Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupun tidak langsung
mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang besar kekuatan
internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam, bahkan menguasai eksistensi
Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya
pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan kepentingan antara
nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi
semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang
lain muncul masalah internal, yaitu maraknya tuntutan rakyat, yang secara objektif mengalami suatu
kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan global dengan
kekuasaan nasional ditambah komplik internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik
menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai baru yang masuk,
baik secara sujektif maupun objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah masyarakat yang pada
akhirnya mengancam prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat Indonesia. Prinsip dasar yang telah
ditemukan oleh peletak dasar (The founding fathers) Negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan
menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara, itulah pancasila.
Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat
ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai
yang terjadi Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasa memeliki
suatu pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain didunia.
Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local
wisdom (kearifan local)bangsa.
Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan
filsafat hidup dengan bangsa lain. Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan
berdirinya Negara Indonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan
yang fundamental di atas dasar apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan? jawaban atas
pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia.
Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat
bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat. Pemahaman
demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology, epistemology, dan
aksiologi dari kelima sila pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Bagaimana hubungan pancasila dan filsafat ?


Bagaimana kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat ?
Bagaimana pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional?
Bagaimana dasar-dasar filsafat pendidikan pancasila?

1.3 Tujuan Masalah


Dari rumusan masalah di atas, maka tujuannya untuk :
1.
2.
3.
4.

Mengetahui hubungan pancasila dan filsafat


Mengetahui keterkaitan antara sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat
Mengetahui Hubungan pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional
Mengetahui dasar-dasar filsafat pendidikan pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara Pancasila dan Filsafat
Sebagai suatu pandangan dunia, Pancasila lahir dari negosiasi alot antara para pendiri bangsa
yang berasal dari beragam latar belakang kehidupan. Rumusannya pun berulang kali berubah,
walaupun tetap diusahakan untuk tidak mengundang kebingungan, ataupun tafsir ganda di kemudian
hari. Sampai saat ini, kita sudah sepakat akan 5 sila yang dianggap mampu menampung nilai-nilai
yang bisa menjadi panduan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu adalah Ketuhanan yang Maha Esa,
2

Kemanusiaan yang adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia.
Bagaimana memahami nilai-nilai itu dalam kaca mata filsafat? Sebelum menjawab pertanyaan
tersebut, saya ingin perjelas terlebih dahulu, apa yang saya maksud dengan filsafat. Sejauh saya
pelajari dan refleksikan, filsafat adalah sebuah cara mengada, atau cara hidup, yang sedapat mungkin
mengedepankan penalaran rasional, kritis (tidak mudah percaya dengan klaim-klaim luhur, atau apa
yang tampak), sistematis (berpikir, menulis, dan berbicara dengan pola yang runut, serta taat asas),
dan berkelanjutan (tidak pernah selesai, dan selalu siap untuk mengubah posisi sejalan dengan
perkembangan situasi).
Pancasila harus dibaca dan dipahami dengan menggunakan penalaran rasional akal budi
manusia. Pancasila juga harus dipahami dengan pendekatan kritis, yakni tidak mudah percaya dengan
klaim-klaim luhur ataupun praktek-praktek naif yang mengatasnamakan Pancasila. Tafsiran atas nilainilai Pancasila pun harus runut dan taat asas, sesuai dengan maksud dan tujuan adanya Pancasila itu
sendiri. Seperti segala sesuatu di bawah langit, Pancasila, dan tafsiran atasnya, pun juga harus
kontekstual, yakni sesuai dengan perkembangan jaman. Maka, nilai fleksibilitas, dalam tegangan
dengan keteguhan prinsip-prinsip dasar, juga harus diperhatikan.
2.2 Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara
mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari
hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian,
filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada
bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.

