Anda di halaman 1dari 11

Home

About Me
Artikel
Puisi
Download
Blog

army's Collection
[if !mso]>

RERANGKA KONSEPTUAL
1.

Pengertian Rerangka Konseptual


Rerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur
(Belkaouli, 1993). Hal ini disebabkan struktur rerangka konseptual sama dengan
struktur teori akuntansi yang di dasarkan pada proses penalaran logis (logical
normative). Atas dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut
rerangka konseptual tertentu untuk menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila
ada fakta atau fenomena baru.
FASB (1978) mendefinisikan rerangka konseptual sebagai suatu format yang
saling berkait sebagai berikut : .suatu format yang koheren tentang tujuan
(objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat
menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis,
fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan.
Ada beberapa pihak yang memandang rerangka konseptual sebagai
konsistensi (Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses
penentuan standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi
badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses
penentuan standar. Hal ini di lakukan dengan cara mempersempit permasalahan
sehingga dapat di tentukan apakah standar tertentu sesuai dengan rerangka
konseptual.
2. Perumusan Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan
landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif dari
informasi, elemen laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses
perumusan rerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang
dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A Statement of Basic
Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA, Basic Concept and
Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises
(APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement
(Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement of Accounting

Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA, dan Statement
of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980,
1984, dan 1985 oleh FASB.
Selanjutnya hanya ditekankan pada rerangka konseptual FASB. Adanya
kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Memorandum berjudul Conceptual Rerangka for Financial Accounting and
Reporting : Elements of Financial Statements and Their Measurement pada
tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985
dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan diberi nama Statement
of Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai berikut :
a). SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business
Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan keuangan.
b). SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun
1980. Isi : kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam pelaporan
keuangan.
c). SFAC No. 3 : Elemennts of Financial Statements of Business
Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang akan dicapai dalam pelaporan
keuangan organisasi nir laba.
d). SFAC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness
Organizations tahun 1980. Isi : kriteria pengakuan dan atribut pengukuran
elemen laporan keuangan.
e). SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of
Business Enterprises tahun 1984. Isi : Definisi dan karakteristik elemen
laporan keuangan.
f). SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A Replacement of FASB
Concepts Statement No. 3 tahun 1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan
berlaku juga bagi organisasi nir laba.

Penjelasan gambar diatas sebagai berikut :


A. Level satu dan dua dijabarkan sebagai berikut :
1. SFAC No. 1 (Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan).
Pada level pertama rerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan
keuangan dan menjelaskan dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang
memiliki cakupan yang berbeda dengan laporan keuangan (financial statement).

SFAC No. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan (financial reporting)


tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement) tetapi juga
media pelaporan lainnya.
2) SFAC No. 2 (Level Kedua : Karakteristik Kualitatif dan Elemen Laporan
Keuangan).
(a). Karakteristik Kualitatif Dari Informasi
FSAB dalam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif
dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam memilih : alternatif metoda
akuntansi dan pelaporan keuangan dan persyaratan pengungkapan (disclosure).
(1) Relevan
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat,
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan
keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu
informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan
keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah
atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari
tindakan yang diambil.
(2) Keandalan (reability)
Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian
informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran informasi yang
dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan
suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang
digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (representational
faithfulness).
(3) Daya banding dan konsistensi
Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informansi tersebut dapat saling
diperbandingkan baik antar perioda maupun antar perusahaan. Disampingitu,
informasi dikatakan bermanfaat kalau ada konsistensi dalam proses
penyajiannya.
(4) Pertimbangan cost-benefit
Pertimbangan cost-benefit dipandang sebagai kendala yang dihadapi dalam
penyajian informasi keuangan. Informasi akuntansi keuangan akan
diupayakan untuk disajikan dalam laporan keuangan, selama manfaat yang
diperoleh dari penyajian informasi tersebut melebihi biaya yang diperlukan
untuk menghasilkannya. Oleh karena itu, sebelum menyajikan informasi,
manfaat yang akan diperoleh dari informasi tersebut harus dibandingkan
dengan biaya yang akan timbul.
(5) Materialitas
Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam konsep ini

adalah apakah penyajian informasi tertentu akan mempengaruhi secara


signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang timbul dalam
menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak adanya aturan
terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap
materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya
diserahkan pada pertimbangan profesional.
3). SFAC No. 5 (Level Kedua : Pengakuan dan Pengukuran).
SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statement
by Business Enterprises , dimaksudkan untuk mengatasi masalah masalah
yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. Dalam kaitannya dengan
pengakuan, SFAC No. 5, menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pada
umumnya konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan
radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan
yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.
Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengikuti
elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut :
(a). Definisi : pos akan diakuai apabila memenuhi definisi elemen laporan
keuangan.
(b). Keterukuran : pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan
cukup andal.
(c). Relevan : informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam
pengambilan keputusan.
(d). Keandalan : informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar,
dapat diuji kebenarannya dengan netral.
Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB
melalui discussion memorandum, mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan utang, yaitu :
(a). Kos historis ( Historical cost ), yaitu jumlah kas atau setaranya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai siap untuk digunakan.
(b). Cost pengganti terkini ( Current replacement ), yaitu jumalh kas atau
setaranya yang harus dibayar jika aset yang sejenis/sama diperoleh pada
saat sekarang.
(c). Nilai pasar terkini ( Current market value ), yaitu jumlah kas atau setaranya
yang diperoleh dengan menjual aset kegiatan penjualan normal.
(d). Nilai bersih yang dapat direalisasi ( Net realisable value ), yaitu jumlah kas
atau setaranya (tanpa pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan
akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan
penjualan).

(e). Nilai sekarang aliran kas mendatang ( Present value of future cast flow ),
yaitu nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh
seandainya aset dijual pada masa yang akan datang.
4). SFAC No. 6 (Level Kedua : Elemen Laporan Keuangan ).
SFAC No. 6, Elements of Financial Statement of Business
Enterprises , dijelaskan bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu :
a. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
b. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas
untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama
dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto
suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan
tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan
hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
e. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset
neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau
penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas
(aset neto) suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau
peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau
penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu
perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan
jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama
perusahaan secara terus menerus.
h. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas,
atau penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu
perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa
atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama
perusahaan secara terus menerus.
i. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi
insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar
transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.

j. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi


insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar
transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.
B. Level Ketiga : Postulate, Prinsip dan Keterbatasan
1. Postulat akuntansi (asumsi/konsep dasar)
Postulat akutansi adalah pernyataan atau aksioma yang kebenarannya
terbukti dengan sendirinya, serta menggambarkan lingkungan ekonomi, politik,
sosioligi dan hokum tempat akuntansi dipraktikan.
a. Kesatuan usaha (The Economic Entity)
Akuntansi memandang badan usah sebagai unit usaha yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri dan terpisah dari pemilik yang menanamkan
modal kedalam badan usaha tersebut. Atas dasar asumsi ini, akuntansi hanya
dapat dipraktikkan apabila ada pemisahan yang jelas antara pemilik entitas
dengan perusahaan (diwakili manajer).
b. Kontinuitas usaha (Going Concern)
Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang pasti bahwa perusahaan akan
dibubarkan, maka kegiatan perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai
waktu yang tidak terbatas.
c. Penggunaan unit moneter (Monetary Unit)
Semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan dalam bentuk unit moneter pada
saat terjadinya transaksi. Daya beli unit moneter dianggap stabil dan perubahan
daya beli uang yang terjadi tidak mempengaruhi laporan keuangan.
Implementasi dari asumsi ini adalah laporan keuangan utama hanya menyajikan
informasi yang dapat dinyatakan dalam unit moneter. Sementara informasi yang
tidak dapat dikuantifikasi disajikan dalam catatan atas laporan keuangan atau
media pelaporan lainnya.
d. Perioda Pelaporan (The Accounting Period Postulate)
Kegiatan perusahaan dianggap berjalan terus dari perioda ke perioda, sehingga
hasil sebenarnya dari kegiatan perusahaan hanya dapat diketahui bila
perusahaan dihentikan (dilikuidasi). Namun demikian, pihak tertentu seperti
manajemen atau pemakai lainnya memerlukan informasi yang tepat waktu
untuk mengendalikan jalannya perusahaan dan pengambilan keputusan.
2. Prinsip Akuntansi (Accounting Principles)
Prinsip akuntansi diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan
universal yang dijadikan sebagai obyek pengetahuan akuntansi dalam konteks
teoritis dan menjadi landasan pengembangan teknik akuntansi.
a. Harga Pertukaran (The Historical Cost Principle)
Menurut prinsip kos, dasar penilaian yang paling tepat adalah acquisition cost
(historical cost). Artinya, semua transaksi yang berkaitan dengan aset, utang,

modal, pendapatan, dan biaya dicatat menurut harga pertukaran (exchange


price) pada tanggal terjadinya transaksi. Harga pertukaran merupakan harga
yang disepakati antara penjual dan pembeli dalam suatu transaksi yang bebas.
b. Prinsip Pendapatan (The Revenue Principles)
Prinsip pendapatan mengatur tentang, jenis komponen pendapatan, pengukuran
pendapatan, dan pengakuan pendapatan. Elemen yang akan dimasukkan sebagai
komponen pendapatan sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan
dalam menginterprestasikan pendapatan.
c. Prinsip Penanding (The Matching Principle)
Agar dapat ditentukan besar laba/rugi, biaya (expenses) harus ditandingkan
dengan pendapatan pada perioda yang sama. Ada tiga dasar penandingan yang
dapat digunakan yaitu : hubungan sebab akibat, alokasi sistematis dan rasional,
pembebanan segera.
d. Prinsip Pengungkapan Penuh (The Full Diclosure Principles)
Laporan keuangan harus mampu menggambarkan secara akurat kejadiankejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan selama perioda tertentu dan
melaporkan informasi yang cukup sehingga laporan tersebut bermanfaat
bagiinvestor dan tidak menyesatkan.
3. Kendala (Constraint)
Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi dihadapkan pada
dua kendala utama yaitu hubungan biaya-manfaat dan materialitas. Dua kendala
lainnya yang berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan
konservatisme.
a. Cost-Benefit Relationship. Penyajian informasi pasti memerlukan biaya
tertentu. Biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan dan pengolahan data,
biaya auditing, biaya pengungkapan, serta biaya untuk analisis/interprestasi.
b. The Materiality Principle. Akuntansi hanya melaporkan/berkepentingan
dengan informasi keuangan yang dianggap material dalam hubungannya
dengan pengambilan keputusan. Materialitas suatu transaksi sangat sulit
ditentukan ukurannya. Oleh karena itu, materialitas suatu transaksi
tergantung pada judgement penyusunan laporan keuangan.
c. Industri Practice. Masalah lain yang perlu dipertimbangkan dalam
penyajian laporan keuangan adalah adanya praktik industri tertentu yang
sering kali menyimpang dari teori dasar akuntansi. Misalnya, bank serng kali
melaporkan investasi sekuritas berdasarkan nilai pasarnya karena sekuritas
tersebut memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi.
d. The Conservatism Principle. Apabila perusahaan memilih satu diantara dua
teknik akuntansi yang ada, makaharus dipilih alternatif yang kurang
menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Teknik yang dipilih adalah

yang menghasilkan nilai aset dan pendapatan rendah, atau yang


menghasilkan nilai utang dan biaya yang paling tinggi.
3.

RERANGKA KONSEPTUAL USA vs INDONESIA


IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi rerangka konseptual yang
disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebijakan tersebut disetujui oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal
24 Agustus 1994 dan disahkan oleh Pengurus Pusat IAI pada tanggal 7 September
1994. IAI menamakan rerangka konseptual Indonesia dengan istilah Rerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Secara ringkas penjelasan
sebagai berikut :
a. Tujuan Dan Ruang Lingkup
Tujuan rerangka konseptual tersebut pada intinya sejalan dengan tujuan
rerangka konseptual milik FASB. Tujuan rerangka konseptual (konsep dasar)
adalah untuk membantu berbagai pihak dalam mencapai tujuan berkaitan dengan
masalah akuntansi yang muncul. Rerangka konseptual dapat digunakan sebagi
acuan berbagai pihak yaitu :
1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;
2. Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah-masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
b. Tujuan Dan Pemakaian Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Pemakai laporan keuangan menurut IAI adalah : (1). investor. Informasi
dibutuhkan untuk menentukan akan membeli, menahan, atau menjual investasi
(informasi terpenting berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen);(2) kreditor. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk memutuskan
pemberian pinjaman dan bunga; (3) pemasok. Informasi akuntansi dibutuhkan
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya pada saat
jatuh tempo; (4) karyawan. Informasi akuntansi dibutuhkan berkaitan dengan
stabilitas, profitabilitas, kemampuan memberi pensiun, dan kesempatan kerja;
pelanggan. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk mengetahui kelangsungan hidup
perusahaan terutama jika ada perjanjian jangka panjang dengan perusahaan;

pemerintah. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk mengatur aktivitas perusahaan,


menetapkan kebijakan pajak, menyusun statistik pendapatan nasional, dll; serta
masyarakat. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan.
c. Asumsi Dasar
1. Dasar akrual. Atas dasar asumsi ini, pengaruh pristiwa atau transaksi diukur dan
diakui/dicatat dalam laporan keuangan pada saat terjadinya, bukan pada saat
diterima atau dikeluarkannya kas.
2. Kelangsungan hidup. Atas dasar asumsi ini perusahaan akan hidup terus dan
akan melanjutkan usahanya di masa mendatang atau dengan kata lain,
perusahaan dianggap tidak bermaksud melikuidasi usahanya dan memperkecil
atau mengurangi secara material skala usahanya.
d. Karakteristik Kualitatif Dan Kendala Informasi
Karakteristik kualitatif IAI sama dengan FASB yaitu : dapat dipahami
(understandability), relevan, kandalan (reliability), dan daya banding
(comparability). Masing-masing elemen kualitas tersebut juga sangat tergantung
pada kualitas lainnya seperti yang diungkapkan oleh FASB. Misalnya, relevan
dipengaruhi oleh kualitas predictive value, feedback value, dan timeliness.
IAI juga mengakui adanya kendala dalam penyajian informasi yang
memenuhi kualitas informasi di atas. Kendala tersebut meliputi ketepatan waktu
penyajian, keseimbangan antara biaya dan manfaat, dan keseimbangan antara biaya
dan manfaat, dan keseimbangan diantara karakteristik kualitatif.
e. Elemen Laporan Keuangan
Jika FASB ada sepuluh elemen, IAI hanya mengakui 5 elemen laporan
keuangan, yaitu :
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan (p 49a);
2. Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiaannya diharapkan mengakibatkan aliran kas
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (p
49d);
3. Ekuitas adalah hak residu atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban (p 49c);
4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selam satu perioda
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal (p 70a); dan

5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda


akuntansi dalam bentuk aliran keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal (p 70b).
f. Pengakuan Dan Pengukuran
Pengakuan artinya pos-pos terdefinisi (dengan kata-kata) dan jumlah rupiah
tertentu dicantumkan dalam neraca atau laporan rugi laba. Kriteria pengakuan yang
dikemukakan oleh IAI lebih sederhana dibandingkan FASB. Menurut IAI, pos
yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan harus diakui apabila (p 83) : ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan dan pos tersebut mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk mengakui dan
memasukkan setiap elemen laporan keuangan ke dalam neraca atau laporan rugi
laba. Dasar pengukuran tersebut adalah (p 100):
1. Kos historis (historical cost). Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang
diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban
(obligation) atau ke dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan),
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
2. Biaya terkini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas)
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation)
sekarang;
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/statement value). Aset dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset
dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian : yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal; dan
4. Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar aliran kas masuk bersih
di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban
dinyatakan sebesar aliran kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan
ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Kesimpulan
Rerangka konseptual merupakan suatu format yang koheren tentang tujuan dan
konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standarstandar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Indonesia melalui IAI
mengambil kebijakan untuk mengadopsi rerangka konseptual yang disusun oleh
IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Tujuan rerangka
konseptual akuntansi di Indonesia pada intinya sejalan dengan tujuan rerangka
konseptual milik US, yaitu untuk membantu berbagai pihak dalam mencapai tujuan
berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul.
Make a Free Website with Yola.

Anda mungkin juga menyukai