehat dan sebuah sarana hiburan yang dilakukan bersama
sama dengan orang yang mengalami penderitaan yang sama sehingga diharapkan
dapat saling member motivasi dan dorongan agar diabetis tidak merasa sendiri
dan terpuruk menjalani kehidupanya dengan diabetes mellitus.(Sari,2012).
2. Manfaat Olahraga
Manfaat olahraga diantaranya(Sari,2012) :
1. Mengontrol gula darah, untuk diabetes mellitus tipe 2 olahraga yang
teratur dapat menurunkan resistensi insulin meningkatkan sensitivitas
insulin di otot-otot dan jaringan lain sehingga kadar gula darah
mengalami perbaikan
2. Meningkatkan kadar kolesterol HDL, olahraga teratur dapat menurunkan
kadar kolesterol LDL yang dapat menyumbat arteri koroner sedangkan
HDL mengumpulkan kolesterol-kolesterol untuk dikirimnya ke hati
selanjutnya dibuang.
3. Menurunkan berat badan, untuk diabetis yang memiliki kelebihan berat
badan dengan berolahraga dapat memperbaiki resisten insulin,
mengontrol gula darah dan menghindari resiko penyakit jantung koroner
4. Memperbaiki gejala-gejala muskuluskeletal, yang dimaksud dengan
gejala-gejala tersebut adalah kesemutan, gatal-gatal, linu di ujung jarijari tangan atau persendian lainya. Dengan olahraga diharapkan dapat
mengurangi gejala-gejala tersebut karena semua anggota badan pada saat
berolahraga bergerak.
5. Memperbaiki kualitas hidup, selain meningkatkan kesegaran jasmani
karena terkontrolnya system kardiovaskuler, respirasi, gula darah.
Olahraga pun dapat menjadi solusi menghilangkan perasaan cemas dan
depresi.
22
23
24
Gerakan 3 :
a. salah satu kaki tarik ke belakang
b. kepalkan kedua tangan simpan di atas dada dan pinggang
c. lakukan gerakan jalan di tempat dengan ayunan tangan
Gerakan 3 bermanfaat menyiapkan kondisi tubuh baik secara
fisiologis dan psikologis sehingga dapat melakukan senam dengan
baik dan benar.Gerakan di mulai dengan kaki kanan dan hitungan
jatuh pada kaki kanan.
Gerakan 4 :
a. simpan tangan yang tertelentang di atas dada
b. tundukkan kepala
Gerakan 4 bermanfaat unutk mengatur nafas secara perlahan dan
bertahap agar paru-paru dan jantung bekerja dengan baik selama
berlatih.Gerakan dilakukan dengan jalan di tempat sementara tangan
25
Gerakan 5
a. satu tangan direntangkan sementara tangan yang lain disimpan
di dada
b. kepala menoleh bergantian ke kanan dank e kiri
Manfaat gerakan tersebut untuk melenturkan persendian otot
bagian kiri dan kanan.
Gerakan 6
a. kepala di miringkan ke kanan dank ke kiri
b. ke dua tangan di simpan di pinggang
c. jalan di tempat
26
Gerakan 7
a. langkahkan kaki ke kanan dank e kiri 1 langkah
b. tangan mengepal di sisi badab
c. bahu di angkat dan di putar ke belakang
27
28
Gerakan 9
a. langkahkan kaki ke depan 1 langkah
b. kepalkan tangan dan simpan di dada
c. tarik ke atas dan ke bawah
29
Gerakan 11
a. Angkat tangan ke depan
b. Satu kaki melangkah ke depan dan kaki yang lain mundur
c. Lakukan secara bergantian
Gerakan 11 bermanfaat untuk menguatkan otot lengan
Gerakan 12
a. Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri bergantian
30
Gerakan 13
a. Langkahkan kaki ke samping kanan dan kiri bergantian
b. Ke dua tangan simpan di depan
c. Lakukan gerakan membuka dan menutup bergantian
Gerakan 13 bermanfaat untuk menguraikan otot dada dan bahu
Gerakan 14
a. Posisi awal
b. Kedua siku di tekuk dan telapak tangan mengepal di sisi
pinggang
c. Dorong kaki kanan dan kedua lengan ke belakang kemudian di
lanjutkan dengan kaki kiri
31
Gerakan 15
a. Kedua tangan di angkat ke atas
b. Kaki kanan sorong ke kanan depan secara bergantian
Gerakan
15
bermanfaat
untuk
melenturkan
dan
32
Gerakan 17
a. Tubuh kanan di condongkan kearah kanan
b. Tangan kanan seperti menyentuh tumit kaki kanan
c. Begitupun dengan sebelah kiri
Gerakan 17 bermanfaat untuk merenggangkan dan koordinasi
lengan sisi tubuh dan paha bagian dalam.