Sila
Pancasil

Lapangan/Kajian/Tinjauan Filsafat
Ontologi
Epistemologi

Aksiologi

Pancasila dapat dilihat dari

Studi tentang pengetahan

Menyelidiki

penghayatan dan pengalaman

(adanya) benda-benda yang

(value)

kehidupan sehari-hari

menyelidiki sumber, syarat,

manusia sehari-hari yang

proses

ilmu

dapat dibedakan menjadi

pengetahuan, batas validitas

dua nilai, yaitu nilai

dan

materiil

terjadinya
hakikat

ilmu

nilai-nilai

dari

dan

sikap

nilai

pengetahuan. Supaya hidup

spiritual.

lebih

pancasila : ketuhanan,

sejahtera.(Bangsa

Nilai

Indonesia
I

telah

kemanusiaan, persatuan,

Diharapkan bertaqwa kepada

menemukan Pancasila).
Ilmu pengetahuan didapat

kerakyatan, da keadilan.
Nilai ketuhanan atau

Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dari rasio atau akal pikir

religius.

dengan tujuan nasional agar

yang datang dari Tuhan

(Memeluk suatu agama

menjadikan

manusia

yang

sebagai

pandangan

beriman dan bertaqwa kepada

hidup

di

Allah SWT.

akherat).

dunia

dan

(Pelajaran PKn yang bernilai


Pancasila dan menghormati
II

antar pemeluk agama).


Setiap manusia mempunyai

Manusia

harkat

potensi (kepribadian) yang

keadilan

sama, dalam pendidikan tidak

dapat

dikembangkan

kehidupan

membedakan usia, agama dan

sehingga

dapat

membeda-bedakan

tingkat sosial budaya dalam

sejahtera dalam suatu ruang

keturunan,

menuntut ilmu agar terpenuhi

dan waktu.

kedudukan.

kebutuhan spiritual maupun

(Guru

materiil berjiwa pancasila

memonoli

dan

martabat

yang

mempunyai

tidak

hidup

Nilai kemanusiaan, nilai


dalam
tidak
ras

dan

persatuan

yang

boleh
kebenaran,

dengan ilmu diharapkan


III

tidak ada kekerasan).


Proses
terbentuknya

Nilai

dalam belajar (setiap warga

pengetahuan

bertujuan untuk mengisi

Negara

hasil kerja sama dengan

Tidak

membatasi

golongan

berhak

pendidikan)

mendapat

seperti

yang

merupakan

kemerdekaan.

lingkungannya dan saling

tercantum dalam UUD 1945

berkesinambungan.

Pasal 31 ayat 1

Semakin baik kerjasama


maka akan semakin baik
pula

IV

Kehidupan
kekuasaan

berdemokrasi,
ada

di

tangan

kualitas

pengetahuannya.
Manusia diciptakan oleh

Nilai

Allah

nilai tanggung jawab.

SWT

untuk

kerakyatan

rakyat, memutuskan mufakat

memimpin di muka bumi

Ex:

dengan musyawarah.

ini untuk memakmurkan

royong

(Bebas

umat

musyawarah

pendapat)

mengeluarkan

manusia

bijaksana.

dengan

adanya

dan

gotong
dalam
dan

tanggung jawab dalam


pelaksanaan mufakat.

Keadilan

dalam

memenuhi

Ilmu pengetahuan sebagai

Nilai

kebutuhan di bidang materiil

perbendaharaan

dalam

dan spiritual yang berdasarkan

prestasi individu serta karya

kewajiban

atas

budaya

penerimaan hak.

asas

umat

dan
manusia

kekeluargaan.ex:tidak

merupakan

membeda-bedakan siswa

kepribadian manusia dalam

keadilan,

yaitu

melaksanakan
dan

martabat

Sisdiknas: tujuan mengejar


iptek dan imtaq.
(menghargai hasil karya
orang lain).

2.3 Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional


Suatu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh politik, sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan
hidup bangsa. Maka dari itu, pendidikan diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah sebagai
sistem pengajaran nasional.
Bagi bangsa Indonesia, keyakinan atau pandangan hidup bangsa dan dasar negara Indonesia
adalah Pancasila. Karenanya sistem pendidikan nasional harus dijiwai, didasari, dan mencerminkan
identitas Pancasila itu sendiri. Sistem pendidikan nasional dan sistem filsafat pendidikan Pancasila
adalah subsistem dari sistem negara Pancasila.
Filsafat pendidikan pancasila adalah aspek rohaniah atau spiritual suatu pendidikan nasional.
Intinya, tidak ada sistem pendidikan nasional tanpa adanya filsafat pendidikan. Alasan mengapa
filsafat pendidikan pansacila merupakan tuntutan nasional adalah cita-cita bangsa Indonesia yang
dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional yang bertumpu dan dijiwai oleh keyakinan dan
pandangan hidup Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No. 2 tahun 1989 dan UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan.
2.4 Dasar-Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila
a. Dasar Pikir Dalil Rasional

