Anda di halaman 1dari 2

Pengukuran Nilai dengan Menggunakan Arus Kas

Nilai investasi digambarkan sebagai jumlah dari arus kas yang di diskonto
(NPV). Prinsip ini diaplikasikan pada penilaian proyek baru: jika investasi menghasilkan
tingkat pengembalian lebih besar daripada opportunity cost atas modal penyedia keuangan,
hal ini akan meningkatkan kekayaan. Logika yang sama dapat diterapkan untuk berbagai
kategori yang berbeda dari keputusan bisnis, termasuk:
-

Alokasi sumber daya


Strategi unit bisnis
Strategi tingkat korporasi
Motivasi, penghargaan dan insentif

Gambaran laba dibuat setelah dilakukan beberapa deduksi/pengurangan seperti depresiasi,


yang tidak mempengaruhi arus kas tahunan dari perusahaan.
a. Nilai Perusahaan
Jika strategi unit bisnis yang kita nilai memiliki aset lain yang tidak digunakan dalam
penciptaan arus kas bebas operasional dan aset tersebut memiliki nilai pasar maka kita
menambahkan aset ini ke total diskon arus kas operasional untuk sampai di total nilai
perusahaan.
Nilai Perusahaan = nilai sekarang dari arus kas bebas dari kegiatan operasi + nilai aset
non-operating
b. Shareholder Value from Operations and Total Shareholder Value
Jika nilai utang dikurangkan dari total nilai sekarang dari operasi kita akan memperoleh
nilai yang dimiliki pemegang saham dari operasi. Utang di sini melampaui utang berbunga
untuk membiayai kewajiban sewa, kekurangan dana program pensiun dan kewajiban
kontinjensi.
Nilai Shareholder dari Operasi = Nilai sekarang dari arus kas bebas dari operasi utang
Analisis Nilai Pemegang Saham
Rappaports shareholder value analysis mengasumsikan perubahan yang relatif tenang dalam
beberapa elemen arus kas dari satu tahun ke tahun berikutnya karena elemen-elemen tersebut
terkait dengan tingkat penjualan. Tujuh faktor dalam Rappaports shareholder value analysis
yang dikenal dengan Rappaports value drivers: Tingkat pertumbuhan penjualan, Marjin laba
operasi, Tarif Pajak, Investasi aset tetap, Investasi modal kerja, Periode perencanaan, dan
Tingkat pengembalian yang diharapkan.
a. Menggunakan analisis nilai pemegang saham untuk menilai keseluruhan perusahaan
Nilai perusahaan terdiri dari nilai utang dan jumlah ekuitas dari seluruh struktur modal.
Elemen utang adalah nilai pasar dari utang ditambah nilai pasar saham preferen. Dalam

praktik analisis nilai pemegang saham, nilai buku neraca atas utang sering digunakan
sebagai perkiraan yang wajar untuk nilai pasar.
Nilai Perusahaan = Nilai sekarang dari arus kas operasi dalam periode perencanaan + nilai
sekarang dari arus kas operasi setelah periode perencanaan + nilai
saat ini sekuritas yang diperdagangkan dan investasi non-operasi lain
b. Penilaian strategi dengan menggunakan analisis nilai pemegang saham
Evaluasi kuantitatif dari strategi alternatif dalam hal penciptaan nilai dapat membantu
pilihan strategis. Empat alternatif langkah strategis:
- Kelanjutan dari strategi saat ini
- Likuidasi;
- Penjualan perdagangan (menjual seluruh bisnis ke perusahaan lain atau menjual unit
bisnis, sekaligus mempertahankan saham) atau spin-off (menciptakan dua perusahaan
-

terpisah yang dimiliki oleh pemegang saham yang sama);


Strategi operasi baru. Ekspansi ke produk baru akan membutuhkan investasi yang
besar tetapi akan menghasilkan peningkatan penjualan secara pesat dan margin

operasi yang lebih tinggi.


c. Target, penghargaan dan alignment dari kinerja manjerial
Manajer yang bertanggung jawab atas investasi modal bisa menyetujui target yang sejalan
dengan semua manajer lain dalam hal berfokus pada penjualan. Kegunaan lain dari metode
analisis ini adalah penggerak nilai bisa digunakan untuk melindungi perusahaan dari para
pesaing.
d. Kelemahan analisis nilai pemegang saham
- Persentase tetap mengakibatkan tidak realistisnya penggerak nilai dalam situasi
-

tertentu.
Penyesuaian target bisa disalahgunakan.
Terkait kelengkapan data, banyak sistem akuntansi perusahaan yang belum dibekali
alat untuk menginput data. Instalasi sistem berbasis arus kas yang baru mungkin perlu
banyak biaya.

Anda mungkin juga menyukai