Gerakan 18
a. Kaki dibuka
b. Lutut sedikit di tekuk
c. Ayunkan tangan kanan sorongkan kea rah kiri
Gerakan 18 bermanfaat untuk melenturkan otot kanan.
33
Gerakan 19
a. Kedua kaki terbuka
b. Kedua tangan di samping kepala sejajar dengan bahu
c. Putar sisi tubuh kearah kanan dan kiri bergantian
Gerakan 19 bermanfaat untuk melenturkan sisi tubuh
Gerakan 20
a. Ayunkan lengan ke samping kiridan kanan bergantian
b. Kaki kiri dan kanan di tekuk ke belakang
Gerakan 20 bermanfaat untuk menguatkan otot-otot bahu dan
tungkai serta koordinasi gerakan lengan tungkai.
34
Gerakan 21
a. Kaki terbuka lebar, satu kaki melangkah ke depan
b. Tekuk lutut kiri kea rah kanan
c. Silangkan kedua tangan diatas kanan dan kiri
Gerakan 21 bermanfaat melenturkan dan meregangkan otot-otot
dan sendi, lengan bahu, sisi tubuh, pinggang dan tungkai.
Gerakan 22
a. Kaki kanan terbuka
b. Tangan kanan tertumpu dip aha kanan
c. Tangan kiri lurus ke atas
Gerakan 22 bermanfaat untuk meregangka otot-otot paha dan
tangan.
35
Gerakan 23
a. Tubuh menghadap kekanan atau ke kiri
b. Tangan lurus ke kanan atau ke kiri sejajar dengan bahu dan
ditarik statis
Gerakan 23 bermanfaat untuk meregangkan otot lengan dan lutut
Gerakan 24
a. Badan menghadap kanan atau kiri
b. Tangan di rentangkan ke atas
c. Salah satu kaki di tarik kebelakang
Gerakan 24 bermanfaat untuk melenturkan dan meregangkan otototot sendi, lengan bahu, sisi tubuh, pinggang dan tungkai.
36
Gerakan 25
a. Kaki kanan atau kaki kiri menekuk ke depan
b. Samping kanan atau kiri lurus ke belakang
c. Kedua tangan bertumpu dip aha
Gerakan 25 bermanfaat meregangkan otot bahu, sendi punggung
bagian atas.
Gerakan 26
a. Kaki kanan di luruskan
b. Tangan kanan menyentuh ujung kaki kanan
c. Lakukan bergantian
Gerakan 26 bermanfaat untuk menguatkan send, bahu, punggung
atas, dan kaki.
37
Gerakan 27 dan 28
a. Kaki kiri melangkah ke depan
b. Kedua tangan di luruskan ke depan
c. Ditarik kebelakang dan ditahan di depan dada di samping
telinga
d. Lakukan bergantian
Gerakan 27 dan 28 bermanfaat untuk meregangkan otot-otot bahu,
kai, paha, dan punggung.
38
Gerakan 29
a. Kaki kiri melangkah ke depan
b. Kedua tangan tertumpu dikedua paha
c. Lutut kanan di tekuk
Gerakan 29 bermanfaat untuk meregangkan otot dinamis
Gerakan 30
Sikap sempurna
2. Latihan inti
39
a.
b.
c.
d.
e.
f.
40
Inti 1
a. Badan tegak
b. Langkahkan kaki kanan ke depan 1 langkah
c. Kepalkan tangan angkat ke atas
d. Dengan hitungan angkat dan tarik tangan sejajar dengan bahu
Gerakan inti 1 bermanfaat untuk melenturkan tangan sebelum maju
ke gerakan selanjutnya.
