Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

Disusun oleh:
Bagus Erik Prabowo

08151006

Sari Febrianty Simarmata

09151039

Wiby Alex Ando S

08151043

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan
2016

Laporan kuis 2 praktikum SIP 2016


Untuk memecahkan permasalahan pada saat musim hujan sudah tiba. Daerah di sekitar
aliran sungai menjadi fokus pemerintah. Daerah ini berpotensi tergenang banjir pada saat
terjadi hujan. Kita diminta untuk mengevaluasi sebuah penggunaan lahan eksisting
permukiman di suatu wilayah. Evaluasi tersebut berupa perhitungan luas lahan
permukiman yang berpotensi terdampak banjir. Berikut merupakan data yang Anda miliki :
a. Data peta penggunaan lahan eksisiting
b. Data peta jaringan sungai (besar dan kecil)
c. Data peta zona luapan sungai
d. Data peta ketinggian (topografi)
e. Data peta sub daerah aliran sungai (Sub DAS)
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada tahun-tahun sebelumnya didapati wilayah yang
masuk dalam rawan luapan sungai berpotensi banjir. Selain itu ketinggian banjir rata-rata
berkisar antara 1-2 meter tergantung pada wilayah sub DAS. Wilayah sub DAS I-III berturutturut memiliki rata-rata ketinggian banjir sebesar 1, 1.5, dan 2 meter.
Dari hasil analisis Anda, berapa luas permukiman (dalam m2) yang terdampak banjir pada
setiap desa/kelurahan di wilayah tersebut? Apa rekomendasi yang dapat Anda berikan
terkait hasil analisis Anda? Jelaskan setiap langkah-langkah analisis yang Anda lakukan!
Untuk memcahkan permasalahan ini, langkah pertama kita harus mengetahui wilayah permukiman
rawan banjir, dengan mengetahui dulu luas permukiman dengan tools select dengan cara sebagai
berikut:
1. pilih arc toolbox
2. pilih extract select

3. pada input masukan landuse


4. Buat shp baru dengan nama LU_Permukiman
5. Pada SQL masukan landuse = permukiman ( untuk mendapatkan Permukiman klik Get Uniqe
Value) lalu verify klik ok

Maka didapatkan data permukiman sebagai berikut:

Setelah mendapatkan luas perkim kita intersect dengan luapan sungai, dengan cara sebagai
berikut:
1. Pilih arc toolbox
2. Pilih overlay intersect

3. Pada input masukan LU_perkim yang tadi telah didapatkan lalu tambah lagi dengan
zonaluapan sungai
4. Pada join atribut pilih NO_FID
5. Lalu OK

Maka didapatkan luas permukiman rawan banjir sebagai berikut:

Dengan membuka open atribut maka didapatkan data sebagai berikut:

Setelah itu gunakan tools identity untuk mendapatkan data tinggi permukiman yang rawan
banjir dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih arc toolbox
2. Pilih overlay identity

3.
4.
5.
6.

Pada input masukan data Perkim_rawan_banjir


Pada output masukan topografi
Pada join atribut pilih NO_FID
Klik OK

Maka didapatkan data ketinggian perkim rawan banjir sebagai berikut:

Buat data table baru dengan memasukan data tinggi banjir dengan menggunakan cara
sebagai berikut:
1. Klik add field
2. Buat table dengan nama tinggi_banjir

3. Blok pada sub DAS I


4. Pada tinggi_banjir klik kanan pilih field calcutor

5. Masukan angka 1 untuk sub DAS I

6. Untuk sub DAS II masukan 1.5 (sesuai soal) dengan cara yg sama

7. Untuk sub DAS III masukan 2 (sesuai soal) dengan cara yg sama

Maka didapatkan data sebagai berikut:

Setelah didapatkan data tinggi banjir untuk mengetahui daerah rawan banjir dan tidak banjir
maka digunakan tools select. Tools select ini digunakan untuk men select daerah perumahan
yang ketinggiannya <= 1 meter. Dengan logika seperti itu maka daerah perumahan yang
ketinggiannya kurang dari 1 meter maka termasuk daerah rawan banjir. Digunakan dengan
cara sebagai berikut:
1. pilih arc toolbox
2. pilih extract select

3.
4.
5.
6.

pada input masukantinggi_rawan_perkimDAS


buat shp baru dengan nama
pada SQL masukaan Topografi<=tinggi_banjir lalu verify
klik OK

Maka didapatkan data sebagai berikut

Untuk mencari daerah rawan banjir per daerah digunakan tools intersect dengan langkah
sebagai berikut:

1. Pilih arc toolbox


2. Pilih overlay intersect

3.
4.
5.
6.

Pada input masukan tinggi_banjir_select


Input lagi batas kelurahan
Pada output buat shp baru dengan nama kelurarahan_rawanbanjir
Klik OK

Maka didapatkan data sebagai berikut:

Karena belum diketahui luas daerah per meter2 nya, masukan table luas m2 dengan cara
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Klik add field


Masukan nama table dengan Luas M2
Type diganti double
Klik OK

5. Pada Table luas m2 blok semua lalu


6. Klik Calculate Geometry

Untuk mengklasifikasikan data daerah rawan banjir digunakan tools dissolve dan masukan
(rawan_banjir, landuse, topografi)

1. Klik arc toolbox


2. Pilih generalization Dissolve

3.
4.
5.
6.

Pada input masukan kelurahan_rawanbanjir


Pada output masukan dan buat shp daerah_rawanbanjir
Pada dissolve pilih landuse, rawan_banjir,topografi
Klik OK

Maka didapatkan klasifikasi daerah rawan banjir per wilayah sebagai berikut:
dapat diketahui luas total permukiman rawan banjir itu seluas 3959947.569 m2
dengan total luas permukiman tersebut dapat diberikan rekomendasi pelebaran dan
pengerukan sub DAS agar daya resapan air semakin besar dan air dapat mengalir sehingga
pada saat musim hujan diharapkan air sungai tidak meluap ke permukiman, selain itu dapat
juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk selalu merawat got got
(draenase) yang mengalir ke sub DAS.

Maka didapatkan klasifikasi daerah rawan banjir per wilayah sebagai berikut:
dapat diketahui luas total permukiman rawan banjir itu seluas 3959947.569 m2
dengan total luas permukiman tersebut dapat diberikan rekomendasi pelebaran dan
pengerukan sub DAS agar daya resapan air semakin besar dan air dapat mengalir sehingga
pada saat musim hujan diharapkan air sungai tidak meluap ke permukiman, selain itu dapat
juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk selalu merawat got got
(draenase) yang mengalir ke sub DAS.

Anda mungkin juga menyukai