EUTHANASIA
Makalaheuthanasia
Page 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................
4
5
6
PEMBAHASAN.............................................................................
BAB II
PENUTUP..................................................................................... 31
A. Kesimpulan.............................................................................. 31
B. Saran-saran............................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA.. 33
LAMPIRAN.. 34
Makalaheuthanasia
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejauh ini Indonesia memang belum mengatur secara spesifik
mengenai euthanasia (Mercy Killing). Euthanasia atau menghilangkan
nyawa orang atas permintaan dirinya sendiri sama dengan perbuatan
pidana menghilangkan nyawa seseorang. Dan hal ini masih menjadi
perdebatan pada beberapa kalangan yang menyetujui tentang euthanasia
dan pihak yang tidak setuju tentang euthanasia.
Pihak
yang
menyetujui
euthanasia
dapat
dilakukan,
hal
ini
berdasarkan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan hak
untuk mengakhiri hidupnya dengan segera dan hal ini dilakukan dengan
alasan yang cukup mendukung yaitu alasan kemanusian. Dengan keadaan
dirinya yang tidak lagi memungkinkan untuk sembuh atau bahkan hidup,
maka ia dapat melakukan permohonan untuk segera diakhiri hidupnya.
Sementara sebagian pihak yang tidak membolehkan euthanasia beralasan
bahwa setiap manusia tidak memiliki hak untuk mengakhiri hidupnya,
karena masalah hidup dan mati adalah kekuasaan mutlak Tuhan yang
tidak bisa diganggu gugat oleh manusia.
Perdebatan ini tidak akan pernah berakhir, karena sudut pandang
yang dipakai sangatlah bertolak belakang, dan lagi-lagi alasan perdebatan
tersebut adalah masalah legalitas dari perbuatan euthanasia. Walaupun
pada dasarnya tindakan euthanasia termasuk dalam perbuatan tindak
pidana yang diatur dalam pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana(KUHP). Di Negara-negara Eropa (Belanda) dan Amerika tindakan
euthanasia mendapatkan tempat tersendiri yang diakui legalitasnya, hal
ini juga dilakukan oleh Negara Jepang. Tentunya dalam melakukan
tindakan euthanasia harus melalui prosedur dan persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi agar euthanasia bisa dilakukan.
Makalaheuthanasia
Page 3
yuridis.
Kasus
yang
terakhir
yang
pengajuan
permohonan
Makalaheuthanasia
Page 4
dimungkinkan
adanya
terobosan
baru
dalam
hukum
Makalaheuthanasia
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Euthanasia
Dalam Lingkup budaya Yunani-Romawi Kuno Pemahaman eutanasia
dalam era ini dapat dilihat dalam beberapa pandangan beberapa tokoh
kuno. Posidippos, seorang pujangga yang hidup sekitar tahun 300an
sebelum Masehi, menulis dalam karyanya, Dari apa yang diminta
manusia kepada para dewa, tiada sesuatu yang lebih baik daripada
kematian yang baik. Philo, seorang filsuf Yahudi yang hidup sekitar
tahun 20 BC 50 AD, mengartikan euthanasia sebagai kematian tenang
dan baik (Philo 1, 182: de Sacrificiis Abelis et Caini 100). Suetonius,
seorang ahli sejarah yang hidup sekitar tahun 70-140 Masehi. Dalam
tulisannya
tentang
Kaisar
Agustus,
ia
mengatakan
demikian:
Ia
memanfaatkan
Makalaheuthanasia
kepandaiannya
Page 6
bukan
hanya
untuk
menyembuhkan,
menjelang
melainkan
kematian.
Ilmu
juga
untuk
kedokteran
meringankan
saat
itu
penderitaan
dimasuki
gagasan
lebnesunwerten
Lebens,
Leipzig
1920.
Dengan
demikian, terbuka jalan menuju teori dan praktek Nazi di zaman Hittler.