41
Inti 2
a. Kaki melangkah ke depan
b. Tangan mengepal dari perut diangkat ke atas kepala
c. Lakukan seterusnya
Gerakan inti 2 bermanfaat untuk menguatkan otot dada, lengan, dan
bahu.
Inti 3
a. Tangan kanan mengepal
b. Badan serong ke kanan
c. Kaki kiri membuka ke samping kiri
Gerakan inti 3 bermanfaat untuk menguatkan otot kaki dan
pinggang.
42
Inti 4 dan 5
a.
b.
c.
d.
43
Inti 6
a. Kedua tangan mengepal kemudian tarik ke belakang
b. Kaki kanan melangkah ke depan
c. Lakukan secara bergantian dengan kaki kiri
Gerakan inti 6 bermanfaat untuk menguatkan otot tangan, bahu, dan
otot betis.
Inti 7
a. Langkahkan ke depan kaki kiri
b. Tangan kiri di rentangkan, tangan kanan simpan di dada
c. Kedua tangan mengayun ke kanan ke kiri
Gerakan inti 7 bermanfaat untuk melatih otot betis, otot paha,
persendian lutut, dan lengan.
44
Inti 8
a. Angkat kaki kiri ke belakang
b. Kedua tangan bentangkan ke depan
c. Lakukan bergantian dengan kaki kanan
Gerakan 8 bermanfaat untuk melatih keseimbangan, menguatkan
otot betis, paha, dan otot lengan.
Inti 9
a. Buka kaki
45
Inti 11
a. Buka kaki kiri ke samping kiri
b. Kedua tangan sejajar dengan dada
c. Rentangkan tangan ke bawah
d. Lakukan bergantian dengan kaki kanan
Gerakan inti 11 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, otot paha,
otot bahu.
46
Inti 12
a. Kaki kiri melangkah ke samping
b. Kedua tangan direntangkan sejajar dengan perut
Gerakan 12 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, otot bahu serta
otot paha.
Relaksasi 13
a. Tangan di depan dada
b. Rentangkan bersamaan melangkah ke samping kanan dan kiri
Gerakan 13 dan seterusnya masuk kedalam relaksasi untuk
penyegaran setelah melakukan pemanasan dan inti.
47
Relaksasi 14
a. Kedua tangan direntangkan sejajar bahu dengan kedua tangan
dikepal di dada
b. Kaki langkahkan ke kanan dan kiri.
Relaksasi 15
a. Kedua tangan mengayun ke atas
b. Kaki langkahkan ke kanan dan kiri
Relaksasi 16
Sikap sempurna
3. Pendinginan
48
Pendinginan 1
a.
b.
c.
d.
49
Pendinginan 2
a. Kaki kanan di buka
b. Lengan di depan dada
c. Tubuh di tarik ke arah kanan dan di tahan beberapa detik
Gerakan pendinginan2 bermanfaat untuk merelaksasi kembali otototot tubuh
50
Pendinginan 3
a. Kaki kanan melangkah ke depan
b. Tangan di bentangkan
Gerakan pendinginan 3 bermanfaat untuk relaksasi pernapasan
Pendinginan 4
a. Kaki kiri maju ke depan
b. Lutut di tekuk
c. Kedua lengan di rentangkan ke depan
d. Telapak tangan menghadap ke dalam
Gerakan pendinginan 4 bermanfaat untuk merelaksasikan otot-otot
bahu, kaki, paha, dan punggung.
Pendinginan 5
a. Kaki kiri di depan
b. Tangan kiri dibentangkan ke belakang, tangan kanan menjadi
penyangga
Gerakan pendinginan 5 bermanfaat untuk merelaksasikan otot
lengan bahu
51
Pendinginan 6
a. Kaki kiri maju ke depan
b. Kaki kanan ke belakang
c. Kedua tangan bertumpu dip aha
Gerakan pendinginan 6 bermanfaat untuk merelaksasikan otot
bahu, sendi, dan punggung.
Pendinginan 7
a. Kaki dibuka ke samping
b. Tangan kanan menarik siku kiri kea rah belakang
Gerkan pendinginan 7 bermanfaat untuk merelaksasikan otot baha
dan tubuh bagian belakang.
