BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Jumlah Akuntan Publik di ASEAN
tersebut, sebanyak 64% (589 orang) telah berusia di atas 51 tahun dan 11%
(101 orang) berusia kurang dari 40 tahun. Jumlah tersebut sangat sedikit bisa
dibandingkan dengan akuntan publik yang di miliki oleh negara tetangga kita
di kawasan ASEAN, Singapura mempunyai akuntan publik sekitar 15.000
orang, Filipina mempunyai akuntan publik sebanyak 15.000 orang, Thailand
mempunyai akuntan publik sebanyak 6.000 orang, Malaysia mempunyai
akuntan publik sebanyak 2.500 orang, Vietnam mempunyai akuntan publik
1.500 orang (data IAPI 2010). Rata-rata pertumbuhan akuntan publik
pertahun sampai dengan 2011 yaitu 4,5 persen.
Terdapat beberapa peneliti yang melakukan penelitian yang sama di
Indonesia (Eva, 2011; Ilman, 2010; Sugahara 2009), meneliti minat
mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan publik dengan sampel
atas tiga belas mahasiswa di Universitas Jepang. Sugahara (2009),
menemukan bahwa orang yang mempunyai pengalaman di bidang akuntansi
mempunyai keinginan untuk menjadi akuntan publik, akan tetapi orang yang
bukan dari jurusan akuntansi enggan untuk berkarir sebagai akuntan publik.
Germanou dan Hassall et al. (2009), juga melakukan survei studi untuk
melihat sejauh mana persepsi mahasiswa yang belajar di beberapa universitas
di Inggris mengenai profesi akuntan.
Selain itu, Kasubid Laporan Usaha Akuntan Publik, Pusat Pembinaan
Akuntan dan jasa Penilaian (PPAJP) Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, Fajar Sri Wahyuni (2011) mengungkapkan bahwa struktur usia
yang bekerja sebagai akuntan publik lebih dari usia 50 tahun sebanyak 64
persen. Akibatnya, diperkirakan lima sampai dengan sepuluh tahun ke depan
ketika akuntan publik yang berusia 60 tahunan mundur atau sudah tidak
praktik akan terjadi penurunan jumlah akuntan publik yang signifikan.3
Akuntan Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan baru, baik
tantangan yang datang dari dalam profesi maupun dari luar profesi. Dari
dalam profesi tantangannya berupa banyaknya standar-standar baru yang
harus diterapkan. Sejalan dengan konvergensi IFRS dan ISA, serta
pronouncement lainnya yang diterbitkan IFAC, maka organisasi akuntan
Indonesia terus menerus melakukan adopsi standar-standar tersebut,
melakukan pendidikan kepada akuntan, serta . melakukan sosialisasi kepada
masyarakat, perguruan tinggi, industri, dsb. Tantangan dari luar profesi datang
dari berbagai pihak, mencakup tantangan meningkatnya tuntutan governance
dari pihak pemakai jasa akuntan, regulasi yang lebih ketat oleh pemerintah,
serta tantangan menjaga kepercayaan pemerintah ditengah-tengah masih
sedikitnya jumlah akuntan publik di Indonesia.4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan bahwa
rendahnya minat menjadi akuntan publik disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1. Banyak kasus pidana yang dihadapi akuntana publik
2. Orang yang diluar jurusan akuntansi enggan menjadi akuntan publik
3. Banyaknya standar-standar yang diterapkan untuk menjadi akuntan publik
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya minat
mahasiswa untuk menjadi akuntan publik memiliki penyebab yang sangat
luas. Berhubung keterbatasan yang dimiliki peneliti dari segi antara lain:
3 http://keuangan.kontan.co.id/news/pertumbuhan-akuntan-publik-rendah (diakses pada tanggal 13 Mei
2016 pukul 11.05)
dana, waktu, dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah
Pengaruh Persepsi Mahasiswa dan Program Studi terhadap Minat Menjadi
Akuntan Publik
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa program studi
akuntansi Universitas Negeri Jakarta dengan minat menjadi akuntan
publik?
2. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa program studi
pendidikan akuntansi Universitas Negeri Jakarta dengan minat menjadi
akuntan publik?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa
program studi akuntansi dengan mahasiswa program studi pendidikan
akuntansi Universitas Negeri Jakarta terhadap minat menjadi akuntan
publik?
E. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan mengenai pengaruh antara persepsi mahasiswa dan program
studi terhadap minat menjadi akuntan publik. Dan perbedaan persepsi
persepsi mahasiswa program studi akuntansi dengan mahasiswa program
studi pendidikan akuntansi terhadap minat menjadi akuntan publik.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan untuk masyarakat mengenai pengaruh antara persepsi
mahasiswa dan program studi terhadap minat menjadi akuntan publik.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Minat Terhadap Profesi Akuntan Publik (Variabel Y)
a. Pengertian Minat
Menurut (Krisnadi, 2006: 16) Minat merupakan suatu kesukaan,
kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori
minat akan mengidentifikasikan proferensi anda terhadap orang,
benda atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam mengambil
pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda
mungkin akan merasa puas dengan sesuatu pekerjaan jika aktivitas
kerja anda menarik hati anda.
Menurut Slameto (2003: 180) Minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Supriyoko (1989: 32), mengemukakan bahwa: Minat sebagai
kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan
lainnya. Sementara J.P Guilford dalam Supriyoko (1989: 32),
mengemukakan bahwa : Minat sebagai tendensi seseorang untuk
berprilaku atas dasar ketertarikannya pada jens-jenis kegiatan tertentu.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri, semakin kuat hubungan tersebut semakin besar minat.
Minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang
pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk
memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi
dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada
akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Pernyataan
ini sejalan dengan Hurlock, dalam AgusWidiyatmo (2011: ) bahwa :
Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka
mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti
akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Oleh karena itu, minat dalam diri individu sangat penting artinya
bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat
terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan
yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk
menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi
terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai.
Minat harus dipelajari karena untuk mendapatkan
atau
merasa
menjadi
bagian
darinya,
sebaliknya
jika
lingkungan,
kebiasaan,
belajar,
timbul
dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis memperoleh gambaran
yang jelas bahwa status sosial, kedudukan dalam keluarga, ekonomi,
lingkungan, dan pendidikan merupakan faktor yang memicu
timbulnya minat seseorang.
b. Macam-Macam Minat
Minat merupakan perasaan atau sikap, maka keberadaan
kekuatannya
dapat
diduga.
Sejalan
dengan
pendapat
yang
dia
tertarik
dengan
merancang
suatu
bangunan,
menarik
hatinya.
Pelaksanaan
wawancara
biasanya
dapat
melakukan
dan
observasi,
angket
lebih
efisien
dalam
dalam
masyarakatnya
(Ralph
Linton,
2011)
2) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam
waktu segera.
3) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu
segera. Minat dapat ditimbulkan dengan cara:
a) Membangkitkan suatu kebutuhan.
b) Menghubungkan dengan pengalaman
yang
lampau.
menginspeksi dan
memperbaiki
taat
buku serta
dalam
Sujiman
(2006)
menyebutkan
ada
beberapa
yang
mewadahi
dan
memelihara
and
Bureaucratization
pada
American
a. Profil Lulusan
1) Guru SMA/SMK
2) Peneliti
3) Tenaga Kependidikan
4) Manajerial
5) Wirausaha
6) Pengelola Laboratorium
sebelumnya
dalam
memperoleh
dan
penerimaan
informasi
ataupun
pengalaman
kemudian
2) Tahap
attention
adalah
tahap
dimana
seseorang
mulai
I Gusti Agung dan I Ketut Yadnyana PERSEPSI DAN MINAT MAHASISWA JURUSAN
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA TERHADAP PROFESI AKUNTAN
PUBLIK dalam e-Journal Akuntansi Universitas Udayana 3.1 tahun 2013 ISSN: 2302-8556
Dessy dan Deliza PERSEPSI MAHASISWA ATAS PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN
MINAT BERKARIR DI KAP BIG 4, KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN BIDANG AUDIIT dalam
Jurnal Akuntansi Trisakti (e-journal) Volume 2 No. 2 September 2015, hal. 113-128 ISSN: 2339-0832
tidak terjadi secara mendadak tetapi melalui suatu proses. Dapat dikatakan
bahwa minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan dapat mendukung
kegiatan selanjutnya. Sedangkan faktor penyebab munculnya minat ada dua
faktor yaitu faktor individu dan faktor sosial seperti yang dikemukakan oleh
Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006: 17).
Matlin (1998) dalam Utami dan Indriawati (2006) mendefinisikan
persepsi secara lebih luas, yaitu sebagai suatu proses yang melibatkan
pengetahuan-pengetahuan
sebelumnya
dalam
memperoleh
dan
suatu
proses
yang
melibatkan
pengetahuan-pengetahuan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat dan dapat
dipercaya mengenai hubungan persepsi mahasiswa program studi Akuntansi
dan Pendidikan akuntansi mengenai profesi akuntan publik terhadap minat
menjadi akuntan publik. Serta untuk melihat perbedaan persepsi mahasiswa
program atudi akuntansi dan pendidikan akuntansi Universitas Negeri Jakarta
terhadap profesi akuntan publik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta yang beralamat di
Jl. Pemuda Raya, Rawamangun, DKI Jakarta, khususnya di Fakultas
Ekonomi, program studi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi. Tempat
tersebut dipilih karena memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian,
juga untuk menghemat waktu, materi dan juga tenaga, dimana peneliti yang
merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Negeri Jakarta.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dimulai dari 25 Mei sampai
dengan 1 Juni 2016. Pemilihan waktu tersebut peneliti sesuaikan agar tidak
lepas dari keterbatasan dalam waktu, materi, dan tenaga.
C. Metode Penelitian
bahwa
simple
random
sampling
adalah
teknik
untuk
Variabel
Penelitian
Minat Profesi
Persepsi
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Status ekonomi
Status sosial
Pendidikan
Lingkungan
Kondisi dalam keluarga
Objek
Alat Indera (reseptor)
Perhatian
Ho diterima jika thitung< ttabel dan ditolak jika thitung> ttabel, berarti
korelasi signifikan jika Hi diterima
5. Perhitungan Koefisien Determinasi
a. Untuk mengetahui berapa besar variasi variable Y ditentukan
variable X
b. KD = (rxy)2