Propaganda agar negara mengahkiri hidup yang tidak berguna (orang
cacat, sakit, gila, jompo) ternyata sungguh dilaksanakan dengan sebutan
Aktion T4 dengan dasar hukum Oktober 1939 yang ditandatangani Hitler.
Hingga dewasa ini Di Belanda, pengadilan Lwuwarden 21 Februari 1973
menjatuhkan
pengadilan
simbolis
seminggu
penjara
atas
dokter
Geertruide Postma Van Boven yang pada tanggal 19 Oktober 1971 atas
permintaan ibunya sendiri yang berusia 78 tahun dan sakit tak
tersembuhkan mengahkiri hidup ibunya dengan memberikan 200 mg
morfin.
Di Amerika, Br. Joseph Charles Fox, tanggal 2 Oktober 1983 sewaktu
menjalani operasi hernia, pernafasannya terhenti dan mengakibatkan
anoxia celebral batang otak. Ia dibantu dengan respirator. Para dokternya
menyimpulkan, ia dalam kondisi permanent Vegetative Stage (PVS).
Makalaheuthanasia
Page 7
sering
disebut
mercy
killing
(mati
dengan
tenang).
aktif
(euthanasia
agresif)
adalah
tindakan
dokter
adalah
Makalaheuthanasia
bahwa
pengobatan
Page 8
yang
diberikan
hanya
akan
Makalaheuthanasia
Page 9
menerima
perawatan
medis
dan
sipasien
mengetahui
bahwa
seseorang
dengan
empat
fenomena.
Pertama,
adanya
Page 10
berfikir, hanya salah satu vitalitas otak. Kerusakan organ tidak fatal masih
bisa dioperasi. Kriteria keempat, sulit dideteksi dengan menggunakan alat
canggih.
Keempat kriteria dapat diterapkan di tempat yang tidak ada alat
ukur seperti disebutkan Prof. Mahar.
2.5 Euthanasia dalam Beberapa Pandangan
1. Euthanasia dalam Pandangan Agama
Dalam ajaran gereja Katolik Roma
Sejak pertengahan abad ke-20, gereja Katolik telah berjuang untuk
memberikan pedoman sejelas mungkin mengenai penanganan terhadap
mereka yang menderita sakit tak tersembuhkan, sehubungan dengan
ajaran moral gereja mengenai eutanasia dan sistem penunjang hidup.
Paus Pius XII, yang tak hanya menjadi saksi dan mengutuk programprogram egenetika dan eutanasia Nazi, melainkan juga menjadi saksi atas
dimulainya sistem-sistem modern penunjang hidup, adalah yang pertama
menguraikan secara jelas masalah moral ini dan menetapkan pedoman.
Pada tanggal 5 Mei tahun 1980, kongregasi untuk ajaran iman telah
menerbitkan Dekalarasi tentang eutanasia ("Declaratio de euthanasia")
yang menguraikan pedoman ini lebih lanjut, khususnya dengan semakin
meningkatnya
kompleksitas
sistem-sistem
penunjang
hidup
dan
Paus
Yohanes
meningkatnya
praktek
Paulus
II,
eutanasia,
yang
prihatin
dalam
dengan
ensiklik
Injil
semakin
Kehidupan
beban
yang
mengganggu."
Paus
Yohanes
Paulus
II
juga
Page 11
ajaran
Hindu.
Ahimsa
adalah
merupakan
prinsip
"anti
kepercayaan
umat
Hindu,
apabila
seseorang
melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun
surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat dan
berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu dimana
seharusnya ia menjalani kehidupan (Catatan : misalnya umurnya waktu
bunuh diri 17 tahun dan seharusnya ia ditakdirkan hidup hingga 60 tahun
maka 43 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan), setelah itu
maka rohnya masuk ke neraka menerima hukuman lebih berat dan
akhirnya ia akan kembali ke dunia dalam kehidupan kembali (reinkarnasi)
untuk
menyelesaikan
"karma"
nya
Makalaheuthanasia
Page 12
terdahulu
yang
belum
selesai
adalah
merupakan
salah
satu
moral
dalam
ajaran
Budha.
Berdasarkan pada hal tersebut diatas maka nampak jelas bahwa Selain
daripada hal tersebut, ajaran Budha sangat menekankan pada "welas
asih" ("karuna") Mempercepat kematian seseorang secara tidak alamiah
adalah merupakan pelanggaran terhadap perintah utama ajaran Budha
yang dengan demikian dapat menjadi "karma" negatif kepada siapapun
yang
terlibat
dalam
pengambilan
keputusan
guna
memusnahkan
b.
Makalaheuthanasia
Page 13
Dan
bahwasanya
Dia-lah
(Allah)
yang
mematikan
dan
menghidupkan.
Tindakan merusak maupun menghilangkan jiwa milik orang lain
maupun jiwa milik sendiri adalah perbuatan melawan hukum Allah. Begitu
besarnya penghargaan Islam terhadap jiwa, sehingga segala perbuatan
yang merusak atau menghilangkan jiwa manusia, diancam dengan
hukuman yang setimpal (qishash atau diyat).
Makalaheuthanasia
Page 14
1.
b.
c.
euthanasia
aktif
tidak
terlepas
dari
pertimbangan-
pertimbangan berikut :
1.
2.
3.
Makalaheuthanasia
Page 15
Masalahnya adalah sejauh mana atau dalam hal apa saja nyawa
seseorang bisa/boleh dihabisi. Untuk ini Allah telah menggariskannya
melalui firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 33 (juga Al-Anam : 151).
Artinya :
Dan jangan kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar.
Syeikh
pembunuhan
Ahmad
Musthafa
(mengakhiri
hidup)
al-Maraghi
seseorang
menjelaskan
bisa
bahwa
dilakukan
apabila
2.
Janda secara nyata berbuat zina, yang diketahui oleh empat orang
saksi.
3.
Orang
yang
keluar
dari
agama
Islam,
sebagai
suatu
sikap
Syeikh
Muhammad
Yusuf
al-Qardhawi
mengatakan,
bahwa
kehidupan manusia bukan menjadi hak milik pribadi, sebab dia tidak
dapat menciptakan dirinya (jiwanya). Oleh karena itu ia tidak boleh
diabaikan, apalagi dilepaskan dari kehidupannya.
Islam tidak membenarkan dalam situasi apapun untuk melepaskan
nyawanya hanya karena ada musibah. Seorang mukmin diciptakan justru
untuk berjuang, bukan untuk lari dari kenyataan. Dalam hal ini Syeikh
Mahmud Syaltut memberikan pembahasan yang ringkasnya bahwa para
ahli fiqh berbeda pendapat mengenai suatu kejahatan disuruh sendiri oleh
si korban atau oleh walinya. Bahwa perintah korban dapat menggugurkan
qishash terhadap pelaku.
Mempercepat kematian tidak dibenarkan. Tugas dokter adalah
menyembuhkan,
bukan
membunuh.
Kalau
dokter
tidak
sanggup,
Makalaheuthanasia
Page 16
ahli, baik dari kalangan kedokteran, ahli hukum pidana, maupun para
ulama sepakat membolehkan.
Kebolehan euthanasia pasif itu didasarkan atas pertimbangan
bahwa pasien sebenarnya memang sudah tidak memiliki fungsi organorgan
yang
memberi
kepastian
hidup.
Kalaupun
ada
harapan,
umpamanya karena salah satu dari 3 organ utama yang tidak berfungsi,
yaitu jantung, paru-paru, korteks otak (otak besar, bukan batang otak),
maka berarti masih bisa dilakukan pengobatan bagi pasien yang berada di
RS yang lengkap peralatannya. Tetapi bila pasien berada di RS yang
sederhana, sehingga usaha untuk mengatasi kerusakan salah satu dari
yang disebutkan itu, atau biaya untuk meneruskan pengobatan ke RS
yang lebih lengkap. Allah tidak memberikan beban kewajiban yang
manusia tidak sanggup memikulnya. Yang penting disini tidak ada unsur
kesengajaan untuk mempercepat kematian pasien.
Kalau kerusakan terjadi pada batang otak, maka seluruh organ
lainnya akan terhenti pula fungsinya. Memang bisa terjadi, ketika batang
otak telah rusak, tetapi jantung masih berdenyut. Apalagi jika batang otak
sudah mengalami pembusukan. Maka dalam kondisi yang demikian,
tindakan euthanasia pasif boleh dilaksanakan, umpamanya dengan
mencabut selang pernafasan, masker oksigen, pemacu jantung, saluran
infus dsb. Maksudnya hanya sebagai langkah menyempurnakan kematian.
Seperti dalam agama-agama Ibrahim lainnya (Yahudi dan Kristen),
Islam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut
merupakan anugerah Allah kepada manusia. Hanya Allah yang dapat
menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati (QS 22: 66; 2: 243).
Oleh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum Islam meskipun
tidak ada teks dalam Al Quran maupun Hadis yang secara eksplisit
melarang
bunuh
diri.
Kendati
demikian,
ada
sebuah
ayat
yang
Page 17
1981,
dinyatakan
bahwa
tidak
ada
suatu
alasan
yang
demikian
itu
adalah
termasuk
dalam
kategori
tidaklah
lebih
pengasih
dan
penyayang
daripada
Yang
Makalaheuthanasia
Page 18
2. Eutanasia negatif
Eutanasia negatif disebut dengan taisir al-maut al-munfa'il. Pada
eutanasia negatif tidak dipergunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif
untuk mengakhiri kehidupan si sakit, tetapi ia hanya dibiarkan tanpa
diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya. Hal ini didasarkan
pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak ada
gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan
sunnatullah (hukum Allah terhadap alam semesta) dan hukum sebabakibat.
Diantara masalah yang sudah terkenal di kalangan ulama syara'
ialah bahwa mengobati atau berobat dari penyakit tidak wajib hukumnya
menurut jumhur fuqaha dan imam-imam mazhab. Bahkan menurut
mereka, mengobati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum mubah.
Dalam hal ini hanya segolongan kecil yang mewajibkannya seperti yang
dikatakan
oleh
sahabat-sahabat
Imam
Syafi'i
dan
Imam
Ahmad
beriman
sejak
kelahiran
hingga
sepanjang
perjalanan
Makalaheuthanasia
Page 19
menggolongkannya
kedalam
"pembunuhan".
Hidup
seseorang
nyawa
sesama
manusia".
Pengarang
buku
HaKtav
Makalaheuthanasia
Page 20
Makalaheuthanasia
Page 21
bagian
Australia,
Northern
Territory,
menjadi
tempat
eutanasia
setiap
tahunnya
telah
dilakukan
sejak
Makalaheuthanasia
Page 22
orang
yang
memiliki
hak
penuh
untuk
memutuskan
Makalaheuthanasia
Page 23
Hukum
Pidana
yang
menyatakan
bahwa
"Barang
siapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya
12
tahun".
Juga
demikian
halnya
nampak
pada
pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat
dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia.
Dengan demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita
memang tidak mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Farid
Anfasal Moeloek dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah
Tempo Selasa 5 Oktober 2004. menyatakan bahwa : Eutanasia atau
"pembunuhan tanpa penderitaan" hingga saat ini belum dapat diterima
dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh
bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.
Swiss
Di Swiss, obat yang mematikan dapat diberikan baik kepada warga negara
Swiss ataupun orang asing apabila yang bersangkutan memintanya
sendiri. Secara umum, pasal 115 dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Swiss yang ditulis pada tahun 1937 dan dipergunakan sejak tahun 1942,
yang pada intinya menyatakan bahwa "membantu suatu pelaksanaan
Makalaheuthanasia
Page 24
menginterpretasikan
suatu
izin
untuk
melakukan
Inggris
Pada tanggal 5 November 2006, Kolese Kebidanan dan Kandungan
Britania Raya (Britain's Royal College of Obstetricians and Gynaecologists)
mengajukan sebuah proposal kepada Dewan Bioetik Nuffield (Nuffield
Council on Bioethics) agar dipertimbangkannya izin untuk melakukan
eutanasia terhadap bayi-bayi yang lahir cacat (disabled newborns).
Proposal tersebut bukanlah ditujukan untuk melegalisasi eutanasia di
Inggris melainkan semata guna memohon dipertimbangkannya secara
saksama dari sisi faktor "kemungkinan hidup si bayi" sebagai suatu
legitimasi praktek kedokteran. Namun hingga saat ini eutanasia masih
merupakan suatu tindakan melawan hukum di kerajaan Inggris demikian
juga di Eropa (selain daripada Belanda). Demikian pula kebijakan resmi
dari Asosiasi Kedokteran Inggris (British Medical Association-BMA) yang
secara tegas menentang eutanasia dalam bentuk apapun juga.
Jepang
Jepang tidak memiliki suatu aturan hukum yang mengatur tentang
eutanasia demikian pula Pengadilan Tertinggi Jepang (supreme court of
Japan) tidak pernah mengatur mengenai eutanasia tersebut. Ada 2 kasus
eutanasia yang pernah terjadi di Jepang yaitu di Nagoya pada tahun 1962
yang dapat dikategorikan sebagai "eutanasia pasif" ( ,
shkyokuteki anrakushi). Kasus yang satunya lagi terjadi setelah peristiwa
Makalaheuthanasia
Page 25
suatu
kerangka
hukum
sementara
guna
melaksanakan
eutanasia.
Republik Ceko
Di Republik Ceko eutanisia dinyatakan sebagai suatu tindakan
pembunuhan berdasarkan peraturan setelah pasal mengenai eutanasia
dikeluarkan
dari
rancangan
Kitab
Undang-undang
Hukum
Pidana.
untuk
memasukkan
eutanasia
dalam
rancangan
KUHP
Page 26
yang hukumannya didasarkan pada ketentuan pasal 304 IPC, namun ini
hanyalah
diberlakukan
terhadap
kasus
eutanasia
sukarela
dimana
membantu
pelaksanaan
eutanasia
tersebut
(bantuan
China
Di China, eutanasia saat ini tidak diperkenankan secara hukum.
Eutansia diketahui terjadi pertama kalinya pada tahun 1986, dimana
seorang yang bernama "Wang Mingcheng" meminta seorang dokter untuk
melakukan
eutanasia
terhadap
ibunya
yang
sakit.
Akhirnya
polisi
di
Korea,
namun
telah
ada
sebuah
preseden
hukum
Makalaheuthanasia
Page 27
Boramae"
dimana
dua
orang
dokter
yang
didakwa
mengizinkan
dari
penghentian
penanganan
medis
(hospital
treatment)
oleh
keluarganya.
Munculnya
pro
dan
kontra
seputar
Makalaheuthanasia
Page 28
tentang
legalitasnya.
Patut menjadi catatan, bahwa secara yuridis formal dalam hukum pidana
positif
di
Indonesia
hanya
dikenal
satu
bentuk
euthanasia,
yaitu
Page 29
untuk
dimakan
atau
diminum.Selain
itu
patut
juga
sembilan
tahun.
Makalaheuthanasia
Page 30
dengan
nilai-nilai
merendahkan
etika,
martabat
moral
karena
manusia
termasuk
dan
perbuatan
perbuatannya
yang
tergolong
karangan
berjudul
"The
Slippery
Slope
of
Dutch
manusia.