52
pendinginan 8
a. Menghadap ke kanan
b. Kaki kanan tekuk dan kaki kiri lurus
c. Kedua tangan lurus menghadap ke kanan
Gerakan pendinginan 8 bermanfaat untuk relaksasi kaki dan badan.
Pendinginan 9
a. Menghadap ke kanan
b. Kaki kiri di injit
c. Kaki kanan lurus dan kedua lengan ke atas
Gerkan pendinginan 9 bermanfaat untuk relaksasi peregangan kaki
dan punggung.
53
Pendinginan 10
a. Kaki kiri tarik ke belakang
b. Kaki kanan tekuk
c. Kedua tangan bertumpu di kaki kanan
Gerakan pendinginan 10 bermanfaat untuk ralaksasi kaki dan
badan
Pendinginan 11
a. Menghadap ke kanan
b. Rentangkan tangan kanan seperti menyentuh ujung kaki kiri
c. Kaki kiri ditekukkan, kaki kanan lurus sejajar dengan tangan
Gerakan pendinginana 11 bermanfaat untuk menguatkan otot paha
dan tumit
54
Pendinginan 12
a. Kaki kanan melangkah ke samping
b. Kedua lengan di rentangkan ke samping
c. Kedua lutut di tekuk sedikit
Gerakanpendinginan 12 bermanfaat untuk relaksasi peregangan
dengan gerakan tangan dan lutut
Pendinginan 13
Sikap sempurna.
55
BAB III
KERANGKA KONSEP
A.
Kerangka Konsep
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan kesehatan yang berupa
kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan atau resistensi.(Bustan,2007). Olahraga dan diet adalah
kombinasi yang ampuh untuk mengontrol diabetes. Ada tiga langkah utama dalam
mengendalikan gula darah, yaitu: diet yang benar, olahraga yang teratur, dan
suntik insulin (Tandra, 2014).. Khusus untuk penderita diabetes I dan II yang berat
dianjurkan melakukan senam diabetes. (sustrani,dkk,2004)
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan sistem yang terdiri dari Input, Proses, Output. Menurut L James
56
Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen satu dengan yang lainya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Input
Penderita Diabetes
Proses
Output
Pengukuran kadar
gula darah sebelum
dilakukan senam DM
Penurunan kadar
Puskesmas Tanjung
Intervensi senam DM
Wilayah Kerja
Paku
Pengukuran kadar
gula darah setelah
dilakukan senam DM
Puskesmas
57
Tanjung Paku
B.
N
Definisi Operasional
Variabel
o
1
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Operasional
gula Pemeriksaa
glukometer
Skala
Hasil
ukur
Ukur
Kadar gula
Kadar
Rasio
darah
darah
n gula darah
kadar
sebelum
sewaktu
langsung
gula
melakukan
yang diukur
darah
senam DM
30
dalam
menit
sebelum
Satuan
mg/dL
penderita
DM
melakukan
senam DM
2
gula Pemeriksaa
Rasio
Satuan
darah
darah
n gula darah
kadar
setelah
sewaktu
langsung
gula
melakukan
yang diukur
darah
senam DM
30
dalam
menit
setelah
mg/dL
penderita
DM
melakukan
senam DM
C.
glukometer
Hipotesa
58
Ada perbedaan kadar gula darah sebelum dan setelah melakukan senam DM.
BAB IV
59
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitan ini merupakan eksperimental dengan rancangan yang di gunakan
adalah one group pretest-postest design. Di dalam desain ini pengukuran
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pengukuran yang di lakukan sebelum
eksperimen (O1), kemudian diberikan stimulus, dan pengukuran yang dilakukan
setelah eksperimen (O2).(Notoatmodjo, 2010). Pengukuran yang dilakukan adalah
pengukuran kadar gula darah sebelum dan setelah melakukan senam DM.
Desain ini dapat di gambarkan pada tabel berikut ini:
O1
O2
Keterangan:
O1 : Observasi 1 yaitu pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan senam
DM
X : Intervensi yaitu penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Paku melakukan senam DM
O2 : Observasi 2 yaitu pengukuran kadar gula darah setelah dilakukan senam
DM
6. Kadar gula darah tidak berada dibawah 100 mg/dL dan diatas 250
mg/dL
7. Tanda-tanda vital berada dalam batas normal.
8. Bersedia menjadi responden, dengan mengisi dan menandatangani
informed consent.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan dua tahap, yaitu tahap pertama di lakukan
pengukuran kadar gula darah sewaktu 30 menit sebelum klien melakukan senam
DM selama 20 menit dengan mengobservasi lansung kadar gula darah terhadap
masing-masing klien. Tahap dua yaitu setelah klien melakukan senam DM, data
kembali di kumpulkan dengan mengobservasi langsung kadar gula darah masingmasing klien 30 menit setelah senam pada senam yang ke-3 .
E. Prosedur Intervensi
Pada penelitian ini ada prosedur intervensi yang di laksanakan. Adapun
prosedur-prosedur tersebut adalah:
1. Meminta izin ke pada pihak puskesmas intervensi mengenai pelaksanaan
senam DM
2. Penderita DM dijelaskan terhadap penelitian tersebut.
3. Membuat kesepakatan dengan pihak puskesmas dan penderita DM
mengenai tanggal, waktu, dan tempat dilaksanakannya intervensi.
4. Penderita DM yang bersedia menjadi responden diharapkan mengisi
infomed consent
5. Sediakan tempat yang nyaman di sekitar rumah responden atau tempat
yang tepat untuk melakukan senam DM. Tempat dilakukan senam DM
adalah tempat yang datar.
6. Untuk hari pertama, dilakukan pengukuran kadar gula darah pada masingmasing responden 30 menit sebelum dilakukan senam. Senam DM
62
63
Setelah kuesioner terisi penuh dan benar, dan telah dilakukan pengkodean,
maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang didapatkan dari
hasil pengukuran kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan senam DM
kedalam tabel untuk dilakukan analisa data.
2. Analisa data
Analisa ini digunakan untuk mengetahui dan menguji keterkaitan antara dua
variabel. Pengujian hipotesa untuk mengambil keputusan tentang apakah hipotesa
perbedaan kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan senam DM pada
penderita DM di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung paku yang diajukan cukup
meyakinkan untuk ditolak atau diterima dengan menggunakan uji secara manual
yaitu apabila data berdistribusi normal uji yang digunakan adalah uji beda ratarata sampel yang berhubungan dengan rumus sebagai berikut :
t=
d
S Dd / n
Keterangan :
d
64
G. Pertibangan Etik
Sebagai pertimbangan etik, maka peneliti perlu meminta persetujuan seluruh
responden di mana dalam penelitian ini adalah penderita DM yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku yang diizikan oleh pihak DKK untuk
terlibat dalam penelitian ini dengan menggunakan informed consent pada
responden dan peneliti juga wajib merahasiakan nama responden dan data-data
yang di berikan oleh responden kepada orang lain.
H. Prosedur penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
a. Menentukan lokasi penelitian
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Melakukan studi pendahuluan untuk merumuskan masalah
d. Menyusun proposal dan instrument dengan bimbingan dosen
pembimbing
e. Seminar proposal
2. Tahap Penelitian
a. Penyampaian informed consent
b. Pengukuran kadar gula darah sebelum intervensi
c. Melakukan intervensi
d. Pengukuran kadar gula darah setelah intervensi
e. Pengolahan data dan melakukan analisa data
f. Menyusun laporan penelitian
g. Sidang hasil penelitian
65
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 27 April 2015 sampai tanggal 27
Mei 2015. Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yaitu penderita
DM yang tersebar di empat kelurahan cakupan Wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Paku Kota Solok. Empat kelurahan tersebut diantaranya ; Kelurahan Tanjung
Paku, Kelurahan Kampung Jawa, Kelurahan PPA, dan Kelurahan Koto Panjang.
Puskesmas Tanjung Paku merupakan puskesmas rawat jalan yang memiliki
55 orang petugas dengan berbagai tingkat pendidikan. Program yang ada di
puskesmas tanjung paku terbagi 3 bentuk diantaranya; upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan dan upaya keperawatan kesehatan masyarakat.
Dalam program upaya kesehatan pengembangan terdapat upaya kesehatan
sekolah, dan upaya kesehatan olahraga . Puskesmas Tanjung Paku tidak memiliki
kegiatan olahraga bersama masyarakat khususnya penderita DM sehingga peneliti
membuat jadwal khusus untuk penderita Diabetes mellitus dalam melakukan
senam DM yang dilakukan 3 kali seminggu secara teratur sebagai upaya
mengendalikan kadar gula darah.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi : jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan
responden.
1. Jenis Kelamin
66
2
4
2
2
20
40
20
20
Jumlah
10
100
Tidak bekerja
Swasta
8
2
80
20
Jumlah
10
100
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar (80 %) responden Tidak
mempunyai pekerjaan.
67
C. Analisa Data
Analisa yang kita gunakan adalah analisa univariat dimana analisa ini
bertujuan mengidentifikasi data dengan variabel penelitian yaitu kadar gula darah
sebelum melakukan senam dan kadar gula darah setelah melakukan senam.
Untuk mengetahui adanya perbedaan antara O1 (Kadar gula darah sebelum
melakukan senam DM) dengan O2 (kadar guladarah setelah melakukan senam
DM maka kita menggunakan uji t-dependent (uji t). uji t digunakan dengan syarat
data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Sehingga perlu
adanya uji normalitas data sebelum dilakukan pengujian hipotesis.Ujinormalitas
data telah dilakukan dengan menggunakan metode kormogorov-Smirnov dengan
hasil sebagai berikut:
a) Kadar Gula Darah Sebelum Intervensi
NO
Xi
FT
FS
| Ft-Fs |
158
-0,8270
0,2033
0,1
0,1033
162
-0,6301
0,2643
0,2
-0,0643
163
-0,5809
0,2810
0,4
0,119
163
-0,5809
0,2810
0,4
0,119
166
-0,4332
0,2981
0,5
0,2019
169
-0,2855
0,3897
0,6
0,2103
174
-0,0393
0,3483
0,7
0,3517
180
0,2559
0,5987
0,8
0,2013
186
0,5513
0,7088
0,9
0,1912
10
227
2,5697
0,9949
0,0051
68
Xi
FT
FS
| Ft-Fs |
123
-1,6070
0,0537
0,1
0,0463
130
-1,044
0,1587
0,2
0,0413
132
-0,883
0,1894
0,3
0,1106
136
-0,562
0,2877
0,4
0,1123
140
-0,241
0,4052
0,5
0,0948
147
0,321
0,3745
0,6
0,2255
154
0,883
0,8106
0,7
0,1106
155
0,964
0,8315
0,8
0,0315
156
1,004
0,8413
0,9
0,0587
10
157
1,124
0,8686
0,1314
Kadar
gula Kadar
gula
darah sebelum darah
setelah D
intervensi (Xi) intervensi (Xii)
(D- D )2
174
(38-31,8)2 = 38,44
136
38
69
163
140
23
(23-31,8)2 =615,04
186
155
31
(31-31,8)2 = 0,64
169
147
22
(22-31,8)2 = 96,04
158
123
35
(35-31,8)2 = 10,24
180
157
23
(23-31,8)2 = 77,44
162
132
30
(30-31,8)2 = 3,24
166
130
36
(36-31,8)2 = 17,64
163
156
(7-31,8)2 = 615,04
10
227
154
73
Jumlah
1747
1430
317
(73-31,8)2=
1697,44
2633,6
Rata-rata
174,8
143
31,8
263,36
Standar
deviasi
20,313
12,445
16,379
17,106
157
70
1697,44
123
0,64
Nilai 227
tertinggi
Nilai terendah
158
D
= 31,8
SD =
( D D ) 2
SD =
2633,6
9
n1
t hitung =
= 17,106
D
SD/ n
t hitung =
31,8
17,106 / 10
2633,6
101
SD = 292,622
t hitung = 5,8787
70
Mean
10
174,8
143
31,8
Standar
Deviasi
20,313
12,445
16,379
71
72
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan tentang perbedaan kadar gula
darah sebelum dan setelah dilakukan senam DM pada penderita Diabetes Mellitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Senam DM yang dilakukan 3x seminggu pada penderita Diabetes Mellitus
dapat menurunkan kadar gula darah dengan rata-rata 31,8 mg/dL.
2. Ada perbedaan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus sebelum dan
setelah melakukan senam DM 3x seminggu.
B. Saran
73
3.
74