Secara yuridis konstitusional Negara Indonesia berdasarkan pancasila yang termaksuk dalam
pembukaan UUd 45 alinea ke-4 Ketentuan yuridis kontisional mengandung makna baik formal
maupun fungsional menyatakan :
1)

Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara

2)

Pancasila adalah norma-norma dasar dan norma-norma tertinggi dalam Negara R.I

3)

Pancasila adalah ideology Negara

4)

Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa atau kepribadian nasional

5)

Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa.

Nilai-nilai dalam social budaya Indonesia :


a)

Kesadaran mengakui adanya tuhan dan kepercayaan Negara

b)

Kesadaran keluarga

c)

Kesadaran musyawarah mufakat dalam akhlak

d)

Kesadaran gotong royong, tolong menolong

e)

Kesadaran tenggang rasa / tepa selera.

b. Hubungan Pendidikan Dan Masyarakat Dengan Filsafat Pendidikan Pancasila

Hubungan masyarakat dan Pendidikan


Pendidikan yang maju dan modern hanya ditemukan dan modern pula, pendidikan yang main
dan modern hanya diselenggarakan oleh masyarakat yang maju dan modern, secara teoritis disebut
hubungan korelasi positif. Manusia sebagai individual, yang menentukan sikap dan wawasannya
kebijaksanaan dan strategi serta tujuan dan sasaran yang hendak ditempuhnya. Pertimbangan dan
penentuan ini diambil berdasarkan keyakinan, motivasi dan tujuan dalam hidupnya, maka manusia
sebagai subjek individual, pendidikan adalah suatu usaha, aktifitas yang dilakukan menurut tujuan dan
kehendaknya (cita karsa) secara mandiri. Bagi anak tujuan dan kehendak belajar dipenuhi oleh factor
lingkungan, orang tua / keluarga. Demikian pula dengan masyarakat ! bangsa dan Negara factor luar
adalah kondisi dan tantangan zaman dan potensi-potensi yang dimiliki (sumber daya alam, sumber
daya manusia dan kebudayaan).
Hubungan masyarakat dengan pendidikan itu sebagai hubungan fungsional berarti:

a)

Bahwa masyarakat atau Negara secara sadar dan mandiri cita karsa atau tujuan dan keinginan

luhur akan dicapai melalui kebijakan, lembaga dan strategi tertentu.


b)

Pendidikan suatu lembaga, perwujudannya secara nasional adalah system pendidikan nasional

yang bersumber dan ditentukan oleh cita karsa manusia menurut keyakinan dan pandangan hidup dan
filsafat Negara sebagai sumber nilai cita dan kepribadian nasionalnya.

Muatan filsafat dalam pancasila dan hubungannya dengan pendidikan


Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan perekat
bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila harus disoroti dari titik tolak pandangan
yang holistic mengenai kenyataan kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan pada
semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa
Indonesia.
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia keyakinan atau
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila. Karenanya system
pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem
pendidikan nasional dan system filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system dari system negara
Pancasila.. Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas bahwa
tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh system pendidikan
yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Pancasila adalah tuntutan formal yang fungsional dari kedudukan dan
fungsi dasar negara Pancasila sebagai sistem Kenegaraan Republik Indonesia. Kesadaran memiliki
dan mewarisi sistem kenegaraan Pancasila adalah dasar pengamalan dan pelestariannya, sedangkan
jaminan utamanya ialah subjek manusia Indonesia seutuhnya terbina melalui sistem pendidikan
nasional yang dijiwai oleh filsafat pendidikan Pancasila.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas menurut saya Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan
orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan
7

melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman
bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafat negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang
sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin dan Idi, Abdullah.2011.Filsafat Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Noorhayati aliet sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta:
deepublish
Sadulloh, Uyoh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek
Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai