Disusun :
Kelompok
:F
Program Studi
: Fisika
Anggota
Wilhelm Rontgen pada tahun 1895 menemukan bahwa sinar katoda (elektron) yang
menumbuk suatu target metal dapat memancarkan suatu sinar yang hanya dapat terdeteksi oleh
film. Sinar ini dinamakan sinar X oleh Rontgen, berikut adalah apparatus yang digunakan oleh
Rontgen. Elektron dihasilkan dari proses emisi termionik pada filamen panas, elektron ini
kemudian di akselerasi oleh beda potensial tinggi sehingga menumbuk target katoda dan
menghasilkan X-ray.
Gambar 1. Skema X-ray tube, dimana X-ray dihasilkan oleh proses bremsstrahlung
Pada efek fotolistrik, sebuah foton memberikan seluruh energinya pada elektron,
sehingga elektron dapat lepas dari material tempat elektron tersebut terikat. Sebaliknya pada
produksi sinar X, sebuah elektron memberikan sebagian atau seluruh energi kinetiknya menjadi
foton karena akselerasi yang dialami oleh elektron, proses inilah yang dinamakan
bremsstrahlung.
Gambar 2. Proses bremsstrahlung pada elektron
Bremsstrahlung berasal dari bahasa German yaitu bremsem yang berarti mengerem,
dan strahlung yang berarti radiasi. Bremsstrahlung ini terjadi karena adanya partikel
bermuatan yang terdefleksi oleh partikel bermuatan lainnya, seperti elektron yang terdefleksi
oleh inti atom. Perlu diketahui bahwa elektron dianggap hanya berinteraksi dengan inti atom, ini
karena muatan jenis inti jauh lebih besar daripada awan elektron disekitarnya, sehingga efeknya
terhadap elektron yang masuk lebih kuat. Semakin dekat elektron pada inti atom, maka akan
semakin besar juga energi foton yang dihasilkan karena akselerasi yang dialami elektron juga
akan semakin kuat.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi akhir elektron akan sama dengan energi
awalnya dikurang energi foton yang dilepaskan.
Persamaan diatas sering disebut sebagai aturan Duane-Hunt, nilai min hanya
bergantung pada beda potensial apparatus, tidak bergantung material yang digunakan. Intensitas
foton bergantung pada berat relatif atom material yang digunakan, karena semakin besar muatan
yang ada pada inti, maka akan semakin luas pula wilayah medan listriknya, sehingga material
tersebut lebih efektif dalam mengakselerasi elektron.
Grafik diatas juga menunjukan pada beberapa nilai , intensitas relatifnya tinggi, ini
disebabkan oleh proses yang disebut Characteristic X-ray Production. Pada proses ini, elektron
dengan energi tinggi bertumbukan dengan elektron pada atom dengan tingkat energi yang rendah
sehingga elektron keluar pada orbitnya. Orbital yang kosong ini kemudian diisi oleh elektron
dengan tingkat energi lebih tinggi yang terlebih dahulu melepaskan X-ray untuk mengurangi
energinya.