Adanya
indikasi-indikasi
baik
medis
maupun
dan
membela
kehidupan.
dipenuhi
agar
euthanasia
Makalaheuthanasia
Page 31
bisa
dilakukan.
dalam
pasal
344
KUHP
dinyatakan
Barang
siapa
menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum
penjara selama-lamanya 12 tahun.
Berdasarkan pasal ini, seorang dokter bisa dituntut oleh penegak
hukum, apabila ia melakukan euthanasia, walaupun atas permintaan
pasien dan keluarga yang bersangkutan, karena perbuatan tersebut
merupakan perbuatan melawan hukum.
Mungkin saja dokter atau keluarga terlepas dari tuntutan pasal 344
ini, tetapi ia tidak bisa melepaskan diri dari tuntutan pasal 388 yang
berbunyi : Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya
15 tahun. Dokter bisa diberhentikan dari jabatannya, karena melanggar
kode
etik
kedokteran.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Makalaheuthanasia
Page 32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian terdahulu, maka dapatlah ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Yang berhak mengakhiri hidup seseorang hanyalah Allah SWT. Oleh
karena itu, orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara dan alasan
yang bertentangan dengan ketentuan agama (tidak bilhaq), seperti
euthanasia aktif, adalah perbuatan bunuh diri, yang diharamkan dan
diancam Allah dengan hukuman neraka selama-lamanya.
2. Euthanasia aktif tetap dilarang, baik dilihat dari segi kode etik
kedokteran, Undang-Undang Hukum Pidana, lebih-lebih menurut Islam
yang
menghukumnya
dengan
haram.
Terhadap
keluarga
yang
aktif
atas
permintaan
Page 33
pasien,
dipandang
sebagai
kedokteran
sekarang
masih
bisa
diatasi.
Maka
tindakan
B. Saran-saran
Untuk menghadapi beberapa masalah yang berkaitan dengan
adanya euthanasia ini, perlu kiranya dikemukakan saran-saran berikut :
1.
2.
Umat
Islam
kepercayaannya
diharapkan
yang
tetap
memandang
berpegang
segala
teguh
musibah
pada
(termasuk
Makalaheuthanasia
Page 34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Euthanasia
dalam
Medis
dan
Pidana.
http://www.lawskripsi.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=97&Itemid=97, diakses 3
Agustus 2010
Anonim.2010.Hukum
Euthanasia
http://www.scribd.com/doc/
dan
Kode
Etik
Kedokteran.
26876842/Hukum-Euthanasia-Dan-
http://mytaste.wordpress.com/euthanasia/,
Euthanasia.
http://www.mentaritimur.com/mentari/oct04/euthanasia.htm,
diakses 3 Agustus 2010
Makalaheuthanasia
Page 35
Lebaron.Garn.2010.The
Etics
of
http://www.quantonics.com/The_Ethics_of_
Euthanasia.
Euthanasia_
Etika
Euthanasia.
18807/menggugat-etika-
LAMPIRAN
GAMBAR 1
Alat yang digunakan dokter untuk mengakhiri hidup pasiennya.
Makalaheuthanasia
Page 36
GAMBAR 2
Makalaheuthanasia
Page 37
GAMBAR 3
Keterangan:Suatu
sedang
mengalami
perawatan
merasa
pasien
pereda
sakit.
dan
Ramalan
bulan-bulan
dininggalkan.
Semua
manajemen
berhub
pembedahan
dan
dg
medis
sudah dijelajahi. Sebagai suatu dokter, aku bisa mengambil bagian di PAS,
mengatur dosis tinggi IV morfin untuk bergegas kematian dan mengurangi
Makalaheuthanasia
Page 38
GAMBAR 4
Makalaheuthanasia
Page 39
GAMBAR 5
GAMBAR 6
GAMBAR 7
Makalaheuthanasia
Page 40
Makalaheuthanasia
Page 41