Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK TEKNIS

Dem Generation Menggunakan Data ALOS PALSAR


Bagas Setyadi

A. Pendahuluan
Pada petunjuk teknis ini akan dijelaskan tahap-tahap pembuatan
DEM dengan menggunakan data ALOS PALSAR. Data ALOS PALSAR dapat
diunduh
pada
situs
Alaska
Sattelitte
Facility
dengan
URL:
https://www.asf.alaska.edu.
Untuk pembuatan DEM dengan data SAR dibutuhkan dua data yang
mencakup area yang sama dengan waktu akuisisi yang berbeda (master
dan slave). Untuk InSAR DEM sendiri diusahan menggunakan pasangan
data dengan jarak akuisisi yang berdekatan, karena jika jarak waktu
antara dua data terpaut jauh maka akan menghasilkan interferogram
yang tidak koheren sehingga menghasilkan DEM yang kurang baik.
B. Workflow

1. Focusing
Data ALOS PALSAR L.0 (RAW data) belum bisa diolah dengan
menggunakan module SARScape, karena SARScape hanya bisa
mengolah data dalam bentuk Single Look Complex (SLC). Langkah
untuk melakukan focusing adalah sebagai berikut:

2. Selanjutnya akan muncul jendela ALOS PALSAR Import and Focusing

Pada options Data type dipilih sesuai dengan tipe data yang akan
dilakukan focusing. Untuk proses pembuatan DEM, hanya dibutuhkan
data dalam bentuk Single Polarization (HH/VV), Sehingga pada pilihan
Data type pilih JAXA PALSAR Single Pol. Selanjutnya pada pilihan
Leader file di-input dengan data ALOS PALSAR dengan awalan nama
LED sedangkan Data_1 file di-input dengan file dengan awalan
nama IMG. Lalu masukkan path output hasil focusing pada pilihan
Output file. Setelah semua file telah di-input lalu pilih Start.
3. File hasil focusing sebelum dilakukan Interferogram Generation harus
dilakukan estimasi baseline agar dapat diketahui apakah pasangan
data SAR yang digunakan dapat digunakan untuk pembuatan DEM.
Estimasi baseline dapat dibuka dalam menu: SARScape
Interferometry Interferometric Tools Baseline Estimation.

Pada pilihan Master file di-input data yang akan dijadikan master.
Data ini adalah data yang akan menjadi referensi utama dalam
pembuatan interferogram. Kemudian dilakukan input data pada Slave
file dan output path perhitungan baseline pada pilihan Baseline
file. Setelah itu pilih Start untuk memulai proses estimasi nilai
baseline.

Dalam
pembuatan
DEM
menggunakan
data
SAR
harus
memperhitungkan nilai 2 Ambiguity height. Jika nilai ini sangat besar
(> 100 m) maka DEM yang dihasilkan akan kurang baik. Sehingga
diusahakan menggunakan pasangan data yang memiliki nilai
ambiguitas ketinggian yang rendah.
Grafik Theoritical Height Precision adalah grafik hubungan antara nilai
height ambiguation dan nilai correlation. Grafik ini digunakan untuk
memperhitungkan nilai threshold data pada tahap Phase to Height
and Geocoding.
4. Pada tahap interferogram generation dibutuhkan file DEM sebagai
referensi pada proses co-registrasi. Maka sebelum dilakukan tahap
tersebut maka dilakukan ekstraksi DEM dengan menggunakan
SARSape General Tools Digital Elevation Model Extraction
SRTM-3 Version 4.

Masukan file SLC master hasil focusing pada Reference file list dan
pada pilihan Cartographic System tentukan sistem koordinat yang
akan digunakan. Sistem koordinat ini akan menentukan sistem
koordinat dari InSAR DEM yang dihasilkan. Disarankan menggunakan
sistem koordinat terproyeksi (UTM). Selanjutnya masukkan path hasil
ekstraksi DEM pada Output file. Kemudian pilih Start.
5. Selanjutnya
dilakukan
pembuatan
interferogram
dengan
menggunakan workflow yang telah tersedia dalam module SARScape
dengan membuka menu SARScape Interferometry Phase
Processing Interferometric Workflow 1 Interferogram
Generation.

Kemudian dilakukan input file master, slave pada pilihan Input Master
File dan Input Slave file. DEM hasil ekstraksi pada tahap DEM
Extraction (4) di-input pada pilihan DEM file. Kemudian beri checklist pada Generate DINT, Generate FINT and CC, Generate UPHA, dan
Coregistration with DEM.
Keterangan:
a. DINT: Flattened Interferogram
b. FINT: Filtered Interferogram
c. CC: Coherence
d. UPHA: Unwrapped Phase

Pada nilai Unwrapping Coherence Threshold dapat dibiarkan saja


pada nilai default (0.2) atau dapat diubah dengan mempertimbangkan
Grafik Theoritical Height Precision (Tahap 3).
Selanjutnya terdapat pilihan metode Unwrapping Phase (Default:
Minimum Cost Flow) dan untuk melakukan kalkulasi nilai Azimuth
Looks dan Range Looks, dapat dilakukan dengan menggunakan
tombol Looks.
Pada langkah terakhir masukkan output path dari file hasil workflow ini
pada Output root name, selanjutnya pilih Start.
6. Jika tahap Interferometry Multi Step telah selesai kemudian dilakukan
tahap Refinement and Re-flattening. Tahap ini adalah tahap yang
sangat kruisial untuk mengoreksi transformasi dari Unwrapping phase.
Pada tahap ini dilakukan pengkoreksian orbit satelit dan
pengkalkulasian phase offset. Sebelum melakukan tahap ini dilakukan
pembuatan Ground Control Point (GCP).
Untuk membuat GCP dapat dilakukan dengan membuat titik vektor
pada area citra yang koheren. Langkah untuk membuat titik vektor
adalah sebagai berikut
a. Membuka file hasil proses Interferogram Multi Step (FINT dan CC)
pada File Open Image File. Muat image FINT (_fint) pada
display 1 dan CC (_cc) pada display 2. Kemudian link display 2 ke
display 1.

Klik kanan pada display 1, pada menu yang muncul pilih Link
Display lalu pilih OK

b. Selanjutnya buat Vector Layer pada display 1, seperti pada


snapshoot di bawah ini:

c. Pada jendela New Vector Layer beri nama layer dan output filenya

d. Kemudian pilih menu Mode lalu aktifkan fungsi Add New


Vectors dan Point.

e. Kemudian pilih Zoom pada Window option.

f. Kemudian pilih GCP Point pada zoom display 1 denagn


memperhatikan area memiliki koherensi yang tinggi (pixel yang
cerah) pada zoom display 2. Usahakan membuat titi GCP lebih dari
7 dan pembuatan diusahakan juga menyebar di seluruh area citra
agar diperoleh hasil refinement and reflattening yang baik. Setelah
pembuatan GCP selesai lalu klik kanan zoom display 1 lalu pilih
Accept as Multi Point.

Kemudian keluar dari jendela Vector Parameter, kemudian akan


muncul notifikasi seperti pada gambar dibawah ini, kemudian pilih
Yes.

g. Setelah itu dilakukan pembuatan GCP dengan mengakses jendela


GCP pada SARScape General Tools Generate Ground
Control Point File.

Masukan data input file berupa file hasil filtering interferogram


(_fint) kemudian data DEM (_dem) dan output file GCP.
Pada pilihan GCP Vector file masukkan data vektor (*.efv) yang
telah disimpan pada tahap 6f. Kemudian akan muncul notifikasi
sebagai berikut:

Pilih Yes untuk kedua notifikasi diatas.


Setelah itu pilih Start untuk memulai proses pembuatan GCP.
7. Setelah GCP selesai dibuat maka dilakukan tahap Refinement and
Reflattening dengan diawali membuka menu SARScape
Interferometry Phase Processing Interferometric
Workflow 2 - Refinement and Reflattening. Kemuadian akan
muncul jendela Refinement and Reflattening.

Masukkan pada bagian Root Name dengan path dan file name yang
sama dengan Output Root Name pada tahap 5.
Kemudian pada bagian Refinement GCP File dimasukkan file hasil
pembuatan GCP (*.xml) yang dihasilkan pada tahap 6g.
Kemudian masukkan DEM Reference pada bagian DEM File
kemudian pilih Start untuk memulai proses Refinement and
Reflattening.
8. Pada tahap terakhir, dilakukan transformasi dari fasa ke ketinggian.
Tahap ini pada module SARScape dapat diakses pada menu
SARScape Interferometry Phase Processing 3A Phase
to Height Conversion and Geocoding.

Masukkan pada bagian Root Name dengan path dan Root file name
kemudian pada bagian Cartographic System dilakukan input sistem
kartografik dari citra DEM yang nanti akan dihasilkan.

Kemudian pada bagian GRID SIZE dapat diisi dengan nilai resolusi
horizontal (x) dan verikal (y). Jika ukuran resolusi pixel phase
unwrapping kurang dari resolusi yang dimasukkan pada bagian GRID
SIZE maka akan dilakukan interpolasi.
Kemudian pada bagian Product coherence threshold dapat
dimasukkan nilai batas koherensi. Dimana semakin besar nilai
koherensi ini maka semakin akurat DEM yang dihasilkan (lihat grafik
baseline), namun akan mengurangi jumlah pixel yang akan diperoses
pada tahap Phase to Height ini.
Relax interpolation dipilih untuk menginterpolasi DEM hole (titik-titik
tanpa nilai pada citra DEM). Setelah itu pilih Start untuk memulai
proses Phase to Height and Geocoding.
9. Jika tahapan proses benar dan kedua data SAR yang digunakan
koheren maka citra DEM akan dihasilkan.

Untuk meng-export citra DEM tersebut dalam format Elevation Grid


Format, citra DEM disimpan dalam format ASCII dengan cara
membuka menu File Save File As ASCII. Maka akan muncul
jendela berikut:

Pilih DEM yang akan di-export lalu pilih OK. Kemudian akan muncul
jendela dibawah ini:

Pilih ESRI ASCIIGRID pada pilihan Output Style dan pada bagian
Enter Output Filename dimasukkan path untuk file hasil exporting.
Setelah itu pilih OK.
10.
Kemudian buka program GlobalMapper kemudian pilih
menu File Open Data File(s). Kemudian pada bagian File type
pilih All Files (*.*) kemudian pilih file yang tadi telah di-export.

Maka file DEM hasil pengolahan SARScape dapat di-load dalam


program GlobalMapper dan dapat diubah kedalam format lain.

Anda mungkin juga menyukai